9 research outputs found

    POTENSI USAHA TANI DAN MODAL SOSIAL PETANI UNTUK PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA SANDA, PUPUAN-TABANAN

    Get PDF
    Sanda Village has the potential to be developed as an object of agro-tourism because of the diversity of farming business consisting of coffee, coconut, cocoa, clove and natural beauty with rice terraces on a mountainous background. The development of community-based agro-tourism is believed to provide benefits for the welfare of farmers, because it provides employment and community business opportunities. As one of the economic empowerment offorts of rural communities, the development of agro-tourism in Sanda Village requires support and efforts to optimize the resources owned, both human and natural resources. In the context of human development, social capital has a large influence in terms of the ability to solve the complexity of shared problems, encourage change, foster collective awareness and look for opportunities for prosperity. Social capital in the village of Sanda is able to strengthen mutual trust in the community. Actualization of social capital for the development of agro-tourism in Sanda Village will be able to create mutual respect between individuals and groups in the synergy of business activities

    COMMUNITY EMPOWERMENT AND CUSTOMARY ATTACHMENTS SUPPORT PARTICIPATION IN AAN TOURISM VILLAGE DEVELOPMENT

    Get PDF
    This study aims to determine the tourism potential in Aan Tourism Village and community participation in the development of Aan Tourism Village. The research carried out with descriptive qualitative methods is expected to increase insight and knowledge about community involvement, especially in developing tourism villages. Aan Village has a variety of interesting tourism potentials in the form of views of hills, rice fields, waterfalls, and unspoiled rivers. In addition to nature-based tourist attractions, the people of Aan village have diverse and unique cultures and arts. Community involvement in developing Aan tourism village as a whole is quite optimal, which is more dominated by community members with backgrounds and tourism experience. Community involvement in tangible forms of energy includes participation in mutual aid activities, being a tour guide, and providing culinary. While in the form of property, among others, in the form of providing honey bee cultivation assets, facilities, and exhibition places for craft art and painting. The driving factors for community participation in the development of Aan tourism village, which include willingness, ability, and opportunity, are good

    Evaluasi Produk Wisata Berbasis Pertanian di Desa Adat Tinggan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi produk wisata di desa wisata Pucak Tinggan, dan mengukur tingkat kepuasan wisatawan terhadap kinerja pelayanan pengelolanya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan pengukuran CSI (Costumer Satisfaction Index). Dari penelitian ini diketahui bahwa produk wisata di desa wisata Pucak Tinggan adalah berupa paket treking mengunjungi Pura Pucak Mangu, peternakan lebah madu di tengah perkebunan kopi, edukasi biogas, produksi kopi bubuk dan produksi kripik talas. Kondisi sarana pendukung di sepanjang jalur treking seperti gazebo, tempat selfie dan toilet sudah mengalami kerusakan dan kurang terawat karena terkendala biaya. Pelatihan dan pendampingan telah dilakukan oleh tim dosen IPBI menyasar pada peningkatan sumberdaya pengelola dan produk UKM penunjang yang berbasis pertanian/agro. Kualitas layanan berdasarkan analisis CSI (Costumer Satisfaction Index) berada pada katagori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan yang menjadi reponden dalam penelitian ini menilai puas terhadap kinerja pengelola wisata di desa wisata Pucak Tinggan

    Evaluasi Produk Wisata Berbasis Pertanian di Desa Adat Tinggan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi produk wisata di desa wisata Pucak Tinggan, dan mengukur tingkat kepuasan wisatawan terhadap kinerja pelayanan pengelolanya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan pengukuran CSI (Costumer Satisfaction Index). Dari penelitian ini diketahui bahwa produk wisata di desa wisata Pucak Tinggan adalah berupa paket treking mengunjungi Pura Pucak Mangu, peternakan lebah madu di tengah perkebunan kopi, edukasi biogas, produksi kopi bubuk dan produksi kripik talas. Kondisi sarana pendukung di sepanjang jalur treking seperti gazebo, tempat selfie dan toilet sudah mengalami kerusakan dan kurang terawat karena terkendala biaya. Pelatihan dan pendampingan telah dilakukan oleh tim dosen IPBI menyasar pada peningkatan sumberdaya pengelola dan produk UKM penunjang yang berbasis pertanian/agro. Kualitas layanan berdasarkan analisis CSI (Costumer Satisfaction Index) berada pada katagori memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan yang menjadi reponden dalam penelitian ini menilai puas terhadap kinerja pengelola wisata di desa wisata Pucak Tinggan

    Eksistensi Ekowisata Mangrove Di Tahura Ngurah Rai Bagi Pembangunan Kepariwisataan Bali

    Get PDF
    Tata kelola Tahura Ngurah Rai dan pemanfaatannya sebagai kawasan ekowisata mangrove menjadi isu krusial di tengah perebutan berbagai macam kepentingan yang selama ini dihadapi oleh pengelola Tahura Ngurah Rai. Apalagi di era global dimana arus informasi demikian cepat dan mudah diakses serta dapat mempengaruhi citra suatu destinasi. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan ekowisata, menemukan manfaat dan peluang penting eksistensi ekowisata mangrove, serta merumuskan rekomendasi pengembangan ekowisata di Tahura. Penelitian dasar yang bersifat deskriptif kualitatif ini menggunakan metode survey dan wawancara kepada seluruh pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi ekowisata mangrove. Kemudian melalui FGD dirumuskan rekomendasi pengembangan untuk penyusunan kebijakan bagi Pemerintah Provinsi Bali. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan ekowisata di Tahura Ngurah Rai yaitu: Keanekaragaman Hayati; Infrastruktur; Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan; Partisipasi Masyarakat; Kebijakan Pemerintah; Pemasaran dan Promosi; Kerjasama dan Kolaborasi; dan Pengelolaan yang Berkelanjutan. Ekowisata mangrove menawarkan sejumlah manfaat dan peluang penting yang dapat berdampak positif pada pariwisata yaitu: Konservasi dan Edukasi Lingkungan;  Variasi Pilihan Wisata; Pemberdayaan Ekonomi Lokal; Pengalaman Wisata yang Berkelanjutan; Daya Tarik Wisatawan Berbasis Alam; dan Penyelarasan dengan Kebijakan Berkelanjutan. Keywords: : eksistensi ekowisata mangrove; Tahura Ngurah Rai

    PENINGKATAN POTENSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI ā€œPELAGA AGROTOURISM PARKā€ MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN DESA MITRA DI DESA PELAGA KABUPATEN BADUNG, BALI

    Get PDF
    Potensi Desa Pelaga berupa perpaduan antara keindahan panorama alam dengan pola kehidupan masyarakat agraris beserta keunikan adat istiadatnya apabila dikemas dan dikelola dengan baik sebagai destinasi terintegrasi dalam bentuk ā€œPelaga Agrotourism Parkā€ akan memiliki prospek dalam peningkatan pendapatan masyarakat. Permasalahannya adalah keberadaan kelompok masyarakat di desa Pelaga seperti Pokdarwis sebagai motor penggerak pariwisata perdesaan belum memiliki kemampuan mengelola agrowisata yang akan dikembangkan. Kelompok-kelompok pendukung agrowisata seperti kelompok pengolah pangan belum berkembang dengan baik. Kelompok Karang Taruna Desa Pelaga juga masih belum kreatif dan produktif. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini telah terlihat manfaat yang diperoleh masyarakat. Potensi yang dimiliki Desa Pelaga telah dikemas menjadi paket-paket wisata pilihan menarik.Ā  Pemahaman dan keterampilan yang diperoleh anggota Pokdarwis dalam mengelola destinasi agrowisata meningkat. Usaha penunjang wisata khususnya oleh-oleh berupa produk usaha kecil masyarakat lokal telah mengusung destination branding ā€œPelaga Agrotourism Parkā€ dalam setiap kemasan produknya dan sangat membantu pemasaran produk yang bersangkutan dan destinasi agrowisata di Desa Pelaga.Ā Kata kunci: Pelaga Agrotourism Park, pengabdian masyarakat, pengelolaan pariwisata, pengembangan usaha kecil

    Peningkatan Keberdayaan Pokdarwis dalam Pengelolaan Wisata Perdesaan Berbasis Keunggulan Lokal di Desa Keliki, Gianyar-Bali

    Get PDF
    Program pengabdian masyarakat skema Penerapan Iptek Masyarakat (PIM) ini berlokasi di desa Keliki, kecamatan Tegalalang, kabupaten Gianyar, provinsi Bali. Permasalahan yang dihadapi mitra sasaran program (Kelompok Sadar Wisata Desa Keliki) adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota Pokdarwis dalam mengelola potensi wisata di daerahnya yang berbasis keunggulan lokal (seni kreatif dan trekking), dan kurangnya sinergitas dan koordinasi antara Pokdarwis dengan kelompok masyarakat lainnya yang ada di desa Keliki, serta kurangnya keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholder) di daerah dalam membina kepariwisataan di desa Keliki. Solusi yang telah dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan manajemen pariwisata perdesaan, pelatihan teknik memandu dan pendampingan pembuatan paket wisata unggulan, serta pendampingan pembuatan website. Keluaran yang telah dicapai antara lain: 1) Terciptanya paket wisata unggulan yaitu treking di Bukit Cinta, wisata Kearifan Lokal, dan wisata bersepeda Keliling Keliki; 2) Peningkatan sarana promosi berupa website Desa Wisata Keliki; 3) Penambahan sarana berwisata berupa ayunan, tempat selfie, resto dan sepeda. Paket wisata treking Kearifan Lokal telah diuji coba dan memberi dampak pada pendapatan Pokdarwis dan desa wisata Keliki semakin dikenal. Dari hasil pengabdian masyarakat yang direspon positif dan antusias oleh masyarakat desa Keliki ini diharapkan adanya keberlanjutan program

    PROMOSI PARIWISATA DAERAH

    Full text link
    Arah pengembangan kepariwisataan nasional saat ini diarahkan menuju Quality Tourism Experience atau kualitas pengalaman pariwisata. Cakupan yang menjadi fokus kepuasan wisatawan mencakup jasa, harga, keselamatan dan keamanan, kebersihan, aksesibilitas, komunikasi, infrastruktur dan fasilitas, layanan umum, etika, transparansi dan sikap menghargai pada manusia secara individu dan masyarakat, alam dan budaya. Kualitas pelayanan pariwisata dikendalikan oleh prinsip-prinsip yang terkait dalam Global Code of Ethics for Tourism atau Kode Etik Etik Pariwisata Dunia (KEPD). KEPD merupakan acuan yang harus dipahami oleh setiap pemangku kepentingan di bidang pariwisata. Maka Konsep pelayanan dibuat sederhana serta berorientasi pada kualitas proses. Dalam buku ini disajikan citra dan target serta new media sebagai sarana promosi pariwisata yang dilanjutkan dengan kelembagaan promosi kemitraan dan strategi promosi serta implementasi program promosi destination branding terkait perencanaan dan implementasi lebih mendalam menelaah mengenai city branding sebagai strategi penguatan pariwisata, e-tourism dan mengembangkan event pariwisata daerah yang dilanjutkan dengan strategi pemasaran pariwisata di era new normal, studi kasus implementasi promosi pariwisata dan festival lokal sebagai media promosi serta ruang lingkup promosi pariwisata

    Proceedings of the 3rd International Conference on Community Engagement and Education for Sustainable Development

    No full text
    This proceeding contains articles on the various ideas of the academic community presented at The 3rd International Conference on Community Engagement and Education for Sustainable Development (ICCEESD 2022) organized by the Universitas Gadjah Mada, Indonesia on 7th-8th December 2022.Ā  ICCEESD is a biannual forum for sharing, benchmarking, and discussing HEIā€™s activities in developing Education for Sustainable Development towards community engagement. Education for Sustainability as a teaching strategy for resolving community challenges through formal, informal, or non-formal education is expected to benefit from various community service best practices by academics, researchers, and students. The 3rd ICCEESD has ā€œStrengthening Education for Sustainability Towards Better Community Engagementā€ as its theme this year. It is expected that the 3rd ICCEESD will provide a forum for the presenters and participants to exchange best practices, policies, and conceptual implementation of Education for Sustainability towards better community engagement and explore ideas to address community needs.Ā  Conference Title:Ā 3rd International Conference on Community Engagement and Education for Sustainable DevelopmentConference Theme:Ā Strengthening Education for Sustainability Towards Better Community EngagementConference Acronyms:Ā ICCEESD 2022Conference Date: 7th-8th December 2022Conference Location: Grand Rohan Jogja Yogyakarta, IndonesiaConference Organizer: Universitas Gadjah Mada, Indonesi
    corecore