19,232 research outputs found
Potensi Biolarvasida Ekstrak Etanol Kulit Batang Karet India (Ficus elastica Nois Ex Blume) Dan Uji Toksisitasnya Dengan Metode Brine Shrimps Lethality Test
Telah dilakukan Uji aktivitas larvasida dari ekstrak etanol kulit batang karet India (Ficus elastica Nois ex Blume) terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti serta uji toksisitasnya terhadap larva Artemia salina
Leach. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil aktivitas biolarvasida dari ekstrak etanol kulit batang Ficus elastica terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti serta larva Artemia salina Leach. Penelitian
sebelumnya menyebutkan bahwa Ficus benghalensis aktif sebagai biolarvasida terhadap larva nyamuk Anopheles stephensi, Aedes aegypti, dan Culex quinquefasciatus Say. Kemudian ekstrak etanol daun Ficus elastica telah
dilaporkan mengandung flavonoid dan saponin yang bersifat toksik berdasarkan uji BSLT. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan post test with control design. Desain ini dilakukan dengan tidak melakukan pengujian awal terhadap subyek uji sebelum perlakuan. Subyek yang akan digunakan adalah larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti instar III yang diperoleh dari
BPVRP, Salatiga. Sedangkan larva Arthemia salina Leach yang digunakan adalah larva yang berumur 48 jam. Hasil pengamatan 24 jam pada uji biolarvasida terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti menunjukan bahwa ekstrak etanol kulit batang Ficus elastica tidak berpotensi sebagai agen biolarvasida. Pada pengujian
toksisitas menggunakan metode BSLT ekstrak etanol kulit batang Ficus elastica bersifat toksik dengan LC50 sebesar 277,24 ppm. Hasil pengujian fitokimia menunjukan ekstrak etanol kulit batang Ficus elastica mengandung golongan
senyawa alkaloid, saponin, terpenoid dan flavonoid
ANALISA KONSUMSI DAYA PADA WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA LEACH
Wireless Sensor Network (WSN)
kini sedang menjadi topik terhangat yang sedang
dibicarakan oleh para peneliti, untuk menuju smart city. Konsumsi energi yang digunakan
pada jaringan WSN sangat besar, namun digunakannya baterai sebagai
catu daya pada
WSN menjadi suatu kendala yang besar yang dapat mengakibatkan jaringan tersebut tidak
akan dapat bertahan lama. Apabila jaringan tersebut tidak dapat bertahan lama, maka
pengawasan terhadap suatu daerah akan tidak optimaUntuk men
gatas
i permasalahan pada konsumsi daya pada WSN, digunakanlah
algoritma LEACH sebagai solusi dari permasalahan tersebut, dimana LEACH
menggunakan metode cluster
-
based sehingga dapat meminimalisir jarak radio transmisi
yang digunakan pada WSN. Selain itu pada p
enelitian ini digunakan pula pengembangan
dari LEACH yakni EEE
-
LEACH yang menggunakan multi clustering basedPada penelitian ini digunakan 3 skenario yakni direct transmission, LEACH dan
EEE
-
LEACH. Dari hasil penelitian untuk waktu yang dibutuhkan pada d
irect transmission
rata
-
rata 98,037 detik, sedangkan pada LEACH rata
-
rata 9,86 detik, dan untuk EEE
-
LEACH rata
-
rata sebesar 8,06 detik. Sedangkan untuk energi yang dikonsumsi pada Direct
Transmission rata rata sebesar 0.055 Joule, untuk LEACH 0.0625 Joule
dan untuk EEE
-
LEACH 0.0488 Joule. Dengan demikian EEE
-
LEACH mampu untuk mengatasi
permasalahan tersebut WSN, LEACH, Paket yang dikirim, konsumsi energ
ANALISA MODIFIKASI ROUTING LEACH PADA WSN OVER DTN
_Wireless Sensor Network_ (WSN) merupakan salah satu jenis arsitektur jaringan tanpa kabel, terdiri dari sekumpulan node yang saling berkomunikasi. Routing _Low Energy Adaptive Clustering Hirarchy_ (LEACH) merupakan _routing_ berbasis cluster hirarki dan memiliki _delivery delay_ paling rendah dibandingkan dengan _routing_ cluster hirarki lainnya.
Penggunaan _routing_ LEACH masih memungkinkan munculnya masalah lain ketika berada pada kondisi ekstrim, seperti mobilitas tinggi atau padatnya trafik. _Delay Tolerant Network_ (DTN) adalah arsitektur canggih yang memungkinkan komunikasi dalam kondisi ekstrim tersebut. Keunggulan DTN yaitu memiliki tambahan _layer, bundle layer_ yang memiliki kemampuan menyimpan _packet data_ jika dibutuhkan terutama pada kondisi ekstrim.
Pada penelitian ini, LEACH-WSN dimodifiksi agar dapat mengoptimasi jaringan dengan menambahkan DTN menjadi LEACH-WSN_over_DTN. Modifikasi LEACH-WSN dilakukan dengan memberikan _bundle layer_ dan menambahkan mobilitas, menyesuaikan dengan kondisi ekstrim. Pengujian dilakukan untuk melihat performansi LEACH-WSN_over_DTN dengan perubahan jumlah node, ukuran buffer dan ukuran pesan.
Pada skenario pengubahan jumlah node, LEACH-WSN_over_DTN mampu meningkatkan performansi yang ditunjukkan oleh turunnya nilai _packet loss_ hingga 50% dari jumlah _packet loss_ LEACH-WSN. Pada skenario pengubahan ukuran buffer, LEACH-WSN_over_DTN juga meningkatkan performansi pada nilai PDR yang meningkat 1.8% dari LEACH-WSN. Pada skenario pengubahan ukuran pesan, rata-rata delay LEACH-WSN_over_DTN lebih rendah 0.002ms-0.0015ms dari rata-rata delay LEACH-WSN. Pada pengujian konsumsi energi di ketiga skenario, antara LEACH-WSN dan LEACH-WSN_over_DTN memiliki perbedaan konsumsi energi yang tidak terlihat signifikan namun ketika dilihat pada masa hidup jaringan yang mana bergantung pada konsumsi energi, LEACH-WSNoverDTN mengalami kematian lebih dulu dibandingkan LEACH-WSN
UJI TOKSISITAS EKSTRAK KLOROFORM DAN EKSTRAK ETANOL BIJI PACAR AIR (Impatiens balsamina L.) TERHADAP LARVA Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA
Indonesia kaya akan tumbuh-tumbuhan, yang berdasarkan pengalaman
telah dimanfaatkan antara lain untuk obat. Salah satu tumbuhan obat adalah
tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.). Tanaman pacar air berkhasiat untuk
menghentikan perdarahan, meningkatkan fungsi pencernaan, antikanker,
melunakkan massa yang keras (tumor), sebagai peluruh haid, dan mempermudah
persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas ekstrak kloroform
dan etanol dari biji pacar air (Impatiens balsamina L) terhadap larva Artemia
salina Leach dengan metode BST (Brine Shrimp Test) dan untuk mengetahui
kemungkinan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak tersebut.
Biji Impatiens balsamina L disari dengan alat Soxhlet menggunakan
pelarut kloroform dan etanol. Masing-masing ekstrak diuji toksisitasnya terhadap
larva Artemia salina Leach dan setiap ekstrak diuji kontrol negatif untuk
mengkoreksi pengaruh pelarut yang digunakan. Ekstrak kloroform digunakan
kadar 100, 160, 250, 500, 650 μg/ml sedang untuk ekstrak etanol digunakan kadar
100, 170, 290, 500, 840 μg/ml. Kemudian ekstrak kloroform dan ekstrak etanol
biji pacar air dianalisis dengan KLT untuk mengetahui kemungkinan senyawa
kimia yang terkandung didalamnya. Fase diam yang digunakan adalah silika gel
GF254. Fase gerak untuk ekstrak kloroform adalah BAW (4:1:5) dan fase gerak
untuk ekstrak etanol adalah BAW (5:1:4).
Perhitungan dengan menggunakan metode analisis probit menghasilkan
harga LC50 ekstrak kloroform (158,83 ± 2,33) μg/ml dan LC50 ekstrak etanol
(255,50 ± 5,35) μg/ml. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kloroform
lebih toksik daripada ekstrak etanol. Hasil KLT pada ekstrak kloroform dan
ekstrak etanol biji pacar air (Impatiens balsamina L.) mempunyai kandungan
saponin.
Kata kunci : Impatiens balsamina L., BST, Artemia salina Leach, KL
Fahrtbericht "Poseidon"-Reise 94/1 [POS94/1], 8.-13.11.82
Während dieser Reise wurden die umgebauten Batfishes und der Doppler-Sonar-Stromprofiler
der Abteilung Regionale Ozeanographie, Teilprojekte B1 und C3 des
SFB 133 getestet. Die Reise fand in den Skagerrak und in die Kieler Bucht statt
Avaliação de extratos vegetais e manipueira no controle do Mal-de-Sigatoka da bananeira.
O cultivo da bananeira (Musa spp.) apresenta uma grande importância socioeconômica para as populações de baixa renda. Uma das doenças mais importantes que limita essa atividade é a Sigatoka-amarela, causada pelo fungo Mycosphaerella musicola, Leach, cuja forma assexuada é Pseudocercospora musae (Zimm) Deighton.PDF. 117_11
UJI TOKSISITAS EKSTRAK KLOROFORM DAN EKSTRAK ETANOL DAUN SINGKONG (Manihot utilissima Pohl.) TERHADAP LARVA Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA
Tanaman singkong (Manihot utilissima Pohl.) merupakan tanaman yang
berpotensi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki berbagai macam
khasiat, daun singkong mempunyai manfaat untuk mencegah anemia, konstipasi, dan
meningkatkan daya tahan tubuh, selain itu dalam masyarakat juga digunakan sebagai
antikanker, untuk itu perlu penelitian untuk mengetahui efek toksik dari daun
singkong tersebut sebagai penelitian pendahuluan untuk mencari senyawa yang
bersifat sitotoksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek toksik dari ekstrak
kloroform dan ekstrak etanol daun singkong (Manihot utilissima Pohl.) terhadap larva
Artemia salina Leach.
Daun singkong (Manihot utilissima Pohl.) disari dengan menggunakan pelarut
kloroform dan etanol, masing-masing ekstrak diuji toksisitasnya terhadap larva
Artemia salina Leach dan setiap ekstrak dibuat uji kontrol negatif, untuk mengoreksi
pengaruh pelarut yang digunakan. Seri kadar yang dibuat dari ekstrak kloroform
sebesar 300, 450, 680, 1010, 1520 μg/ml dan seri kadar yang dibuat dari ekstrak
etanol sebesar 100, 170, 290, 500, 840 μg/ml. Uji kualitatif dengan KLT dilakukan
terhadap ekstrak kloroform dan ekstrak etanol. Identifikasi senyawa dilakukan
terhadap dua senyawa yaitu flavonoid dan saponin. Fase diam yang digunakan adalah
silika gel GF254 dan fase gerak yang digunakan adalah BAW (4:1:5) v/v dan n-
heksan:etil asetat (5:5) v/v.
Perhitungan dengan menggunakan metode analisis probit menghasilkan harga
LC50 (578,62 ± 8,82) μg/ml untuk ekstrak kloroform dan untuk ekstrak etanol
mempunyai harga LC50 (206,41 ± 4,46) μg/ml. Dari hasil tersebut diketahui ekstrak
etanol lebih toksik terhadap larva Artemia salina Leach. Hasil uji kualitatif dengan
kromatografi lapis tipis ekstrak kloroform dan ekstrak etanol daun singkong
(Manihot utilissima Pohl.) menunjukkan bahwa ekstrak kloroform mengandung
saponin dan ekstrak etanol mengandung flavonoid
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L.) Osbeck) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli MULTIRESISTEN SERTA BRINE SHRIMP LETHALITY TEST
Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri E. coli dan S. aureus. Salah
satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai produk antimikroba adalah tanaman
jeruk manis (Citrus sinensis (L.) Osbeck). Berdasarkan penelitian sebelumnya daun
dan kulit jeruk manis aktif sebagai antibakteri, antioksidan, dan beberapa spesies
jeruk lain seperti jeruk bali dan jeruk purut memiliki potensi antikanker. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit jeruk manis
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli multiresisten antibiotik serta
mengetahui golongan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
antibakteri. Selain itu juga dilakukan uji toksisitas terhadap Artemia salina Leach
sebagai skrining awal untuk antikanker.
Penelitian ini diawali dengan optimasi penyari etanol 50%, 75% dan 95%.
Berdasarkan pertimbangan profil KLT, besar rendemen dan uji antibakteri dipilih
etanol 50%. Ekstrak etanol kulit jeruk manis diperoleh melalui ekstraksi dengan
metode maserasi. Ekstrak tersebut diuji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli multiresisten dengan metode dilusi padat untuk
menentukan Kadar Bunuh Minimal (KBM). Seri konsentrasi yang digunakan adalah
4% b/v, 6% b/v, 8% b/v, 9% b/v, 10% b/v. Kandungan kimia dari ekstrak tersebut
dianalisis KLT dengan fase gerak kloroform:metanol (9:1) dan fase diam silika gel
GF254. Uji bioautografi dilakukan untuk mendeteksi senyawa yang bertanggung
jawab terhadap aktivitas antibakteri. Uji toksisitas dilakukan terhadap Artemia salina
Leach dengan seri konsentrasi 25, 50, 100, 200, dan 400 μg/mL. Toksisitas senyawa
diukur dengan parameter LC50.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 50% kulit jeruk manis
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli multiresisten dengan
nilai Kadar Bunuh Minimal (KBM) masing-masing 6% dan 8%. Ekstrak etanol kulit
jeruk manis toksik terhadap Artemia salina Leach dengan nilai LC50 77,19 μg/mL.
Hasil KLT menunjukkan ekstrak etanol kulit jeruk manis mengandung flavonoid,
polifenol dan saponin. Senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri adalah golongan
flavonoid
Uji Bioaktivitas Fraksi N-Heksan Ekstrak Etanol Kulit Batang Karet India (Ficus elastica Nois Ex Blume) Terhadap Larva
Tanaman genus Ficus diketahui mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan triterpenoid. Kandungan senyawa metabolit sekunder dalam suatu ekstrak tanaman dapat memiliki aktivitas biologi. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan potensi biolarvasida dan toksisitas BSLT dari Ficuselastica. Penelitian ini merupakanpenelitian eksperimental menggunakan desain post test only with control group. Kulit batang Ficus elastica sebanyak 1 kg diekstraksi menggunakan etanol 96%. Fraksinasi dilakukan dengan cara partisi menggunakan pelarut nonpolar yaitun-heksan.Pengujian larvasida dilakukan di B2P2VRP Salatiga dengan menggunakan larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti instar III sebanyak 25 ekor pada volume 100 ml. Uji BSLT menggunakan larva Artemia salina Leach sebanyak 10 ekor pada volume 10 ml. Konsentrasi yang dibuat pada masing-masing pengujian adalah sama, yaitu 10, 50, 100, 250 dan 500 ppm. Hasil pengujian ditunjukkan dengan nilai LC50 setelah pengujian 24 jam. Pada pengujian larvasida tidak didapatkan LC50 karena dengan konsentrasi
tinggi yang dibuat tidak menimbulkan kematian diatas 50% populasi. Sedangkan pada pengujian BSLT didapatkan LC50 sebesar 33,88 ppm. Hasiltersebut menunjukkan bahwa fraksi n-heksan tidak toksik terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti, tetapi toksik terhadap larva Artemia salina Leach. Senyawa metabolit sekunder yang dapat diidentifikasi dalam fraksi nheksan ekstrak etanol kulit batang Ficus elastica adalah terpenoid
- …