35 research outputs found

    Fistula Arteriovenosa untuk Hemodialisis pada Penderita Gagal Ginjal Kronik

    Get PDF
    Jumlah penderita penyakit gagal ginjal kronik (PGK) di Indonesia tampak semakin meningkat. Angka pertumbuhannya diperkirakan sekitar 20% setiap tahunnya. Kondisi  ini menjadi masalah  karena biaya pengobatannya besar sekali. Penyakit gagal ginjal kronik adalah  kerusakan  atau  gangguan  fungsi  dan struktur  ginjal  selama  tiga  bulan  atau  lebih  dengan  atau  tanpa penurunan  laju  filtrasi  glomerulus (LFG) disertai  manifestasi  kelainan patologi  ginjal  atau  kerusakan  ginjal  meliputi  komposisi  darah  atau urin  dan  kelainan  pada  uji pencitraan ginjal. Penyakit gagal ginjal kronik  terjadi  bila ginjal mengalami penurunan fungsi LFG di bawah 60 ml/menit/1.73m² dengan  atau  tanpa  kerusakan  ginjal. Intervensi berupa terapi pengganti ginjal dilakukan pada saat keadaan LFG mencapai <15 ml/menit/1.73 m2. Beberapa faktor risiko yang menjadi penyebab PGK telah diketahui seperti usia, gagal jantung, sirosis hepatis, glomerulonefritis kronik, diabetes mellitus (DM), sistemik lupus erimatosus (SLE), polikistik, pielonefritis, nefrolitiasis, nefrosklerosis, dan obstruksi traktus urinarius. Terbatasnya jumlah donor ginjal untuk transplantasi dan tingginya komplikasi yang mungkin terjadi akibat peritoneal dialisis membuat hemodialisis (HD) cenderung menjadi pilihan yang utama apabila fungsi ginjal penderita sudah sangat menurun. Prinsip dasar HD adalah mengalirkan darah dari tubuh ke ginjal buatan untuk dilakukan penyaringan darah melalui suatu membran semi-permiabel agar terjadi proses difusi dan ultrafiltrasi darah di dalamnya. Darah yang sudah disaring kemudian dikembalikan ke dalam tubuh. Hemodialisis rutin dalam jangka panjang memerlukan pemasangan akses vaskular permanen. Fistula arteriovenosa (FAV) masih dianggap sebagai akses vaskular terbaik untuk HD, terutama karena angka patensinya yang tinggi, lebih rendah insidensi infeksi dan komplikasinya dibandingkan dengan kateter vena sentral atau graft arteriovenosa. Kelebihan dan kekurangan FAV telah dibahas dalam berbagai penelitian. Angka patensinya tampak sangat bervariasi antar peneliti.Kata kunci: gagal ginjal kronik, hemodialisis, fistula arteriovenosa, patens

    Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior Karyawan pada Wisata Beach Inn

    Full text link
    Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku yang bukan merupakan bagian dari tugas yang telah di persyaratkan secara formal bagi seorang karyawan tetapi secara keseluruhan mendorong fungsi efektif organisasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap oganizational citizenship behavior Karyawan pada Wisata Beach Inn. Penelitian ini dilakukan di Wisata Beach Inn Legian – Kuta. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan di Wisata Beach Inn Legian – Kuta. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 40 sampel dengan menggunakan metode sampling jenuh. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan penyebaran kuisioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap oganizational citizenship behavior. Kepuasan kerja positif berpengaruh positif dan signifikan terhadap oganizational citizenship behavior. Kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap oganizationalcitizenship behavior. Kata Kunci: kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja, organizational citizenship behavio

    Response to “A Nurse-Led Model of Care with Telemonitoring to Manage Patients with Heart Failure in Primary Health Care: A Mixed-Method Feasibility Study” [Letter]

    No full text
    Avid Wijaya,1 Achmad Zani Pitoyo,1 Muhammad Hasan Wattiheluw,2 Ani Asriani Basri3 1Medical Record and Health Information Department, Poltekkes Kemenkes Malang, Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia; 2Drug and Food Analysis Department, Poltekkes Kemenkes Malang, Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia; 3Occupational Health and Safety Department, Poltekkes Kemenkes Malang, Kota Malang, Jawa Timur, IndonesiaCorrespondence: Avid Wijaya, Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Ijen 77C, Malang, Indonesia, Email [email protected]

    Predicting the value of sperm analysis using an electronic nose

    No full text
    Total motile sperm count and DNA fragmentation Index are two parameters in sperm analysis that have recently been used to determine the outcome of the management of cases of male infertility. Total Motile Sperm Count is one of the values considered better than the 2010 World Health Organization standard sperm analysis in terms of predictive value for the success of the spontaneous ongoing pregnancy rate. High DNA Fragmentation Index values were associated with lower pregnancy success and an increased risk of low fertilization rate or total fertilization failure. In this study, we developed a method to classify sperm analysis based on total motility sperm count and DNA Fragmentation Index values by using an electronic nose. In the total motility sperm count (TMSC) study, we use four algorithms with the result of accuracy values 95% and in the DNA fragmentation Index study, we get a fairly good accuracy value for two algorithms with the accuracy values 70%. © 2022 Institute of Advanced Engineering and Science. All rights reserved

    Novel method to classify varicocele using electronic nose

    No full text
    The prevalence of varicocele is estimated to be around 15-20% of the male population, and of these, about 35-40% are patients requiring infertility treatment. A varicocele is a dilation of the veins in the spermatic cord diagnosed by physical examination of the male genital area and assisted by scrotal ultrasound. The development of electronic nose technology provides an opportunity to detect disease characteristics of volatile organic compounds produced by biological materials. This study aims to utilize the metabolomic gas produced from the odor of the seminal fluid by using an electronic nose. The identification of the pattern of volatile organic compounds formed was labeled as unilateral varicocele, bilateral varicocele and clinical non varicocele as the basis for classification with supervised machine learning. In this study, the accuracy values were quite good for several algorithms, both in training accuracy and testing accuracy with an average accuracy value above 80%. © 2022 Institute of Advanced Engineering and Science. All rights reserved

    Hubungan Antara Stadium Kanker Dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Kanker Payudara

    No full text
    Kanker payudara merupakan penyakit yang tidak menular yang paling banyak menyerang wanita, penyakit kanker payudara jenis kanker yang paling mendominasi di Indonesia sebesar 30% yang mengalahkan kanker serviks yang berkontribusi sebesar 24%. Beberapa faktor yang memengaruhi depresi pada pasien kanker yaitu terkait penyakit (lama diagnosis, tingkat keparahan, prognosis yang buruk, dan rasa sakit), dari internal pasien itu sendiri (ketakutan akan rasa sakit, mati, kehilangan kontrol dan kemandirian, merasa tidak berdaya), penanganan (efek samping terapi, lama penanganan, perawatan berulang, mahalnya biaya). Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara stadium kanker payudara dengan tingkat depresi pada pasien kanker payudara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 121 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory II (BDI II). Analisia data menggunakan uji korelasi rank spearman. Hasil analisa data diperoleh nilai koefisien korelasi (r) 0,366 menunjukkan arah dan kekuatan hubungan yang berarti kedua variabel memiliki hubungan yang cukup kuat dengan arah hubungan positif. Dapat disimpulkan bahwa semakin berat stadium kanker, maka semakin berat pula gejala depresi yang dialami
    corecore