research

ANALISIS FUNGSI VLADIMIR PROPP DALAM DONGENG DER SINGENDE KNOCHEN DAN DER FROSCHKÖNIG ODER DER EISERNE HEINRICH OLEH BRÜDER GRIMM

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi Propp yang ada dalam kumpulan dongeng Kinder und Hausmärchen dari Brüder Grimm. Sumber data dalam penelitian ini adalah dongeng dalam kumpulan Kinder und Hausmärchen yang dikumpulkan oleh Brüder Grimm yang diterbitkan oleh Gondrom Verlag Bayreuth tahun 1976. Penelitian ini mengambil dua judul Der singende Knochen dan Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca catat. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini digunakan validitas semantik. Reliabilitas data diperoleh melalui pengamatan dan pembacaan secara berulang-ulang terhadap isi dongeng Der singende Knochen dan Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Di dalam dongeng Der singende Knochen fungsi yang muncul adalah 1) ketiadaan, 2) penyampaian informasi, 3) penipuan, 4) kejahatan, 5) kekurangan, 6) perantara peristiwa penghubung, 7) penetralan tindakan dimulai, 8) keberangkatan, 9) pertama donor, 10) reaksi pahlawan, 11) penerimaan unsur magis, 12) perpindahan tempat, 13) bertarung, 14) kemenangan, 15) kekurangan kebutuhan terpenuhi, 16) kepulangan, 17) tugas sulit, 18) penyelesaian tugas, 19) pahlawan dikenali, 20) penyingkapan tabir, 21) hukuman bagi penjahat, 22) perkawinan. Jumlah dua puluh dua fungsi itu terdistribusikan ke dalam enam lingkungan tindakan, yaitu lingkungan aksi penjahat, lingkungan aksi donor/pembantu, lingkungan aksi putri dan ayahnya, lingkungan aksi perantara, lingkungan aksi pahlawan, dan lingkungan aksi pahlawan palsu. Dongeng ini terbentuk dari satu pola keinginan (kekurangan, kebutuhan) dan dua pola kejahatan. Dongeng Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich fungsi yang muncul adalah 1) ketiadaan, 2) penyampaian informasi, 3)penipuan, 4) kejahatan, 5) kekurangan kebutuhan, 6) perantara peristiwa penghubung, 7) penetralan tindakan, 8) keberangkatan, 9) reaksi pahlawan, 10) bertarung, 11) kekurangan kebutuhan terpenuhi, 12) kepulangan, 13) penyelesaian tugas, 14) pahlawan dikenali, 15) penyingkapan tabir, 16) pengejaran, 17) tuntutan yang tak mendasar, 18) penjelmaan, 19) pelanggaran, 20) perkawinan. Jumlah Sembilan belas fungsi itu terdistribusikan ke dalam empat lingkungan tindakan, yaitu lingkungan aksi penjahat, lingkungan aksi pembantu, lingkungan aksi putri dan ayahnya, dan lingkungan aksi pahlawan. Dongeng ini terbentuk dari satu pola keinginan (kekurangan, kebutuhan) dan dua pola kejahatan. Kedua dongeng tersebut memiliki lima belas fungsi tindakan yang sama

    Similar works