10 research outputs found

    Bentuk Dukungan Sosial Masyarakat Pada Pendidikan Tinggi Bagi Anak Perempuan di Desa Sei Limbat, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat

    Get PDF
    Education is needed for all people including women. However, the reality is that there are still many girls who are hindered from continuing their higher education because of traditional thoughts, such as choosing to get married or work after graduating from high school. This research was conducted in Desa Sei Limbat, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat using eight informants consisting of one key informant, four main informants and three additional informants. Data collection techniques using qualitative methods with interviews, observation and documentation. So that in the end it can be concluded from the results of this study. The results of the study show that the form of social support needed by girls tends to be emotional support that comes from the family. Furthermore, instrumental support, appreciation, informative, and social networks go hand in hand after providing emotional support. With the existence of social support from the community, of course there are supporting factors that are more directed at the feeling of empathy given to girls' education. While the inhibiting factors are attitudes that are contrary to norms and humanity. Keywords: Social support, higher education, supporting and inhibiting factors, sources of social suppor

    Tingkat Asfiksia Neonatorum Berdasarkan Lamanya Ketuban Pecah Dini pada Persalinan Aterm

    Get PDF
    Angka kematian neonatus merupakan salah satu indikator untuk menilai kesehatan di masyarakat. Berdasarkan WHO, penyebab utama kematian neonatus diantaranya adalah prematuritas, asfiksia neonatorum dan sepsis neonatorum. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum salah satunya KPD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah lamanya KPD pada persalinan aterm berhubungan terhadap tingkat asfiksia bayi baru lahir. Penelitian ini bersifat observasional analitik menggunakan data sekunder dengan pendekatan retrospektif, rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data diambil selama 18 bulan yaitu periode 1 Januari 2016 hingga 30 Juni 2017. Populasi pada penelitian ini adalah 1594 ibu yang melahirkan dan 1619 bayi yang dilahirkan. Data ibu bersalin dengan riwayat KPD terdapat sebanyak 168 dan 80 ibu dan bayinya yang memenuhi kriteria. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lamanya KPD dengan tingkat asfiksia nonatorum, dengan nilai signifikansi p = 0,029 (p < 0,050) dan nilai koefisien korelasi (C) - 0,244 yang termasuk koefisien korelasi rendah hubungan terbalik. Interpretasi hubungan terbalik menunjukkan bahwa semakin meningkat lama KPD maka nilai APGAR semakin menurun atau tingkat asfiksia semakin berat

    TINGKAT ASFIKSIA NEONATORUM BERDASARKAN LAMANYA KETUBAN PECAH DINI PADA PERSALINAN ATERM

    Get PDF
    Angka kematian neonatus merupakan salah satu indikator untuk menilai kesehatan di masyarakat. Berdasarkan WHO, penyebab utama kematian neonatus diantaranya adalah prematuritas, asfiksia neonatorum dan sepsis neonatorum. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum salah satunya KPD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah lamanya KPD pada persalinan aterm berhubungan terhadap tingkat asfiksia bayi baru lahir. Penelitian ini bersifat observasional analitik menggunakan data sekunder dengan pendekatan retrospektif, rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data diambil selama 18 bulan yaitu periode 1 Januari 2016 hingga 30 Juni 2017. Populasi pada penelitian ini adalah 1594 ibu yang melahirkan dan 1619 bayi yang dilahirkan. Data ibu bersalin dengan riwayat KPD terdapat sebanyak 168 dan 80 ibu dan bayinya yang memenuhi kriteria. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lamanya KPD dengan tingkat asfiksia nonatorum, dengan nilai signifikansi p = 0,029 (p < 0,050) dan nilai koefisien korelasi (C) - 0,244 yang termasuk koefisien korelasi rendah hubungan terbalik. Interpretasi hubungan terbalik menunjukkan bahwa semakin meningkat lama KPD maka nilai APGAR semakin menurun atau tingkat asfiksia semakin berat

    Penilaian Sistem Penyimpanan Obat pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Swasta di Bantul

    Get PDF
    Penyimpanan obat merupakan salah satu cara pemeliharaan perbekalan farmasi sehingga aman dari gangguan fisik dan pencurian yang dapat merusak kualitas mutu suatu obat. Adanya evaluasi penyimpanan obat dalam Gudang farmasi digunakan untuk menjamin mutu suatu barang obat yang akan disimpan dalam jangka waktu lama. Penelitian ini terdapat indikator evaluasi di antaranya pengaturan ruangan gudang, sistem penyimpanan obat dan pencatatan kartu stok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sesuai atau tidak sesuainya sistem penyimpanan obat dalam gudang farmasi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan metode observasional yang bersifat deskriptif dan evaluasi. Pengambilan data dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan serta mengisi daftar tilik yang sudah disediakan. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengaturan ruangan gudang farmasi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul memperoleh persentase sebesar 76% yang dikategorikan dalam kriteria baik. Hasil evaluasi sistem penyimpanan obat dalam Gudang farmasi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul memperoleh persentase sebesar 92% yang dikategorikan ke dalam kriteria sangat baik. Hasil penelitian evaluasi pencatatan kartu stok memperoleh persentase sebesar 80% yang dikategorikan dalam kriteria baik. Rata-rata persentase dari ketiga indikator tersebut yaitu sebesar 82,6%, maka hasil termasuk ke dalam kategori sangat baik

    Pengaruh Penambahan Santan pada Susu Kambing Etawa (Capra Aegagrus Hircus) terhadap Kadar Protein Susu

    Get PDF
    Santan termasuk bahan makanan yang mengandung banyak air dan lemak. Santan digunakan masyarakat sebagai bahan tambahan pada susu kambing etawa yang dapat berperan dalam menurunkan kadar protein. Oleh karena itu pemberian santan pada komposisi santan kambing etawa perlu dicermati dengan menentukan kadar protein pada santan kambing etawa (capra aegagrus hircus) yang dicampur dengan santan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan dua kelompok utama yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sebagai kelompok kontrol (K) yang menggunakan susu kambing etawa murni, dan kelompok perlakuan menggunakan susu kambing etawa dengan penambahan santan dengan variasi perbandingan 1: 1 (v / v) (Q1), 1: 2 (v / v). (Q2), 1: 3 (v / v) (Q3), 1: 4 (v / v) (Q4), 1: 5 (v / v) (Q5) dengan 4 kali replikasi masing-masing. Selanjutnya dilakukan pengamatan kadar protein menggunakan metode gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan kadar protein tiap groud diperoleh K = 2,00% ± 0,13%, Q1 = 1,30% ± 0,13%, Q2 = 1,28% ± 0,13%, Q3 = 1 , 25% ± 0,17%, Q4 = 1,19% ± 0,13%, dan Q5 = 1,14% ± 25%. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan One Way Annova didapatkan nilai P = 0,000 yang berarti ada perbedaan yang signifikan kadar protein masing-masing kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan santan pada kandungan protein susu akan menurunkan kadar protein santan

    Hubungan antara lamanya ketuban pecah dini pada persalinan aterm dengan tingkat asfiksia neonatorum

    Get PDF
    Angka kematian neonatus merupakan salah satu indikator untuk menilai kesehatan di masyarakat. Berdasarkan WHO, penyebab utama kematian neonatus diantaranya adalah prematuritas, asfiksia neonatorum dan sepsis neonatorum. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum salah satunya KPD. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah lamanya KPD pada persalinan aterm berhubungan terhadap tingkat asfiksia bayi baru lahir. Penelitian ini adalah observasional analitik menggunakan data sekunder dengan pendekatan retrospektif, rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu ibu dengan riwayat KPD, persalinan aterm, dan persalinan spontan pervaginam. Keriteria eksklusi yaitu data rekam medis yang tidak ada lama KPD, gemelli, lama KPD < 4 jam, bayi dengan kelainan kongenital, berat bayi kurang dari 2500 gram. Kelaikan etik yang terkait adalah confidentiality dan right to justice. Data yang diambil selama 18 bulan yaitu periode 1 Januari 2016 hingga 30 Juni 2017. Populasi pada penelitian ini adalah 1594 ibu yang melahirkan dan 1619 bayi yang dilahirkan. Kemudian data ibu bersalin dengan riwayat KPD dikumpulkan dan terdapat sebanyak 168 dan 80 yang memenuhi kriteria. Data dianalisis dengan program SPSS menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lamanya KPD dengan tingkat asfiksia nonatorum, dengan nilai signifikansi p = 0,029 (p < 0,050) dan nilai koefisien korelasi (C) - 0,244 yang termasuk koefisien korelasi rendah hubungan terbalik. Interpretasi hubungan terbalik bahwa semakin meningkat lama KPD maka nilai APGAR semakin menurun atau tingkat asfiksia semakin berat. Hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di rumah sakit dan untuk penelitian selanjutnya

    ANALISIS DAMPAK PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

    No full text
    Skripsi dengan judul “Analisis Dampak Program Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Tulungagung” ini ditulis oleh Linsia Andini Yunita Kartika Sari, NIM.126402203198, Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, yang dibimbing oleh Risdiana Himmati, M.Si. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya program pemberdayaan masyarakat suatu daerah dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan pertumbuhan dalam suatu perekonomian masyarakat. Keberhasilan pertumbuhan ekonomi bisa dilihat apabila kesejahteraan masyarakat meningkat dan angka kemiskinan menurun. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut adalah program pemberdayaan masyarakat terutama bila dikaitkan dengan pengembangan keterampilan usaha, peningkatan pendapatan, serta skala ekonomi individu masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak program pemberdayaan pelatihan keterampilan usaha di Kabupaten Tulungagung terhadap pertumbuhan ekonomi dan peran pemerintah dalam mendukung keberhasilan program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data penelitian ini yang digunakan adalah data primer dan sekunder dan pengumpulan data menggunakan angket dengan tingkat preferensi empat jawaban, dan sampel sebanyak 82 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunakan tabel statistik dengan cara tabulasi data untuk memperoleh nilai rata-rata melalui excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dampak program pemberdayaan pelatihan keterampilan usaha membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, hal tersebut dapat dibuktikan dari kategori setuju dari beberapa item pertanyaan yang menyatakan dampak program pelatihan keterampilan usaha yaitu meningkatkan pendapatan, mengurangi angka pengangguran, meningkatkan kesejahteraan, dan memberdayakan ekonomi masyarakat. (2) Peran pemerintah dalam mendukung keberhasilan program pemberdayaan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kategorikan bahwa pemerintah mampu dalam menjalankan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui tingkat kepercayaan atau akuntabilitas yang dimiliki melalui program pelatihan keterampilan maupun yang disampaikan pemerintah kepada masyarakat dilakukan dengan cukup baik Kata Kunci: Program Pemberdayaan Masyarakat, Pelatihan Keterampilan Usaha, Pertumbuhan Ekonom

    Tingkat asfiksia neonatorum berdasarkan lamanya ketuban pecah dini pada persalinan aterm

    No full text
    Angka kematian neonatus merupakan salah satu indikator untuk menilai kesehatan di masyarakat. Berdasarkan WHO, penyebab utama kematian neonatus diantaranya adalah prematuritas, asfiksia neonatorum dan sepsis neonatorum. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum salah satunya KPD. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah lamanya KPD pada persalinan aterm berhubungan terhadap tingkat asfiksia bayi baru lahir. Penelitian ini bersifat observasional analitik menggunakan data sekunder dengan pendekatan retrospektif, rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data diambil selama 18 bulan yaitu periode 1 Januari 2016 hingga 30 Juni 2017.Populasi pada penelitian ini adalah 1594 ibu yang melahirkan dan 1619 bayi yang dilahirkan. Data ibu bersalin dengan riwayat KPD terdapat sebanyak 168 dan 80 ibu dan bayinya yang memenuhi kriteria. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara lamanya KPD dengan tingkat asfiksia nonatorum, dengan nilai signifikansi p = 0,029 (p < 0,050) dan nilai koefisien korelasi (C) - 0,244 yang termasuk koefisien korelasi rendah hubungan terbalik. Interpretasi hubungan terbalik menunjukkan bahwa semakin meningkat lama KPD maka nilai APGAR semakin menurun atau tingkat asfiksia semakin berat

    Bioenergy Production on Degraded Land: Landowner Perceptions in Central Kalimantan, Indonesia

    No full text
    Bioenergy production from degraded land provides an opportunity to secure a new renewable energy source to meet the rapid growth of energy demand in Indonesia while turning degraded land into productive landscape. However, bioenergy production would not be feasible without landowner participation. This study investigates factors affecting landowners&#8217; preferences for bioenergy production by analyzing 150 landowners with fire experience in Buntoi village in Central Kalimantan using Firth&#8217;s logistic regression model. Results indicated that 76% of landowners preferred well-known species that have a readily available market such as sengon (Albizia chinensis (Osb.) Merr.) and rubber tree (Hevea brasiliensis M&#252;ll.Arg.) for restoration on degraded land. Only 8% of preferred nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) for bioenergy production; these particular landowners revealed a capacity to handle the uncertainty of the bioenergy market because they had additional jobs and income, had migrated from Java where nyamplung is prevalent, and preferred agricultural extension to improve their technical capacity. These results contribute to identifying key conditions for a bottom-up approach to bioenergy production from degraded land in Indonesia: a stable bioenergy market for landowners, application of familiar bioenergy species, and agricultural extension support for capacity building

    Edukasi Bahaya Penyalahgunaan Antibiotik dan Pemaanfaatan Tanaman Herbal untuk Pengobatan

    No full text
    Antibiotics are generally known in the community as a medicine for disease. The use of antibiotics in society is often not matched by knowledge of the consequences of misuse of antibiotics. One of the most dangerous effects of uncontrolled use of antibiotics in humans, animals, or animal products is the presence of bacterial resistance to antibiotics. The existence of bacterial resistance to antibiotics causes infected patients to take longer to recover. The purpose of this community service activity is to provide education to Tanjung Gresik Village Health cadres on the correct use of antibiotics and provide insight into the use of herbal plants as natural medicines. The method of implementing community service is carried out using the seminar method and followed by the distribution of booklets and flyers for reading material for village cadres. After implementation, village cadres are required to fill out an understanding evaluation form for the material that has been provided. The results of the initial measurement indicated that 33 village cadres had knowledge regarding antibiotics, but only an average of 13 participants were able to answer the initial questions correctly. Initial measurements related to herbal plants for treatment, of the 15 herbal plants that were informed, 10 herbal plants had known benefits. While the other 5 herbal plants have not been widely known for their benefits for treatment. After the activity, the understanding of cadres has increased. Increased understanding of the use of antibiotics reached 25% for 16 participants, 50% for 3 participants, and 75% for 1 participant. While the use of herbal plants increased by 5-30% for 9 participants, &gt; 20-30% for 5 participants and &gt; 50% for 5 participants. Based on the results obtained from this activity, village cadres can use the information obtained to be conveyed to residents
    corecore