21 research outputs found
Green Function Approach to Interface States in Band Inverted Junctions
We calculate interface states in semiconductor heterostructures with band
inversion using a Green function approach and the so called {\em point
interaction potentials}. Effects of external fields can be included in a
straightforward fashion.Comment: 6 pages, REVTEX, UCM-37-199
Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi
This study aims to determine the effect of accounting conservatism on the value of the company and the ability to interact Company size effect of accounting conservatism on the value of the company. The sample in this research is manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange for the period of 2013 to 2015 financial statements. The samples used 203 companies. The results showed that accounting conservatism positive significant effect on firm value. Company size is not as moderating variables that interact in the relationship between conservatism accounting value of the firm
PERAN MEDIA SOSIAL DAN PARTISIPASI POLITIK REMAJA DALAM KONTEKS KOMUNIKASI POLITIK DI KABUPATEN SUMBAWA
Untuk melihat peran media sosial dan partisipasi politik remaja dalam konteks komunikasi politik di Kabupaten Sumbawa, peneliti menggunakan mixed methodology yaitu memadukan antara metode survey (kuantitaf) dengan metode kualitatif focus group discussion (FGD). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan survey pada 50 responden yang terdiri dalam kategori remaja di Kabupaten Sumbawa. Selanjutnya, untuk mendapatkan temuan data yang mendalam, peneliti mengelaborasi hasil temuan survey melalui focus groub discussion (FGD) bersama 5 orang responden yang berpotensi menjadi narasumber yang mantab. Pemilihan responden FGD menggunakan purposive sampling. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran keterlibatan remaja pada partisipasi politik dalam konteks komunikasi politik dengan adanya media sosial yang hidup dan berkembang di tengah-tengah mereka. Selain itu, penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya dalam konteks komunikasi politik dalam era media baru, terlebih untuk memetakan partisipan politik yang berasal dari kalangan remaja sebagai pengguna aktif media sosial
PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH MAHASISWA PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI KABUPATEN SUMBAWA
This study wanted to find out more about the premarital sexual behavior of students at one of the universities in Sumbawa Regency and their handling efforts. This research is based on the rise of premarital sex cases by students that occurred at one University in Sumbawa Regency (interview with Bunga, one of the students). This becomes interesting because the University is a campus with a very thick religious nuances both among Lecturers and Students. The University's location in "remote" villages in the Sumbawa Regency and far from the hustle and bustle of big cities with all kinds of "glamor" makes the University can be said to be a "clean" campus of hedonism activities. However, premarital sexual behavior can still be found and become a conversation among students and some lecturers at the University. This study uses two quantitative and qualitative methods which are compared to make this research more extensive and in-depth. Quantitatively this study wants to find out how much the involvement of students in one University in Sumbawa Regency in sexual behavior outside of marriage and qualitatively want to know the causes. The tool used was a survey and in-depth interviews of the students concerned at the University with a random purposive sampling method where respondents or informants were selected in accordance with research criteria to obtain the desired information. The objects in this study were students in the age range of 17-25 years. At this age students are still in the juvenile category (MOH, 2018). This research will produce outcomes in the form of Be-ISSN National scientific journal publications, and posters.Penelitian Ini ingin mengetahui dan menggali lebih dalam mengenai perilaku seksual pranikah mahasiswa di salah satu Universitas di Kabupaten Sumbawa dan upaya penanganannya. Penelitian ini didasarkan maraknya kasus seks pranikah oleh mahasiswa yang terjadi pada salah satu Universitas di Kabupaten Sumbawa (wawancara dengan Bunga, salah satu mahasiswa). Hal ini menjadi menarik dikarenakan Universitas Ini merupakan kampus dengan nuansa keagamaan yang sangat kental baik itu dikalangan Dosen maupun Mahasiswa. Lokasi Universitas yang berada di "pelosok" Desa di Kabupaten Sumbawa serta jauh dari hiruk-pikuk kota besar dengan segala macam "kegelamoran"nya membuat Universitas ini bisa dikatakan kampus "bersih" dari kegiatan hedonisme. Namun, perilaku seksual pranikah masih bisa ditemui dan menjadi perbincangan dikalangan mahasiswa dan beberapa Dosen di lingkungan Universitas Tersebut. Penelitian ini menggunakan dua metode kuantitatif dan kualitatif yang dikomparasi untuk menjadikan penelitian ini lebih luas dan mendalam. Secara kuantitatif penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar keterlibatan mahasiswa pada salah satu Universitas di Kabupaten Sumbawa dalam berprilaku seksual diluar nikah dan secara kualitatif ingin mengetahui faktor penyebabnya. Alat yang digunakan adalah survey dan wawancara mendalam terhadap mahasiswa yang bersangkutan pada Universitas Tersebut dengan metode random purposive sampling dimana responden atau informan dipilih sesuai dengan kriteria penelitian sampai mendapatkan informasi yang diinginkan. Obyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa dalam rentang umur 17-25 tahun. Pada umur ini mahasiswa masih masuk dalam kategori remaja (depkes RI, 2018). Penelitian ini nantinya akan menghasilkan luaran berupa publikasi jurnal ilmiah Nasional Be-ISSN, dan Poster
Sejarah Agama Buddha: Penyebaran Buddhisme di Kepulauan Nusantara (Abad ke-2 SM – Abad ke-10 M).
Pokok soal yang menjadi maksud penelitian ini, yaitu; Pertama adalah
memperlihatkan perkembangan Buddhisme di India sebelum memasuki kawasan
Kepulauan Nusantara. Dari pokok soal ini akan dihasilkan suatu analisis dan
deskripsi mengenai tumbuh dan berkembangnya Buddhisme di India akibat protes
keras terhadap Agama Hindu yang tentu saja akan saling bertentangan antara
Buddhisme dan Hinduisme. Kedua adalah memperlihatkan jalur-jalur yang
ditempuh oleh para penyebar Buddhisme dan atas dasar apa mereka menyebarkan
Buddhisme itu. Di dalam persoalan ini akan menggambarkan jalur-jalur yang
ditempuh dan kondisi politik di India yang mengakibatkan agama ini dapat
sampai di Kepulauan Nusantara yang tentu erat kaitannya dengan jalur
perdagangan atau ada sebagian bahkan tidak ada kaitannya sama sekali. Ketiga
memperlihatkan bentuk dan corak Buddhisme yang beragam di Kepulauan
Nusantara yang ditengarai oleh perbedaan iklim kultural pada setiap daerah di
Kepulauan Nusantara.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah dan penyajian hasil penelitian
dilakukan dalam bentuk deskriptif-analisis. Sumber penelitian yang digunakan
terdiri dari sumber sekunder yaitu melalui studi kepustakaan. Di dalam penulisan
ini menggunakan kerangka teori evolusi yang diberikan oleh Julian H. Steward
mengenai tahapan perkembangan peradaban, terutama dengan metode evolusi
multilinear. Sebagai konsepsi yang diberikan oleh Steward, evolusi multilinear
digunakan untuk menelaah perbedaan dan kemiripan budaya melalui
perbandingan antara runtutan-runtutan perkembangan yang parallel, umumnya di
wilayah-wilayah geografis yang terpisah jauh, dimana tugas utama evolusi
multilinear adalah menguraikan, menjelaskan kesamaan-kesamaan struktural.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam perkembangan ajaran
Buddha, terutama Setelah Parinirvana Buddha (483 SM) Buddhisme tidak terlalu
mendapatkan peran penting dalam masyarakat India. Setelah memasuki masa
Kekaisaran Maurya, Ajaran Buddha baru mendapatkan respon di kerajaan yang
dipimpin oleh Chandragupta dan terutama oleh Asoka ajaran Buddha baru
mendapatkan pengaruh dan perkembangan yang sangat pesat. Kemunculan
beragam sekolah dan sekte di dalam agama Buddha sejak Parinirvana Sang
Buddha, ditambah dengan pemahaman kompleksitas Buddhisme yang
berkembang diberbagai daerah. Perkembangan Buddhisme di Kepulauan
Nusantara yang berkaitan dengan konsep Indianisasi memiliki proses dan tahapan
perkembangan yang berbeda, sehingga pelaku dari Indianisasi di setiap wilayah
Budaya di Kepulauan Nusantara tidak dapat digeneralisir. Kepulauan Nusantara
dengan keberagaman masyarakat di dalamnya, harus mengambil sikap terhadap
kedatangan budaya baru yang datang dari India, yakni Hinduisme dan Buddhisme.
Pada pokoknya, adalah bahwa budaya baru yang datang telah mendorong
ii
masyarakat Kepulauan Nusantara untuk merubah struktur sosialnya dengan
membentuk sebuah sistem baru yang dikenal dengan sistem kerajaan.
Tahapan perkembangan peradaban-peradaban di Kepulauan Nusantara
dapat dikaji berdasarkan tahapan perkembangan yang diberikan oleh Steward.
Meskipun model dari tahapan perkembangan yang dilakukan oleh Steward
ditujukan bagi peradaban yang menggunakan dasar ekonomi agraris, namun tidak
menutup kemungkinan jika penerapan model steward juga digunakan bagi
peradaban yang menggunakan dasar ekonomi non-agraris. Di Kepulauan
Nusantara tidak semua iklim-iklim budaya menggunakan dasar ekonomi agraris,
sehingga di dalam mencocokkan ciri peradaban-peradaban di Kepulauan
Nusantara tentu tidak akan semua mengikuti ciri-ciri yang diberikan oleh Steward.
Karena akan ada keterangan yang tidak diberikan oleh Steward tetapi ciri-ciri itu
terdapat di dalam Kepulauan Nusantara.
The subject matter which is the purpose of this study, namely; First, show
the development of Buddhism in India before it enters the Nusantara Archipelago.
From this subject will produce an analysis and description of the growth and the
development of Buddhism in India due to strong protest against Hinduism which
of course will be divided between Buddhism and Hinduism. The second is to
show the paths be reached by the propagator of Buddhism and on what basis they
spreading Buddhism. Inside this issue will describe the pathways taken and the
political situation in India that resulted in this religion can get in the archipelago is
of course closely related to the trade channel or there are some even nothing at all.
The third shows the shape and pattern of Buddhism mixed in the Nusantara
Archipelago that is considered by cultural climate differences between regions in
the Nusantara Archipelago.
This study uses historical method, and presenting the results of research
carried out in the form of descriptive analysis. Sources used in this study consists
of secondary sources is through the study of literature. In writing this using the
framework of the theory of evolution given by Julian H. Steward on the stages of
civilization, especially with multilinear evolutionary methods. As the conception
given by Steward, evolution multilinear used to examine the differences and
similarities of culture through comparisons between sequence-sequence of
developments that parallel, generally in areas isolated island, where the main task
of evolution multilinear is describing, explaining similarities structurally.
The results showed that in the development of Buddhism, especially after
Parinirvana Buddha (483 BC) Buddhism is not too get an important role in Indian
society. Upon entering the Mauryan Empire, Buddhism is a new response in the
kingdom led by Chandragupta and especially by Asoka, Buddhism is the new gain
influence and a very rapid development. The emergence of diverse schools and
sects within Buddhism since Parinirvana Buddha, coupled with a growing
understanding of the complexity of Buddhism in various regions. The
development of Buddhism in the Nusantara Archipelago that is related to the
concept and the process of Indianization have different developmental stages, so
that the perpetrators of Indianization in every region of culture in the Nusantara
Archipelago can not be generalized. Nusantara Archipelago with the diversity of
the communities within it, must take a stand against the arrival of a new culture
that came from India, namely Hinduism and Buddhism. In essence, is that the new
culture that came encourage people of the Nusantara Archipelago to change social
structures by establishing a new system known as the imperial system.
Stages of development of civilizations in the Nusantara Archipelago can
be assessed based on the stage of development provided by Steward. Although the
model of the stages of progress being made by Steward intended for the
civilization that uses basic agrarian economy, but it is possible if the application
of the model is also used for civilization steward who use non-agrarian economic
base. In the Nusantara Archipelago are not all climates in culture using agrarian
economic base, resulting in the characteristic match civilizations in the
archipelago certainly will not all follow the characteristics given by Steward.
Because there will be information that is not provided by Steward but these
features contained in the Nusantara Archipelago
POLA KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN SULTAN MUHAMMAD KAHARUDDIN III (1931-1958)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang diterapkan oleh Sultan Muhammad Kaharuddin III pada ranah kepemiminan di masa non-kontemporer. Pemilihan Sultan Muhamamd Kaharuddin III adalah bukan lain karena beliau dianggap mampu menjaga kedaulatan Sumbawa yang pada zaman kekuasaannya menghadapi tiga zaman sekaligus, yakni kolonialisme Belanda, kependudukan Jepang, dan transisi bergabungnya dengan Republik Indonesia. Substansi penelitian yang dikaji adalah bagaimana pola komunikasi yang diterapkan dan komunikasi politik leadership, kemudian dari variabel tersebut peneliti mencoba untuk membedah lebih dalam faktor-faktor penyebab terjadinya komunikasi tersebut dilakukan oleh Sultan Muhammad Kaharuddin III sehinngga menjadi sebuah pola. Supaya bisa menyentuh substansi penelitian tersebut peneliti menggunakan beberapa teori, diantaranya adalah teori pola komunikasi yang dikemukakan oleh Onong Uchdjana Effendi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi kepemimpinan Sultan Muhammad Kaharuddin III pada periode 1931-1958 memiliki sifat demokratis. Meskipun sebenarrnya Sultan sebagai Raja memiliki otoritas yang tinggi, namun Sultan tetap melakukan musyawarah untuk menentukan sebuah tindakan dan kebijakan terhadap kesultanan Sumbaw
STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA DALAM MEMPERSIAPKAN PEMILIHAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2018 (Studi Kasus : Komunikasi Organisasi Internal Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumbawa)
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumbawa merupakan lembaga atau organisasi resmi yang lahir dari Undang–Undang Dasar 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersifat formal dan hierarkis, bertugas untuk menyelenggarakan pemilihan ditingkat kabupaten/kota. Secara struktural KPU Kabupaten Sumbawa dibagi menjadi dua: Komisioner dan Sekretariat yang bekerjasama dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Strategi komunikasi perlu diterapkan oleh setiap organisasi agar hubungan manusia dalam organisasi tetap terjaga dengan baik. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui strategi komunikasi organisasi yang digunakan oleh internal KPU Kabupaten Sumbawa dalam mempersiapkan Pemilihan Gubernur NTB Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif–deskriptif, dengan teori strategi komunikasi Chris Agrys. Pengumpulan dilakukan dengan observasi non–participant, wawancara, dokumentasi, dan audio visual. Analisis data menggunakan reduksi, display data, dan kesimpulan verifikasi. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa strategi komunikasi organisasi diterapkan oleh KPU Kabupaten Sumbawa dengan baik. Suasana kekeluargaan dalam internal KPU Kabupaten Sumbawa yang menjadikan hubungan manusia dalam internal organisasi terjaga dengan baik, ialah wujud dari hasil strategi komunikasi organisasi yang dilakukan oleh komisioner dan sekretariat KPU Kabupaten Sumbawa
PENGGUNAAN WHATSAPP MESSENGER SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DIKALANGAN MAHASISWA (S TUDI KASUS MAHA S I SWA FIKOM U NIVERSITAS T EKNOLOGI S UMBAWA ANGKATAN 2015)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengguna penggunaan whatsapp messenger sebagai media komunikasi di kalangan mahasiswa ( studi kasus mahasiswa fakultas ilmu komunikasi angkatan 2015 universitas teknologi sumbawa ), perkembangan kemajuan internet saat ini begitu cepat, dengan kecanggihan internet menghadirkan sebuah media sosial yaitu whatsapp yang digunakan untuk berkomunikasi serta mendapatkan informasi dalam keseharian antara mahasiswa dengan dosen. Adanya fitur-fitur yang terdapat dalam whatsapp mendukung pengguna dalam proses komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitafif untuk menguji teori antara variable sehingga data terdiri dari angka-angka. Dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Kemudiaan peneliti melakukan teknik anaisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap penggunaan Whatsapp messanger sebagai media komunikasi dikalangan mahasiswa (studi kasus mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2015), 34 mahasiswa fakultas ilmu komunikasi angkatan 2015 menggunakan whatsapp messanger sebagai media komunikasi dalam kesehariannya. Dan dari hasil penyebaran kuisioner sebanyak 10 butir pertanyaan untuk 34 responden Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi tentang Penggunaan Whatsaap messenger sebagai media komunikasi di kalangan mahasiswa (studi kasus mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 2015 Universitas Teknologi Sumbawa) masuk kedalam kategori Baik.Kata Kunci : Komunikasi Whatsapp Messsenger Sosial Media
AKOMODASI KOMUNIKASI DALAM INTERAKSI ANTAR BUDAYA MASYARAKAT EX TIMOR TIMUR DENGAN MASYARAKAT SUMBAWA DI DESA PENYARING KABUPATEN SUMBAWA
Kemerdekaan Timor Timur (sekarang Timor Leste) atas Indonesia pada tahun 1998 membuat warga Timor Timur yang pro terhadap integrasi harus keluar dari Timor Timur. Kebanyakan dari mereka akhirnya tinggal di camp pengungsian yang berada di Atambua, sebagian dari mereka tinggal di sekitaran NTT dan sebagian dari mereka memilih untuk merantau diluar NTT. Beberapa dari mereka memilih untuk tinggal di Sumbawa, NTB dan menetap terus hingga sekarang. Berbaur dengan masyarakat setempat merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap pendatang guna mendapatkan keamanan, kenyamanan serta kemudahan dalam melangsungkan kehidupan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui akomodasi komunikasi yang digunakan oleh masyarakat ex Timor Timur yang tinggal di Desa Penyaring dalam berbaur dengan masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teori akomodasi komunikasi West dan Turner. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung dengan tinggal dan berbaur dengan masyarakat ex Timor Timur, dan juga dengan wawancara. Analisis data menggunakan reduksi, display data, dan kesimpulan verifikasi. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa masyarakat ex Timor Timur menggunakan akomodasi komunikasi ketika berbaur dengan masyarakat Sumbawa, baik melalui strategi konvergensi maupun divergensi, namun tidak secara akomodasi berlebihan. Akomodasi komunikasi yang mereka lakukan berhasil sehingga akhirnya mereka bisa bertahan tingga di Desa Penyaring, Sumbawa hingga saat ini.Kata Kunci: Komunikasi; Antarbudaya; ExTimor Timur; Sumbawa; Akomodasi Komunikasi
POLA KOMUNIKASI POLITIK KPU KABUPATEN SUMBAWA DALAM MENGHADAPI PILKADA BUPATI DAN WAKIL BUPATI TAHUN 2015 (Studi Kasus : Kampanye KPU Kabupaten Sumbawa dalam Upaya Menciptakan Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa yang Kondusif Tahun
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi politik yang diterapkan oleh KPU Kabupaten Sumbawa dalam menghadapi Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa tahun 2015, sehingga pelaksanaan kampanye oleh KPU Kabupaten Sumbawa berjalan dengan kondusif. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana pola komunikasi politik KPU Kabupaten Sumbawa dalam upaya menciptakan penyelenggaraan kampanye oleh KPU Kabupaten Sumbawa dalam menghadapi Pilkada Bupati dan Wakil Bupati yang kondusif tahun 2015. Hal yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti menggunakan teori pola komunikasi politik menurut Onong Uchdjana Effendi. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi non-participant, in-depth interview, dan dokumentasi, selain itu proses analisis data dengan cara, reduksi, men-display data, verifikasi dan kesimpulan. Oleh karena itu penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif deskriptif, hasil dari penelitian ini adalah pola komunikasi politik satu arah, pola komunikasi politik dua arah, dan pola komunikasi politik multi arah sebagaimana menurut Onong Uchdjana Effendi digunakan oleh KPU Kabupaten Sumbawa dalam berkampanye upaya menciptakan Pilkada yang kondusif tahun 2015, adapun pola komunikasi budaya KPU Kabupaten Sumbawa yang diterapkan dalam pelaksanaan debat publik berlangsung, sehingga menjadi ikon dan inovasi terbaru yang diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Sumbawa dalam berkampanye pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa yang berjalan kondusif tahun 2015, secara verbal maupun secara non verbal