Rubber (Hevea brasiliensis Muel Arg.) is a commodity that make country devisa .the goverment have decided the development of national rubber policy from increasing clon using to more than 85% with minimal productivity rate 1500 kg/ha.Purpose of the research is to know the strength/weakness and chance/threat also to analisys the development of rubber clon material for citizen rubber agribuisness in North Sumatera province. North Sumatera province have strength in development of rubber clon material for citizen rubber agribuisness such as have plantation resource, goverment support, rubber farmer resource, and have weakness in seeds resource root stock. Entres resource and the currency control by the charge agency. The cost of the natural rubber is much better now, high request for excellent rubber seeds, in globalisation trading era have chance in development rubber clon material for citizen rubber agribuisness in notrh sumatera province and have threat such as the competition with palm oil commodity, rubber seeds marketing system that not yet efficient also the investation that not fully condusif. The priority strategic in development of excellent rubber clon material for citizen rubber agribuisness in north sumatera province is : 1) rubber entres plantation seeds resource investation and purification entres plantation 2) investation and determine seeds resource plantation for root stock, 3) to build the plantation of rubber entres seeds resource in central location of the contruction for citizen rubber plantation 4) increasing quality seeds control by the charge agency. Key words : excellent clon, rubber entres, rubber agribuisness
Provinsi Jambi merupakan penghasil karet terbesar ketiga di Indonesia. Komoditas ini memainkan sebuah peran penting dalam perekonomian disemua kabupaten di Provinsi Jambi. Areal perkebunan karet di Provinsi Jambi luasnya mencapai 567.042 ha, dengan hasil olahan karet sebanyak 312.292 ton. Kondisi luas areal perkebunan karet terdiri dari 105.666 ha merupakan hasil panen (TM), 330.820 ha adalah tanaman belum menghasilkan dan 130. 656 ha merupakan tanaman tua dan rusak (TR). Kondisi ini menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas tanaman karet rata-rata hanya 714 kg / ha / th, oleh karena itu perlu adanya Peremajaan karet di Jambi menjadi prioritas utama pemerintah dan masyarakat. Beberapa masalah peremajaan ditemukan pada petani karet yang kurang pengetahuan dan teknologi, kurangnya kesiapan petani dan kelompok tani, kesiapan dana, masih kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan semacam kredit lunak kepada petani khususnya petani karet Penerapan teknologi budidaya karet yang baik dan benar merupakan saran yang akan meningkatkan produktivitas perkebunan karet dalam jangka panjang, serta kerjasama yang diperlukan antara Dinas Perkebunan, Lembaga Penelitian, BPN, Perbankan, dan Bapelluh Bakorluh, serta seluruh pemangku kepentingan fasilitas terkait sebagai penyedia transfer teknologi, lembaga pembiayaan, dan lembaga terkait lainnya sehingga selanjutnya diharapkan penyedia sarana produksi karet di Jambi bisa dijalankan sesuai dengan program peremajaan
Tebal kulit disadap, kedalaman sadap, panjang alur sadap, frekuensi sadap, dan waktu sadap harus dipertimbangkan dalam penyadapan pohon karet. Perencanaan penggunaan bidang sadap penting untuk menjamin periode sadap yang panjang, lebih dari 25 tahun. Pada perkebunan karet rakyat hal tersebut tidak dianut. Oleh karena itu, penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan petani diperlukan. Penelitian ini menyajikan aspek agronomi perkebunan karet rakyat yang menunjukkan rendahnya produksi dan beberapa aspek penyuluhan yang diperlukan petani karet. Penelitian dilakukan melalui survei dan tanya jawab pada Juni-Juli 2019 di Desa Sari Laba Jahe, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Kelompok yang disurvei adalah Kelompok Tani Mekar Tani yang beranggota 30 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan kebun karet masing-masing petani dan tanya jawab untuk memperoleh data serta informasi, berkaitan dengan aspek agronomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani karet belum menghasilkan produksi ideal, 26,67% petani menghasilkan kurang dari 25 g per pohon per sadap. Sebanyak 17 petani mengelola kebun seluas kurang dari 1 ha dan 1-1,5 ha mengelola kurang dari 500 pohon per ha. Sebanyak 46% petani berpendapat bahwa masalah yang dihadapi dalam mengelola kebun karetnya adalah penyakit jamur akar putih (JAP)
Optimasi pengelolaan sumberdaya pertanian di Indonesia pada akhirnya tergantung kepada keputusan-keputusan petani, optimiser yang sesungguhnya. Namun demikian, proses optimasi petani tidak selalu berujung dengan kesejahteraan petani yang tinggi; hanya yang terbaik dalam kekangan kendala yang dihadapi. Tetapi apa yang terbaik bagi petani (di bawah kendala yang ada) belum tentu juga berarti terbaik bagi masyarakat luas. Sebagaimana diperlihatkan kasus yang disajikan dalam makalah ini, di bawah kendala harga gambir yang cenderung rendah dan keterbatasan kapasitas teknologi budidaya dan pengolahan yang dikuasai, petani gambir di sebuah nagari akhirnya tergiring untuk bertani secara ekstraktif sekali gus ekspansif hanya untuk mereproduksi kesejahteraan keluarga pada aras yang rendah dan membiarkan alam mereproduksi ladang-ladang gambir mereka, juga pada aras yang rendah. Sifat keberlanjutan agribisnis gambir yang rendah ini, kemungkinan besar mencirikan agribisnis gambir di kabupaten Limapuluh Kota, mengisyaratkan perlunya dukungan kebijakan guna melonggarkan kendala yang dihadapi petani gambir
Rendahnya produktivitas kacang tanah (Aroch is hypogeae L.) antara lain disebabkan oleh
aspek varietas unggul dan terbatasnya lahali,.Pertumbuhandanhasilkacangtanahmerupakaninteraksiantaragenotipedengarrlingkungan.Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipenampilanfenotipikdanvariabitijgsgenetik,nilaidugahriritabilitassembilankultivarkacang′PenelitiandilaksanakandiRunibhKacaFakultas,,Veteran"PirtanianUpNYogyakartamenggunakanRancanganAcakLengkap(RAL)dengansembilanvarietaskacangtanahsebagaiperlakuandandiulangtigakali,Kesembilanvarietasmeliputi:varietasLokalcirebon,Kancil,Bima,Bison,sima,Jerapah,Komodo,singa,danLokarKuningan.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwaterdapatperbedaanyangnyatauntukkqraktertinggitanaman,jumlahdaun,jumlahcabangprimer,bobotbrangkasarsegar,jumlahpolongisi;ertanaman,jumlahpolonghampapertanaman,persentasepolonghampa,dan6obotporongkeringpertanaman,sedangkanrendemanbijikeringtidikmenunlukkanperbeaaanyan6nyataantarvarietasKacangtanah.VarietasBisondanKomodoberpenampilanfenotipiklebihbaik(berdasarkanbanyaknyakarakteryangberpenampilanteUinUiit<ydibandingvarietasSinga.Nilaivariabilitasgenetikluasterdapatpadaparameterjumlahcabangprimeidansemuaparameteryangdiamatimemilikinilaidugaheritabilitasyangtinggi.Itatakunci;Arachishypogeae,fenotipe,genotipe,kacangtanahPhenotypicandgenotypicperformanceofninepeanut(Arachls,hypogeaeL.lvariatiesingreenhouse.Thelowproductiyitypeanutbecauseresponhybridandlirnitedland.Thegrowthandyieldpeanutasinteractionforgeneticandenvironrnent.Theobjectiveoftheresearchwastoevaluatephenotypicandgeneticvariabilities,broadsenseheriiabilitywithninepeanutvariatiesatgreenhouse.TheexperimentwasconductedatthegreenhousqFaculty′AgronomyofUFN"Veteran"Y,ogyaf<antasinceJanuariuntilApri[−2006.TheexperimentwasanangedinRandomizedCornpletelyDesignwithninep"unutvariatiesasaheatmentandreplicatedthreetimes.NinepeanutrrariatieswereIVarietasLokalCirebon(vl),Kancil(V2),tsimaffi),Bison(v4),sirna(v5),Jerapah(v6),ldornodo(V7),singa(V8)′LokalKuningan(V9).Theresuttsshowedthattherewererealdifferentforciiaraci−erplantheight,numberleaf,branchprimernumber,grainfreshyield,volumenumberofpods,emptyofpodsandpersentaseemppofpodsanddryweightofpods,butongrainyieldwerenotreal.TheSimaandSingacultivarsThepeanutBisondanKomodobetteivariatiesphenopic performance compare other Singa variaties. The here were of broad genetic
variabilities for branch prir'ner number and the all parameters was showed high heritability.
IGywords : phenotypic, genotlpic, peanut