PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN POSISI CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION (CORS) DI PT. TJITAYAM DESA CITAYAM KECAMATAN TAJUR HALANG DAN KECAMATAN BOJONG GEDE KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

Produk dari pengukuran dan pemetaan batas bidang tanah adalah peta bidang tanah. Sebagai salah satu kegiatan dalam rangka pendaftaran tanah, peta bidang tanah bukan merupakan bukti dari kepemilikan tanah melainkan sertifikat lah produk akhir dari kegiatan pendaftaran tanah sebagai bukti kuat hak atas tanah. Peta bidang tanah merupakan media dasar untuk kedepannya karena memuat informasi tentang kebenaran dari batas-batasnya di lapangan, letak, luas atau adanya penguasaan pihak lain di lapangan. Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan sinyal satelit. Sinyal ini diterima oleh alat penerima (receiver) di permukaan bumi dan diperloeh informasi berupa letak, arah dan waktu. Pengukuran Real-Time-Kinematik merupakan jenis pengukuran GPS Real-Time yang dimana hasilnya akan diketahui langsung tanpa adanya proses pengolahan data terlebih dahulu. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan bagaimanakah tahapan atau proses pengukuran dan pemetaan bidang tanah di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat dengan penelitian pengukuran dan pemetaan bidang tanah di Citayam Kabupaten Bogor Jawa Barat.;---The product from the measurement and mapping land parcel boundary is a map plot. As one of the activities in the context of land registration, maps plot is not an evidence of land ownership, however the certificates was the end product of the land registration as a strong evidence of land rights. Map plot is the basis for future media because it contains information about the correctness of its boundaries in the field, the location, extent or their mastery of others in the field. Global Positioning System (GPS) is a system to determine the location on the earth's surface with the help of satellite signals. This signal is received by a receiver on the surface of the earth and obtained the information such as location, direction and time. Measurement of Real-Time-Kinematic is a type of real-time GPS measurements which the result will be known directly without any processing of the data in advance. This research is a descriptive research that illustrates how the stage or the process of measuring and mapping land parcels in the National Land Agency Regional Office of West Java province with the research of measuring and mapping land parcels in Citayam Bogor regency, West Java

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Online Purchasing Intention pada Situs Lazada di Kota Payakumbuh

Penelitian ini dilatarbelakangi karena banyaknya ditemukan pembelian menggunakan internet. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengentahui pengaruh dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi online purchasing intention pada situs Lazada. Pada saat ini Lazada merupakan online shop yang cukup terkenal di Indonesia yang menawarkan berbagai jenis produk dan promosi-promosi menarik. Penelitian ini menggunakan jenis data primer dengan media berupa accidental sampling dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation Models (SEM) diikuti penganalisisan second order untuk masing-masing konstruk yang bersifat intervening dengan bantuan program SmartPLS version 2.0. Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa kepercayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap online purchasing intention. Sedangkan variable perceived risk diketahui memiliki pengaruh yang terhadap kepercayaan. Tetapi hubungan variable perceived risk menunjukan pengaruh yang tidak signifikan dengan terhadap online purchasing intention, dan sikap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap online purchasing intention

Manajemen Pembelajaran Daring Melalui Platform E-Learning dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas (Studi Kualitatif di SMA Negeri 24 Bandung dan SMA Swasta Pasundan 1 Bandung)

Perubahan teknologi tidak serta merta mengubah dengan cepat seluruh proses yang ada dalam dunia pendidikan. Banyak hambatan yang harus dilalui salah satunya ketidaksiapan sumber daya manusia yang ada di lembaga pendidikan khususnya sekolah dalam menerima perubahan teknologi yang ada. Padahal pemanfaatan dan penguasaan teknologi sangat penting untuk dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang manajemen pembelajaran daring melalui platform e-learning dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di sekolah menengah atas. Landasan teori yang digunakan yaitu konsep dasar manajemen artinya proses dimana seseorang menggunakan sumber daya yang ada dalam suatu lembaga atau organisasi yang dipimpinnya dengan efektif dan bertanggung jawab. Selain itu, teori manajemen pembelajaran daring dikaji untuk menggali informasi mengenai penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, yang menekankan kepada gambaran mengenai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, hambatan dan solusi pembelajaran daring dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipasi dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan menggunakan triangulasi data sumber. Sumber data primer di penelitian ini yaitu guru, wakasek dan kepala sekolah. Data sekunder berupa dokumen-dokumen pembelajaran. Pengolahan dan analisis data dengan reduksi, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) perencanaan pembelajaran daring dilakukan dengan persiapan sekolah dengan mengadakan rapat dan mengadakan webinar. Sementara, guru menyiapkan administrasi pembelajaran seperti silabus, ipk, rpp dan media pembelajaran. 2) pengorganisasian pembelajaran dilakukan dengan arahan kepala sekolah kepada wakasek kurikulum untuk diteruskan ke guru dan tim it sekolah. Guru membuat dan menyusun administrasi pembelajaran bersama mgmp. 3) pelaksanaan pembelajaran daring dilakukan dengan memberikan informasi jadwal dan tata cara oleh wakasek kurikulum. Guru memberikan informasi melalui pesan whatsapp dimulai dengan kegiatan pendahuluan, isi dan penutup, 4) evaluasi pembelajaran dilakukan dengan penilaian tes maupun non tes. 5) hambatan pembelajaran daring yang dialami yaitu hambatan teknis dan non teknis. Dan 6) solusi pembelajaran daring yaitu pemberian kuota, menghilangkan batas waktu pengumpulan tugas, mengundang orang tua dan memanfaatkan platform e-learning

Apple Orchards and Farmers Practices in Their Management in Mt. Elgon Subzone of Eastern Uganda

Apple (Malus domestica Borkh.) is one of the most popular fruits in world priced for its diverse uses, high dietary content and health benefits. Naturally adapted to cold conditions, apples require substantial hours of coldness or at least climatic conditions simulating cold conditions to be productive. In Uganda, apples were introduced in 2009 at experimental sites in western highlands of Kabale with scale up to Mt. Elgon region in the eastern part of the country in 2004. Since the introduction of apples in the Mt. Elgon zone, there has been no effort to document the performance in terms of growth, yield and even number of orchards, varieties as well as number of plants. A survey targeting all the apple orchards was conducted in June 2013 in eight districts of Mt. Elgon area to establish the status of apple growing and document the practices, challenges and opportunities for apple production in the zone. A total of 26 apple orchards comprising 1312 apple plants spread across 14 varieties were documented. Major orchard management practices included weeding, spraying and manure application. The main sources of planting material was from western Uganda although some farmers accessed materials from Kenya. Farmer’s major constraints to apple growing included lack of technical knowledge, pest and diseases and limited access to clean planting materials. Opportunities such as cold condition on the highlands and available market for apples provide high potential for apple growing in the sub-zone. However, there is need to build the capacity of farmers and develop sustainable source of clean apple planting materials to increase adoption and enhance production of the apples in the zone. Keywords: Apple, Orchard management, Farmer practices, Mt.Elgon, Ugand

Anglophone women’s writing and public culture in Kenya and Uganda, 1959-1976

The post-independence period was a vibrant time in Kenya and Uganda. Independence and the birth of the nation inspired a myriad of different cultural responses, including new writing and forms of literary production. The processes of decolonisation were not only shaping the political realm, but the cultural as well: events such as the African Writers Conference held at Makerere College in June 1962; the abolition of the English Department at University College, Nairobi in 1968; or the creation of the East African Institute of Social and Cultural Affairs in 1963, all heralded a shift towards Africanisation and the abandonment of colonial cultural legacies. The role of male cultural figures in these Africanisation processes has been well-documented; however, that of women remains under-researched. This thesis examines the ways in which Ugandan and Kenyan women writers and cultural figures viewed this period and expressed this in their writing. In interrogating student writing, prose, poetry, drama, children’s literature, journalism, and non-fiction writing, the interpretations by East African women writers of decolonisation and independence in their textual production will be highlighted. They protested oppression, neo-colonialism, inequality, patriarchy, and state authoritarianism, representing marginalised communities in their texts. The contribution of this thesis to historiography is two-fold: firstly, it will highlight voices hitherto largely considered obscure. Secondly, it will underscore the ways in which women widened the terms of the debates on decolonisation and Africanisation, making them inclusive to more participants, and entrenched at all levels in society. In a time when access to the public sphere in Kenya and Uganda was barred for many women, and authoritarianism in both countries repressed free speech and civil society activity, the texts were a public platform through which women could express themselves and make their voices heard