6,955 research outputs found

    KAJIAN EKRANISASI DONGENG HANSEL UND GRETEL KARYA BRUDER GRIMM DAN FILM HANSEL AND GRETEL KARYA UWE JANSON

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang analisis ekranisasi dongeng Hänsel und Gretel karya Bruder Grimm dan film Hänsel und Gretel karya Uwe Janson. Ekranisasi merupakan pelayarputihan sebuah karya sastra ke dalam film, yang mana di dalam ekranisasi terdapat proses penciutan, penambahan, serta variasi lain. Untuk mengetahui penciutan, penambahan, dan variasi lain, diperlukan analisa ekranisasi agar dapat mengetahui penciutan, penambahan, serta variasi apa saja yang terdapat dalam dongeng dan film. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan penciutan, penambahan, serta variasi lain yang terdapat dalam dongeng Hänsel und Gretel karya Bruder Grimm dan film Hänsel und Gretel karya Uwe Janson. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data penelitian yang digunakan yaitu dari dongeng Hänsel und Gretel dan naskah film Hänsel und Gretel. Data yang digunakan berupa kutipan dongeng Hänsel und Gretel dan dialog dalam naskah film Hänsel und Gretel. Data dikumpulkan menggunakan metode pustaka. Hasil dari penelitian ini yaitu proses ekranisasi yang dilakukan oleh sutradara memiliki penciutan, penambahan, dan variasi lain pada setiap unsur intrinsik dalam dongeng Hänsel und Gretel dan film Hänsel und Gretel. Dalam unsur intrinsik alur, penokohan, latar, dan tema, sutradara melakukan banyak proses ekranisasi pada unsur penokohan. Terdapat empat tokoh yang muncul di dalam film namun tidak terdapat di dalam dongeng. Kata kunci: Ekranisasi, Dongeng, FilmABSTRACTThis research discusses the analysis of ecranisation the fairy tale of Hänsel und Gretel by Brother Grimm and Hänsel und Gretel by Uwe Janson. Ecranisation is the presentation of a literary work into a film, there are processes of diminution, addition, and other variations. To find out the diminution, addition, and other variations, an analysis of ecranisation is needed to find out the diminution, addition, and variations of what is inside in fairy tales and films. This research aims to find diminution, additions, and other variations found in the fables of Brother Grimms Hänsel und Gretel and the film Hänsel und Gretel by Uwe Janson. This type of research is qualitative research. Sources of research data used are from the story of Hänsel und Gretel and the script of the film Hansel und Gretel. The data used are in the form of a fairytale quote from Hänsel und Gretel and dialogue in the script of the film Hänsel und Gretel. Data collected using the library method. The results of this study are the ecranisation process which is conducted by the director that cause diminution, additions, and other variations on each intrinsic element in the Hänsel und Gretel fairytale and the Hänsel und Gretel film. In the intrinsic element of plot, characterization, setting, and theme, the director carries out many processes of ecranization on the characterization element. There are four characters who appear in the film but not in the fairy tale. Keywords: Ecranisation, Fairy tale, Fil

    KAJIAN EKRANISASI DONGENG DIE GOLDENE GANS KARYA BRÜDER GRIMM DENGAN FILM DIE GOLDENE GANS KARYA CARSTEN FIEBLER

    Get PDF
    Pada dunia perfilman, terdapat banyak film yang dibuat berdasarkan karya sastra. Sebagai contohnya adalah adaptasi dongeng menjadi sebuah film. Proses adaptasi tersebut disebut dengan ekranisasi. Adapun dongeng yang diadaptasi ke dalam film adalah die goldene Gans. Proses perubahan yang terjadi dalam adaptasi dongeng menjadi sebuah film meliputi latar, alur, karakterisasi dan tema. Batasan masalah pada penelitian ini adalah alur, penokohan, latar dan tema dalam dongeng dan film die goldene Gans. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah 1) apa persamaan dan perbedaan unsur instrinsik dalam dongeng die goldene Gans dan film die goldene Gans. 2) bagaimana sutradara melakukan proses penciutan, penambahan dan variasi dalam film die goldene Gans karya Carsten Fiebler. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasikan persamaan dan perbedaan unsur intrinsik serta mendeskripsikan proses penciutan, penambahan dan variasi dalam dongeng die goldene Gans karya Bruder Grimm ke dalam film die goldene Gans karya Carsten Fiebler. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah kalimat-kalimat dalam dongeng die goldene Gans, dialog dan gambar pada film die goldene Gans. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis komparatif, antara lain mengidentifikasi data, menganalisis unsur intrinsik dalam dongeng dan film, membandingkan unsur intrinsik antara dongeng dan film serta membuat kesimpulan. Setelah melalui tahap penelitian dapat diketahui terdapat empat persamaan dan empat perbedaan unsur intrisik antara dongeng dan film die goldene Gans. Hasil pada proses ekranisasi dongeng ke dalam film sebagai berikut: 1) Pada alur terdapat dua penciutan, sebuah penambahan dan dua variasi, 2) Pada penokohan terdapat dua penciutan, empat penambahan, dan sebuah variasi. 3) Pada latar terdapat empat penciutan, satu penambahan dan sebuah variasi. 4) Pada tema penambahan dan pengurangan tidak ada. Sedangkan variasi terdapat satu variasi

    IMPLIKATUR KONVENSIONAL DALAM DONGENG DER SINGENDE KNOCHEN KARYA BRÜDER GRIMM

    Get PDF
    Abstrak Pragmatik merupakan studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur dan disampaikan oleh pendengar. Sebagai studi ini lebih banyak terkait dengan analisis tentang apa yang dimaksud orang dengan tuturan-tuturannya dari pada dengan makna yang terpisah dari kata atau frasa. Implikatur konvensional adalah ujaran yang mengandung maksud tertentu dan bersifat umum. Penelitian ini bertujuan untuk: 1.) memaparkan maksud tuturan yang mengandung implikatur konvensional dalam dongeng der singende knochen karya Brüder Grimm. 2.) memaparkan fungsi tuturan yang mengandung implikatur konvensional dalam dongeng der singende knochen karya Brüder Grimm .3) mendeskripsikan jenis tuturan yang mengandung implikatur konvensional dalam dongeng der singende knochen karya Brüder Grimm. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode baca. Hasil penelitian ini terdapat 9 tuturan yaitu, (1) maksud implikatur konvensional sesuai definisi yang dilakukan mengenai maksud, 1 tuturan maksud peraturan, 1 tuturan maksud ras iri / dengki, 1 tuturan maksud melakukan tindakan kriminal, 1 maksud tuturan yang memberikan informasi. (2) fungsi implikatur konvensional dalam dongeng der singende knochenKarya Brüder Grimm dapat dikategorikan menjadi tiga fungsi yaitu, 1. implikatur yang berfungsi komisif, 1 tuturan menjanjikan. 2. implikatur yang bekerja direktif 1 tuturan memberi nasihat. 3. implikatur yang mengerjakan ekspresif, 1 tuturan ucapan terima kasih. (3) jenis tuturan yang mengandung implikatur konvensional dalam dongeng der singende knochen karya Brüder Grimm. Berdasarkan hasil klasifikasi yang telah dilakukan dalam dua klasifikasi, 1 jenis tuturan deklaratif (pernyataan), 1 jenis tuturan imperatif (perintah). Kata Kunci: Implikatur konvensional, Pragmatik, Der Singende Knochen Abstrak Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh pendengar. Sebagai hasil dari studi-studi ini, banyak yang berhubungan dengan analisis tentang apa artinya bagi orang dengan tuturan-tuturannya daripada dengan makna kata atau frasa individual. Implikatur adalah bahasa konvensional yang mengandung maksud spesifik dan sifat umum. Penelitian ini bertujuan untuk: 1.), menjelaskan maksud pidato dengan implikasi konvensional dalam dongeng The Singing bone karya Brothers Grimm. 2.), menjelaskan fungsi ujaran implikasi Brother Grimm yang biasa dalam dongeng The Singing bone bekerja. 3) mendeskripsikan jenis pidato yang secara implisit terkandung dalam dongeng tulang bernyanyi karya Brothers Grimm. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode membaca. Hasil penelitian ini terdapat 9 bahasa, yaitu, (1) berarti implikatur konvensional berdasarkan klasifikasi yang dilakukan ada empat niat, 1 ucapan aturan saya, 1 ucapan niat, ras, iri / iri, 1 ucapan niat Tindak Pidana, 1 pidato saya, memberikan informasi. (2) fungsi yang biasa implikatur dalam dongeng Singing Bones dapat dibagi menjadi tiga fungsi, yaitu 1. implikatur yang melayani komisif, 1 janji janji. 2. Implikasi yang melayani nasihat linguistik Directive 1. 3. implikatur yang melayani pidato ekspresif, 1 penerimaan. (3) jenis pidato yang secara konvensional memasukkan implikatur dalam dongeng Singing Bones karya Brothers Grimm. Berdasarkan hasil klasifikasi yang dilakukan, Kata kunci: Implikatur Konvensional, Pragmatik, Der Singende Knoche

    Die Brüder Grimm. Pioniere deutscher Sprachkultur des 21. Jahrhunderts

    Get PDF
    Die bekanntesten Märchenerzähler der Deutschen - und doch reicht die Wirkung der weltberühmten Brüder viel weiter: Tatsächlich zählen Jacob und Wilhelm Grimm zu den produktivsten Sprachforschern ihres Jahrhunderts. Sie kamen der Entstehung der germanischen Sprachen auf die Spur, und sie schufen mit dem »Deutschen Wörterbuch« das umfangreichste Nachschlagewerk zur deutschen Sprache überhaupt. Wissenschaft verstanden sie dabei als Dienst an der Gesellschaft: In all ihren Arbeiten war immer auch der Gedanke an Aufklärung, Sprachkultur und Volksbildung lebendig. Die Brüder Grimm - Pioniere deutscher Sprachkultur des 21. Jahrhunderts gibt einen aufschlussreichen Überblick über das Wirken der Grimms, vermittelt Einblicke in zwei außergewöhnliche Forscherleben und zeigt, wie ihre Ideen und Konzepte bis heute aktuell geblieben sind

    ANALISIS FUNGSI VLADIMIR PROPP DALAM DONGENG DER SINGENDE KNOCHEN DAN DER FROSCHKÖNIG ODER DER EISERNE HEINRICH OLEH BRÜDER GRIMM

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi Propp yang ada dalam kumpulan dongeng Kinder und Hausmärchen dari Brüder Grimm. Sumber data dalam penelitian ini adalah dongeng dalam kumpulan Kinder und Hausmärchen yang dikumpulkan oleh Brüder Grimm yang diterbitkan oleh Gondrom Verlag Bayreuth tahun 1976. Penelitian ini mengambil dua judul Der singende Knochen dan Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca catat. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini digunakan validitas semantik. Reliabilitas data diperoleh melalui pengamatan dan pembacaan secara berulang-ulang terhadap isi dongeng Der singende Knochen dan Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Di dalam dongeng Der singende Knochen fungsi yang muncul adalah 1) ketiadaan, 2) penyampaian informasi, 3) penipuan, 4) kejahatan, 5) kekurangan, 6) perantara peristiwa penghubung, 7) penetralan tindakan dimulai, 8) keberangkatan, 9) pertama donor, 10) reaksi pahlawan, 11) penerimaan unsur magis, 12) perpindahan tempat, 13) bertarung, 14) kemenangan, 15) kekurangan kebutuhan terpenuhi, 16) kepulangan, 17) tugas sulit, 18) penyelesaian tugas, 19) pahlawan dikenali, 20) penyingkapan tabir, 21) hukuman bagi penjahat, 22) perkawinan. Jumlah dua puluh dua fungsi itu terdistribusikan ke dalam enam lingkungan tindakan, yaitu lingkungan aksi penjahat, lingkungan aksi donor/pembantu, lingkungan aksi putri dan ayahnya, lingkungan aksi perantara, lingkungan aksi pahlawan, dan lingkungan aksi pahlawan palsu. Dongeng ini terbentuk dari satu pola keinginan (kekurangan, kebutuhan) dan dua pola kejahatan. Dongeng Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich fungsi yang muncul adalah 1) ketiadaan, 2) penyampaian informasi, 3)penipuan, 4) kejahatan, 5) kekurangan kebutuhan, 6) perantara peristiwa penghubung, 7) penetralan tindakan, 8) keberangkatan, 9) reaksi pahlawan, 10) bertarung, 11) kekurangan kebutuhan terpenuhi, 12) kepulangan, 13) penyelesaian tugas, 14) pahlawan dikenali, 15) penyingkapan tabir, 16) pengejaran, 17) tuntutan yang tak mendasar, 18) penjelmaan, 19) pelanggaran, 20) perkawinan. Jumlah Sembilan belas fungsi itu terdistribusikan ke dalam empat lingkungan tindakan, yaitu lingkungan aksi penjahat, lingkungan aksi pembantu, lingkungan aksi putri dan ayahnya, dan lingkungan aksi pahlawan. Dongeng ini terbentuk dari satu pola keinginan (kekurangan, kebutuhan) dan dua pola kejahatan. Kedua dongeng tersebut memiliki lima belas fungsi tindakan yang sama

    Telling Grimm Tales: Rhetoric That Molds, Comforts and Remains

    Get PDF
    An explanation of oral tradition and its portent for language clarifies the fairy tale genre. Its purpose, various cultural impacts, criticism and limitations are introduced. Ludwig and Wilhelm Grimm translated their personal interest into a form of speech that endures past cultural and linguistic barriers. The Grimms\u27 scholastic credentials and lifework reveal the original storytellers and subjects in a historical/geographical framework. Part II isolates 68 tales of animal dialogue, discusses human-like character responses of help and harm, and submits a brief narrative criticism of the conglomerate rhetorical entity. Character insights and communication findings are resolved with Delphi compilations of 27 open-ended questionnaires. The import and value of the study are reinforced by descriptive, historical and qualitative research
    corecore