60 research outputs found

    TINJAUAN TENTANG PENDIRIAN KEDATON TERNATE

    Get PDF
    Pada bulan Oktober 1983 yang lalu dalam suatu kunjungan ke Maluku telah dikunjungi pula pulau-pulau Ternate. Pulau ini telah dikenal sejak beberapa abad yang lalu karena di pulau ini pernah terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Ternate. Kerajaan ini didirikan kira-kira pada abad ke-13 dan mengalami keruntuhan pada abad ke-20. Raja Ternate yang pertama adalah Cico alias Mashur Malamo, sedangkan sultan yang terakhir bernama lskandar Muhammad Jabir Syah. Selama kerajaan tersebut berdiri terdapat 20 orang raja dan 26 Sultan yang pernah memerintah

    Tata Kota Islam Ternate: Tinjauan Morfologi dan Kosmologi

    Get PDF
    Ternate town, is a thriving Islamic city since 6-17 century AD. Although at that time influenced mainly Portuguese colonial hegemony and the Netherlands, but as a center of Islamic civilization, morphology and cosmology town laid out according to the Islamic concept and local concept. Through archaeological analysis, morphology and cosmological aspects of the town hall is described. For that carried out the archaeological survey in the city of Ternate with trace toponyms ancient city, then through the literature and interviews with sources. Archaeological analysis performed, ie with spatial analysis through data identification features that characterize the ancient city of Islam, as well as contextual analysis by analogy history and local culture. The purpose of this study is to describe the shape and development of the city, as well as cosmological concept underlying the form of urban planning. Results of the study include that component of the city center is characterized by buildings and mosques, kedaton sultan as an orientation center into a city of Ternate characteristics of Islamic civilization. In addition the local characteristics of the town of Ternate is shown by the local cosmological concepts, as well as the division of residential space natives and immigrants. During its development, the urban space is divided into five components, namely component downtown, residential, and commercial economy, burial, and religious.Kota Ternate, adalah sebuah Kota Islam yang berkembang sejak abad ke 6-17 Masehi. Meskipun pada masa itu dipengaruhi pula hegemoni kolonial terutama Portugis dan Belanda, namun sebagai sebuah pusat peradaban Islam, morfologi dan kosmologi kota ditata menurut konsep Islam dan konsep lokal. Melalui analisis arkeologi, aspek ruang morfologi dan kosmologi kota digambarkan. Untuk itu dilakukan survei arkeologi di wilayah Kota Ternate dengan menelusuri toponim-toponim kota kuno, kemudian melalui studi pustaka maupun wawancara dengan narasumber. Analisis arkeologi dilakukan, yakni dengan analisis keruangan melalui identifikasi data fitur yang mencirikan kota kuno Islam, serta analisis kontekstual melalui analogi sejarah dan budaya lokal. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan bentuk dan perkembangan kota, serta konsep kosmologi yang melatarbelakangi bentuk tata kota. Hasil penelitian antara lain bahwa komponen pusat kota yang dicirikan oleh bangunan kedaton sultan dan masjid sebagai pusat orientasi menjadi karakteristik Ternate sebagai kota peradaban Islam. Selain itu ciri lokal kota Ternate ditunjukkan dengan konsep kosmologi lokal, serta adanya pembagian ruang hunian pribumi dan pendatang. Dalam perkembangannya, ruang kota terbagi menjadi lima komponen, yakni komponen pusat kota, pemukiman, ekonomi dan niaga, penguburan, dan keagamaan

    Tata Kota Islam Ternate: Tinjauan Morfologi dan Kosmologi

    Get PDF

    Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.20 No.2 Tahun 2015

    Get PDF
    Jurnal Jurnal terbitan bulan November ini terdiri dari enam tulisan, yang berdasarkan kronologi data yang digunakan berasal dari masa prasejarah sampai masa kolonial. Adapun topik yang ditulis juga menampilkan variasi yang berbeda, yaitu berkaitan dengan permukiman, studi gender, teknologi dan metode penelitian arkeologi. Tulisan-tulisan ini antara lain arkeologi Makam Sultan Muhammad Ali Ternate di Maluku Utara, Perempuan dan tradisi ziatah makam, penggunaan total station dalam perekaman data arkeologi di Indonesia, Seni lukis dan gores pada Megalitik Pasemah, Provinsi Sumatera Selatan, Batu bergores (batu Gong) di tepi sungai Mesumai Jambi kajian awal seni cadas, Megalitik dalam konteks kekinian, legenda dibalik batu Larung (kajian etnografi mengenai hubungan mitos dan artefak megalit

    Sigi Lamo Dan Tinggalan Sejarah Islam Di Ternate

    Full text link
    This study seeks to reveal the history ofthe ancient mosques in the city of Ternate.Through historical-archaeological-approaches, ancient mosques are described comprehensively.From the research of Sigi Lamo (Great Mosque) of the Ternate Sultanates, there are severalpoints found, first, Ternate Sultanates Sigi Lamo I sthe oldest mosque inTernate were builtaround the year 1606A Dat the time of Sultan Hamzah (1628-1648). Second, in terms oflayout Ternate Sultanate Sigi Lamo is very different with the mosques in Java—where themosqueis always adjacent to the palace, the square, and the market—. However, from thearchitecture aspects it\u27s showed the Javanese influences such as in the mosque polesor supportingpillars of the pyramidal roof, with asharps slope similar to the construction of Javanese house,wide of the porchis same to the main prayer hall. On eachsides ofthe Sultanates mosques, onthe top roof there is a window. In the west of mosque there isalso the sultanate family cemetery.Third, worshipat Ternate Sultanate Sigi Lamo arranged by a hereafter representative whichrepresented each ethnic orregional in Ternate. The here after representative (bobato akhirat)consists of Jiko Imam, Imam Java, Imam Sangaji, and Imam Moti. The four priests were onduty by turn seach week to organize worships at the mosque of Sultanates.Key words: history, archaeology, Ternate Sultanates mosque, hereafter bobatoPenelitian ini berupaya mengungkap sejarah masjid kuno di kota Ternate. Lewatpendekatan historis-arkeologis, masjid kuno dideskripsikan secara komprehensif. Dari hasilpenelitian terhadap Sigi Lamo (Masjid Agung) Kesultanan Ternate, beberapa poin yangdiungkapkan yaitu, pertama, Sigi Lamo Kesultanan Ternate merupakan masjid tertua diTernate yang didirikan sekitar tahun 1606 M pada masa Sultan Hamzah (1628-1648).Kedua, dari segi letak Sigi Lamo Kesultanan Ternate sangat berbeda dengan masjid yangada di Jawa—di mana masjid selalu berdekatan dengan kraton, alun-alun, dan pasar—.Namun, dari aspek arsitektur terlihat ada pengaruh Jawa seperti adanya tiang penyanggadi dalam masjid atau saka guru sebagai penyangga atap yang piramidal, dengan kemiringantajam mirip dengan konstruksi tajug, lebar serambi selebar unit ruang utama salat. Padasetiap sisi masjid Sultan, atap puncaknya dibuat jendela atap. Di barat masjid terdapatjuga komplek pemakaman keluarga sultan. Ketiga, peribadatan di Sigi Lamo KesultananTernate, diatur berdasarkan bobato akhirat yang mewakili dari masing-masing etnis ataudaerah yang ada di Ternate. Bobato akhirat tersebut terdiri dari Imam Jiko, Imam Jawa,Imam Sangaji, dan Imam Moti.Keempat imam inilah bertugas secara bergantian setiapminggunya untuk mengatur peribadatan di Masjid Sultan

    Sketsa Arkeologi Islam di Maluku: Tema dan Implementasi Penelitian

    Get PDF
    Penelitian arkeologi Islam di Maluku, merupakan ranah penelitian yang memiliki beragam lingkup dan cakupan kajiannya, karena memiliki dimensi yang luas, antara lain sosial, ekonomi, politik, selain tentu saja religi dan ideologi. Namun luasnya cakupan dalam perspektif horizontal, belum diimbangi oleh penggarapan penelitian yang mendalam (vertikal), sehingga penelitian arkeologi Islam, masih merupakan kepingan atau serpihanserpihan dalam sebuah mozaik hasil penelitian. Implementasi penelitian yang sudah berjalan, baru terbatas menggarap isu-isu pada tataran permukaan, sehingga berbagai hasil kesimpulan tentang peradaban Islam di Maluku., sementara ini baru menampilkan perwajahan Islam yang general. Interpretasi dan kesimpulan yang selama ini dihasilkan, lebih banyak bersandar oleh dukungan data dari lintas batas disiplin ilmu, yang bagaimanapun merupakan kekuatan dari pendekatan arkeologi sejarah. Dari penelitian arkeologi Islam yang sudah dilakukan, pendekatan lintas displin ilmu yakni sejarah dan etnografi, merupakan yang paling umum dilakukan, sementara pendekatan arkeologi sendiri sifatnya masih sangat deskriptif dan belum digunakannya perangkat keras arkeologi, misalnya memanfaatkan data eksavasi dan dating absolute untuk memastikan kapan masyarakat mengkonversi Islam di Maluku. Dalam kurun beberapa tahun, meskipun masih berupa serpihan, namun tampak upaya penelitian arkelogi Islam untuk menjangkau banyak dimensi dari data arkeologi Islam, misalnya yang berhubungan dengan tema Islamisasi dan perdagangan, ekspansi Islam dalam konteks politik dan kultural serta dinamika relasional Islam dan budaya lokal Maluku, serta perkembangan internal Islam itu sendiri dari awal hadirnya hingga persentuhannya dengan kolonialisme. Islamic archaeological research in Maluku, is the realm of research that have diverse scope and coverage of studies, because it has large dimensions, including social, economic, political, besides of course, religion and ideology. However, the wide scope of the horizontal perspective, has not been matched by the cultivation of deep research (vertical), so the archaeological study of Islam, is still a piece or pieces in a mosaic of research results. Implementation research is already running, a new limited work on issues at the level of the surface, so that the various results of conclusions about the Islamic civilization in the Moluccas, while this new show the general appearance of Islam. Interpretations and conclusions that have been produced, more lean by data from cross-border support disciplines, which, however, is the strength of the approach of historical archeology. Of Islamic archaeological research that has been done, crossdisciplinary approach to the science of history and ethnography, the most common, while the archaeological approach itself is very descriptive in nature and has not been used hardware archeology, for example, utilize eksavation data and absolute dating community to ensure that when converting Islam in Maluku. Within a few years, though still in pieces, but it looks Islamic archaeological research efforts to reach out to many dimensions of Islamic archaeological data, such as those related to the theme of Islamization and trade, the expansion of Islam in the political and cultural context and relational dynamics of Islam and local culture of Maluku, as well as internal development of Islam itself from the beginning to the presence touch with colonialism

    Kesultanan Ternate Abad XVI-XVII (Kajian Historis Tentang Peranannya terhadap Islamisasi di Ternate)

    Get PDF
    Penelitian inibertujuan untuk mengetahui kondisi Kesultanan Ternate abad keXVI-XVII, dan peranannya terhadap perkembangan Islam. Adapun masalah yangditeliti terdiri dari: 1)BagaimanaProses Penerimaan Islam di Kerajaan Ternate?. 2)Bagaimana Situasi Pemerintahan Kesultanan Ternate Pada Abad XVI-XVII?. 3)Bagaimana Usaha-usaha yang dilakukan Kesultanan Ternate terhadap PerkembanganIslam?. Penelitian ini adalah penelitian sejarah, adapun metode yang digunakan dalampenelitian ini adalahlibrary research, penelitian ini akan menjelaskan suatu peristiwaatau fenomena yang terjadi di masa lalu yang dialami oleh manusia baik secarapribadi maupun secara kelompok. Untuk menganalisis data yang diperoleh penelitimenggunakan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan historis, pendekatan politik,pendekatan agama dan pendekatan ekonomi.Data yang diperoleh dari beberapa arsip,dokumen serta buku kemudian diolah dengan menggunakadua metode yaitumetodeInduktif dan Deduktif. Hasil penelitianmenunjukkanbahwa: 1)Islampertama kali masukdi Ternatedibawa oleh para pedagang dan para mubalig, namun raja pertama yang menerimaIslam adalah Sultan Zainal Abidin.2)Pada masa pemerintahan Sultan Babullah(1570-1583M),Kesultanan Ternate mengalami masa kejayaan, beliau dikenal sebagaipemimpin yang gigih dan anti-Portugis.selain itu, Kesultanan Ternate mengalamiperkembangan pesat terutama dalam bidang perdagangan karena banyak pedagangdari luar yang datang mencari rempah-rempah ke Ternate. 3) Dalam halperkembangan Islam, Sultan Ternate melakukan beberapa tahapan baik di bidangDakwah,Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan

    Kebijakan pembangunan ekonomi Islam di Kota Ternate: perspektif ekonomi politik

    Get PDF
    Pembangunan ekonomi Islam sebagai bagian dari kebijakan pembangunan ekonomi Pemerintah Kota Ternate, diimplementasikan melalui Peraturan Daerah dan regulasi terkait lainnya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan, keadilan dan pemerataan ekonomi masyarakat. Namun kebijakan pembangunan ekonomi Islam dihadapkan pada beberapa persoalan mendasar, antara lain keterbatasan perundang�undangan, rendahnya literasi masyarakat, minimnya sumber daya insani serta rendahnya daya saing. Penelitian ini menjawab dua rumusan masalah, yaitu: bagaimana pendekatan kebijakan pemerintah Kota Ternate dalam pembangunan ekonomi Islam dan bagaimana analisis kebijakan ekonomi politik terhadap pembangunan ekonomi Islam di Kota Ternate. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pendekatan kebijakan pemerintah Kota Ternate dalam pembangunan ekonomi Islam dan memahami kebijakan tersebut melalui analisis ekonomi politik. Penelitian ini adalah jenis penelitian kebijakan ekonomi dengan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan teori ekonomi politik sebagai sebuah perspektif untuk menganalisis kebijakan pembangunan ekonomi Islam di Kota Ternate, berdasarkan data yang diperoleh melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan metode analisis interdisipliner. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1. Lahirnya kebijakan pembangunan ekonomi Islam di Kota Ternate setidaknya didasari atas empat pendekatan mendasar, yaitu: pendekatan filosofis, yuridis, sosiologis, dan ekonomis. 2. Melalui analisis ekonomi politik, disimpulkan bahwa: a. Kebijakan pembangunan ekonomi Islam di Kota Ternate adalah sebuah kebijakan publik yang diproses melalui beberapa tahapan. b. Kebijakan Pembangunan Ekonomi Islam di Kota Ternate telah memenuhi lima standar kebijakan ekonomi politik Islam, yaitu: 1). melakukan program edukasi dan pemberdayaan; 2). membangun kawasan ekonomi baru dan terpadu serta membantu permodalan bagi UMKM; 3). Melakukan Holding BUMD dan mendirikan pasar syariah; 4). Mendirikan PT. BPRS Bahari Berkesan, investasi, serta pengelolaan dana zakat; dan 5) menetapkan perencanaan strategis pembangunan ekonomi Islam berkelanjutan di Kota Ternate; c. Pembangunan ekonomi Islam dapat diterapkan dalam sistem pemerintahan yang liberalis, jika ditunjang oleh keberpihakan dan dukungan politik pemerintah sebagaimana dilakukan oleh Pemerintah Kota Ternate. Implikasi teoritis penelitian ini adalah bahwa dukungan dan keberpihakan politik pemerintah menjadi faktor paling menentukan tercapainya standar kebijakan pembangunan ekonomi Islam di Kota Ternate. Tanpa adanya kedua faktor ini, pembangunan ekonomi Islam tidak dapat mencapai tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan, keadilan dan pemerataan ekonomi masyarakat

    Sketsa Arkeologi Islam di Maluku: Tema dan Implementasi Penelitian

    Get PDF

    Hasil pemugaran Dan temuan benda cagar budaya Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I)

    Get PDF
    Pelestarian benda cagar budaya meliputi pelestarian terhadap nilai dan fisiknya. Upaya pelestarian yang telah dilakukan pada benda cagar budaya tidak bergerak yang bersifat monumental diJaksamkan deogan cara pemugaran. sedangkan untuk benda cagar budaya bergerak yang berupa temuan, usaba pelestariannya dilakukan dengan cara pemilikan oleh Negara melalui ganti rugi/hadiah temuan,hibah, dan sitaan. Buku Hasil Panugaran dan Temuan Benda Cagar Budaya PJP I ini menyajikan basil kegiatan pemugaran dan perolehan temuan yang sekaligus juga sebagai pertanggungjawaban dari serangkaian kegiatan yang berlangsung selama Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I) yang telah dimulai dari tahun anggaran 1969/1970 sarnpai dengan 1993/1994
    • …
    corecore