Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi Propp yang ada dalam
kumpulan dongeng Kinder und Hausmärchen dari Brüder Grimm. Sumber data
dalam penelitian ini adalah dongeng dalam kumpulan Kinder und Hausmärchen
yang dikumpulkan oleh Brüder Grimm yang diterbitkan oleh Gondrom Verlag
Bayreuth tahun 1976. Penelitian ini mengambil dua judul Der singende Knochen
dan Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik baca catat. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif kualitatif. Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini
digunakan validitas semantik. Reliabilitas data diperoleh melalui pengamatan dan
pembacaan secara berulang-ulang terhadap isi dongeng Der singende Knochen
dan Der Froschkönig oder der eiserne Heinrich.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Di dalam dongeng Der singende
Knochen fungsi yang muncul adalah 1) ketiadaan, 2) penyampaian informasi, 3)
penipuan, 4) kejahatan, 5) kekurangan, 6) perantara peristiwa penghubung, 7)
penetralan tindakan dimulai, 8) keberangkatan, 9) pertama donor, 10) reaksi
pahlawan, 11) penerimaan unsur magis, 12) perpindahan tempat, 13) bertarung,
14) kemenangan, 15) kekurangan kebutuhan terpenuhi, 16) kepulangan, 17) tugas
sulit, 18) penyelesaian tugas, 19) pahlawan dikenali, 20) penyingkapan tabir, 21)
hukuman bagi penjahat, 22) perkawinan. Jumlah dua puluh dua fungsi itu
terdistribusikan ke dalam enam lingkungan tindakan, yaitu lingkungan aksi
penjahat, lingkungan aksi donor/pembantu, lingkungan aksi putri dan ayahnya,
lingkungan aksi perantara, lingkungan aksi pahlawan, dan lingkungan aksi
pahlawan palsu. Dongeng ini terbentuk dari satu pola keinginan (kekurangan,
kebutuhan) dan dua pola kejahatan. Dongeng Der Froschkönig oder der eiserne
Heinrich fungsi yang muncul adalah 1) ketiadaan, 2) penyampaian informasi,
3)penipuan, 4) kejahatan, 5) kekurangan kebutuhan, 6) perantara peristiwa
penghubung, 7) penetralan tindakan, 8) keberangkatan, 9) reaksi pahlawan, 10)
bertarung, 11) kekurangan kebutuhan terpenuhi, 12) kepulangan, 13) penyelesaian
tugas, 14) pahlawan dikenali, 15) penyingkapan tabir, 16) pengejaran, 17)
tuntutan yang tak mendasar, 18) penjelmaan, 19) pelanggaran, 20) perkawinan.
Jumlah Sembilan belas fungsi itu terdistribusikan ke dalam empat lingkungan
tindakan, yaitu lingkungan aksi penjahat, lingkungan aksi pembantu, lingkungan
aksi putri dan ayahnya, dan lingkungan aksi pahlawan. Dongeng ini terbentuk dari
satu pola keinginan (kekurangan, kebutuhan) dan dua pola kejahatan. Kedua
dongeng tersebut memiliki lima belas fungsi tindakan yang sama