37 research outputs found

    Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav) Dan Kloramfenikol Terhadap Bakteri Salmonella typhi, Shigella dysenteriae, Dan Staphylococcus aureus Beserta Bioautografinya

    Get PDF
    Tanaman sirih merah telah diketahui dapat mengobati berbagai jenis penyakit dan dipercaya dapat digunakan sebagai antibakteri. Kloramfenikol merupakan antibiotik bakteriostatik berspektrum luas yang aktif terhadap mikroorganisme aerobik dan anaerobik, bakteri Gram positif maupun negatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek kombinasi ekstrak etanol daun sirih merah dan kloramfenikol terhadap bakteri Salmonella typhi, Shigella dysenteriae, dan Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi (Kirby Bauer) dengan menentukan diameter zona hambat. Konsentrasi ekstrak etanol daun sirih merah yang digunakan 70% dan kloramfenikol 4% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi serta 1% untuk Shigella dysenteriae dengan pelarut DMSO 100%. Kombinasi ekstrak etanol daun sirih merah : kloramfenikol dibuat tiga perbandingan volume yaitu: (25%:75%), (50%:50%), dan (75%:25%) dengan volume total 20 μL per disk. Hasil penelitian menunjukkan diameter zona hambat berturut-turut pada bakteri Staphylococcus aureus dengan perbandingan volume (25%:75%), (50%:50%), dan (75%:25%) sebesar 10 mm, 11 mm, dan 12 mm pada Salmonella typhi 10,3 mm, 12 mm, dan 14 mm pada Shigella dysenteriae 9,3 mm, 10,3 mm, dan 12 mm. Hasil analisis dengan anova didapatkan p-value statistik uji F pada Staphylococcus aureus 0,272 > 0,05 tidak signifikan sedangkan pada bakteri Salmonella typhi dan Shigella dysenteriae adalah 0,016 dan 0,001 < 0,05 terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil identifikasi senyawa menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan uji bioautografi diketahui senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun sirih merah adalah fenolik, terpenoid, dan alkaloid pada Staphylococcus aureus dan Shigella dysenteriae, serta senyawa terpenoid dan alkaloid pada Salmonella typhi

    Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) Dan Amoksisilin Terhadap Bakteri Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, DAN Salmonella typhi serta bioautografinya

    Get PDF
    Pengatasan penyakit infeksi yang paling umum adalah dengan terapi antibiotik. Pemilihan antibiotik yang tepat sangat diperlukan dalam proses penyembuhan infeksi. Antibiotik yang bisa digunakan sebagai pengobatan infeksi adalah amoksisilin. Amoksisilin merupakan antibiotik bersifat bakterisidal dengan spektrum yang luas, aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Daun sirih merah memiliki potensi menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek sinergis kombinasi ekstrak daun sirih merah dan amoksisilin terhadap bakteri S.pneumoniae, P.aeruginosa dan S. typhi. Metode yang digunakan ialah Difusi Kirby-Bauer dengan mengukur diameter zona hambat. Konsentrasi amoksisillin yang digunakan ialah 0,05 %. Konsentrasi ekstrak daun sirih merah sebesar 70 % dengan pelarut DMSO 100 %. Kombinasi ekstrak daun sirih merah:amoksisilin dibuat perbandingan 25:75 ; 50:50 ; dan 75:25 dengan volume total 20 μL/disk. Pengambilan berturut-turut 5μL:15μL; 10μL:10μL; 15μL:5μL yang dimasukkan ke dalam disk antibiotik. Untuk bioautografi menggunakan fase gerak metanol:kloroform (1:39). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun sirih merah dan amoksisilin menunjukkan efek tidak sinergis pada semua perbandingan dalam menghambat bakteri S. pneumoniae, P. aeruginosa dan S. typhi. Diameter zona hambat S. pneumoniae berturut-turut sebesar 16 mm (25:75), 18 mm (50:50) dan 18 mm (75:25), pada P. aeruginosa zona hambat berturut-turut sebesar 12 mm (25:75), 12 mm (50:50), dan 12 mm (75:25), pada S. typhi zona hambat berturut-turut sebesar 8 mm (25:75), 12 mm (50:50) dan 10 mm (75:25). Berdasarkan hasil identifikasi senyawa menggunakan deteksi dengan pereaksi semprot dan uji bioautografi diketahui adanya senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri dengan menggunakan fase gerak metanol:kloroform ekstrak etanol daun sirih merah terhadap Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella typhi adalah fenolik

    Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) Dan Siprofloksasin Terhadap Staphylococcus Aureus, Pseudomonas aeruginosa, Dan Klebsiella pneumoniae Beserta Bioautografinya

    Get PDF
    Daun sirih merah terbukti secara tradisional memiliki potensi antibakteri. Siprofloksasin merupakan antibiotik bersifat bakterisidal berspektrum luas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya efek sinergis dilakukan uji kombinasi ekstrak etanol daun sirih merah dengan siprofloksasin terhadap bakteri S.aureus, P.aeruginosa dan K.pneumoniae serta dilakukan analisis KLT dan bioautografi untuk mengetahui senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri. Uji kombinasi ekstrak etanol daun sirih merah dan siprofloksasin menggunakan metode difusi (Kirby-Bauer) dengan mengukur diameter zona hambat. Pada kombinasi, digunakan ekstrak etanol daun sirih merah konsentrasi 70% dengan pelarut DMSO 100% dan konsentrasi siprofloksasin 0,001% dan 0,025% dengan pelarut aqua p.i serta dibuat 3 perbandingan, yaitu : 25:75; 50:50; dan 75:25 dengan volume total 20 μL. Analisis senyawa menggunakan KLT dengan fase gerak metanol:kloroform (1:39 v/v) dan untuk mengetahui senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri menggunakan metode bioautografi tipe kontak. Kombinasi ekstrak etanol daun sirih merah dan siprofloksasin memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S.aureus, P.aeruginosa, dan K.pneumoniae tetapi tidak berefek sinergis, melainkan berefek indeferen. Hasil analisis KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah mengandung senyawa alkaloid dan fenol. Berdasarkan hasil bioautografinya, senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri ialah senyawa fenol pada Rf 0,21

    Aktivitas Antibakteri Fraksi Metanol Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis (L.) O.K) Terhadap Streptococcus Mutans Dan Lactobacillus Acidophilus Serta Bioautografinya

    Get PDF
    Ekstrak etanol daun teh hijau memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab karies gigi Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi metanol daun teh hijau terhadap Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus serta untuk mengetahui golongan senyawa yang berkhasiat sebagai antibakteri. Ekstraksi teh hijau menggunakan penyari etanol 96% dengan metode maserasi. Fraksinasi dilakukan dengan metode enap-tuang (dekantasi), pelarut yang digunakan meningkat kepolarannya n-heksan, etil asetat, dan metanol. Fraksi metanol diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode dilusi padat untuk menentukan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM). Analisis kandungan senyawa dengan KLT menggunakan fase gerak n-butanol:etil asetat (9:1) v/v dan fase diam silika GF254, serta uji bioautografi untuk mengetahui senyawa yang aktif sebagai antibakteri. Aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus memiliki KHM yang sama sebesar 0,5%, sedangkan KBM sampai dengan 1% tidak diperoleh. Hasil uji bioautografi menunjukkan senyawa yang aktif sebagai antibakteri adalah fenolik dan flavonoid pada Rf 0,83

    Pembuatan Glukosa Dari Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Dengan Hidrolisis Enzimatis

    Get PDF
    Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan salah satu tanaman yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Selain bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat, tanaman mengkudu yang jumlahnya banyak juga bisa dimanfaatkan bagian daunnya. Daun mengkudu mengandung serat selulosa yang bisa dimanfaatkan untuk memproduksi glukosa dengan proses hidrolisis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan glukosa daun mengkudu dengan hidrolisis enzimatis dan menentukan kadar glukosa daun mengkudu hasil hidrolisis enzimatis. Daun mengkudu didelignifikasi, kemudian dihidrolisis dengan enzim selulase. Campuran enzim selulase diisolasi dari jamur Trichoderma reesei dan Aspergilus niger dengan perbandingan 3:1. Glukosa hasil hidrolisis ditetapkan kadarnya menggunakan metode Nelson-Somogyi dan dibandingkan dengan kadar glukosa daun sebelum dihidrolisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa glukosa dari daun mengkudu dapat dihasilkan melalui proses hidrolisis enzimatis. Kadar glukosa daun mengkudu hasil hidrolisis enzimatis sebesar 2,119% b/v

    Aktivitas Antibakteri Dan Bioautografi Ekstrak Aseton Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Streptococcus mutans Dan Escherichia coli

    Get PDF
    Kulit buah kakao terbukti mempunyai aktivitas antibakteri. Kulit buah kakao mengandung senyawa fenolik seperti kuersetin, resorsinol, flavonoid, dan tanin yang dapat dimanfaatkan sebagai agen antibakteri alami. Pelarut yang paling baik untuk mengekstraksi tanaman yang banyak mengandung komponen fenolik yaitu aseton. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan aktivitas antibakteri ekstrak aseton kulit buah kakao segar dan menentukan kandungan senyawa yang bertanggung jawab sebagai antibakteri. Kulit buah kakao segar diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton. Ekstrak diuji aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans dan Escherichia coli dengan metode difusi disk. Kandungan senyawa diuji dengan KLT dan penentuan senyawa yang bertanggung jawab sebagai antibakteri diuji dengan bioautografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak aseton kulit buah kakao mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S. mutans mulai konsentrasi 1 mg/disk dengan diameter zona hambat 6,5±0,0 mm dan tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli. Berdasarkan uji KLT dengan fase diam silica gel GF254 dan fase gerak kloroform : n-heksan (9:1) v/v, ekstrak aseton kulit buah kakao mengandung senyawa fenolik, flavonoid, saponin, dan alkaloid. Senyawa yang bertanggung jawab sebagai antibakteri terhadap S. mutans yaitu fenolik, flavonoid, dan saponin

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Tumbuhan Sala (Cynometra ramiflora L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella pneumoniae Serta Bioautografinya

    Get PDF
    Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri adalah tumbuhan sala (Cynometra ramiflora L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun tumbuhan sala terhadap Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella pneumoniae serta bioautografinya. Daun tumbuhan sala diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode disk difusi (Kirby Bauer). Seri konsentrasi yang digunakan dalam pengujian terhadap ketiga bakteri adalah 4 mg/disk, 6 mg/disk, 8 mg/disk dan 10 mg/disk. Uji KLT menggunakan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak n-heksan : etil asetat (7:3) v/v. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun tumbuhan sala menghasilkan zona irradikal dan zona hambat terbesar pada konsentrasi 10 mg/disk terhadap Staphylococcus epidermidis menghasilkan ratarata zona hambat 11,43 mm, terhadap Pseudomonas aeruginosa menghasilkan rata-rata zona hambat 10 mm, dan pada Klebsiella pneumoniae menghasilkan rata-rata zona hambat 10,11 mm. Hasil KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun tumbuhan sala diduga mengandung senyawa fenol. Bioautografi kontak yang dilakukan menunjukkan bahwa senyawa yang beraktivitas sebagai antibakteri adalah fenol

    Isolasi Dan Identifikasi Isolat Actinomycetes Dari Rizosfer Padi (Oryza sativa L.) Sebagai Penghasil Antifungi

    Get PDF
    Actinomycetes merupakan kelompok mikroba penghasil antibiotik paling banyak. Actinomycetes menjadi sangat penting dalam industri farmasi karena kemampuannya dalam memproduksi senyawa metabolit yang bervariasi, baik dari struktur maupun fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah isolat Actinomycetes yang dapat ditemukan pada rizosfer padi (Oryza sativa L.) serta potensinya sebagai penghasil antifungi. Tanah rizosfer padi (Oryza sativa L.) diisolasi dengan metode surface plate pada media Starch-Casein Agar dan Raffinose Histidine Agar. Untuk mendapatkan isolat murni dari Actinomycetes, maka dilakukan purifikasi pada media Starch-Casein Agar. Dari hasil purifikasi dilakukan identifikasi isolat Actinomycetes. Identifikasi dilakukan berdasar karakteristik koloni, pewarnaan Gram serta colour grouping. Uji aktivitas antifungi isolat Actinomycetes dilakukan dengan metode agar blok. Aktivitas antifungi isolat Actinomycetes ditandai dengan ada (+) atau tidaknya (-) zona jernih pada media uji. Isolasi Actinomycetes dari rizosfer padi (Oryza sativa L.) diperoleh 60 isolat dan setelah dipurifikasi diperoleh 39 isolat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 39 isolat Actinomycetes yang diperoleh hanya 2 isolat yang memiliki aktivitas antifungi dengan menghambat pertumbuhan Candida albicans, sedangkan tidak ditemukan isolat yang memiliki aktivitas antifungi pada Aspergillus fumigatus

    Evaluasi Penggunaan Kemoterapi pada Pasien Kanker Paru di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2010-2011

    Get PDF
    Kanker paru merupakan masalah kesehatan di negara maju dan juga di negara berkembang. Hasil penelitian di Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 1998-2001 dengan sampel 181 pasien adalah 14,55% dengan tingkat kelangsungan hidup rata-rata 5 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat kemoterapi serta mengevaluasi penggunaan obat kemoterapi pada pasien kanker paru di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.Moewardi tahun 2010-2011. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental yang dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling dan dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Data diambil dari data rekam medik pasien kanker paru di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.Moewardi tahun 2010-2011. Data yang dianalisis meliputi aspek tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan tepat pasien. Terapi pengobatan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kemoterapi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa regimen kemoterapi kanker paru yang digunakan di RSUD Dr.Moewardi tahhun 2010-2011 adalah Cisplatin + Etoposide (23,61%), Paclitaxel + Cisplatin (38,88%), Gemcitabine + Cisplatin (2,78%), Ebetasol + Carboplatim (2,78%), Paclitaxel + Carboplatin (13,89%), Carboplatin + Ebetaxel (2,78%), Carboplatin + Etoposide (8,33%), Gimzar + Cisplatin (1,39%), Navelbine + Paxus (1,39%), Paxus (1,39), Gimzar (1,39%), Navelbine (1,39%). Evaluasi penggunaan kemoterapi pada pasien kanker paru berdasarkan guidelines dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN) tahun 2009 dan 2010, di peroleh hasil bahwa 72 pasien kanker paru (100%) dinyatakan tepat indikasi, 34 pasien (24,48%) tepat obat, dosis kurang 4 pasien (2,88%), dosis lebih 13 pasien (9,36%) dan tidak tepat dosis 55 pasien (39,60%), 70 pasien (97,22%) tepat pasien.

    Aktivitas Antibakteri Dan Bioautografi Ekstrak Etanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Streptococcus mutans Dan Escherichia coli

    Get PDF
    Salah satu tanaman tropis yang banyak mengandung polifenol adalah kakao (Theobroma cacao L.). Kulit buah kakao belum banyak dimanfaatkan. Polifenol diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit buah kakao terhadap Streptococcus mutans dan Escherichia coli. Ekstraksi menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 96%. Metode disk difusi (Kirby Bauer) digunakan dalam uji aktivitas antibakteri. Seri konsentrasi yang digunakan dalam pengujian terhadap bakteri Streptococcus mutans adalah 0,5 mg/disk, 1 mg/disk, 1,5 mg/disk, 2 mg/disk, dan 2,5 mg/disk. Pada bakteri Escherichia coli digunakan seri konsentrasi 1 mg/disk, 2 mg/disk, 3 mg/disk, 4 mg/disk dan 5 mg/disk. Bioautografi digunakan untuk mengetahui golongan senyawa yang aktif sebagai antibakteri dengan terlebih dahulu dilakukan KLT dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak n-heksan : etil asetat : metanol (12:7:1) v/v/v. Ekstrak memiliki aktivitas terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan diameter zona hambat 9±0,0 mm pada konsentrasi 2,5 mg/disk. Hasil KLT menunjukkan ekstrak mengandung fenolik, terpenoid, kumarin dan flavonol. Bioautografi kontak yang dilakukan menunjukkan bahwa senyawa yang beraktivitas sebagai antibakteri adalah fenolik
    corecore