13 research outputs found
Kebijakan, Implementasi dan Isu Strategis Pendidikan Bagi Individu Berkebutuhan Khusus
The special education is designed to provide educational services for individuals with special needs in order to achieve the appropriate potency and capacity. Implementation of special education starts from understanding the learners. Therefore, the identification and assessment of student learning needs must be from the first basic step, followed by adjustment of curriculum and learning. The nature of the curriculum is individual- contextual- and functional, with a range of education from early childhood until the age of transition to further education or future adult life. Special education strategic issues developed in a line of developments in the equal rights aof all people access education, and they moved from the segregatif paradigm to inclusive paradigm. The special education that is growing discourse is also influenced by social dynamics, economics, politics, culture, and religion
Kebijakan, Implementasi dan Isu Strategis Pendidikan Bagi Individu Berkebutuhan Khusus
Special education is designed to provide educational services for individuals with special needs in order to achieve the appropriate potency and capacity. The implementation of special education starts with understanding the learners. Therefore, the identification and assessment of student learning needs must be from the first basic step, followed by adjustment of curriculum and learning. The nature of the curriculum is individual contextual-and functional, with a range of education from early childhood until the age of transition to further education or future adult life. Special education strategic issues developed in a line of developments in the equal rights of all people access education, and they moved from the segregation paradigm to an inclusive paradigm. The special education that is growing discourse is also influenced by social dynamics, economics, politics, culture, and religion
Pola Perilaku Bermasalah Dan Rancangan Intervensi Pada Anak Tunalaras Tipe Gangguan Perilaku (Conduct Disorder) Berdasarkan Fungsctional Behavior Assesment
Anak dengan gangguan perilaku (conduct disorder) sering bermasalah perilaku seperti menentang, melanggar, agresif, berkelahi, dan sebagainya. Asesmen perilaku bermasalah perlu dilakukan sebagai dasar intervensi. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan prosedur Functional Behavior Assessment (FBA) sebagai salah satu pendekatan asesmen perilaku, menemukan pola perilaku bermasalah anak dengan gangguan perilaku hasil FBA, dan merumuskan rancangan intervensi berdasarkan hasil FBA. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisa data diskriptif analitik. Prosedur FBA berdasarkan hasil penelitian adalah (1) mendeskripsikan profil dan karakteristik gangguan perilaku anak, (2) observasi dan analisa ABC perilaku bermasalah, dan (3) pengisian skala motivasi perilaku bermasalah yang menunjukkan perilaku agresif subjek karena tangible dan escape. Perilaku menolak pembelajaran subjek karena escape dan tangible. Pola perilaku bermasalah menunjukkan seluruh subjek sering melakukan agresif fisik dan verbal; pemicunya situasi tidak terstruktur, tidak diperhatikan, dan menginginkan sesuatu; dan konsekuensinya adalah terhindar dari tugas, diperhatikan, dan mendapatkan keinginan. Perilaku melanggar aturan pembelajaran/guru; pemicunya adalah situasi tidak terstruktur dan tidak menarik, serta menginginkan sesuatu; dan konsekuensinya adalah terhindar dari tugas, diperhatikan, dan mendapatkan keinginan. Rancangan intervensi adalah keterampilan sosial, manajemen diri, dan mengatasi masalah di sekolah sebagai target behaviors; strategi antecedents berupa pengaturan perilaku, pengaturan dan konsistensi kegiatan dan aturan di sekolah dan pemberian materi ajar yang kontekstual dan sesuai kemampuan anak; dan strategi consequences berupa penerapan konsekuensi perilaku yang ditetapkan pada strategu antecedents
PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM PBS (POSITIVE BEHAVIOR SUPPORT) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR
Penelitian ini bertujuan: 1) sosialisasi model PBS dan buku panduan hasil penelitian
tahun pertama dan kedua, dan 2) desiminasi program PBS pada SD inklusif yang memiliki
siswa bermasalah perilaku.
Penelitian ini merupakan penelitian R&D tahun ketiga dari rencana tiga tahun
pelaksanaan. Pengambilan data dilakukan melalui angket terbuka dan tertutup hasil dari
diseminasi, instrumen berupa buku panduan penerapan program sebagai dokumentasi,
pedoman diseminasi, observasi dan wawancara untuk monitoring dan evaluasi. Ujicoba
melibatkan 5 SD yang memiliki siswa bermasalah perilaku. Responden dan kolaborator
adalah guru kelas subjek tersebut. Analisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan
kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1) model sosialisasi dilaksanakan melalui seminar dan
workshop menujukkan 61%-78% guru menyatakan mampu melaksanakan prosedur PBS. 2)
Desiminasi program PBS hasilnya adalah lima siswa mengalami peningkatan keterampilan
sosial setelah program selesai, 2 siswa tetap, dan seorang siswa mengalami penurunan skor
keterampilan sosial meskipun masih dalam kategori yang sama
Identifikasi Peserta Didik dengan Gangguan Emosi dan Perilaku di Sekolah Dasar
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses identifikasi peserta didik dengan gangguan emosi dan perilaku di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan penelitian survei. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 46 guru yang terdiri dari guru kelas dan guru khusus. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, display data, dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 47,83 persen guru belum melakukan identifikasi awal pada peserta didik dengan gangguan emosi dan perilaku, sedangkan sisanya sudah melakukan identifikasi dengan cara meminta bantuan pada hali/lembaga yang menyediakan layanan identifikasi, melalui observasi dan wawancara, serta menggunakan pendekatan functional behavior assessment (FBA). Implikasi dari hasil penelitian ini, diharapkan akan ada instrumen yang bisa digunakan oleh guru untuk membantu mengidentifikasi peserta didik dengan gangguan emosi dan perilaku
Social-Emotional Learning untuk Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi
Social-emotional learning (SEL) merupakan proses mengembangkan keterampilan interpersonal, kesadaran diri, dan pengendalian diri untuk keberhasilan di semua aspek kehidupan. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan hasil kajian literatur mengenai SEL untuk siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi. Metode penelitian ini yaitu literatur review. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan analisi isi dari literature dan artikel jurnal yang memuat tentang Social-Emotional Learning pada sekolah inklusi. Literatur ditentukan dengan menggunakan kata kunci, tahun, dan artikel yang open access. Kualitas studi penelitian ini menggunakan tiga tahapan yaitu currency, conducting, reporting. Rancangan penelitian secara komprehensif dimulai dari sumber data diambil dari artikel yang memuat hasil penelitian tentang social-emotional learning pada sekolah inklusi yang didapat dari 3 sumber utama yaitu Science Direct, Google Scholar, Proquest, dan Sage. Secara keseluruhan, penelitian mengenai SEL menunjukkan hubungan yang positif dalam mengatasi permasalahan pada siswa berkebutuhan khusus dan berdampak positif pada akademik mereka. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengungkap lebih mendalam lagi mengenai faktor-faktor yang mendukung implementasi SEL baik di sekolah inklusi atau di sekolah khusus
Pengembangan Panduan Layanan Kesehatan Mental Berbasis Sekolah Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi model dan menghasilkan buku panduanlayanan kesehatan mental berbasis sekolah bagi anak berkebutuhan khusus. Penelitianmenggunakan pendekatan Research and Development. Subjek dalam penelitian ini adalahpraktisi kesehatan mental di sekolah, dan praktisi lain yang terlibat dalam layanankesehatan mental (psikolog dan dokter), dan pengguna (guru) di SLB di Daerah IstimewaYogyakarta. Data penelitian akan dikumpulkan melalui kuosioner dan Focus GroupDiscussion (FGD) serta akan dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif serta kuantitatif.Rangkaian kegiatan penelitian ini menghasilkan produk akhir berupa buku panduanlayanan kesehatan mental berbasis sekolah bagi anak berkebutuhan khusus yang telahdiuji validasi oleh subjek penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan akan menjadipenelitian ujicoba produk dalam skala yang lebih besa
PENGEMBANGAN MODEL PROGRAM PBS (POSITIVE BEHAVIOR SUPPORT) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR
Masalah keterampilan sosial siswa sering menjadi problem di sekolah. Penelitian pada
tahun pertama menunjukkan bahwa masalah keterampilan sosial berkaitan dengan perilaku
bermasalah (Purwandari dkk., 2014). Penelitian tersebut juga menemukan bahwa sekolah
belum memiliki program yang tersistem untuk peningkatan keterampilan sosial siswa.
sekolah juga menyatakan membutuhkan program PBS yang bersifat sistematik, melibatkan
tim, dan fokus pada sasaran perilaku siswa yang berhubungan dengan rendahnya
keterampilan sosial siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian R&D tahun kedua dari rencana tiga tahun
pelaksanaan. Tujuan pada tahun kedua ini adalah untuk merivisi draft model dan buku
panduan, uji validasi ahli terhadap revisi draft model dan buku panduan, melakukan uji coba
lapangan terhadap revisi dari ahli, uji lapangan keterlaksanaan program, dan publikasi ilmiah.
Pengambilan data dilakukan melalui angket terbuka dan tertutup untuk uji ahli, angket yang
diisi guru untuk mengukur keterampilan sosial, instrumen berupa buku panduan penerapan
program sebagai dokumentasi, serta observasi dan wawancara untuk monitoring dan
evaluasi. Subjek adalah tujuh siswa dari empat SD inklusif di Kota Yogyakarta. Responden
dan kolaborator adalah guru kelas subjek tersebut. Hasil pengambilan data selanjutnya
dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil dari penelitian tahun kedua ini adalah: 1) revisi rancangan model dan buku
panduan adalah lebih memetakan karakteristik siswa yang menjadi sasaran masing-masing
level PBS, mempersingkat dan memperjelas alur pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi
program secara kontekstual. 2) Hasil validasi ahli adalah buku panduan PBS perlu
memperjelas kriteria dan kualifikasi/kompetensi guru atau tim pelaksana, pentingnya
meningkatkan keterampilan sosial pada siswa sasaran, dan memperjelas perbedaan masingmasing
level
PBS.
3)
Keberhasilan
PBS
untuk
meningkatkan
keterampilan
sosial
dipengarhui
oleh
perilaku bermasalah siswa yang kompleks; keterampilan asesmen perilaku bagi guru;
intervensi yang belum tepat sasaran; serta waktu penerapan yang pendek. 4) Penelitian ini
telah dipublikasi pada seminar nasional dengan tema implementasi PBS untuk pengelolaan
perilaku bermasalah siswa, dan pada seminar internasional mengenai pelaksanaan asesmen
untuk mendasari intervensi
PENGEMBANGAN MODEL MODIFIKASI PERILAKU TERINTEGRASI PROGRAM PEMBELAJARAN UNTUK ANAK DENGAN MASALAH PERILAKU DI SLB E
Keberadaan anak dengan perilaku bermasalah sering ditemukan di Sekolah Luar Biasa
(SLB). Pada kenyataannya perilaku bermasalah yang mereka lakukan sangat mengganggu
aspek personal, sosial, dan akademik. Di lain pihak, kasus yang ditemukan adalah guru di
sekolah menyatakan kesulitan dalam mengelola perilaku bermasalah pada mereka. Sekolah
juga belum memiliki program yang tersistem untuk mengelola perilaku bermasalah yang
sering muncul saat pembelajaran. Hasil penelitian tahun pertama telah tersusun model
modifikasi perilaku terintegrasi dengan program pembelajaran. Pada tahun kedua ini akan
(1) menguji keterlaksanaan model modifikasi perilaku terintegrasi dengan pembelajaran ,
(2) mengetahui efektivitas model sebagai upaya untuk menrurangi perilaku escape yang yang
terjadi pada anak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan research and development dari Borg dan Gall
(2003), dengan tiga tahapan utama, yakni studi pendahuluan, pengembangan, implementasi,
dan evaluasi. Adapun penelitian tahap kedua meliputi pengembangan dan implementasi
terdiri dari uji keterbacaan oleh ahli dan penggunaa sebagai bentuk validaso model dan uji
lapangan oleh pengguna yang menghasilkan nilai efektivitas model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku pandukung penerapan perilaku terintegrasi
pembelajaran dalam penelitian ini dapat diterapkan oleh guru-guru terutama membantu untuk
mengetahui secara spesifik motif dari munculnya masalah perilaku. Efektivitas dari buku
panduan dapat diketahui dari penerapan intervensi pada 1 subyek dalam penelitian ini.
Sementara untuk 2 subyek lainnya belum terlihat karena ketidakhadiran pemicu masalah
perilaku dan ketidakhadiran subyek di kelas. Meskipun demikian, masalah perilaku agresif
tetap dijumpai terutama pada waktu yang tidak terstruktur (jam istirahat