9,894 research outputs found

    Studi Eksperimen Gasifikasi Menggunakan Fluidized Bed Gasifier Berbahan Bakar Sekam Padi, Serbuk Gergaji Kayu Jati Dan Serbuk Gergaji Kayu Sengon Penghasil Syngas

    Get PDF
    Di Indonesia yang hampir sebagian besar wilayahnya merupakan sektor pertanian mempunyai potensi akan biomassa yang sangat melimpah salah satunya adalah sekam padi, serbuk gergaji kayu dari kayu seperti kayu jati dan sengon pemanfaatan bahan sisa produksi tersebut belum maksimal salah satu cara pemanfaatan yang bisa dilakukan dengan proses gasifikasi menggunakan fluidized bed gasifier sebagai sumber energi berkelanjutan bagi Indonesia. Pengujian ini dimulai dengan memasukkan 10 kg pasir silika ukuran 40 mesh dan bahan bakar biomassa 5 kg yang mengalami reaksi oksidasi parsial dengan udara, oksigen, atau campurannya. Reaksi heterogen antara gas dan padatan di dalam reaktor gasifier. Reaktor Fluidized bed tersusun oleh padatan terfluidisasi sehingga padatan bergerak seiring dengan gerakan fluida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performance gasifikasi dengan metode fluidized bed gasifier. Dari penelitian yang dilakukan jenis bahan bakar berpengaruh terhadap temperatur reaktor, temperatur pembakaran, waktu lama pendidihan air, nyala efektif dan efisiensi thermal. Didapatkan Kalor sensible pada sekam padi sebesar 603,718 Kj. Bahan bakar serbuk gergaji kayu sengon campuran sekam padi 603,676 Kj dan bahan bakar serbuk gergaji kayu jati campuran sekam padi 603,670 Kj dan Kalor laten pada bahan bakar sekam padi sebesar 975,74 Kj, bahan bakar serbuk kayu sengon campuran sekam padi sebesar 627,61 Kj dan bahan bakar serbuk gergaji kayu jati campuran sekam padi sebesar 394,63 Kj. Sedangkan untuk temperatur tertinggi pada percobaan ini yaitu pada serbuk kayu sengon campuran sekam padi sebesar 337°C. Sedangkan bahan bakar sekam padi campuran serbuk gergaji kayu jati memiliki temperatur rata-rata tertinggi 306°C dan sekam padi mencapai rata-rata tertinggi 296°C. Bahan bakar sekam padi memiliki nyala efektif 90 menit, bahan bakar serbuk kayu jati campuran sekam padi 88 menit dan serbuk kayu sengon campuran sekam padi memiliki lama nyala efektif 68 menit

    PENGAYAAN NILAI NUTRITIF SEKAM PADI BERBASIS BIOTEKNOLOGI “EFFECTIVE MICROORGANISMS” (EM4) SEBAGAI BAHAN PAKAN ORGANIK.

    Get PDF
    Suatu penelitian telah dilakukan untuk melihat sejauh mana pengayaan nilai nutritif sekam padi berbasis bioteknologi “Effective Microorganisms” (EM4). Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan dan Industri Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNSRAT, kemudian dilanjutkan dengan analisis sampel di Laboratorium BARISTAND (Badan Riset dan Standarisasi Industri) Sulut. Lamanya penelitian dari bulan September sampai November 2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan, dengan perlakuan sebagai berikut, yaitu ; R0: Sekam Padi non Rekayasa  (SPnR), R1 : Sekam Padi Rekayasa EM + 2500 ml air (SPRns), R2 : Sekam Padi Rekayasa EM + 2500 ml cuka saguer (SPRps). Variabel yang diukur yaitu nilai nutritif sekam padi  meliputi protein, serat kasar, dan energi sekam padi non rekayasa dan rekayasa dengan EM4. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa sekam padi yang direkayasa dengan EM4 mengalami peningkatan kadar protein dari 1,92% menjadi 2,67% atau terjadi kenaikan sebesar 39%, sedangkan rekayasa EM4 + cuka saguer kadar proteinnya menjadi 2,22% (terjadi kenaikan 15%). Untuk serat kasar terjadi penurunan dari 37,33% menjadi 13,02%, sedangkan rekayasa dengan EM4 + cuka  saguer menjadi 13,24%. Kemudian untuk kadar energi terlihat bahwa sekam padi yang direkayasa dengan EM4 menghasilkan peningkatan kadar energi dari 302,33 KKal/Kg menjadi 375,62 KKal/Kg atau terjadi kenaikan sebesar 24%, sedangkan untuk sekam padi rekayasa EM4 + cuka saguer kadar proteinnya menjadi 373.08 KKal/Kg. Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa sekam padi yang difermentasi dengan EM4 memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P < 0,01). Dari penelitian yang telah dilakukan diambil kesimpulan bahwa bahwa rekayasa sekam padi dengan “EM4” terjadi pengayaan nilai nutritif sekam padi yang ditandai dengan turunnya kadar serat kasar dan meningkatnya kadar protein dan energi

    Pengaruh Kekuatan Bending dan Tarik Bahan Komposit Berpenguat Sekam Padi dengan Matrik Urea Formaldehide

    Full text link
    Sekam padi mempunyai beberapa keunggulan seperti kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak mudah berjamur, tidak berbau dan lainlain. Pemanfaatan limbah sekam padi masih berpeluang besar untuk digunakan sebagai bahan rekayasa. Dengan menambahkan perekat yang murah, sekam padi ini berpotensi untuk direkayasa menjadi produk core fleksibel untuk pembuatan panel komposit sandwich. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pengaruh kekuatan bending pada variasi fraksi volume sekam padi dari komposit berpenguat sekam padi dan bermatrik urea formaldehide dengan proses hot press pada suhu 60oC selama 24 jam, (2) Mengetahui pengaruh kekuatan tarik pada variasi fraksi volume sekam padi dari komposit berpenguat sekam padi dan bermatrik urea formaldehide dengan proses hot press pada suhu 60oC selama 24 jam dan mengetahui hasil struktur pada pengujian bending dan pengujian tarik dengan Foto Makro. Metode penelitian dilakukan dengan pengujian bending dan tarik dengan perbandingan volume sekam padi Vf = 40%, 50%, 60%, 70%, dan urea formaldehide Vm = 60%, 50%, 40%, 30%. Hasil pengujian diperoleh (1) pada uji bending paling optimal yaitu specimen tebal 5mm dengan Vf = 40% sebesar 2,73 MPa, (2) dan uji Impak paling optimal adalah spesimen dengan ketebalan 5 mm dan Vf = 40% yaitu sebesar 0,34MPa

    Pengaruh POC dari Air Cucian Beras dan Arang Sekam Padi terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.)

    Get PDF
    Air cucian beras memiliki senyawa organic yang dapat digunakan sebagai sumber nutrisi, sedangkan arang sekam padi memiliki manfaat penyeimbang pH tanah, memiliki porositas yang tinggi sehingga menjaga kondisi fisik tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konsentrasi pupuk organic cair (POC) dari air cucian beras dan arang sekam padi terhadap tanaman sawi (Brassica juncea L.) Rancangan penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) nonfaktorial, dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Konsentrasi perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah P0 (kontrol 0 ml/polybag air cucian beras dan arang sekam padi), P1 (75 ml/polybag air cucian beras dan arang sekam padi), P2 (100 ml/polybag air cucian beras dan arang sekam padi), P3 (125 ml/polybag air cucian beras dan arang sekam padi), dan P4 (15 ml/polybag air cucian beras dan arang sekam padi). Parameter yang ukur adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm2) dan panjang daun (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari berbagai konsentrasi air cucian beras dan arang sekam padi terhadap semua parameter dan setiap umur pengamatan tanaman sawi. Dosis terbaik untuk pengembangan tanaman sawi adalah 150 ml/polybag air cucian beras dan arang sekam padi. Kata kunci : Air cucian beras, arang sekam padi, sawi, pertumbuha

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI BIOENERGI ALTERNATIF, MEDIA TANAM, DAN PUPUK ORGANIK

    Get PDF
    Wilayah Ngemplak Sleman merupakan penghasil padi yang berlimpah yang menghasilkanbanyak limbah sekam padi. Masyarakat petani belum mampu memanfaatkan sekam padi yangberlimpah karena minimnya kesadaran, pengetahuan dan ketrampilan dalam memanfaatkannya.Program ini dilaksanankan untuk dengan tujuan memanfaatkan sekam padi menjadi briket bioarang,media tanam, dan pupuk organik. Mitra IbM yaitu 2 kelompok tani di Bimomartani, NgemplakSleman. Metode pendekatan untuk mengatasi limbah sekam padi adalah pemberdayaan kelompoktani untuk memanfaatkan sekam padi menjadi briket bioarang, media tanam, dan pupuk organik.Hasil dari program ini adalah solusi penanggulangan pencemaran lingkungan, produk dari limbahsekam padi, dan pemberdayaan masyarakat mengolah limbah sekam

    KarakteristiK Pembakaran Biobriket Campuran Ampas Aren, Sekam Padi, dan Batubara Sebagai Bahan Bakar Alternatif

    Get PDF
    Biomassa(ampas aren dan sekam padi) merupakan bahan hayati yang biasanya dianggap sebagai sampah dan sering dimusnahkan dengan cara dibakar. Biomassa yang berasal dari limbah pertanian ini menjadi masalah umum didaerah pedesaan karena mengganggu lingkungan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang mampu untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi, dengan menjadikan biomassa (ampas aren dan sekam padi) sebagai bahan dasar biobriket Penelitian ini diawali dengan pengumpulan bahan dasar berupa ampas aren, sekam padi, dan batubara, serta aspal sebagai bahan perekat, setelah itu dilakukan uji proximate bahan dasar. Pembuatan biobriket dengan komposisi 100% ampas aren; 100% sekam padi;40%ampas aren,40% sekam padi,dan 20% batubara;30% ampas aren, 30% sekam padi, dan 40% batubara; 20% ampas aren, 20% sekam padi, dan 60% batubara;dan 100% batubara serta bahan perekat aspal 10% dari berat total biobriket. Biobriket dibuat dengan berat 5 gram. Setelah itu dilakukan pengujian karakteristik pembakaran, yang meliputi penurunan massa, laju pembakaran, dan temperatur pembakaran biobriket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur tertinggi pembakaran dihasilkan oleh 100% briket batubara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar komposisi batubara, maka temperatur biobriket yang dihasilkan semakin tinggi. Tingginya kadar fixed carbon pada batubara akan membuat temperatur puncak yang akan dicapai semakin lama. Sedangkan penurunan massa paling cepat terjadi pada biomassa 100% ampas aren dan 100% sekam padi, hal ini dikarenakan ampas aren dan sekam padi mempunyai kadar fixed carbon rendah dan volatile matter tinggi sehingga menyebabkan mudah terbakar

    Pengaruh Penambahan Serbuk Gypsum Dan Abu Sekam Padi Dengan Lamanya Waktu Pengeraman (Curing) Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

    Full text link
    Tanah di daerah Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur sebagian besar merupakan tanah berbutir halus, yaitu merupakan jenis tanah lempung ekspansif. Lempung ekspansif ini mempunyai sifat yang khas yakni kandungan mineral ekspansif mempunyai kapasitas pertukaan ion yang tinggi, mengakibatkan lempung ekspansif memiliki potensi kembang susut tinggi apabila terjadi Perubahan kadar air. Salah satu USAha perbaikan tanah lempung ekspansif dengan cara mencampur serbuk gypsum sebagai zat additive. Penelitian ini digunakan 4 variasi campuran yaitu 4% serbuk gypsum + 4% abu sekam padi, 4% serbuk gypsum + 5% abu sekam padi, 4% serbuk gypsum + 6% abu sekam padi, dan 4% serbuk gypsum + 8% abu sekam padi dari berat kering tanah. Dari hasil penelitian didapatkan nilai CBR terbesar didapatkan pada kondisi penambahan 4% serbuk gypsum + 5% abu sekam padi dengan lama waktu curing 14 hari yaitu 21,87% (Unsoaked) dan 2,89% (Soaked). Untuk nilai pengembangan dengan curing, curing selama 14 hari meupakan batas pengikatan antar partikel tanah dengan serbuk gypsum dan abu sekam padi. Nilai pengembangan terkecil didapatkan pada penambahan 4% serbuk gypsum + 6% abu sekam padi dengan lama waktu curing 14 hari yaitu 2,16%

    Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Ampas Aren, Sekam Padi, Dan Batubara Sebagai Bahan Bakar Alternatif

    Get PDF
    Biomassa(ampas aren dan sekam padi) merupakan bahan hayati yang biasanya dianggap sebagai sampah dan sering dimusnahkan dengan cara dibakar. Biomassa yang berasal dari limbah pertanian ini menjadi masalah umum didaerah pedesaan karena mengganggu lingkungan, sehingga perlu dilakukan penelitian yang mampu untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi, dengan menjadikan biomassa (ampas aren dan sekam padi) sebagai bahan dasar biobriket Penelitian ini diawali dengan pengumpulan bahan dasar berupa ampas aren, sekam padi, dan batubara, serta aspal sebagai bahan perekat, setelah itu dilakukan uji proximate bahan dasar. Pembuatan biobriket dengan komposisi 100% ampas aren; 100% sekam padi;40%ampas aren,40% sekam padi,dan 20% batubara;30% ampas aren, 30% sekam padi, dan 40% batubara; 20% ampas aren, 20% sekam padi, dan 60% batubara;dan 100% batubara serta bahan perekat aspal 10% dari berat total biobriket. Biobriket dibuat dengan berat 5 gram. Setelah itu dilakukan pengujian karakteristik pembakaran, yang meliputi penurunan massa, laju pembakaran, dan temperatur pembakaran biobriket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur tertinggi pembakaran dihasilkan oleh 100% briket batubara. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar komposisi batubara, maka temperatur biobriket yang dihasilkan semakin tinggi. Tingginya kadar fixed carbon pada batubara akan membuat temperatur puncak yang akan dicapai semakin lama. Sedangkan penurunan massa paling cepat terjadi pada biomassa 100% ampas aren dan 100% sekam padi, hal ini dikarenakan ampas aren dan sekam padi mempunyai kadar fixed carbon rendah dan volatile matter tinggi sehingga menyebabkan mudah terbakar

    Pengaruh Trichokompos Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L. Wilczek)

    Get PDF
    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh trichokompos sekam padi terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau dan mendapatkan dosis trichokompos yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Unversitas Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Desa Mendalo Indah, pada ketinggian ± 35 m diatas permukan laut. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan Mei tahun 2017. Percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu trichokompos sekam padi (S) yang terdiri dari 5 taraf yaitu : s0 = tanpa pemberian trichokompos sekam padi, s1 = trichokompos sekam padi dengan dosis 5 ton/ha, s2 = trichokompos sekam padi dengan dosis 10 ton/ha, s3 = trichokompos sekam padi dengan dosis 15 ton/ha, s4 = trichokompos sekam padi dengan dosis 20 ton/ha. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali dengan demikian jumlah petak percobaan 25 petakan. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 1000 biji dan hasil per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian trichokompos sekam padi berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong pertanaman, jumlah polong berisi pertanaman dan hasil kacang hijau tetapi tidak berpengaruh terhadap bobot &nbsp
    corecore