12 research outputs found

    Management of St. Croix Sheep and Garut Sheep Genetic Resources in Sheep Formation

    Get PDF
    This study aimed to determine the management of the genetic resources of St. Croix sheep and Garut sheep in the formation of sheep clumps and their physiological conditions. The study was conducted at the Livestock Research Institute on Jalan Raya Pajajaran Bogor, West Java, in 2019. Ex-situ collection materials and characterization of St. Croix sheep and Garut sheep were as many as 250 heads; sheep breeding was carried out in groups; one male married 5-10 heads. The rams were left in the mating group for two oestrus cycles (34 days). Primary data and secondary data were analyzed descriptively and quantitatively. The results were obtained in the germplasm research of St. Croix with an average mating body weight of 23.45 ± 4.08 kg and Garut sheep of 26.20 ±  4.92 kg. The average birth weight of St. Croix sheep was 2.26+0.35 kg, and Garut sheep was 2.05± 0.47kg. The establishment of the St. Croix and Garut sheep have high genetic quality, production, and reproductive characteristics, but each has a different productivity level. The study of germplasm preservation of sheep was carried out to increase the population of St. Croix sheep and pure Garut sheep so that the maximum target population of >200 sheep was achieved to meet the demand for seeds as animal food

    Pengelolaan Sumber Daya Genetik Kambing sebagai Potensi Biologik dan Nilai Ekonomi

    Get PDF
    Tujuan penelitian untuk mengetahui pengelolaan sumber daya genetik kambing sebagai potensi biologik dan nilai ekonomi. Penelitian dilakukan di kandang percobaan Ciawi-Bogor 2018. Penelitian menggunakan kambing PE 35 ekor, betina 30 ekor dan jantan 5 ekor. Kambing AN 35 ekor, betina 30 ekor dan jantan 5 ekor. Metoda analisa data dilakukan secara deskriprif, kuantitatif dan analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata bobot badan kawin kambing betina PE s 40,71±9,94 kg dan kambing betina AN43,10±12,13 kg. Rata-rata bobot badan kambing betina PEsetelah beranak 41,84±9,18 kg dan rata-rata bobot badan kambing betina AN setelah beranak 42,81±9,42kg. Produksi anak kambing jantan PE 26,48%. Sedangkan anak kambing betina PE 22,22%. Anak kambing jantan AN  28,79%, sedangkan anak kambing betina AN 24,24%. Keuntungan dari usaha kambing PE Rp.17.730.000/tahun  R/C 1,52. Keuntunagn dari usaha kambing AN  Rp.16.126.670/tahun R/C  1,44. Kambing PE dan kambing AN dapat dipelihara selama >5 tahun, kambing PE dan AN dapat berproduksi susu dan daging serta dapat beranak 2 kali dalam 1.5 tahun, dan secara ekonomi usaha kambing layak diusahakan

    Meningkatkan Pendapatan Peternak Melalui Usaha Domba dan Nilai Jual: Improving the Farmers' Income Through Sheep Business and Sale Value

    Get PDF
    Penelitian dilakukan di Kecamatan Tanjung Parang Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten, tahun 2017. Penelitian menggunakan metoda survai terhadap 20 peternak domba, dengan menggunakan kuisioner dan wawancara. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatkan pendapatan peternak melalui usaha domba dan nilai jual. Data primer dan data sekunder, kemudian dianalisa secara deskripif, kuantitatif dan analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan peternak usaha domba 2017 sebesar Rp.6.041.000,- nilai R/C sebesar 1,3. Usaha domba tahun 2018 peternak tidak mendaptkan keuntungan, mengalami kerugian sebesar Rp.-3.495.000/tahun dan nilai R/C sebesar 0,66. Secara ekonomi peternak mengalami kerugian. Bila tenaga kerja peternak tidak diasumsikan kedalam biaya produksi maka peternak mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan kondisi usaha. Usaha domba di peternak perlu perbaikan manajemen pemeliharaan, pemberian pakan yang berkualitas, pemilihan bibit betina produktif dan pejanttan unggul, sehingga produktivitas domba meningkat dan nilai jual domba tinggi. Peternak untuk menutupi kebutuhan ekonomi hariannya bekerja sebagai petani, buruh tani, dagang dan lainnya. Kata kunci:  meningkatkan, pendapatan, peternak, nilai jua

    Perbanyakan dan Penyebaran Bibit Ternak Domba Compass Agrinak Mendukung Perekonomian Peternak

    Get PDF
    Tujuan penelitian untuk mengetahui perbanyakan dan penyebaran bibit domba Compasss Agrinak mendukung perekonomian peternak. Penelitian dilakukan di UPTD Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah tahun 2017. Penelitian kerjasama di payungi MoU, isinya memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kerjasama penelitian untuk pengembangan domba Compass Agrinak sebagai bibit yang dapat disebarluaskan kepada peternak. Domba Compass Agrinak sebanyak 10 ekor, 8 ekor betina dewasa dan 2 ekor jantan dewasa. Data primer dan data sekunder kemudian dianalisis secara kuantitatif, kualitatif dan analisis ekonomi. Hasil penelitian menujukkan bahwa, pertambahan bobot badan domba betina muda sebesar 71±13 g/hari. Pertambahan bobot badan domba anak pra sapih umur 1 bulan sebesar 145±53g/ekor. Pertambahan bobot badan domba induk selama kebuntingan sebesar 75±29 g/hari. Biaya belanja modal dan biaya produksi yang dikeluarkan oleh UPTD dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp.1.200.000,-/tahun nilai B/C ratio 1,2. Biaya belanja modal dan biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp.620.000,-/tahun nilai B/C 1,2. Secara ekonomi domba Compass Agrinak layak untuk diperbanyak dan disebarluaskan kepada peternak. Domba milik peternak secara ekonomi belum layak, karena peternak usaha pokoknya adalah bertani

    Empowerment of Sheep Farmers Groups and Increasing Their Economic Values

    Get PDF
    The research was conducted at the Cinyurup Village, Juhut Village, Karang Tengah District, in the Pandeglang Regency, Banten Province in 2019. The research used a survey method. The study was conducted through interviews and questionnaires for 3 groups of farmers and one group of independent farmers: (1) Karya Mandiri farmers Group of 25 farmers, (2) Cinyurup Mandiri farmers group of 17 farmers, (3) Taruna Mandiri farmers group of 7 farmers (4) Independent farmers included 9 breeders, total number of respondents was 57 breeders. Based on the information that the sheep population was large, it becomes a criterion for consideration of the study area. Primary and secondary data are analyzed descriptively, quantitatively and economically. The purpose of this study were to determine the empowerment of sheep breeders and to increase their economic value. The results of the study showed that, the profit in the group I was IDR.3.101,625 with R/C of 1.5 higher, the profits of the group II and III amounted to IDR.2.339.875 with R/C 1.4, and IDR.1,174,000 with R/C 1.3 lower, respectively. The profit for independent farmers amounted to IDR.1,606,250 with R/C of 1.3 and there was an increase in the value of profits compared to the group III. Sheep business operated by both the 3 groups of farmers and independent farmers is economically feasible. Lambs are still maintained as a sustainable investment to produce offspring for the following year. To increase sheep business, it is necessary to empower farmers to be more active and move towards commercial businesses directly. Keywords: sheep breeders, empowerment, and economic valu

    PEMASARAN TERNAK DOMBA DI PASAR HEWAN PALASARI KABUPATEN INDRAMAYU

    Get PDF
    Penelitian dilakukan di Pasar hewan Palasari Indramau Jawa Barat, penentuan data dilakukan dengan metoda survey lapang dipasar hewan, pengambilan data dilakukan melalui wawancara terhadap 10 pedagang kecil, 10 pedagang besar, 10 calo ternak domba dan konsumen ternak domba, data primer dan data skunder dianalisis secara diskriptif dan kuantitatif. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui rantai pemasaran ternak domba di pasar hewan Palasari Indramayu. Hasil Penelitian rantai pemasaran ternak domba mempunyai 3 (tiga) mata rantai hingga pada konsumen akhir, pada masing-masing mata rantai memiliki margin pemasaran tersendiri, yaitu rantai pemasaran I, II dan III, masing-masing rantai pemasaran menentukan nilai share, dengan keuntungan yang berbeda, diperoleh rantai pemasaran I pedagnag kecil nilai share sekitar 2%/ekor, rantai pemasaran II pedagang besar nilai share sekitar 2%/ekor dan rantai pemasaran III para calo nilai share sekitar 1,5%/ekor. Rantai pemasaran I pedagang kecil nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.300.000/ ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.476.815/ ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 128.813.38/ekor, rantai pemasaran II pedagang besar nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.392.920/ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.428.813,8/ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 128.813.38/ekor dan rantai pemasaran III calo nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.346.000/ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.428.813,8/ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 35.893,8/ekor

    PROSPEK DAN STRATEGI PERDAGANGAN TERNAK KAMBING DALAM MEREBUT PELUANG PASAR DUNIA

    Get PDF
    ABSTRAKProspek kambing cukup berpeluang untuk merebut pasar ekspormenjelang era perdagangan bebas. Hal ini dikarenakan semua negara membuka pasar bagi masuknya produk impor minimal 5% dari konsumsi yang dibutuhkan. Produk dalam negeri dituntut mampu bersaing dengan produk impor baik dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya. Jenis ternak dan produk kambing / domba mulai dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar.Berdasarkan peluang perdagangan pasar  global, kambing merupakan komoditas unggulan untuk dipacu  perkembangan populasi, sebagai ternak ekspor. Berdasarkan permasalahan tersebut maka, tujuan tulisan ini adalah untuk mengulas beberapa prospek dan strategi perdagangan ternak kambing dalam upaya merebut peluang pasar duniayang menguntungkan bagi pendapatan devisa negara. Jenis impor ternak sapi, kambing dan domba dalam kurun waktu 2008-2012, namun secara umum terjadi kenaikan pada impor sapi hidup. Impor daging sapi cenderung menurun, impor kambing/domba hidup dan daging cenderung stabil.Keadaan tersebut mengindikasikan defisit dalam negeri meningkat. Guna mengatasi hal ini maka perlu ada wacana yang bersifat horisontal di perdagangan pasar dunia, dimana pasar tidak memonopili terhadap produk ekspor. Demikian pula diperlukan kerjasama ekonomi Sub-Regional, segitiga pertumbuhan (Growth Triangle) atau wilayah pertumbuhan (Growth Area), yang saling berketerkaitan (lingkage) ekonomi antar daerah.ABSTRACTThe prospectis quitelikely tobe able toseize thegoatexportmarkets, theseconditionsbefore theera offree tradeopenmarketsof allcountriesfor the entry ofimported productsat a minimum of5% of therequiredconsumption, consumersdeterminealternative choiceslikemeat productsimportedorlocalmeat products. Domestic productsare requiredto compete withimported productsin terms of quality, quantityandcontinuity, livestockandproductsgoat and sheepbegan to be developedtomeet themarket demand, the development ofgoatshould receiveserious attention, goatproductsin the open market, domestic and export marketsacceptable, in linewith the changingpolitical landscape inIndonesia, whichled to theera ofVdemocratizationandglobalization. Based onthe worldmarkettradingopportunitiesof globalizationgoat isexcellent commoditytobe drivenpopulationgrowth, asexports oflivestock, Based on the problemsstretcherpurposeof this paperistomengkulassomeprospectsandgoatstradingstrategiesin an attemptto seizethe opportunitiesthe worldmarket, globalexport, asthe businesseconomyfavorable tothe State's foreign exchange earnings, especially for the people of Indonesia. Typeimportedcattle, goatsandsheepin the period2008-2012, in generalthere is an increaseinimports oflivecattle, beef importsare likelyto decline, imports ofgoat/sheepmeattend toliveandstable, indicatinga deficitsituationin the country increased. Weaknessis considereda common thingin everydeveloped country, the necessarydiscoursebersipathorisentalinDunimarkettradingthe market does notmemonopilitoexportproducts, requiredSub-Regional economic cooperation, also known as thetriangleof growth(Growth Trangle) orregionalgrowth(Growth Area), is aform ofinterdependence, in collaboration (lingkage) inter-regional economy

    Pengaruh Suplementasi Leguminosa dalam Pakan terhadap Kualitas Semen Dua Rumpun Kambing Perah

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki kualitas sperma kambing perah Anglo Nubian (AN) dan Peranakan Etawah (PE) yang diberi pakan tambahan konsentrat dan leguminosa pada ransum basal rumput gajah (RG) segar yang dicacah. Jumlah ternak yang digunakan sebanyak 16 ekor kambing jantan dewasa yang terdiri dari 8 ekor kambing AN dan 8 ekor kambing PE. Penelitian ini dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan faktor 1 (rumpun: AN dan PE), faktor 2 ( pakan: 1. R : 5 kg rumput + 500 gram konsentrat dan 2. RL : 4 kg rumput + 1kg campuran daun Glirisidia dan Kaliandra (1:1) + 500 gram konsentrat) Ternak diberi pakan selama 6 minggu . Koleksi semen dilakukan sebanyak 2 kali ejakulasi di awal sebelum percobaan dimulai dan setiap minggu selama 6 minggu. Peubah yang diamati volume per ejakulat, warna, pH, gerakan massa, gerakan individu (motilitas), spermatozoa yang hidup dan konsentrasi sperma. Hasil menunjukkan volume semen dari kedua rumpun kambing bervariasi dari 0,2 sampai 1,7 ml/ejakulat dengan warna krem. Pemberian pakan tambahan konsentrat dan leguminosa dapat memperbaiki/berpengaruh (

    ANTIBODY POLYCLONAL PRODUCTION ON RABBIT ANTI-OVINE PREGNANCY-ASSOCIATED GLYCOPROTEIN (Rabbit anti-ovPAG)

    Get PDF
    The aim of the study was to produce polyclonal antibody (rabbit anti-ovPAG) which could detect PAG in the urine of pregnant ewes. Twelve rabbits were immunized against ovPG DEAE-TrisHCl (DT), DEAE-NaCl 20mM (DN2), DEAE-NaCl 40mM (DN4), DEAE-NaCl 80mM (DN8), DEAE-NaCl 160mM (DN16), DEAE-NaCl 320mM (DN32) and DEAE-NaCl 1M (DN1) and NaCl 0.9 % as a placebo. The 0.5 ml of isolate (purified from ovine cotyledon) was emulsified in equal volume with complete and incomplete Freud’s adjuvant. The mixture of each isolate and adjuvant was injected at mutiple sites along the dorsal area of rabbits by subcutaneous route. Blood were collected from marginal ear vein, starting before first injection (baseline) and every 14 days. Rabbit anti-ovPAG were measured using Modified ELISA Technique. By using Western Blot Technique, DN32 showed the best immune response among others and also could differenciate ovPAG in the urine of pregnant ewes It could be concluded that ovPAG DN32 is a specific source of rabbit anti-ovPAG production. Protein of ovPAG at molecular weight 31 kDa is a pregnancy protein marker of garut sheep and could be developed as a major protein for producing antibodi
    corecore