1,215 research outputs found
Transaminase Enzyme and Liver Histological Profile of Mice Administered Extract of Pegagan (Centella Asiatica (L.) Urban)
The purpose of this study was to determine whether pegagan caused toxic effects on the liver. This study used completely randomized design with four treatments, ie 125, 200, 275 mg/kg BW and control, each treatment consisting of six replicates. Variables observed were the level of GPT, GOT and histological profile of liver. GPT and GOT levels were analyzed by analysis of single variant of 0.05. Histological picture of the liver include central venous dilation, inflammation, and damage to the structure of liver cells were performed by descriptive evaluation. Pegagan leaf extract did not show significant effect on GPT and GOT level in the liver of mice, whereas the histology results did not reveal any visible damage to liver cells in each dose. Administration of pegagan extract up to dose of 275 mg/kg BW was safe and would not cause damage to the liver cells
Penggunaan Lks sebagai Tindakan Rasionalitas Guru dalam Proses Pembelajaran (Kajian Fenomenologi di SMA N 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016).
Tomi Wursito Adi. NIM K8411066 PENGGUNAAN LKS SEBAGAI TINDAKAN RASIONALITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN (Kajian Fenomenologi di SMA N 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2016.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan guru menggunakan LKS dalam proses pembelajaran di kelas serta mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan LKS tersebut. Penelitian ini dilakukan di SMA N 8 Surakarta.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data berasal dari wawancara, observasi, serta dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan informan kunci yang terdiri dari 1 guru laki-laki dan 2 guru perempuan yang mengajar kelas XI IPS. Sedangkan informan pendukung terdiri 2 peserta didik kelas XI IPS. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan informan dengan cara purposive. Dalam melakukan uji validitas data, yang dilakukan yaitu dengan metode cara pengumpulan data triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan serta verifikasi.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hasil yang didapatkan sebagai berikut: (1) LKS sebagai sumber utama dalam proses pembelajaan, (2) LKS dianggap lebih praktis dan lengkap dibandingkan buku paket, (3) Pembelajaran hanya bertumpu dan berbasis pada LKS, (4) Guru kurang inovatif dan malas dalam membuat soal, (5) Siswa menjadi tidak kritis. Pemilihan LKS sebagai sumber utama dalam proses pembelajaran merupakan sebuah tindakan rasionalitas dari guru
Transaminase Enzyme and Liver Histological Profile of Mice Administered Extract of Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
The purpose of this study was to determine whether pegagan caused toxic effects on the liver. This study used completely randomized design with four treatments, ie 125, 200, 275 mg/kg BW and control, each treatment consisting of six replicates. Variables observed were the level of GPT, GOT and histological profile of liver. GPT and GOT levels were analyzed by analysis of single variant of 0.05. Histological picture of the liver include central venous dilation, inflammation, and damage to the structure of liver cells were performed by descriptive evaluation. Pegagan leaf extract did not show significant effect on GPT and GOT level in the liver of mice, whereas the histology results did not reveal any visible damage to liver cells in each dose. Administration of pegagan extract up to dose of 275 mg/kg BW was safe and would not cause damage to the liver cells
Penerapan Sanksi Hukum terhadap Kejahatan Korporasi Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaturan korporasi sebagai subyek hukum tindak pidana pencucian uang sebagaimana diatur oleh Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 dan bagaimana penerapan pemidanaan terhadap korporasi pada tindak pidana pencucian uang dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 2010. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Disamping subyek hukum manusia yang telah dikenal secara umum dalam tindak pidana juga Korporasi dikonstruksikan sebagai subyek hukum dalam Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah dirumuskan dalam ketentuan Peraturan Perundang-undangan Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang belaku saat ini. 2. Penerapan penjatuhan sanksi pidana kepada Korporasi dalam Tindak Pidana Pencucian Uangterdiri dari Pidana pokok sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 ayat (1) berbunyi, “Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap Korporasi adalah pidana denda paling banyak Rp.100.000.000.000 (seratus miliar rupiah)”danPidana tambahan yang dapat dikenakan kepada Korporasi dalam Pasal 7 ayat (2) yang berbunyi, “Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terhadap Korporasi juga dapat dijatuhkan pidana tambahan
Generator Kode Unit Testing Untuk Javascript Berbasis Framework Qunit
Pada pengembangan perangkat lunak, kegiatan pengujian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menjaga kualitas perangkat lunak. Melakukan pengujian aplikasi yang memiliki kompleksitas yang tinggi memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu diperlukan sebuah strategi dan teknik pengujian yang tepat agar pengujian perangkat lunak dapat dilakukan secara efektif dari segi waktu dan biaya. Unit Testing adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian perangkat lunak. Unit Testing memiliki focus pengujian pada bagian terkecil dari sebuah aplikasi. Menulis kode Unit Testing dan Test Case secara manual ketika akan melakukan pengujian, memerlukan waktu dan sangat rentan terhadap kesalahan.
Javascript memiliki fungsi-fungsi umum yang sering digunakan ketika membangun sebuah aplikasi. Fungsi-fungsi umum ini sangat dimungkinkan untuk diuji dengan sebuah kode Unit Testing yang dihasilkan secara otomatis oleh aplikasi Generator. Pada penelitian ini dihasilkan sebuah aplikasi Generator yang menghasilkan kode Unit Testing Javascript yang berjalan pada lingkungan pengujian berbasis Framework QUnit
Interpretasi Khalayak terhadap Adegan Kekerasan dalam Tayangan Sinetron Tendangan Si Madun Serial 3
Interpretasi Khalayak Terhadap Adegan KekerasanDalam Tayangan Sinetron Tendangan Si Madun Serial 3AbstrakPenelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa tayangan sinetron Tendangan SiMadun Serial 3 yang hanya menghibur tapi juga memberikan pendidikan ternyata menonjolkanunsur kekerasan di dalamnya baik itu kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana interpretasi khalayak terhadap adegankekerasan fisik maupun verbal yang terdapat dalam sinetron Tendangan Si Madun Serial 3. Teoriyang digunakan yaitu Teori Stimulasi Agresif (John Vivian,1995), Teori Pembelajaran Sosial(Albert Bandura,1996), dan Teori Kekerasan (Johan Galtung,1992). Penelitian ini menggunakanmetode penelitian kualitatif,yang memerlukan keterlibatan yang lebih mendalam denganpenonton itu sendiri, termasuk teknik wawancara untk mengetahui perilaku penonton dalamkaitannya dengan konsumsi media,dengan pendekatan analisis resepsi yang bertujuan untukmenemukan bagaimana khalayak dengan konteks sosial dan latar belakang yang berbedamembuat bermacam-macam pengertian mengenai teks media.Penelitian ini merupakan kajianparadigma interpretative atau content media berupa teks. Teknik pengumpulan data dilakukandengan menggunakan indepth interview kepada enam informan yang telah dipilih oleh penelitiyakni khalayak anak SMA yang aktif menonton sinetron Tendangan Si Madun Serial 3. (Rayner,Wall dan Kruger,2004:96)Hasil penelitian ini ditunjukkan dengan pembagian posisi khalayak menurut Stuart Hallada tiga yakni posisi dominan hegemonik, posisi dinegosiasikan, dan posisi oposisional. Sepertiinforman 1 yang masuk dalam oposisional meihat sinetron ini dari segi alur ceritanya yangdiceritakan oleh Si Madun yang selalu pantang menyerah dan ingin menjadi pemain sepak bolayang hebat. Sedangkan informan 2 yang masuk posisi dinegosiasikan menganggap bahwaadegan kekerasan dalam sinetron ini hanya sebagian dari akting, meskipun informan ini jugatidak terlalu suka dengan adegan kekerasan tersebut, kemudian informan 3 yang masuk dalamdominan hegemonik menganggap bahwa adegan kekerasan ini tidak baik untuk perkembaganremaja yang menontonnya dan hanya membuang waktu saja. Informan 4 masuk dalam dominanhegemonic karena sinetron tersebut dianggap tidak layak ditonton setiap hari karena terdapatadegan kekerasannya.Sedangkan informan 5 masuk dalam dinegosiasikan karena informan initidak suka dengan adegan kekerasannya namun adegan verbalnya tidak perlu dihilangkan karenaadegan tersebut menghibur.Informan 6 masuk oposisional karena informan ini lebih melihat darisegi alur ceritanya yang menarik tentang perjalanan Si Madun yang semangat dalam menjalanikehidupannya. Berdasarkan hasil FGD menunjukkan bahwa keenam informan setuju terdapatadanya adegan kekerasan di dalam sinetron Tendangan Si Madun Serial 3, baik itu kekerasanfisik maupun kekerasan verbal. Kekerasan fisik yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat,dirasasakan oleh tubuh, contoh: penganiayaan, pemukulan, menendang. Sedangkan kekerasanverbal yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangibahkan menghilangkan kemampuan normal jiwa, contoh : mengejek, memfitnah, menyinggungorang lain.Kata Kunci : sinetron, media televisi, khalayak, resepsi.Audience Interpretation Against Violence ScenesImpressions Soap Opera Tendangan Si Madun Serial 3abstractThis study was conducted with a background that sinetrons kick Si 3 Serial Madun onlyentertain but also educate turns accentuating the violence in it either physical violence or verbalabuse . The purpose of this study was to determine how the public interpretation of the physicaland verbal violence contained in the soap opera The Madun Serial kick 3 . The theory used isAggressive Stimulation Theory ( John Vivian , 1995) , Social Learning Theory ( Albert Bandura, 1996) , and Theory of Violence ( Johan Galtung , 1992) . This study used a qualitative researchmethod , which requires a deeper engagement with the audience itself, including interviewtechniques to know the behavior of the audience remedy in relation to media consumption , witha reception analysis approach that aims to discover how the social context and the audience withdifferent backgrounds make diverse understanding of the text media.Penelitian interpretativeparadigm , we study the form of text or media content . Data was collected using in-depthinterview to six informants who had been chosen by the researchers active high school audiencewatching soap operas Madun Serial kick Si 3 . (Rayner,WallandKruger2004:96)The results of this study indicated the position of the division according to Stuart Hallaudience that there are three dominant hegemonic position , the position negotiated , andoppositional position . Like the first informant who fall into this soap opera meihat oppositionalterms of the plot is told by Si Madun who never give up and always wanted to be a great footballplayer . While the two informants who entered a negotiated position assumes that violence in theshow is only part of the act , although the informant is also not too happy with the scenes ofviolence , then the informant 3 are included in the dominant hegemonic assume that violence isnot good for teenagers perkembagan watch and just a waste of time . Informant 4 into thedominant hegemonic because soap is considered not worth watching every day because there isscene 5 kekerasannya.Sedangkan informants included in the negotiated because the informantdid not like the verbal scenes of violence but the scene does not need to be removed because thescene because menghibur.Informan 6 incoming oppositional this informant is more seen in termsof the plot is interesting about the Madun the journey through life in the spirit . Based on theresults of focus group discussions showed that the six informants agreed there has been noviolent scenes in the soap opera The Madun Serial Kick 3 , both physical violence and verbalabuse . Physical violence is real violence that can be seen , dirasasakan by the body , eg torture,beating , kicking . While verbal violence is violence that has targeted the spiritual or soul thatcan reduce or even eliminate the ability of normal life , eg, ridicule, slander , offend others .Keywords : soap operas , television media , audiences , receptions .BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar BelakangSinetron Tendangan Si Madun Serial 3 ini menceritakan perjuangan Madun untukmenjadi pesepak bola yang terkenal dan hebat, namun dilarang oleh kedua orang tuanya,disebabkan ayah dan ibunya menginginkan Madun untuk menjadi Kyai atau Ustad saja,agar meniru seperti ayahnya. Namun Madun tetap memperjuangkan cita-citanya untukmenjadi pesepak bola walaupun banyak rintangan yang harus dihadapinya dari orangtuanya maupun dari lingkungan sekitarnya. Termasuk Martin yang selalu menjadipenghalang bagi Madun saat berada di lapangan,begitu juga ayahnya Martin,yangbernama Safe'i ini selalu menggunakan berbagai cara untuk menghalangi keinginanMadun untuk menjadi pesepakbola terkenal.1.2. Perumusan MasalahTendangan Si Madun Serial 3 merupakan sinetron yang cukup banyak disukaikarena program acara ini mempunyai unsur hiburan yang cukup banyak khususnyadalam permainan sepak bola, terutama bagi anak –anak. Apalagi isi ceritanyamenampilkan teknik-teknik menendang dengan cara yang menarik sehingga penontonpun semakin ingin menonton terus, selain itu juga memberikan hiburan atau canda tawadari para pemain.Namun tayangan ini kerap diabaikan oleh penonton mengenai adegan kekerasanyang selalu ada dalam setiap episodenya. Apalagi sebelumnya terdapat larangan dariKomisi Penyiaran Indonesia (KPI) agar tidak menayangkan sinetron ini, karena KPI jugamelarang film naruto, Sponge Bob serta sinetron Tendangan Si Madun Serial 3. Untukitulah dalam penelitian ini dirumuskan bagaimana Interpretasi khalayak terhadaptayangan Sinetron Tendangan Si Madun Serial 3 yang di Peruntukkan bagi anak-anak?1.3. Tujuan Penelitian:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interpretasi khalayak dalam menontontayangan Sinetron Tendangan Si Madun Serial 3 di MNC TV.1.4. Signifikansi Penelitian :1.4.1 Signifikansi Teoritis : penelitian ini secara teoritis diharapkan mampumemberikan kontribusi dalam mengkaji teori Stimulasi Agresif (AlbertBandura,1974) dan teori Pembelajaran Sosial (McCleland,1954) yangberhubungan dengan adegan-adegan kekerasan yang terdapat didalam televisidigunakan untuk mengkaji khalayak terutama anak atau remaja untukmeninterpretasikan pendapatnya terhadap tayangan sinetron.1.4.2 Signifikansi Praktis : dalam tataran praktis, peneliti menganjurkan kepadainforman yaitu para remaja yang menonton sinetron Tendangan Si Madun agarmemilih tayangan yang baik dan pantas untuk ditonton yaitu acara yang jauhdari adegan kekerasan karena dapat membahayakan perkembangandirinya,karena masa remaja merupakan masa yang cepat merekam sesuatuyang dilihat dan didengarnya secara cepat masuk ke otak sehingga butuhdidampingi serta bimbingan dari orang tua.1.4.3 Signifikansi Sosial : dalam tataran sosial, pemahaman dari penonton SinetronTendangan Si Madun Serial 3 ini memberikan masukan berharga agar dapatmemberikan tayangan yang lebih bermanfaat dan mempunyai unsurpendidikan di dalamnya, sehingga khalayak dapat selektif untuk memilihsinetron yang layak untuk ditonton anak-anak maupun remaja.1.5 Kerangka Pemikiran Teoritis1.5.1 Teori Stimulasi AgresifTeori ini menjelaskan bahwa seseorang cenderung mempraktikkan kekerasan yangdiganbarkan di media, bahwa khalayak dengan mudah terpengaruh atau menirukanterhadap hal-hal yang dilihat nya secara terus menerus melalui media televisi khususnyatelevisi.Dalam National Television Violence Study 1995-1997 menyatakan bahwa:“Menonton kekerasan di Televisi cenderung lebih meningkatkan perilaku kekerasanpemirsa dalam satu situasi di banding situasi lainnya.(Vivian,2008:487)1.5.2 Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)Selain teori stimulasi agresif , teori pendukung lainnya yaitu teori PembelajaranSosial , teori ini menjelaskan bahwa kita cenderung melakukan tindakan kekerasansetelah menonton tayangan kekerasan yang ada di dalam televisi. Selain itu jugamenjelaskan bahwa menonton televisi yang penuh dengan kekerasan akan membuatpenonton merasa takut atau terjadi kekhawatiran karena televisi menanamkan didalamgamabaran dunia yang kejam dan berbahaya. Teori ini dapat menganalisis kemungkinandampak kekerasan yang ditayangkan ditelevisi. (Winarso,2005:184)1.5.3 Teori KekerasanKekerasan mengingatkan kita pada sebuah situasi yang menyakitkan danmenimbulkan dampak negatif. Kekerasan mengilustrasikan sifat, aturan sosial, yangmerupakan suatu pelanggaran aturan dan reaksi sosial terhadap pelanggaran aturan yangkompleks dan seringkali bertentangan.Namun kebanyakan orang hanya memahamikekerasan sebagai suatu bentuk perilaku fisik yang kasar, keras, dan penuh dengankekejaman. Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yangterbuka (overt) atau yang tertutup (covert), dan baik yang bersifat menyerang (offensive)atau bertahan (defensive), yang disertai dengan penggunaan kekeuatan pada orang lain.(Sunarto,2009:11)1.5. Metode Penelitian1.7.1 Pendekatan dan Tipe PenelitianTipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ini menghasilkandata deskriptif berupa kata-kata tertentu atau lisan dari orang-orang dan perilaku yangdapat diamati. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untukmenjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.Riset kualitatif tidak menggunakan besarnya populasi atau sampel. Persoalan kedalaman(kualitas) data lebih ditekankan daripada banyaknya (kuantitas) data. Peneliti adalahbagian integral dari data, artinya peneliti ikut dalam menentukan jenis data yangdiinginkan. Peneliti menjadi instrumen penelitian yang harus terjun langsung di lapangan.Oleh karena itu, penelitian ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik, bukan untukdigeneralisasikan. (Kriyantono,2006:58-59)BAB IIPEMBAHASANGambaran pengalaman didapat melalui indepth interview atau wawancaramendalam yang dilaksanakan peneliti terhadap beberapa informan terhadap kegiatankomunikasi yang dilakukan oleh para informan.Informan dalam penelitian ini yaitu para pelajar yang menonton sinetron ini.Peneliti mengambil informan dari kalangan pelajar dengan alasan mereka aktif atauselalu menonton sinetron tersebut. Wawancara merupakan suatu cara untuk mengetahuipendapat para informan mengenai adegan kekerasan dalam tayangan sinetron TendanganSi Madun Serial 3. Hasil dari wawancara tersebut kemudian dimasukkan dalam opencoding. Open coding dilakukan untuk mendapatkan pengelompokkan hasil wawancarainforman yang berbeda-beda ke dalam kategori, konsep, dan tema-tema pokok.Selanjutnya para informan dilibatkan kembali dalam focus group discussion (FGD). FGDini digunakan untuk mengetahui pendapat dari enam informan. Pendapat dari keenaminforman ini akan dianalisis menggunakan analisis resepsi dari Stuart Hall (dalam Barandan Dennis K. Davis,2000:262) berdasarkan penggolongan interpretasi informanberdasarkan tiga posisi pemaknaan khalayak yaitu posisi dominan hegemonik, posisidinegosiasikan, dan posisi oposisional.Enam informan dalam penelitian ini, yakni:2.1. Identitas informanTabel 3.1. Identitas InformanNo Nama Usia JenisKelaminPendidikan Keterangan1. Muhammad Fikar Prasetya 16 Laki-laki SMA Informan 12. Sekar Sae Khoirunnisa 17 Perempuan SMA Informan 23. Putri Kemala Sari 16 Perempuan SMA Informan 34. Cahyaningtyas Wahyuningrum 15 Perempuan SMA Informan 45. Damar Pratama Putra 16 Laki-laki SMA Informan 56. Bisma Narendra 16 Laki-laki SMA Informan 6Untuk mengetahui lebih dalam mengenai interpretasi khalayak terhadap adegankekerasan dalam tayangan sinetron Tendangan Si Madun Serial 3, hasil wawancaradikelompokkan menjadi dua sub pokok bahasan. Yang pertama, terkait penggunaan unsurkekerasan dalam tayangan sinetron ini yang menjadi teks dominan dalam tayangantersebut. Dalam bahasan ini juga disertakan hasil FGD yang membahas masalahkekerasan dalam tayangan ini. Kedua, terkait dengan kapasitas tayangan Tendangan SiMadun Serial 3 sebagai sebuah program hiburan. Masing-masing tema pembahasan inimasih dibagi lagi ke dalam beberapa sub bahasanPembahasan akan dikelompokkan ke dalam dua sub judul yang mengambil temasesuai dengan interpretasi khalayak dari hasil wawancara mendalam dan satu sub judulyang berisi penggolongan interpretasi khalayak berdasarkan tiga posisi pemaknaankhalayak (posisi dominan hegemonik, posisi dinegoisasikan, dan posisi oppositional).Tiga sub judul tersebut adalah : Interpretasi khalayak terhadap tayangan sinetronTendangan Si Madun serial 3, Komodifikasi remaja terhadap tayangan sinetronTendangan Si Madun Serial 3 terkait dengan norma di Indonesia dan Pedoman PerilakuPenyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) , serta tipe dan posisi pemaknaaninforman terhadap adegan kekerasan dalam tayangan sinetron Tendangan Si MadunSerial 3.Menurut Stuart Hall (dalam Baran dan Dennis K. Davis, 2000:262) ada 3 (tiga) tipeposisi pemaknaan khalayak yakni Posisi Dominan Hegemonik, Posisi Dinegosiasikan,dan Posisi Oppositional :1. Posisi Dominan HegemonikPosisi Dominan Hegemonik : ketika preferred reading atau pendapat daripeneliti mengenai adegan kekerasan yang ada di sinetron Tendangan Si Madun Serial3 sama dengan pendapat dari informan.2. Posisi DinegosiasikanPosisi Dinegosiasikan : ketika preferred reading atau pendapat dari penelititidak sepenuhnya sependapat dengan informan mengenai adegan kekerasan yangterdapat di sinetron Tendangan Si Madun Serial 3. Informan ada yang berpendapatbahwa dalam sinetron tersebut mempunyai tujuan untuk menghibur.3. Posisi OppositionalPosisi Oppositional : ketika informan sama sekali tidak sependapat denganpreferred reading atau pendapat dari peneliti mengenai adegan kekerasan tersebut,mereka berpendapat bahwa sinetron Tendangan Si Madun Serial 3 tidak adakekerasannya sama sekali,sinetron tersebut hanya bertujuan untuk menghibur.BAB IIIPENUTUPPenelitian mengenai interpretasi khalayak terhadap adegan kekerasan dalam tayangansinetron Tendangan Si Madun Serial 3 ini merupakan penelitian dengan menggunakanmetode analisis resepsi. Dalam pelaksanaannya, proses penelitian ini dilakukan denganmenggunakan teknik wawancara mendalam secara tatap muka dengan enam informan.Khalayak yang menjadi informan dalam penelitian ini merupakan khalayak yang masihaktif menonton tayangan Tendangan Si Madun, dan pernah aktif menonton tayangantersebut. Dalam wawancara tersebut masing –masing informan menyampaikaninterpretasi mereka terkait dengan tayangan tersebut. Khalayak yang dalam hal inimerupakan penghasil makna, memaknai tayangan tersebut secara beragam, karena teksyang berbeda dapat menghasilkan pemaknaan yang beragam.5.1. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan wawancara dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Kesimpulan dari peneliti terhadap keenam informan yang mempunyai beranekaragam pendapatnya mengenai adegan kekerasannya maupun isi dari cerita sinetronTendangan Si Madun Serial 3 bahwa mereka mempunyai pendapat masing –masingseperti informan 1 , informan 2 dan informan 3 yang berpendapat bahwa sinetronTendangan Si Madun Serial 3 ini lucu dan menghibur, namun mereka mempunyaiketidaksamaan pendapat sewaktu ditanya mengenai pendapatnya tentang adegankekerasan yang terdapat dalam sinetron tersebut seperti informan 1 yang berpendapatbahwa adegan itu hanya akting yang tujuan hanya menghibur, informan 2berpendapat bahwa tidak setuju dengan adegan keekrasan tersebut dikarenakan jikayang melihat anak-anak maka akan terjadi hal peniruan adegan kekerasan. Sedngkaninforman 3 berpendapat bahwa tidak setuju terhadap adegan kekerasan itudikarenakan sering dibuatnya kaget sewaktu adegan kekerasan itu muncul.2. Lain lagi dengan pendapat dari informan 4, 5 dan 6 yang mempunyai pendapat yanghampir sama tentang sinetron Tendangan Si Madun Serial 3 yaitu suka karenasinetron ini bertema olahraga sepak bola. Informan 4 yang menyukai sinetron tersebutdikarenakan berbeda dengan sinetron lainya dan sinetron ini bertema sepak bola yangmenurut informan 4 pemainnya juga keren. Mengenai adegan kekerasan tidakmenjadikan masalah buat informan 4 menurutnya selagi masih ada adegan yangmembuat informan 4 ini tertawa itu tidak menjadikannya masalah.Informan juga sukadengan sinetron ini dikarenakan sinetron ini bertema olah raga sepak bola yangmenurutnya berbeda dengan sinetron yang lainnya. Mengenai adegan kekerasandalam sinetron tersebut informan 5 berpendapat bahwa jam taynagnya supaya di ubahmenjadi lebih malam lagi pendapat ini sama dengan pendapat dari informan6.Informan 6 juga hampir sama dengan informan 5 suka dengan sinetron ini karenabertema sepak bola .dan mengenai adegan kekerasan informan 6 berpendapat hampirsama dengan informan 5 supaya jam tayangnya diubah menjadi lebih malam lagi.5.2. Saran5.2.1 Implikasi TeoritisPenelitian ini berusaha mengembangkan pemikiran akademis atau teoritik dalam kajianmedia dan budaya khususnya media televisi dan media anak-anak yang mengandungkekerasan. Dengan menggunakan teori Pembelajaran Sosial dari Albert Bandura yangberkaitan dengan penelitian ini yang menjelaskan bahwa tidak semua sinetrondidalamnya terdapat unsur kekerasan namun juga terdapat unsur pendidikannya sepertidijelaskan dalam teori ini, acara di dalam televisi hampir sebagian mengandung unsurpendidikan dan pengetahuan yang berguna untuk menambah informasi. Dikaitkan denganhasil penelitian yang diungkapkan semua informan bahwa menonton tayangan di televisidilihat dari alur ceritanya dan tidak melihat dari adegan kekerasannya. Namun padapenelitian selanjutnya dapat menggunakan metode yang berbeda yaitu metode penelitiankualitatif dan menggunakan unit analisis resepsi semisal acara film kartun lain yang jugamengandung unsur kekerasan didalamnya.5.2.2. Implikasi PraktisTelevisi, sebagai media yang paling digemari oleh anak-anak maupun remaja,hendaknya mendapatkan lebih banyak perhatian dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).Sebagai pengatur Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS),KPI dapat memilah siaran mana yang aman untuk dikonsumsi anak-anak. Selain itu, KPIjuga dapat mengajak masyarakat Indonesia supaya lebih melek media siaran (medialiteracy) yang mereka saksikan setiap harinya.5.2.3. Implikasi SosialOrang tua diharapkan mendampingi putra-putri mereka saat sedang menonton televisi.Walaupun acara-acara tersebut ditujukan untuk anak-anak maupun remaja, seringkalilebih banyak mengandung muatan negatif daripada positifnya. Orang tua juga diharapkanmampu menjadi gatekeeper (penyaring) acara mana yang boleh dikonsumsi serta acaraacarayang ternyata tidak baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak mereka. Karena anakanaktanpa pengawasan orang tua dapat mengalami kesulitan untuk membedakan hal-halyang benar-benar terrjadi pada kehidupan sehari-hari serta hal hal-ahal lain yang hanyaterdapat di televisi. Selain itu, sebagai penonton pasif, mereka dpat dengan mudahnyamenelan apa saja yang mereka tonton tanapa adanya filter dari orang tua, sehingga orangtua perlu waspada terhadap tayangan-tayangan yang ditujukan untuk anak-anak tetapimemiliki muatan atau konten yang tidak baik untuk masa pertumbuhan mereka, seperticontohnya adalah sinetron Tendangan Si Madun Serial 3 ini.DAFTAR PUSTAKABUKU:Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala Erdinaya.2005.Komunikasi Massa suatuPengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Arswendo.2008. Pengertian sinetron atau soap opera.Jakarta:Gramedia.Burhan, Bungin.1990.Teori Komunikasi Massa,Jakarta:Gramedia.Burton.2007.Komunikasi Massa.Jakarta:GramediaByerly, Ross.2006. Kekerasan di media televisi.Bandung:SalembaDarwanto.2001.Sejarah dan perkembangan sinetron di Indonesia.Jakarta:GramediaDominick.1983.Teori kekerasan dalam media televisi
Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan dalam Harian Kompas)
Pembekuan PSSI oleh Menpora merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi para pecinta olahraga sepak bola. Tentu saja hal tersebut menarik para media untuk memberitakan kasus tersebut sebagai bahan pemberitaannya. Pemberitaan yang ditampilkan lebih bisa dilihat dari berbagai sudut pandang.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana konstruksi harian Kompas dalam menanggapi kasus pembekuan PSSI yang dianalisis melalui pemberitaan-pemberitaannya. Analisis yang digunakan adalah model analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, yang terdiri dari struktur Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris. Sementara teori yang dipakai adalah teori konstruksi realitas sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang kemudian disempurnakan oleh Burhan Bungin dengan menambahkan unsur media massa, sehingga tercipta teori konstruksi realitas media massa.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pemberitaan dari harian Kompas berusaha bersikap netral, tidak memihak sisi manapun. Bahkan harian Kompas cenderung memberi arahan agar semua pihak menghilangkan kepentingan pribadi masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari beberapa berita yang membenarkan apa yang menjadi keputusan pemerintah lewat Kemenpora. Di lain sisi terdapat juga berita yang berusaha menyoroti kinerja pemerintah lewat terbentuknya tim transisi. Konstruksi realitas dari harian Kompas juga dipengaruhi oleh pemilihan narasumber dan kutipan pernyataan yang ada di pemberitaan. Tujuan dari harian Kompas ini cenderung untuk mengawal kasus Pembekuan PSSI oleh Menpora sehingga masyarakat bisa tahu dan ikut mengawasi tentang perkembangan kasus tersebut. Serta tujuan untuk meningkatkan prestasi sepak bola dan juga kinerja dari PSSI setelah adanya surat keputusan pembekuan tersebut
Sikap Harian Kedaulatan Rakyat terhadap Pemberitaan Kasus Penembakan di Lapas Cebongan
Sikap Harian Kedaulatan Rakyat Terhadap Pemberitaan Kasus Penembakan di LapasCebongan(Analisis Framing: Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Periode 24 Maret – 23 Mei2013)ABSTRAKOrganisasi media massa dalam membingkai sebuah berita diharapkan dapat membingkaisuatu peristiwa atau berita sesuai dengan fakta yang di dapat pada saat melakukan liputan dilapangan. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Metode penelitian yangdigunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, dengan analisis framing untuk melihatbagaimana SKH Kedaulatan Rakyat dalam membingkai pemberitaan kasus penenembakan diLP Cebongan. Penelitian ini menggunakan teori Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberitaan yang dilakukan oleh SKH KedaulatanRakyat tentang kasus penembakan empat tahanan di Lapas Cebongan oleh anggota Kopassusbahwa adanya keberpihakan SKH Kedaulatan Rakyat secara tidak langsung kepada pihakKopassus. Pada awal pemberitaan yang disajikan oleh SKH Kedaulatan Rakyat dalammenentukan sikapnya, isi berita masih terlihat “abu-abu”. Surat kabar ini terlalu fokus padaunsur Who (Siapa) dan cenderung mengabaikan How (Bagaimana) sebagai salah satu unsuryang seharusnya dipenuhi dalam mengkonstruksi suatu pemberitaan.Kata Kunci : Kopassus, Lapas Cebongan, Tahanan.The Demeanor of Harian Kedaulatan Rakyat About Reporting The Shooting Case inCebongan Prisons(Framming Analysis: Daily News of Kedaulatan Rakyat Period 24th March – 23rd May2013)ABSTRACTIn order to framming an event, mass media organization has been expected to offer newsappropriately in according to reality which is gotten when reasearching in the field. Thisresearch use constructive paradigm and descriptive-qulitative as the method, with framminganalysis. This research uses theory which is given by Zhongdang Pan and Gerald M Kosicki.This research results showed that based on SKH Kedaulatan Rakyat's reports about firingcase of four prisoners in Cebongan penitentiary by Army Social Forces members indicates.SKH Kedalautan Rakyat has indirectly certain interest with Army Social Forces. In thebeginning of the news which provided by SKH Kedaulatan Rakyat in choosing theirbelonging, the content of the news seems unclearly. This newspaper extremely focus on thesubject (Who), instead of analyze the news comprehensively (How).Keywords : Kopassus, Cebongan penitentiary, prisons.Sikap Harian Kedaulatan Rakyat Terhadap Pemberitaan KasusPenembakan di Lapas Cebongan(Analisis Framing: Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Periode 24Maret – 23 Mei 2013)SkripsiBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPemenuhan kebutuhan manusia akan informasi adalah merupakan suatu hal yang dianggapbegitu penting. Sama halnya dengan pemberitaan yang dilakukan oleh harian KedaulatanRakyat, dimana dalam hal ini, Kedaulatan Rakyat sebagai salah satu surat kabar lokal DIYjuga memberikan pemberitaan mengenai kasus penembakan 4 di Lapas Cebongan,Yogyakarta. Berikut berita yang dihasilkan oleh harian Kedaulatan Rakyat:Segerombolan pria bersenjata api laras panjang, Sabtu (23/3) dini harimenyerbu Lapas Sleman yang terletak di Cebongan Sleman.Berhasil masuk ke dalam, para pelaku kemudian menembak empattersangka, yakni Andrianus Candra alias Dedi (33), Hendrik BenyaminSahetapi alias Dicky (38), Gameliel Yermianto alias Adi Lado (29), danYohanes Juan Mambait (38).(Sumber : harian Kedaulatan Rakyat, 24 Maret 2013, Lapas Cebongan SlemanDiserbu 4 Tahanan Tewas).Peneliti menggunakan surat kabar harian Kedaulatan Rakyat sebagai objek dalampenelitian ini karena peneliti menilai bahwa surat kabar harian Kedaulatan merupakan suatusurat kabar lokal yang isi teks beritanya dianggap layak untuk digunakan dalam penelitiankhususnya analisis framing. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan penelitian denganmenggunakan analisis framing dalam kasus ini.1.2. Perumusan MasalahPermasalahan yang akan diteliti oleh peneliti yaitu: Bagaimana sikap harianKedaulatan Rakyat dalam membingkai (frame) pemberitaan Kasus Penembakan 4 orangTahanan oleh Anggota Kopassus di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan?1.3. Tujuan PenelitianUntuk mengetahui sikap harian Kedaulatan Rakyat dalam mengkonstruksipemberitaan Kasus Penembakan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan.1.4. Kegunaan Penelitian1.4.1 Kegunaan SosialPenelitian ini diharapkan nantinya dapat membantu masayarakat umum khususnyadalam mengkonsumsi media. Diharapkan masyarakat dapat dengan kritis dalammemilah dan memilih media yang ingin dikonsumsi1.4.2 Kegunaan TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan ilmiah dan memperkayakajian ilmu komunikasi khususnya mengenai persoalan yang berkaitan denganpembingkaian berita dengan menggunakan teori Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki1.4.3 Kegunaan PraktisAgar dengan membaca penelitian ini, pembaca mengetahui sikap media massadalam peran surat kabar sebagai media massa yang memiliki pandangan yangberbeda-beda dalam mengonstruksi realitas yang ada.1.5. Kerangka Pemikiran Teoritis1.5.1. Paradigma Penelitian1.5.2. State of the art1.5.3. Media Massa1.5.4. Skema dan Produksi Berita1.5.5. Konstruksi Sosial1.5.6. Teori Analisis Framing1.5.6.1. Definisi dan Ideologi Framing1.5.6.2. Efek Framing1.5.6.3. Model Framing : Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki1.6. Metode Penelitian1.6.1. Tipe PenelitianPenelitian yang akan dilakukan ini menggunakan tipe penelitian kualitatif yang bersifatdeskriptif dengan menggunakaan metode analisis framing.1.6.2. Subjek PenelitianHarian Kedaulatan Rakyat periode 24 Maret- 23 Mei 2013.1.6.3. Sumber Dataa. Data PrimerHarian Kedaulatan Rakyat periode 24 Maret- 23 Mei 2013.b. Data sekunderData Sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh diluar dariHarian Kedaulatan Rakyat seperti literatur-literatur, sumber bacaan bukutertulis .1.6.4. Teknik Pengumpulan DataDokumen eksternal, yaitu data-data unit analisis dikumpulkan dengan cara mengumpulkandata dari bahan-bahan tertulis yang disiarkan dari media massa.1.6.5. Analisis Data.Perangkat frame dapat dibagi ke dalam struktur besar menurut Zhongdang Pan dan GeraldM. Kosicki. Pertama, struktur Sintaksis. Kedua, struktur Skrip. Ketiga, struktur Tematik.Keempat, struktur Retoris.BAB IIGAMBARAN UMUM HARIAN KEDAULATAN RAKYAT DAN PEMBERITAANKASUS PENEMBAKAN 4 TAHANAN LP CEBONGAN DALAM HARIANKEDAULATAN RAKYAT2.1. Perkembangan Surat Kabar CetakSurat kabar adalah media massa yang paling tua dibandingkan dengan media massalainnya. Di Indonesia, surat kabar berkembang pesat dengan peran dan fungsinya sendirisebagai penyampai informasi kepada masyarakat luas hingga saat ini.2.2. Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat2.2.1. Sejarah Berdirinya Harian Kedaulatan Rakyat2.2.2. Kepemilikan dan Kepemimpinan Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat2.2.3. Visi dan Misi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat2.2.4. Kegiatan Sosial dan Penghargaan yang diterima Surat Kabar HarianKedaulatan Rakyat2.2.5. Rubrik Dalam Cetakan SKH Kedaulatan Rakyat dan Tiras SKHKedaulatan Rakyat .2.2.5.1. Rubrik Dalam Cetakan SKH Kedaulatan Rakyat2.2.5.2. Tiras Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat2.2.6. Jumlah Pembaca dan Profil Pembaca SKH Kedaulatan Rayat2.2.6.1. Jumlah Pembaca SKH Kedaulatan Rakyat2.2.6.2. Profil Pembaca SKH Kedaulatan Rakyat2.2.7. Struktur Organisasi dan Profil Harian Kedaulatan Rayat2.3. Deskripsi Kasus Penembakan 4 Orang Tahanan LP Cebongan Dalam HarianKedaulatan RakyatBAB IIISTRUKTUR FRAME PEMBERITAAN KASUS PENEMBAKAN EMPAT ORANGTAHANAN LP CEBONGAN1. Berita tanggal 24 Maret 2013Sintaksis : Menjelaskan kronologis penyerangan LapasSkrip : Unsur Why dalam berita ini tidak disebutkan.Tematik :Seluruh paragraf menerangkan mengenai kronologis penyerangan.Retoris : Gambar2. Berita tanggal 25 Maret 2013Sintaksis : Pihak kepolisian belum berhasil mengidentifikasi pelaku penyerang.Skrip : 5W+1H : sudah memenuhi kriteria.Tematik : menerangkan mengenai pengidentifikasian dan proses pencarian fakta-faktamengenai pelaku penyerang Lapas.Retoris : -3. Berita tanggal 26 Maret 2013Sintaksis : Menerangkan belum ditemukannya sidik jari penyerbu Lapas.Skrip : Tidak terdapat unsur how.Tematik : Seluruh paragraf menerangkan mengenai tahanan yang masih mengalamitrauna akibat penyeranganRetoris : Gambar4. Berita tanggal 27 Maret 2013Sintaksis : Menerangkan bahwa presiden SBY meminta Panglima TNI untuk membantuPolri mengungkap identitas pelaku penyerang.Skrip : Tidak terdapat unsur how.Tematik : terdapat keterkaitan antara paragraf 3 dan 5 yang menekankan peran polridalam pengungkapan penyerang Lapas.Retoris : Gambar.5. Berita tanggal 28 Maret 2013Sintaksis : Polri sudah mulai menemukan titik terang pelaku Lapas dan terdapat sandikhusus pelaku penyerangan.Skrip : Tidak terdapat unsur why dan how.Tematik : Isi berita merupakan pemberitaan terkait pengumpulan fakta dan buktipenyerangan LapasRetoris : Idiom6. Berita tanggal 30 Maret 2013Sintaksis : memberikan keterangan bahwa Tim 9 diterjunkan untuk mengusut kasusCebongan.Skrip : Tidak terdapat unsur why dan how.Tematik : isi pemberitaan hanya memberikan keterangan mengenai keterlibatan oknumTNI AD dalam penyerangan Lapas.Retoris : Gambar7. Berita tanggal 01 April 2013Sintaksis : memberikan keterangan mengenai pengamanan Polda DIY dan sketsaPenyerang Lapas akan disebar.Skrip : Hanya terdapat unsur where dan when saja.Tematik : Tidak begitu menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antar paragraf.Retoris : Gambar8. Berita tanggal 02 April 2013Sintaksis : mengenai belum adanya tersangka kasus penyerangan Lapas Cebongan.Skrip : Tidak terdapat unsur who, why dan how.Tematik : Adanya keterkaitan antara paragraf 4 dan 6. Dimana dalam hal ini lebihmenekankan adanya keterkaitan TNI dalam penyerangan Lapas.Retoris : Gambar9. Berita tanggal 04 April 2013Sintaksis : memberikan keterangan mengenai penerjunan tim 9 ke Lapas belummenunjukkan adanya petunjuk pelaku penyerang Lapas.Skrip : Hanya terdapat unsur what, where dan when.Tematik : seluruh paragraf dari berita ini memberikan keterangan mengenai investigasiyang dilakukan oleh tim 9.Retoris : -10. Berita tanggal 05 April 2013Sintaksis : memberikan keterangan bahwa oknum Kopassus mengaku serang Lapas danPenyerang siap bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.Skrip : Unsur how tidak terdapat dalam berita.Tematik : berisi tentang pengakuan oknum Kopassus terhadap serangan ke Lapas danterkait dengan kronologis penyerangan.Retoris : Gambar11. Berita tanggal 06 April 2013Sintaksis : tentang pertanggung jawaban Komandan Jenderal terhadap penyerbuan anakbuahnya ke Lapas Cebongan.Skrip : Unsur how tidak terdapat dalam berita.Tematik : berisi tentang pertanggung jawaban Danjen terhadap anak buahnya yangmenyerang Lapas.Retoris : -12. Berita tanggal 10 April 2013Sintaksis : Judul berita : Judul ini memberikan keterangan terkait proses hukum yangakan dilakukan oleh 11 oknum Kopassus.Kutipan sumber: memberikan keterangan terkait persidangan yang akandilakukan.Skrip : Unsur how tidak terdapat dalam berita.Tematik : seluruh berita ini berisi tentang mengenai penyelidikan dan status 11 oknumKopassus.Retoris : Gambar13. Berita tanggal 12 April 2013Sintaksis : memberikan keterangan bahwa tidak perlunya menggunakan DewanKehormatan Militer karena kasus ini dinilai bukanlah pelanggaran HAM.Skrip : Unsur how tidak terdapat dalam berita.Tematik : berisi tentang memberikan penekanan bahwa tidak perlunya menggunakanUU Peradilan HAM karena kasus ini tidak menyangkut HAMRetoris : -14. Berita tanggal 22 Mei 2013Sintaksis : memberikan keterangan bahwa tersangka pelaku penyerangan Lapasbertambah menjadi 12 orang.Skrip : Unsur why dan how tidak terdapat dalam berita.Tematik : berisi tentang sidang yang akan dilakukan secara terbuka dan bertambahnyapelaku menjadi 12 orang.Retoris : Gambar15. Berita tanggal 23 Mei 2013Sintaksis : memberikan keterangan bahwa Odmil telah menerima berkas Cebongan.Skrip : How tidak terdapat dalam berita.Tematik : berisi tentang berisi tentang kelengkapan berkas dan barang bukti dalampenyelidikan.Retoris : -BAB IV4.1. Kasus Cebongan Diserahkan Kepada “TIM 9” Yang Dibentuk TNISintaksis : Lead yang merujuk pada kutipan yang diberikan oleh unsur who dalam hal inisebagai pandangan awal dalam pembentukan body berita.Skrip: Berita ini tidak terdapat unsur Why dan How.Tematik: SKH Kedaulatan Rakyat sendiri belum terlihat memberikan kritikannya dalamkasus ini.Retoris: Adapun gambar yang diberikan oleh SKH Kedaulatan Rakyat yaitu menggambarkanseorang berpenutup wajah lengkap dengan pakaian tertutup dan sarung tangan dimana orangtersebut terlihat sedang membidik sesuatu dengan senjata api laras panjang, seolah-olah inginmenembak sesuatu.4.2. Oknum Kopassus Turun Gunung, Akui Eksekusi Preman, Penyerang LapasSiap Tanggung JawabSintaksis: Melalui judul berita ini SKH Kedaulatan Rakyat memberikan penonjolan melaluipemilihan kata yang digunakan.Skrip: Dalam berita ini tidak ditemukan unsur How.Tematik:. SKH Kedaulatan Rakyat masih terlihat abu-abu dapat menentukan sikap danarahnya terkait penyerangan Lapas Cebongan.Retoris: Gambar yang dicantumkan dalam berita ini yang paling menonjol yaitumenunjukkan gambar seorang pria menggunakan seragam TNI AD.4.3. Tak Perlu Dewan Kehormatan MiliterSintaksis: Dalam berita ini terlihat jelas sikap SKH Kedaulatan Rakyat. Hal ini terlihat darijudul atau headline berita yang diberikan.Skrip: Dalam berita ini tidak ditemukan unsur How.Tematik: Media sudah dengan jelas menunjukkan sikapnya.Retoris: Tidak ditemukan.4.4. Odmil Terima Berkas Cebongan, KSAD Jamin Tak IntervensiSintaksis: Melalui pemilihan kata memberikan penegasan kembali bahwa KSAD dijamin takakan intervensi apa pun dari proses peradilan.Skrip: Dalam berita ini tidak ditemukan unsur How.Tematik: Struktur tematik penulisan yang dilakukan SKH Kedaulatan Rakyat dalam beritaini, media dengan jelas menunjukkan sikapnya.Retoris: Tidak ditemukan.BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulan1. Penyajian realitas menjadi sebuah berita dikonstruksi oleh SKH Kedaulatan Rakyat denganpemilihan narasumber berita yang kredibel.2. Surat kabar ini terlalu fokus pada unsur Who (Siapa) dan cenderung mengabaikan How(Bagaimana) sebagai salah satu unsur yang seharusnya dipenuhi juga.3. Struktur retoris yang diberikan dominan tidak sesuai antara gambar dan isi pemberitaanyang diberikan. Banyak gambar ataupun grafik yang tidak konsisten antara isi berita dangambar.5.2 Implikasi Hasil Penelitian1. Implikasi AkademikSecara teoritis, permasalahan dalam penelitian ini berhasil dipecahkan dengan menggunakanteori yang diberikan oleh Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki2. Implikasi PraktisPenelitian yang dilakukan ini memperlihatkan bagaimana media mengkonstruksi suaturealitas ke dalam sebuah pemberitaan. Pada penelitian yang akan dilakukan selanjutnya,peneliti baru dapat menggunakan menggunakan metode penelitian yang berbeda.3.Implikasi SosialMelalui hasil penelitian ini, peneliti menyarankan agar audiens atau seluruh orang yangmengkonsumsi media dapat dengan lebih cermat dan bijaksana dalam menilai setiappemberitaan yang disajikan oleh berbagai media.DAFTAR PUSTAKABaran , Stanley J dan Dennis K. Davis. 2010. Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan,dan Masa Depan (5th ed.). (Terj.) Jakarta : Salemba HumanikaBungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma, dan Diskursi TeknologiKomunikasi di Masyarakat. Jakarta : KencanaD'Angelo Paul dan Jim A. Kuypers. 2010. Doing News Framing Analysis: Empirical andTheoretical Persfectives. New York : Routledge Communication SeriesEriyanto. 2002. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta : LkisYogyakartaLittlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi, Theories of HumanCommunication. Jakarta : Salemba HumanikaMoleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja RosdakaryaMulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Massa Kontroversi, Teori, dan Aplikasi. Bandung:Widya PadjajaranPawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : PT Lkis Pelangi AksaraYogyakartaSeverin, Werner J dan James W. Tankard, JR. 2008. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode,,dan Terapan di Dalam Media Massa (5th ed.) Jakarta : KencanaSobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media Massa, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung : Remaja RosdakaryaSudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta : Lkis PelangiAksara YogyakartaSulistiono, 2013. Senangnya Menjadi Wartawan. Yogyakarta : PT Intan SejatiSuyanto, Bagong dan Sutinah. 2010. Metode Penelitian Sosial Berbagai AlternatifPendekatan. Jakarta : KencanaSumber Skripsi:Yunusiana Ariana, (2012) “Pembingkaian Majalah Tempo Pada Pemberitaan Pansus BankCentury” (Analisis Framing Majalah Tempo). Skripsi. UNDIPIka Kumala Wati, (2009) “Sikap Harian Suara Merdeka Tentang Pemberitaan BambangSadono dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2008” (Analisis framing HarianSuara Merdeka Periode Mei-Juni 2008). Skripsi. UNDIPSumber Tesis:Noor Irfan, (2011) Analisis Framing : Pemberitaan Harian Kompas atas RUUK-DIY. Tesis.UNDIPSumber Internet:Aris Fourtofour (2013). Sejarah Koran (Surat Kabar)http://www.kumpulansejarah.com/2013/01/sejarah-koran-surat-kabar.html diakses : 03Juli 2013, pukul 10.38David Straker (2002). The Newspaper Methods Go From Headline To Minor Detail.http://changingminds.org/description/methods/newspaper_method.html diakses : 20Mei 2012, pukul 22.10Febriana (2013). Perkembangan Media Cetak ; Surat Kabar dan Majalahhttp://ohninaaa.blogspot.com/2012/05/perkembangan-media-cetak-surat-kabar.htmldiakses 03 Juli 2013, pukul 11.14I Nyoman Wija, SE, AK (2011). Membungkam Pers dan Media Massa? Antara Fakta,Somasi, dan Hak Jawab. http://www.isi-dps.ac.id/berita/membungkam-pers-dan-mediamassa-antara-fakta-somasi-dan-hak-jawab diakses: 23 April 2013, pukul 12:30Iwan Awaludin Yusuf (2011). Bisnis Surat Kabar, Masihkah Menjanjikan?http://bincangmedia.wordpress.com/tag/suratkabar-di-Indonesia/ diakses : 02 Juli 2013,pukul 14:49Jessica (2009). Konstruksi Pemberitaan Pencalonan Sri Sultan Hamengku Buwono X SebagaiCalon Presiden Pada Harian Kedaulatan Rakyathttp://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=28&submit.y=15&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fikom%2F2009%2Fjiunkpe-ns-s1-2009-51405069-11641-sri_sultan-chapter4.pdf diakses : 03 Juli, pukul 13.20Mario (2009). Harian Kedaulatan Rakyat. http://id.shvoong.com/books/1873152-hariankedaulatan-rakyat/#ixzz2XsHbvcNx diakses : 02 Juli 2013, pukul 15:34Mesya Mohhamad (2013). Kronologi Pengeroyokan Anggota Kopassus Sertu Heru Didugajadi Pemicu Penyerangan Lapas Cebonganhttp://www.jpnn.com/read/2013/03/23/164068/Kronologi-Pengeroyokan-Anggota-Kopassus-Sertu-Heru- diakses : 02 Juli 2013, pukul 19.50Octa (2011). Perkembangan Pers di Indonesia. http://klikbelajar.com/umum/perkembanganpers-di-Indonesia/ diakses : 02 Juli 2013, pukul 14.16Syaiful Hakim (2013). Penyerang LP Cebongan 11 Oknum Kopassus.http://www.antaranews.com/berita/367063/penyerang-lp-cebongan-11-oknum-kopassusdiakses: 23 April 2013, pukul 14:13Syamrilaode (2010). Pengertian Media Massa. http://id.shvoong.com/writing-andspeaking/2060385-pengertian-media-massa/#ixzz2Q8aDpKJJ diakses : 23 April 2013,pukul 14:38Tim Dishub Kominfo Pemerintah Provinsi DIY (2013). Kedaulatan Rakyat (KR)http://www.plazainformasi.jogjaprov.go.id/index.php/media-streaming/mediacetak/864-kr diakses : 02 Juli 2013, pukul: 20.45Tim Redaksi KR Yogya (2013). Profile SKH Kedaulatan Rakyat Yogyakartahttp://krjogja.com/images/SKH%20Kedaulatan%20Rakyat.html diakses: 08 Juli 2013,pukul: 12.31Umi dan Daru (2013). Kronologi Penembakan Brutal di Lapas Sleman yang Tewaskan 4Orang "Sipir tidak bisa berbuat apa-apa dan menunjukkan lokasi sel"http://nasional.news.viva.co.id/news/read/399633-kronologi-penembakan-brutal-dilapas-sleman-yang-tewaskan-4-orang diakses : 02 Juli 2013, pukul 20.27Widhie Kurniawan (2012). Bentrok TNI VS Polri Berulang Kembalihttp://rri.co.id/index.php/editorial/72/Bentrok-TNI-vs-Polri-Berulang-Kembali#.Ua2gppyE9NE diakses : 04 Juni 2013, pukul 16.4
ULASAN Kajian Filogenetika Molekuler Dan Peranannya Dalam Menyediakan Informasi Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Genetik Anggrek
Early informationresulted from molecular phylogenetic studies of many importantornamental crops is often less attention to manygrowers and farmers. Phylogenetics is one of the most preferablemethod in systematics to reconstruct evolutionaryrelationships of groups of biological organisms in order tounderstand their biodiversities. This has been revolutionizedby DNA sequences data. In this method, a group of organismsthat shares many identical characteristics are consideredto be closely related; deriving from a commonancestor and is assumed to have similar genetic patternsand biochemical properties. By these basic principles,molecular phylogenetics plays important roles in revealing abasic knowledge on pattern of relationships to whichgenetic resources can be improved. Over the past decade,botanists have done several thousand phylogenetic analysesbased on molecular data of economically and horticulturallyimportant crops. Orchids are the best example for this.There is no doubt that most orchid plants had played roles inhorticulture and hybridization. At present, many infragenericand intergeneric hybrids are available commercially. Successfulhybridization can be achieved if two or more individualplants understudy are closely related in respect to theirgenetics and evolution
- …