5 research outputs found

    Survei Populasi Nyamuk dalam Kandang Babi di Kelurahan Walian Kota Tomohon Sulawesi Utara

    Get PDF
    Nyamuk adalah salah satu jenis ektoparasit yang sering dijumpai dan dapat menyebabkan kerusakan kulit, penurunan produktivitas, dan penularan media penyakit. Studi nyamuk di kandang babi Kota Tomohon dilakukan dengan tujuan untuk menentukan keragaman dan kepadatan populasi dan waktu aktivitas nyamuk (Culicidae) di kandang babi. Metode pengamatan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan nyamuk setiap 2 (dua) jam dengan menggunakan Light Trap yang ditempatkan di setiap kandang mulai pukul 18.00-06.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman nyamuk ditemukan dalam 3 genera, yaitu Culex, Anopheles, dan Armigeres. Kepadatan populasi nyamuk berhasil tertangkap 546 individu nyamuk yang terdiri dari Culex 356, Anopheles 182, dan Armigeres 8. Penelitian ini juga mendapatkan bahwa Culex memiliki kelimpahan genus nyamuk tertinggi. Ditemukan bahwa kelimpahan tertinggi 225 (63%) dari Culex pada jam 22.00-24.00. Waktu aktivitas nyamuk tertinggi diperoleh dari data jumlah tangkapan nyamuk terbanyakMosquitoes are one type of ectoparasites that are often encountered and can cause skin damage, decreased productivity, and transmission of disease media. The study of mosquitoes in the pig barns of Tomohon City was carried out with the aim to determine the diversity and population density and the time of mosquito activity (Culicidae) in the pig barns.  The observation method by collecting mosquito   every 2 (two) hours at the Light Trap placed in each cage starting at 18.00-06.00 is used in this study. The results of the study showed that the mosquitoe diversity were found in 3 genera, namely Culex, Anopheles, and Armigeres. The population density of mosquito barn was found 546 individuals of mosquitoes consisting of Culex 356, Anopheles 182, and Armigeres 8.  This research also indicates that Culex have highest abundance of mosquitoes genera.  It was found that the highest abundance 225 (63%) of Culex at 22.00-24.00. The highest activity time of mosquitoes obtained from the data of the highest number of mosquito catche

    UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN PETERNAK BABI TERHADAP PENYAKIT HOG CHOLERA DI KELURAHAN KALASEY SATU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Target utama dalam pelaksanaan kemitraan kepada masyarakat yang berhubungan dengan kejadian penyakit Hog Cholera pada ternak babi yaitu meningkatkan pengetahuan peternak babi sebagai acuan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit Hog Cholera. Selanjutnya tujuan pelaksanaan kemitraan kepada masyarakat ini, diharapkan peternak dapat memahami tentang penyakit Hog Cholera, pencegahan dan tindakan berhubungan dengan kejadian penyakit tersebut di Kelurahan Kalasey Satu Kecamatan Mandolang, di mana peternakan babi yang ada di wilayah ini sangat berdekatan dengan pemukiman. Peternak babi bisa memperoleh 3 hal antara lain: (1) memahami tentang gejala klinis penyakit Hog Cholera; (2) Peternak mengetahui tentang pencegahan penyakit tersebut; dan (3) Peternak dapat mengetahui tindakan yang dapat dilakukan jika kasus penyakit tersebut menyerang ternaknya. Dengan demikian, faktor kesehatan ternak dan kontrol penyakit dalam manajemen pemeliharaan ternak babi dapat dilakukan yang menentukan keberhasilan usaha pengembangan ternak babi.___________________________________________________________________________Kata kunci: Babi, Hog Cholera, pengetahua

    IDENTIFIKASI TELUR NEMATODA PADA FESES TERNAK BABI DI DESA KALASEY SATU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    IDENTIFICATIOS OF NEMATODE EGGS IN PIG’S FAECES IN KALASEY SATU MANDOLANG, DISTRICT OF MINAHASA OF SULAWESI UTARA PROVINCE. This study aims to determine and identify parasitic nematode worms through examination of worm eggs in pig feces. The number of worm eggs indicates the level of parasitic attack. Therefore, this study uses samples of pig manure collected from pigs in the Kalasey Satu Village, Mandolang District, Minahasa Regency. Samples will be tested using the floating method to see worm eggs. Worm egg identification was carried out in the laboratory of the Faculty of Animal Husbandry UNSRAT and analyzed descriptively and the number of worm eggs was calculated to see the level of attack on pigs. The results of this study found that from 23 pigs that had taken their faecal samples, 8 faecal samples were identified as being infected with Ascaris sp. and 1 of them was infested with Oesophagustomum sp. Three faecal samples from 3 month old pigs infected by Ascaris sp 2 samples containing Ascaris sp. and 1 sample containing Oesophagustomum sp.); 5 fecal samples of sows containing Ascaris sp. The conclusion of this study, that pigs that are in the area of Kalasey Satu Village have been infected by Ascaris sp. and Oesophagustomum sp. with a preavalence of 30,4% and 4,3%.  Livestock conditions, feeding patterns and the environment around the cage are verry supportive of the growth and propagation of the intermediate host of endoparasites. Keywords: Egg, nematode, feces, pi

    KIVFA-1 Prevalensi Japanese Encephalitis pada Ternak Babi di Beberapa Lokasi Peternakan di Sulawesi Utara

    Get PDF
    Japanese encephalitis adalah penyakit viral zoonotik yang ditularkan oleh nyamuk.  Penyakit ini disebabkan oleh arbovirus (arthropod borne virus) yaitu dari famili Flavivirus yang menyerang susunan sayaraf pusat (Central Nervus System).  Di alam, virus ini dapat bertahan hidup dalam tubuh unggas liar (seperti pada bangsa burung bangau) dan juga hewan-hewan lainnya, terutama pada hewan babi.  Infeksi pada manusia, virus tersebut dapat menyebabkan penyakit syaraf yang serius.  Gejala umum penyakit tersebut antara lain seperti: sakit kepala, demam tinggi, leher terasa kaku (kaku kuduk), pergerakan yang tidak normal (tremor dan kejang-kejang pada anak-anak), mengganggu kesadaran dan koma.  Tingkat keparahan (Case Fatality Rate) dari penyakit ini berkisar 20% - 40%. (Anonim, 2006).Virus J. encephalitis adalah virus yang dikelompokkan ke dalam Arbovirus (Arthropod Borne Virus) tipe B, sehingga sering disebut sebagai penyakit Japanese B Encephalitis.  Nama virus ini adalah Flavivirus encephalitis.  Selain menyerang manusia, virus ini dapat menyerang pada kelompok ternak seperti: kuda, keledai dan babi.  Pada kelompok hewan lainnya, virus inipun dapat menyerang, seperti: sapi, kambing, kucing dan anjing, namun dengan gejala penyakit yang tidak spesifikAgen penyakit J. encephalitis dapat disebarkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi sebagai vektor.  Pada ternak babi yang terinfeksi, virus ini akan menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah (viremia) dalam kadar yang tinggi dan dalam waktu yang relatif lama.  Oleh sebab itu, ternak babi merupakan hewan reservoir (Amplify Host) yang penting bagi penyebaran penyakit ini (Anonimous, 2011).  Manusia merupakan dead-end bagi penularan virus J. encephalitis, karena viremia yang terjadi cepat dalam peredaran darah.  Viremia pada penderita hanya beberapa jam saja sehingga sulit ditularkan ke orang lain.  Siklus pemularan yang penting untuk suatu tingkat endemisitas suatu daerah adalah siklus penularan di hewan terutama pada babi yang didukung oleh populasi nyamuk sebagai vektor penyakit J. encephalitis. Beberapa penelitian berhasil menunjukkan bahwa babi dianggap sebagai reservoir utama penularan virus Japanese di Indonesia,Tidak adanya gejala klinis yang khas dari penyakit J. encephalitis pada hewan. diagnosa sulit dilakukan, sehingga pemeriksaan laboratorium terhadap penyakit J. encephalitis mutlak diperlukan (Sendow dkk., 2000).  Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan serologis, seperti uji inhibisi haemaglutinasi, netralisasi serum atau ELISA.  Untuk mendeteksi adanya antibodi yang ditimbulkan oleh infeksi alami virus J. encephalitis, maka metode ELISA merupakan salah satu uji spesifik yang dapat dipakai sebagai diagnosa serologis terhadap adanya antibodi J. encephalitis (Hadi dkk, 2011).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran, prevalensi dan besarnya angka infeksi virus J. encephalitis pada ternak babi dengan mendeteksi adanya antibody J. encephalitis menggunakan uji Competitve Enzyme Lingked Immuno Assay (C-ELISA).  Dengan diketahuinya penyebaran infeksi virus J. encephalitis pada babi di Provinsi Sulawesi Utara, secara tidak langsung bisa dijadikan sebagai indikator kemungkinan adanya ancaman penularan virus J. encephalitis ke manusia, apalagi bila lokasi peternakan babi berdekatan dengan pemukiman penduduk.Penelitian dilaksanakan pada 4 (empat) lokasi kandang di Provinsi Sulawesi Utara, dengan mendeteksi adanya antibodi yang ditimbulkan oleh infeksi alami virus J. encephalitis

    The Effect of Candlenut (Aleurites Moluccana I Willd.) Seed Flour in Native Chicken Feeding Toward the Internal Egg Quality and Cholesterol Contens

    Get PDF
    The research aimed to examine effects of Aleurites moluccana (L.) Willd. (Candlenut) Seed Flour used in feed toward egg quality and cholesterol contents of egg-laying native chicken. The research method used was Completely Randomized Design and was continued with Duncan’s test if significant different present. There were 5 treatments comprising of R0 = 100 % of Basal Diet (BD), R1 = 98.5% of Basal Diet (BD) + 1.5 % of Candlenut Seed Flour (CSF), R2 = 97 % of Basal Diet (BD) + 3% of CSF, R3 = 95.5% of Basal Diet (BD) + 4.5 % of CSF, R4 = 94% of Basal Diet (BD) + 6 % of CSF and replications, of which each replication consisted of 8 egg-laying native chickens. In addition, 50 eggs derived from egg-laying native chickens were taken weekly for quality analysis. Variables of this research were egg weight (g/egg), albumen (g/egg), yolk colour, yolk weight (g/egg), egg yolk cholesterol (mg/100g), blood cholesterol (ml/dl), blood LDL (ml/dl), blood HDL (ml/dl), and blood triglycerides (ml/dl), and egg shell’s weight (g/egg) and thickness (mm). As a result, the effects of CSF up to 6 percent of feeding had significant result (P0.05) on egg shell’s weight and thickness. Therefore, the use of 6 % of Candlenut) Seed Flour in feed had positive effects to improve egg quality and cholesterol contents of egg-laying native chicken
    corecore