130 research outputs found

    SCREENING OF ENDOPHYTIC BACTERIA PRODUCING ANTIFUNGAL ISOLATED FROM INDONESIA MEDICINAL PLANT, JAVA GINSENG (TALINUM TRIANGULARE) (JACQ.) WILLD

    Get PDF
    Objective: The objective of this research was to isolate and characterize endophytic bacteria from Talinum triangulare having antifungal activity.Methods: The endophytic bacteria were isolated from roots tissue of Talinum triangulare by surface sterilization method. The isolates were cultured in Trypticase Soybean agar and antagonist activities were evaluated by dual culture assay against Fusarium oxysporum, Trichoderma reesei and Candida albicans. For metabolite antifungal activities, bacterial isolates were grown for 4 d in TS broth at 35 °C under shaking condition. The antifungal activities of the supernatant extract were determined by using the disk agar diffusion. Polyketide synthase (PKS I) and NRPS genes fragments of all isolates were amplified.Results: The result reveals that 4 of 23 endophytic bacterial isolates demonstrated great antifungal potentiality against many tested fungi. Polyketide synthase (PKS I) and NRPS genes amplification were showed 10 and 4 of endophytic isolates detected harboring PKS type I and NRPS genes, respectively. In general, high frequencies of positive PCR amplification were obtained for PKS I (43.47%). Phylogenetic analyses based on the 16S rRNA gene sequence, morphological, physiological and biochemical showed that the isolates were identified as a member of genus Bacillus and Brevibacillus.Conclusion: These results indicated that the endophytic bacteria from java ginseng could be used as an alternative source of antifungal agents

    Analisis Kebutuhan Pengembangan Modul Berbasis Hots pada Materi Biologi Kelas XI Semester Genap SMA/MA di Sulawesi Selatan

    Get PDF
    Integrasi keterampilan abad ke-21 pada proses pembelajaran menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mendorong kemampuan peserta didik pengembangan terkait teknologi yang semakin pesat serta sebagai salah satu penerapan dalam masyarakat. penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kebutuhan pengembangan modul berbasis HOTS, dengan harapan bahwa bahan ajar mampu mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran, pengembangan konsep, berpikir kritis, dan memecahkan masalah yang secara tidak langsung mengarah pada tingkat kognitif tertinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen angket analisis kebutuhan modul. Hasil analisis dokumen yang didapatkan penggunaan dimensi kognitif LOST dan HOTS masih tidak seimbang

    REVITALISASI LAHAN MARGINAL UNTUK BUDIDAYA UBI KAYU MELALUI INOVASI TEKNOLOGI HUMUS SINTETIK DAN AUGMENTASI MOT RAMAH LINGKUNGAN

    Get PDF
    Ketersediaan P dan K yang rendah di dalam tanah akibat pengikatannya sebagai posfat tak larut dari besi, aluminium dan kalsium. Penggunaan mikrobia pelarut posfat sebagai inokulan memicu peningkatan penyerapan P oleh tanaman dan hasil panen. Strain dari genera Pseudomonas, Bacillus, Streptomyces dan Aspergillus telah digunakan sebagai pelarut posfat yang cukup ampuh. Mikrobia tersebut digunakan sebagai pupuk atau agen pengendali dalam bidang pertanian yang dikenal sebagai ‘plant growth promoting rhizobacteria’ (PGPR). Telah dilakukan penelitian mengenai aplikasi humus sintetik (HS) dan proses augmentasi mikrobia lokal tropik (MOT) terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman ubi kayu. Penelitian bertujuan menghasilkan produk untuk proses revitalisasi lahan marginal (sub-optimal). Penelitian dilakukan dengan cara membuat formula humus sintetik untuk digunakan pada uji pertumbuhan tanaman. Humus sintetik dibuat dengan mencampur beberapa bahan pembawa dan bahan pengikat hara. Bahan pembawa berupa sekam hasil pirolisis dan abu gosok, sedangkan bahan pengikat hara dibuat dari kitosan dan hidrotalsit. Proses pelarutan posfat dan kalium pada tanah menggunakan isolat mikrobia. Isolat mikrobia dari kelompok Actinomycetes dan fungi yang mampu melarutkan posfat dan kalium. Sampel tanah rizosfer sebagai sumber mikrobia diperoleh dari berbagai titik sampling pada 12 kabupaten di Sulawesi Selatan dan Barat. Isolasi mikrobia dilakukan dengan metode agar plat tuang (pour plate agar) untuk mengisolasi Actinomycetes dan fungi. Isolat terpilih dilakukan karakterisasi baik secara morfologi, biokimiawi maupun analisis filogenetik pada gen 16S rRNA.Sebanyak 195 isolat mikrobia yang diperoleh dilakukan skrining untuk menentukan isolat terpilih untuk digunakan dalam penelitian utama. Isolat terpilih memiliki kemampuan melarutkan posfat dan kalium tinggi, dan menunjukkan sifat sinergi antar isolat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 isolat dengan kode SDR1, SGK 17 dan JNPT II sebagai isolat terpilih untuk digunakan dalam uji skala in planta. Analisis morfologi dan gen menunjukkan bahwa isolat SDR 1 merupakan genus Streptomyces sp. Dua isolat lainnya SKG 17 dan JNPT II keduanya merupakan fungi genus Aspergillus sp dan Paecylomyces sp.Aplikasi secara in planta pada tanaman ubi kayu menunjukkan bahwa pemberian HS dan MOT berbeda nyata dengan kontrol untuk tinggi tanaman, tetapi berbeda tidak nyata untuk jumlah tunas dan jumlah tangkai daun. Data ini belum dapat dijadikan patokan sesungguhnya karena singkatnya waktu aplikasi dengan pengambilan data. Aplikasi hanya 3 minggu dari 12 minggu rencana penelitian akibat waktu telah berakhir. Meski demikian, data penelitian untuk pertumbuhan vegetatif menjadi salah satu acuan progress penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu solusi untuk memberdayakan lahan marginal. Kata kunci: Lahan suboptimal, ubi kayu, pelarut posfat, actinomycete

    KERAGAMAN ACTINOBACTERIA DI SULAWESI SELATAN DAN APLIKASINYA DALAM BIOTEKNOLOGI TANAMAN

    Get PDF
    Buku ini mengulas berbagai aspek tentang Actinobacteria seperti morfologi, struktur, dan karakteristik. Actinobacteriamerupakan prokariotik yang memiliki nilai ekonomi dan bioteknologi paling penting. Mikrobia inimenghasilkan sekitar separuh dari jumlah metabolit sekunder bioaktif yang telah ditemukanbaik antibiotik, bahan antitumor, imunosupresif,maupun enzim. Rekam jejak (track record) yang sangat tinggi ini menyebabkan Actinomycetes mendapat perhatian khusus selama lebih dari 50 tahun. Selain itu keragaman struktur kimia yang menakjubkan serta aktivitas biologi dari senyawa tersebut yang sangat beragam, menjadi alasan utama perhatian para ilmuwan untuk terus mengkaji mikrobia ini. Sejumlah upaya intensif dilakukan dan difokuskan untuk mencari Actinobacteria baru yang diharapkan menghasilkan senyawa baru melalui proses skrining dari berbagai sumber.Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Actinobacteria menunjukkan aktivitas biologik yang beragam. Metabolit sekunder tersebut menunjukkan struktur yang sangat komplit sehingga dibutuhkan banyak enzim untuk proses sintesisnya. Sejarah menunjukkan bahwa alam merupakan sumber utama obat yang umum digunakan oleh manusia. Obat asal bahan alam telah digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit pada berbagai negara. Bahan alam merupakan metabolit sekunder dari organisme seperti hewan, tumbuhan dan mikrobia. Banyak bahan alam baik dari darat maupun dari laut telah digunakan untuk pengobatan infeksi oleh bakteri maupun fungi juga berbagai infeksi parasit. Mikrobia merupakan sumber paling banyak dibanding organisme lainnya, misalnya untuk pengobatan penyakit infeksi (penicillin, erythromycin, streptomycin, tetracycline, vancomycin, amphotericin B), Kanker (daunorubicin, doxorubicin, mitomycin, bleomycin), penolakan transplan (cyclosporin, FK-506, rapamycin) dan penurun kolesterol (lovastatin dan mevastatin). Aspek lain yang dibahas dalam buku ini adalah cara mengisolasi, mengidentifikasi dan mengkarakteriasi serta aplikasinya dalam bioteknologi tanaman. Disamping itu, aplikasi Actinobacteria dalam berbagai bidang seperti kesehatan, farmasi, pangan, industri juga diulas dalam buku ini

    Screening of Endophytic Bacteria Producing Antifungal isolated from Indonesia Medicinal Plant, Java Ginseng (Talinum triangulare)(Jacq.) Willd

    Get PDF
    The objective of this research was to isolate and characterize endophytic bacteria from Talinum triangulare having antifungal activity.The endophytic bacteria were isolated from roots tissue of Talinum triangulare by surface sterilization method. The isolates werecultured in Trypticase Soybean agar and antagonist activities were evaluated by dual culture assay against Fusarium oxysporum, Trichoderma reeseiand Candida albicans. For metabolite antifungal activities, bacterial isolates were grown for 4 d in TS broth at 35 °C under shaking condition. Theantifungal activities of the supernatant extract were determined by using the disk agar diffusion. Polyketide synthase (PKS I) and NRPS genesfragments of all isolates were amplified.The result reveals that 4 of 23 endophytic bacterial isolates demonstrated great antifungal potentiality against many tested fungi.Polyketide synthase (PKS I) and NRPS genes amplification were showed 10 and 4 of endophytic isolates detected harboring PKS type I and NRPSgenes, respectively. In general, high frequencies of positive PCR amplification were obtained for PKS I (43.47%). Phylogenetic analyses based on the16S rRNA gene sequence, morphological, physiological and biochemical showed that the isolates were identified as a member of genus Bacillus andBrevibacillus. Keywords: Endophytic bacteria, Antifungal, Talinum triangulare, PKS I, NRPS, 16S rRN

    Skrining Fitokimia senyawa aktif Tumbuhan Obat Antiluka Masyarakat Etnis Di Sulawesi Barat

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining fitokimia senyawa-senyawa aktif pada tanaman dalam ramuan obat luka yang digunakan masyarakat etnis di Sulawesi Barat, mengetahui aktivitas senyawa aktif pada tanaman dalam ramuan obat luka yang digunakan masyarakat etnis di Sulawesi Barat, dan karakterisasi senyawa aktif yang terdapat pada tanaman dalam ramuan obat luka yang digunakan masyarakat etnis di Sulawesi Barat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan kajian ini melalui skrining fitokimia senyawa aktif, menguji aktivitas senyawa aktif secara in vivo dan melakukan karakterisasi senyawa aktif dari tanaman obat luka kulit. Skrining fitokimia dengan melakukan uji alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid dan terpenoid. Pengujian aktivitas secara in vivo dilakukan untuk mengetahui persentase penyembuhan luka pada tikus putih. Selanjutnya karakterisasi senyawa dalam tumbuhan melalui metode Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS). Hasil penelitian diperoleh yaitu Tumbuhan bila (Crescentia cujete Linn), lada (Piper nigrum L) dan kopi (Coffea robusta) memiliki aktivitas penyembuhan luka, tumbuhan bila (C. cujete Linn) memiliki aktivitas yang paling baik dalam penyembuhan luka pada ekstrak etanol 70% daun bila, kecepatan pemulihan/penyembuhan luka 100% pada tikus secara in vivo terjadi pada hari ke 13 dan karakteristik fitokimia senyawa yang terdapat dalam tumbuhan bila (C. cujete Linn) yaitu flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, asam linoleat, dan vitamin E. Kata Kunci: Ekstrak tumbuhan, anti luka, uji in vivo, etnis Sulawesi Bara

    Analisis Kebutuhan Pengembangan Modul Berbasis Hots pada Materi Biologi Kelas XI Semester Genap SMA/MA di Sulawesi Selatan

    Get PDF
    Integrasi keterampilan abad ke-21 pada proses pembelajaran menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mendorong kemampuan peserta didik pengembangan terkait teknologi yang semakin pesat serta sebagai salah satu penerapan dalam masyarakat. penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kebutuhan pengembangan modul berbasis HOTS, dengan harapan bahwa bahan ajar mampu mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran, pengembangan konsep, berpikir kritis, dan memecahkan masalah yang secara tidak langsung mengarah pada tingkat kognitif tertinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen angket analisis kebutuhan modul. Hasil analisis dokumen yang didapatkan penggunaan dimensi kognitif LOST dan HOTS masih tidak seimbang

    REVITALISASI LAHAN MARGINAL UNTUK BUDIDAYA UBI KAYU MELALUI INOVASI TEKNOLOGI HUMUS SINTETIK DAN AUGMENTASI MOT RAMAH LINGKUNGAN

    Get PDF
    Penggunaan mikrobia pelarut posfat sebagai inokulan memicu peningkatan penyerapan P oleh tanaman dan hasil panen. Strain dari genera Pseudomonas, Bacillus, Streptomyces dan Aspergillus telah digunakan sebagai pelarut posfat yang cukup ampuh. Mikrobia tersebut digunakan sebagai pupuk atau agen pengendali dalam bidang pertanian yang dikenal sebagai ‘plant growth promoting rhizobacteria’ (PGPR). Telah dilakukan penelitian mengenai aplikasi humus sintetik (HS) dan proses augmentasi mikrobia lokal tropik (MOT) terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman ubi kayu. Penelitian bertujuan menghasilkan produk untuk proses revitalisasi lahan marginal (sub-optimal). Penelitian dilakukan dengan cara membuat formula humus sintetik untuk digunakan pada uji pertumbuhan tanaman. Humus sintetik dibuat dengan mencampur beberapa bahan pembawa dan bahan pengikat hara. Bahan pembawa berupa sekam hasil pirolisis dan abu gosok, sedangkan bahan pengikat hara dibuat dari kitosan dan hidrotalsit. Proses pelarutan posfat dan kalium pada tanah menggunakan isolat mikrobia. Isolat mikrobia dari kelompok Actinomycetes dan fungi yang mampu melarutkan posfat dan kalium. Sampel tanah rizosfer sebagai sumber mikrobia diperoleh dari berbagai titik sampling pada 12 kabupaten di Sulawesi Selatan dan Barat. Penelitian tahun kedua meliputi formulasi konsorsium isolat sinergis terpilih. Aplikasi HS/MOT skala lapang di beberapa daerah pada lahan marginal. Aplikasi HS/MOT dilakukan 2 (dua) bulan sebelum dilakukan penanaman pada jenis tanah yang berbeda di beberapa kabupaten di Sul-Sel. Selanjutnya pada masing-masing areal dilakukan penanaman ubi kayu. Setiap satuan percobaan ditanam dalam petak berukuran 1 hektar dan 0,5 hektar. Areal tanam dibagi dua (satu satuan petak diberi pupuk HS/MOT dan lainya tidak dilakukan aplikasi HS/MOT dan digunakan sebagai kontrol). Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan pupuk HS/MOT dan kontrol terhadap produktivitas ubi kayu. Untuk mengetahui adanya perbedaan pada hasil perlakuan, maka data penelitian dianalisis dengan statistik inferensial dengan uji t dengan tingkat kepercayaan 95%. Aplikasi produk HS/MOT pada skala lapang terbatas pada 4 lokasi penelitian menunjukkan bahwa pupuk HS/MOT berpengaruh secara siginifikan terhadap pertumbuhan vegetatif dan produktifitas tanaman ubi kayu dengan kontrol yang di tanaman pada 4 lokasi (daerah) yang berbeda. Kata kunci: Lahan suboptimal, ubi kayu, pelarut posfat, actinomycetes, HS/MO

    Characterization and In vitro antifungal assay against Fusarium oxysporum f.sp. passiflora of Endophytic Actinomycetes from Purple Passion Fruit Plants of South Sulawesi, Indonesia

    Get PDF
    Endophytic actinomycetes from purple passion fruit were screened and evaluated for their antifungal activity against of pathogenic fungi. A total of 32 isolates were obtained from people passion garden in Malino distric, South Sulawesi province, Indonesia. Morphological and chemotaxonomical analysis indicated that twenty-two isolates belonged to the streptomyces like-strain. This genus was the most dominant among the isolates (68.75%) of plant organs (roots, leaves and stem barks) of these showed inhibitory activity against Fusarium oxysporum f.sp. passiflora. Actinomycetes were most commonly recovered from leaves (50% of all isolates), followed by roots (43.75%) and stems (6.25%). Based on the phenotypic properties and phylogenetic and analysis of 16S rRNA gene, the selected strain EML-D1A5 was assigned to Streptomyces durhamensis strain CSSP538 (97% similarity). Key words: Endophytic actinomycetes, Purple passion fruits, Antifungal, Indole-3-Acetic Aci
    • …
    corecore