4 research outputs found

    Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Dengan Kejadian Diare Bayi Usia 0-6 Bulan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta

    Get PDF
    Latar belakang : ASI merupakan makanan terbaik yang memenuhi standar tertinggi dengan kandungan gizi yang tepat dan aman, sehingga dapat memberikan perlindungan pada tubuh bayi. Dianjurkan pemberian full ASI sampai 6 bulan. Namun sebagian ibu-ibu sudah memberikan ASI parsial sebelum usia 6 bulan, sehingga timbul berbagai penyakit pada bayi seperti diare. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola pemberian makanan dengan kejadian diare bayi usia 0-6 bulan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Penelitian menggunakan data primer dan skunder. Subyek penelitian adalah seluruh bayi yang berusia 0-6 bulan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dengan menggunakan purposive sampling. Subyek akan diklasifikasikan menjadi kelompok yang mendapat full ASI dan ASI parsial. Kemudian data dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil : Subyek penelitian berjumlah 60 bayi yang terdiri atas 30 bayi mendapatkan full ASI yang terdiri dari 5 (16,7%) bayi mengalami diare dan 25 (83,3%) bayi tidak mengalami diare, sedangkan 30 bayi yang mendapatkan ASI parsial terdiri dari 22 (73,3%) bayi mengalami diare dan 8 (26,7%) bayi tidak mengalami diare. Analisis dari Chi Square menghasilkan p 1) (Confidence interval (CI) 95% antara 3,917 - 48,266). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara pola pemberian makanan dengan kejadian diare bayi usia 0-6 bula

    Pengaruh Sirkumsisi Terhadap Terjadinya ISK pada Anak Usia Sekolah Dasar di Denpasar

    Get PDF
    Latar Belakang : Sirkumsisi adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan penis atau preputium. Sirkumsisi bertujuan untuk membersihkan dari berbagai kotoran penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis yang masih ada preputium. Penelitian dilakukan di Bali. Proporsi infeksi saluran kemih di bali sebesar 11,7% Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh sirkumsisi terhadap terjadinya infeksi saluran kemih Metode penelitian : Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional dan menggunakan Stratified random sampling berdasarkan cluster (kelompok). Subjek penelitian adalah anak laki-laki usia sekolah dasar usia kelas 4,5,6 yang disirkumsisi maupun tidak disirkumsisi. Urin diambil pada pagi hari dengan cara mid stream kemudian ditampung ke dalam kontainer steril, selanjutnya dilakukan pemeriksaan di laboratorium HASIL : Pada penelitian ini didapatkan sampel 54 anak laki-laki, dengan 41 anak yang tidak disirkumsisi dan 13 anak yang disirkumsisi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 8 anak yang tidak disirkumsisi menderita ISK sedangkan 1 anak yang disirkumsisi didapati ISK dengan nilai p sebesar 0,31 maka nilai ini tidak bermakna secara statistik, artinya tidak ada hubungan antara infeksi saluran kemih dengan keadaan disirkumsisi atau tidak pada anak . Sedangkan nilai rasio prevalensi didapatkan sebesar 0,34 dengan tingkat kepercayaan atau CI ( confindensi interval 95 %). Nilai Confidensi Interval didapatkan berdasarkan uji chi square sebesar 0,39-3,045 artinya sirkumsisi terbukti sebagai faktor protektif ISK. Kesimpulan : Tidak ada pengaruh sirkumsisi terhadap kejadian ISK

    Hubungan Status Gizi Terhadap Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Puskesmas Pajang Surakarta

    Get PDF
    Latar Belakang : Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian dari saluran pernapasan mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. ISPA merupakan 50% dari seluruh penyakit pada anak berusia dibawah lima tahun dan masih merupakan masalah serius dibidang kesehatan terutama terjadi pada masa balita karena salah satu faktor yaitu status gizi. Pada kasus gizi kurang dapat menyebabkan imunitas menurun sehingga akan mudah terjadi suatu infeksi. Tujuan: Untuk mengetahui adanya hubungan antara status gizi terhadap terjadinya (ISPA) pada balita di Puskesmas Pajang Surakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling. Hasil: Dari uji Chi square diperoleh p value sebesar 0,000 dengan taraf signifikan (α) 0,05 maka dinyatakan Ho ditolak, sehingga H1 diterima. Jadi penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi terhadap terjadinya infeksi saluran pernapasan akut pada balita, selain itu didapatkan nilai RP (ratio prevalensi) = 27,5 (Interval kepercayaan 95% (8,372-90,328) artinya bahwa anak yang mengalami gizi kurang beresiko 27,5 kali untuk mengalami (ISPA) dibanding balita yang mempunyai gizi baik. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi terhadap terjadinya (ISPA) pada balita di Puskesmas Pajang Surakart

    Hubungan Antara Pemberian Asi Eksklusif dan Asi Non Eksklusif Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi 0-6 Bulan di Desa Giripurwo, Wonogiri

    Get PDF
    Latar belakang : Berdasarkan International Breastfeeding Journal, diperoleh data terakhir menunjukkan bahwa hanya 38% bayi usia 2-3 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif dan 23% bayi yang diberi makanan pendamping sebelum usia 6 bulan. Pada tahun 2006, data dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa hanya 20,67% bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif dari jumlah total bayi usia 0-6 bulan yaitu 12.508. Pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan ASI non eksklusif dengan pertumbuhan berat badan pada bayi 0-6 bulan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan case control. Subyek penelitian ini adalah balita dengan pemberian ASI Eksklusif dan ASI Non Eksklusif di Posyandu Desa Giripurwo, Wonogiri. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian diuji dengan uji statistik uji Chi Square dengan program SPSS 19,0. Hasil: Besar sampel yang diperoleh adalah 72 bayi yang terdiri atas 24 (33,33%) bayi dengan pertumbuhan berat badan tidak baik terdiri atas 6 bayi mendapatkan ASI Eksklusif dan 18 bayi mendapatkan ASI Non Eksklusif. Sedangkan 48 (66,67%) balita dengan pertumbuhan berat badan baik terdiri atas 40 bayi mendapatkan ASI Eksklusif dan 8 bayi mendapatkan ASI Non Eksklusif . Terdapat hubungan yang bermakna antara 2 kelompok dengan uji data chi square, didapatkan nilai p=0,000 (p< 0,05) dan OR=15 dengan CI = 95%. Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dan ASI Non eksklusif dengan pertumbuhan berat badan pada bayi 0-6 bulan di Desa Giripurwo, Wonogiri dan Pemberian ASI Non Eksklusif meningkatkan pertumbuhan berat badan tidak baik 15 kali lipat daripada bayi yang mendapat ASI Eksklusif
    corecore