20,365 research outputs found

    APLIKASI EKSTRAK BUAH PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BLEACHING ALAMI DITINJAU DARI PERUBAHAN WARNA DAN GAMBARAN MIKROSKOPIS PADA EMAIL GIGI

    Get PDF
    ABSTRAKNama: Florencia LisadiProgram Studi: Kedokteran GigiFakultas: Kedokteran GigiJudul: Aplikasi Ekstrak Buah Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Alternatif Bahan Bleaching Alami Ditinjau dari Perubahan Warna dan Gambaran Mikroskopis pada Email Gigi.Dental bleaching pada bidang kedokteran gigi adalah suatu cara mengembalikan warna gigi asli melalui proses kimiawi. Bahan yang biasa digunakan adalah hidrogen peroksida dan karbamid peroksida, namun beberapa laporan kasus penggunaan bahan bleaching ini dapat menimbulkan efek samping gigi sensitif dan iritasi gingiva, praktisi kedokteran gigi berupaya mencari bahan lain yang lebih aman dan alami. Salah satunya adalah buah pepaya (Carica papaya L.) yang mengandung enzim papain. Pada buah papaya (Carica papaya L.) terdapat juga asam organik yaitu asam sitrat, asam malat, dan asam oksalat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi ekstrak buah pepaya (Carica papaya L.) sebagai bahan bleaching alami ditinjau dari perubahan warna email dan struktur mikroskopis. Penelitian ini menggunakan 14 spesimen yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu 6 spesimen pengolesan ekstrak buah pepaya (Carica papaya L.) dan 6 spesimen pengolesan karbamid peroksida 10%. Pengukuran perubahan warna dilakukan menggunakan shade guide VITA classical yang terdiri dari 16 warna gigi. Perubahan struktur email dianalisis menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan EDS. Hasil perubahan warna dianalisis menggunakan uji non parametrik Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil uji Wilcoxon terdapat perbedaan perubahan email yang signifikan setelah aplikasi ekstrak buah pepaya (Carica papaya L.) dan karbamid peroksida 10%. Hasil uji Mann Whitney terdapat perbedaan perubahan email gigi antara aplikasi ekstrak buah pepaya (Carica papaya L.) dan gel karbamid peroksida 10% yang signifikan. Didapat kesimpulan bahwa ekstrak buah pepaya (Carica papaya L.) berpotensi digunakan sebagai bahan bleaching alami tetapi memiliki pengaruh lebih kecil dibandingkan karbamid peroksida 10%.Kata kunci : dental bleaching, pepaya (Carica papaya L.), karbamid peroksida 10

    Produksi dan Bobot Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica) dengan Penambahan Tepung Daun Pepaya (Carica Papaya L.) sebagai Pakan Alternatif

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of adding flour papaya leaf (Carica papaya L) on egg production and weight in quail by using a completely randomized design (CRD) method with four treatments and three replications.  P0: No control treatment 0%.  P1: Flour papaya leaves (Carica papaya L) 1% of the amount of feed.  P2: Papaya leaf flour (Carica papaya L) 3% of the total feed.  P3: Papaya leaf flour (Carica papaya L) 5% of the total feed.  The results showed that the addition of leaf flour at different levels had no significant effect (P> 0.05) on egg production while the egg weight had a significant effect (P<0.05).  Average egg production P0 (62.5%), P1 (78.12%), P2 (79.16%), P3 (83.33%), Egg weights P0 (8.4%), P1 (9%) P2 (10.13%) and P3 (11.23%).  As for the best treatment is in the P3 treatment with the addition of leaf flour papaya as much as 5%Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun pepaya (Carica papaya L) terhadap produksi dan bobot telur pada puyuhdengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. P0: Tanpa perlakuan kontrol 0%. P1: Tepung daun pepaya (Carica papaya L) 1% dari jumlah pakan. P2: Tepung daun pepaya (Carica papaya L) 3% dari jumlah pakan. P3: Tepung daun pepaya (Carica papaya L) 5 % dari jumlah pakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung daun pada level yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi telur sedangkan pada bobot telur berpengaruh nyata (P<0,05). Rata-rata produksi telur P0 (62,5%), P1 (78,12%), P2 (79,16%), P3 (83,33%), Bobot telur P0 (8,4%), P1 (9%) P2 (10,13%) dan P3 (11,23%). Adapun perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan P3 dengan penambahan tepung daun pepaya sebanyak 5

    EFEKTIVITAS TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA : A NARRATIVE REVIEW

    Get PDF
    Tanaman pepaya (Carica papaya L.) memiliki potensi terhadap proses penyembuhan luka meliputi luka lecet, luka sayat, luka bakar, luka tusuk. Proses penyembuhan luka memiliki 3 fase proses yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi. Studi ini bertujuan untuk memberikan differensiasi bentuk literature farmasi khususnya pada pengobatan luka serta meningkatkan pemanfaaatan tanaman papaya (Carica papaya L.) menjadi sediaan obat herbal terstandar atau bahkan fitofarmaka dimasa yang akan datang. Artikel ini membahas tentang efektivitas tanaman pepaya (Carica papaya L.) terhadap penyembuhan luka melalui sebuah narrative review, dari database Google Scholar yang terbit 5 tahun terakhir (2016-2020). Hasil review 10 paper dinyatakan bahwa tanaman pepaya (Carica papaya L.) mengandung berbagai macam senyawa antara lain enzim papain, saponin, flavonoid yang berperan terhadap proses penyembuhan luka. Data dalam review menunjukkan bahwa pemberian tanaman pepaya (Carica papaya L.) yang meliputi bagian getah, batang, biji, dan daun mempunyai efektivitas yang baik terhadap proses penyembuhan luka dan memiliki aktivitas antibakteri penyebab infeksi luka

    Perbandingan Kualitas Spermatozoa Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Yang Diberi Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia L) Dengan Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L)

    Full text link
    : Male participation in contraception is still lacking. Pare (Momordica charantia L) is known having an inhibitory effect spermatogenesis and seeds of papaya (Carica papaya L) contain the alkaloid compounds that are anti-fertility, both can be used as a male contraceptive. The purpose of this study was to determine sperm quality comparison Wistar rats (Rattus norvegicus) were given a fruit extract of pare (Momordica charantia L) with the seed extract of papaya (Carica papaya L). The research used a completely randomized experimental design. There are nine samples of Wistar rats (Rattus norvegicus) males were divided into three groups and one group consisting three Wistar rats. Over the past 50 days, extracts of pare (Momordica charantia L) is given to the group 1 at 70mg / kg/day, while in the group 2 given seed extract of papaya (Carica papaya L) of 70mg / kg/day and the control group was given no treatment. The results showed significant differences in sperm motility among the treatment groups 1 with extract of bitter melon fruit (Momordica charantia L) and 2 treatment groups with the extract of papaya seeds (Carica papaya L), namely a decrease in sperm motility (p = 0.002). Conclusion, the fruit extract of bitter melon (Momordica charantia L) and seed extract of papaya (Carica papaya L) affects the quality of spermatozoa

    Konsumsi dan Konversi Pakan Puyuh (Coturnix coturnix japonica) dengan PenambahanTepung Daun Pepaya (Carica papaya L.) sebagai Pakan Alternatif

    Get PDF
    The aim of the study was to determine the effect of adding papaya leaf meal (Carica papaya L) to quail feed on consumption and feed conversion as an alternative feed using a completely randomized design (CRD) method with four treatments and three replications. P0: No control treatment 0%. P1: Papaya leaf flour (Carica papaya L) 1% of the amount of feed. P2: Papaya leaf flour (Carica papaya L) 3% of the total feed. P3: Papaya leaf flour (Carica papaya L) 5% of the total feed. The results showed that the addition of leaf flour at different levels had no significant effect (P>0.05) on consumption and feed conversion. Average feed consumption P0 (24.25%), P1 (24.13%), P2 (24.45%), P3 (24.26%), Feed Conversion P0 (2.86%), P1 (2 ,73%) P2 (2.39%) and P3 (2.14%). The best treatment is in the P3 treatment with the addition of 5% papaya leaf flour.  Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun papaya (Caricapapaya L) pada pakan puyuh terhadap konsumsi dan konversi pakan sebagai pakanal ternatif dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. P0: Tanpa perlakuan kontrol 0%. P1: Tepung daun pepaya (Carica papaya L) 1% dari jumlah pakan. P2: Tepung daun pepaya (Carica papaya L) 3% dari jumlah pakan. P3: Tepung daun pepaya (Carica papaya L) 5% dari jumlah pakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung daun pada level yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan konversi pakan. Rata-rata konsumsi pakan P0 (24,25%), P1 (24,13%), P2 (24,45%), P3 (24,26%), Konversi Pakan P0 (2,86%), P1 (2,73%) P2 (2,39%) dan P3 (2,14%). Adapun perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan P3 dengan penambahan tepung daun pepaya sebanyak 5

    Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya L.) yang Diperoleh dari Daerah Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali

    Full text link
    Ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki aktivitas farmakologi sebagai antelmintik, antimalaria, antibakteri, dan antiinflamasi. Aktivitas tersebut diduga disebabkan oleh kandungan kimia yang terdapat di dalam ekstrak. Faktor-faktor lingkungan memilliki pengaruh terhadap metabolit sekunder yang terdapat di dalam suatu tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dan kandungan kimia yang terdapat di dalam ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) yang diperoleh dari daerah Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali berdasarkan uji skrining fitokimia. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu ekstraksi dengan maserasi mengunakan etanol 96%, penetapan kadar air ekstrak, dan skrining fitokimia. Uji skrining fitokimia yang dilakukan meliputi identifikasi minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, glikosida, saponin, dan tanin. Hasil penetapan kadar air menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki kadar air sebesar 9,408 ± 0,761%. Hasil skrining fitokimia yang diperoleh berupa data kandungan kimia dari ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.) yang diperoleh dari daerah Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, dan tanin

    Fertilitas dan Daya Tetas Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica) dengan Penambahan Tepung Daun Pepaya (Carica papaya L.) pada Pakan

    Get PDF
    The aim of the study was to determine the effect of papaya leaf powder on fertility and hatchability of quail eggs using a completely randomized design (CRD) method with four treatments and three replications.  P0: No control treatment 0%.  P1: Papaya leaf flour (Carica papaya L) 1% of the amount of feed.  P2: Papaya leaf flour (Carica papaya L) 3% of the total feed.  P3: Papaya leaf flour (Carica papaya L) 5% of the total feed.  The results showed that the addition of leaf flour at different levels had a significant effect (P<0.05) on the fertility and hatchability of quail eggs.  Average egg fertility P0 (86.67%), P1 (100%), P2 (96.67%), P3 (100%), hatchability P0 (65.28%), P1 (86.67%) P2 (79.63%) and P3 (80.00%).  The best treatment is P1 treatment with the addition of 1% papaya leaf flour.Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daunpepaya terhadap fertilitas dan daya tetas telur puyuh dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. P0: Tanpa perlakuan kontrol 0%. P1: Tepung daun pepaya (Carica papaya L) 1% dari jumlah pakan. P2: Tepung daun pepaya (Carica papaya L) 3% dari jumlah pakan. P3: Tepung daun pepaya (Carica papaya L) 5% dari jumlah pakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung daun pada level yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap fertilitas dan daya tetas telur puyuh. Rata-rata fertilitas telur P0 (86,67%), P1 (100%), P2 (96,67%), P3 (100%), daya tetas P0 (65,28%), P1 (86,67%) P2 (79,63%) dan P3 (80,00%). Adapun perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan P1 dengan penambahan tepung daun pepaya sebanyak 1%

    Perbandingan Flavonoid Total pada Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) Varietas Bangkok dan California

    Get PDF
    Barely used by the community, papaya seeds (Carica papaya L.) astonishingly contain flavonoid compounds that can be turned into antioxidants to counter free radicals. However, the amount of flavonoids in papaya depends on where it grows. Types of papaya (Carica papaya L.) that are often grown and consumed by the Gorontalo community are Bangkok and California varieties. Therefore, this study aims to analyze the levels of flavonoid compounds in papaya seeds (Carica papaya L.) of Bangkok and California varieties grown in Gorontalo province using UV-Vis spectrophotometry instruments. Qualitative analysis in this study is conducted through phytochemical screening methods. Meanwhile, the quantitavie analysis uses the UV-Vis spectrophotometry method at 419 nm wavelength with quercetin’s standard comparison solution. The result discloses that highest average flavonoid compound of papaya seed extract (Carica papaya L.) is in Bangkok variety with 10,197% w/v, followed by the California variety with 3,475% w/v. Bangkok and California papaya seed extracts have met validation standards with correlation coefficient values of 0,9991, regression function coefficient values (Vx0) 0f 2,1%, %retrieval values of Bangkok papaya seed extract is 100,05% and California is 101, 29%, RSD% values for Bangkok papaya seed ethanol extract is 1,775% and California is 1,348%

    Efektifitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap Bakteri Escherichia Coli

    Full text link
    Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu jenis buah-buahan yang banyak ditemukan di Indonesia.Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental metanol biji pepaya diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid, flavonoid, alkaloid, dan saponin.(Sukadana, 2008). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui senyawa antibakteri yang terkandung dalam biji pepaya (Carica papaya L.), untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Escherichia coli dan menentukan KHM (Konsentrasi Hambat Minimal) ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Escherichia coli.Bakteri uji diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Biji papaya (carica papaya L) 300 gram diekstrasksi dengan metode maserasi pelarut etanol 96%. Hasil eksktraksi dilakuakn uji kualitatitif terhadap kandungan tripenoid , flavonoid, alkaloid, dan saponin. Hasil ekstraksi kemudian dibuat seri konsentrasi 20 %, 25 %, 30 %, dan 35 % untuk dilakuakn uji anti bakteri. Bakteri escherchia colli yang diperoleh dari laboratorium biologi UGM Yogyakarta di tanam dalam media agar.Uji antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi dengan cakram. Kertas cakram steril direndam dalam ekstrak, sebanyak 3 buah untuk tiap-tiap konsnetrasi ekstrak. Daya hambat diukur berdasarkan besarnya diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri.Sebagai control positif digunakan tetrasiklin 30 µg.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji papaya mengandungsenyawa alkaloid, saponin dan tannin. Ekstrak buah papaya dengan konsentrasi 20%, 25%, 30% dan 35% dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan diperoleh rata-rata hambatan secara berturut-turut sebesar 4,80 mm, 5,60 mm, 4,80 mm dan 10,50 mm.. Hasil uji statistik dengan uji Kruskal wallisdidapatkan hasil signifikan dengan nilai P = 0,011 berarti secara keseluruhan terdapat perbedaan yang bermakna penurunan jumlah koloni pada seluruh konsentrasi. Bila dibandingkan dengan control positif daya hambat ekstrak biji papaya maish di bawah tetrasiklin 30 µg
    • …
    corecore