589 research outputs found
Preparation and Characterization of Waste Eggshell as Potential New Adsorbent
As the contemporary worldwide development towards more strict environmental standards, technical applicability and cost-effectiveness has become the key factors in manufacturing adsorbents. Recently, more low-cost adsorbents have been derived from agricultural waste, industrial by-products or natural materials, since the development of
value–added products from waste are highly recommended. On the other hand, the eggshells amount to large waste disposal problems for the food industry. The preparation of activated carbon from waste eggshell is considered one of the most
environmental friendly solutions to this problem by transforming the waste material into a value-added product. The eggshell was first activated using potassium hydroxide and phosphoric acid at different impregnation ratio, activating time and temperature. The produced activated carbon is then characterized using Field Emission Scanning Electron Microscope (FESEM) and Micromeritics ASAP 2020. The optimal conditions to manufacture the activated carbon was found when the eggshell was activated at temperature of 400 °C for 60 minutes at impregnation ration of 1:3. Results proved that the BET surface area, total pore volume and diameter of activated carbon were 57.0687 m2/g, 0.2796 cm3/g and 18.68 nm respectively. Nitrogen adsorption desorption isotherm analysis shows that the activated carbon produced have mesopores present, making it suitable for adsorption process usage
Identifikasi Zat Anorganik Dari Emisi Partikel Pm2,5 Yang Dihasilkan Oleh Emisi Sepeda Motor
PM2,5 merupakan salah satu penyusun emisi kendaraan yang mempunyai dampak merugikan bagi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi dan mengetahui konsentrasi zat anorganik dari emisi PM2,5 pada berbagai macam sepeda motor yang menggunakan bahan bakar premium 88. Asap kendaraan sepeda motor ditangkap dengan kertas filter PM2,5Whatman5 selama 60 menit. Kemudian dianalisis dengan menggunakan XRF (X-ray Fluorescence)Panalytical Minipal 4. Zat anorganik yang teridentifikasi adalah P, Ca, Ti, Sc, Cr, Ba dan Mn. Pada setiap sepeda motor menghasilkan konsentrasi total partikel anorganik yang berbeda – beda denganrange mulai dari 1,12 mg/m3 sampai 33,17 mg/m3. Faktor emisi yang telah dihitungmempunyairange rata-rata mulai dari 0,02 mg/liter sampai 5,11 mg/liter. Nilai emisi faktor tergantung pada jenis sepeda motor
Pengembangan Bahan Literasi Berbasis Kearifan Lokal Di Madrasah Ibtidayah Negeri 1 Timor Tengah Selatan (TTS)
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan memberikan materi literasi kepada siswa, melakukan simulasi membaca bahan literasi berbasis kearifan lokal dan melaksanakan pengembangan bahan literasi berbasis kearifan lokal di MIN 1 TTS. Kegiatan menggunakan metode ceramah, simulasi dan praktek. Tahap pendahuluan penyampaian materi tentang literasi, Desain bahan literasi diberikan kepada siswa untuk dibaca terlebih dahulu. Sejumlah 12 judul cerita pendek akan diberikan kepada siswa. Cerita-cerita tersebut sangat kental dengan budaya dan tradisi masyarakat Timor. tahap simulasi peserta membaca desain bahan literasi berbasis kerarifan lokal yang disusun dan tahap penutup peserta diminta untuk menulis kembali isi bahan literasi yang dibaca. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkanya kemampuan 25 orang siswa tentang pengertian, fungsi, dan contoh bahan literasi dan mampu tampil dengan percaya diri
Recommended from our members
Survey of resident physician and attending physician feedback perceptions: There is still work to be done
Feedback is essential for resident physician (RP) personal and professional growth. The goal of this study was to explore RP and attending physician (AP) perceptions of feedback. Two online surveys (one for RPs and one for APs) were distributed. One hundred twenty two responses were received, of which 67 were RPs and 55 were APs. Although the majority of RP and AP agree that feedback is essential for resident formation, there was a statistical difference between these groups, P=0.04 (RPs 91% versus APs 80%) with residents more likely to agree and strongly agree with this sentiment. Thirty one percent of APs report giving daily feedback, while only 9% of RPs report receiving daily feedback. Resident physicians are more dissatisfied with the quality of the feedback (40%) rather than the amount of feedback (34%). When providing feedback to their AP only 33% of RP versus 83% of APs provide honest and balanced feedback (P?0.001). RPs desire feedback that is specific, prompt, private, personalized and face-to-face. This knowledge and skills gap presents an important opportunity to incorporate feedback training into residencies to ensure that the dermatologists of the future are not only medically competent, but also competent in providing feedback to future generations
Pemanfaatan Lidar untuk Evaluasi Ketinggian Bangunan di Kawasan Jalan Pandanaran, Semarang
Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Kota Semarang terus mengalami perkembangan dan pembangunan kota. Perkembangan dan pembangunan kota yang terjadi menyebabkan berdirinya bangunan gedung secara pesat. Oleh karena itu, pembangunan di Kota Semarang membutuhkan pengontrolan terhadap kesesuaian penataan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Penataan ruang merupakan suatu sistem perencanaan dan pemanfaatan ruang yang perlu dikendalikan dalam proses pengembangan suatu kawasan. Penelitian ini berfokus pada tinggi bangunan gedung di kawasan Jalan Pandanaran Kota Semarang, dengan melakukan evaluasi terhadap Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2008. Penelitian ini menggunakan pendekatan data DEM LiDAR untuk memperoleh tinggi bangunan secara aktual. Tinggi bangunan yang melebihi ketentuan dari Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2008 dianggap sebagai bangunan melanggar. Pelanggaran tersebut terjadi pada 3 bangunan gedung, yaitu Bank Panin, Louis Keinne Hotel, dan Menara Suara Merdeka. Nilai pelanggaran yang terjadi untuk ketinggian bangunan di Kawasan Jalan Pandanaran sebesar 2,65 %. Maka nilai kesesuaian hasil evaluasi tinggi bangunan tersebut mencapai dari 97,35 %
Form over substance, the politics of international accounting setting
This paper lays the foundation of the move towards international standards and an international body being dependent upon the involvement of politics. Callon\u27s translation model is adapted to develop the concept that the underling purposes and objectives that international bodies have been established by would not be achieved as a result of powerful players. According to Robson (1991, p.552) the process of translation is common to many instances of accounting problematisation and accounting chang
ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMTIKA PENYEBARAN PENYAKIT BUSUK BUAH TANAMAN KAKAO AKIBAT JAMUR PHYTOPHTHORA PALMIVORA PADA KONDISI BEBAS PENYAKIT DAN ENDEMIK
ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMTIKA PENYEBARAN PENYAKIT BUSUK BUAH TANAMAN KAKAO AKIBAT JAMURÂ Â PHYTOPHTHORA PALMIVORA PADA KONDISIÂ BEBAS PENYAKIT DAN ENDEMI
Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada MAN 1 Sinjai
, 2018 “”. Skripsi Jurusan Penjaskesrek
Universitas Negeri Makassar, konsul (1) Drs. , S.Pd, M.Pd.
konsul (2) Dr. , S.Pd, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sarana dan prasarana
olahraga MAN 1 Sinjai. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu sarana dan
prasarana olahraga MAN 1 Sinjai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sarana dan prasarana yang
mendukung pembelajaran penjas di MAN 1 Sinjai adalah 73% dengan kategori
“baik” dan telah memenuhi standar proses belajar mengajar sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Adapun cara mendapatkan hasil presentase rata-rata keseluruhan
sarana dan prasarana dengan menjumlahkan rata-rata masing-masing cabang
olahraga dibagi jumlah cabang olahraga.
Dari sarana olahraga berupa alat juga cukup baik atau cukup
memadai.Karena dari 26 sarana olahraga, 14 sarana atau 100% yang termasuk
dalam kategori sangat baik yaitu atletik (tongkat estafet, peluru dan lembing), bola
volly (bola, net, dantiang net), bola basket (bola), sepak bola (gawang),
bulutangkis (net dan tiang net), sepak takraw (net, dan tiang net) dan tennis meja
(net dan tiang net). 3 sarana atau 75% telah masuk dalam kategori baik, yaitu
sepak bola (bola), atletik (cakram) dan tenis meja (bad) dan4 sarana atau 50%
tergolong kategori sedang yaitu senam (matras), bola basket (net) bulu tangkis
(raket). Sepak takraw (bola). 1 sarana atau 63% masuk dalam kategori baik yaitu
bulutangkis (shuttlecock). Dan terdapat 8 jenis sarana yang jumlah atau
kuantitasnya termasuk dalam kategori kurang sekali atau 0% yaitu aletik (bak
lompat, star blok, tiang lompat tinggi dan mistar lompat tinggi), sepak bola
(lapangan), dan tenis meja (lapangan dan bola).Dan kolam berenang
- …