5 research outputs found

    TINJAUAN LITERATUR KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

    Get PDF
    Keunggulan kompetitif adalah hasil dari strategi yang direncanakan suatu usaha, baik pada sektor mikro, kecil dan menengah. Arah strategis diwujudkan melalui kemampuan menghasilkan keuntungan lebih besar dari pada pesaing. Banyak faktor yang sama pentingnya dalam menghasilkan daya saing. Beberapa di antaranya adalah faktor strategi, pengembangan sumber daya manusia, knowledge management dan peran Information & Communication Technology (ICT). Dari faktor tersebut akan menciptakan dan mempertahankan posisi yang unggul dari pesaing, yang disebut keunggulan kompetitif. Akan tetapi, pemahaman menyeluruh tentang state-of-art dari keunggulan kompetitif masih dibutuhkan. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengklasifikasikan, mengidentifikasi publikasi-publikasi ilmiah dan melakukan analisis tematik terhadap literatur terkini guna menciptakan pemahaman yang ekstensif dan terperinci dibidang keunggulan kompetitif. Metode penelitian dilakukan dengan cara systematic mapping study (SMS) untuk menelaah publikasi ilmiah dibidang keunggulan kompetitif yang dihasilkan berdasarkan fokus dan tipe riset dari waktu ke waktu. Hasil penelitian ini menghasilkan kategorisasi dan kuantifikasi studi keunggulan kompetitif dalam berbagai dimensi serta ikhtisar topik dan tren penelitian saat ini

    E-Commerce in Small and Medium Enterprises (SMEs) in order to Improve Performance

    Get PDF
    The role of SMEs in the economy of a country, including Indonesia, cannot be underestimated. For example, in the Netherlands, SMEs constitute 98.8% of existing companies and absorb 55% of the workforce. A total of 35 million US dollars of Italian exports is the contribution of SMEs that absorb 2.2 million workers. In Vietnam, 64% of the workforce is absorbed by SMEs. The same thing happened in Indonesia. One application of ICT and the internet in the field of business and trade is electronic commerce (e-commerce). The purpose of the study was to determine the effect of e-commerce on improving the performance of SMEs. Sample to be studied is Small Business Medium in Cilacap, Indonesia. This study uses quota sampling that will be taken a sample of 30 units of SMEs. The sampling technique used is purposive sampling Analyzed performance difference is the performance of SMEs in the show with two dimensions of the increasing number of sales and number of relations, Analysis using statistical program package. Based on the results of the research can be concluded that e-commerce has a positive effect on performance SMEs. This is shown by the increasing sales and relationships of SMEs. More sales will increase the income that the end is the welfare of SMEs

    ANALISIS PERBANDINGAN FREE/ OPEN SOURCE ERP (FOS ERP) DARI ASPEK ARSITEKTUR, FUNGSIONALITAS, DAN KOMUNITAS

    Get PDF
    ERP sebagai bagian dari enterprise system yang mengintegrasikan antar data mempunyai peran penting dalam pertukaran informasi antar departemen dalam organisasi. ERP yang berperan menyediakan sistem informasi terintegrasi dalam organisasi ini, kini tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga perusahaan berskala menengah dan kecil. Namun mahalnya biaya implementasi ERP menjadi masalah utama bagi kebanyakan perusahaan, utamanya mereka yang beroperasi dengan ekonomi terbatas. Oleh karena itu, banyak vendor yang telah mengembangkan ERP dengan biaya lisensi gratis. ERP ini dikenal dengan nama Free/ Open Source ERP (FOS ERP). FOS ERP merupakan jenis ERP yang lebih baik untuk diterapkan bagi perusahaan dengan finansial terbatas. Namun, perkembangan FOS ERP yang pesat menyebabkan pilihan FOS ERP menjadi begitu banyak dan beragam. Perusahaan belum tentu dapat memilih ERP yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya masing-masing. Oleh sebab itu, diperlukan analisis perbandingan antar FOS ERP sebagai acuan yang komprehensif untuk menentukan ERP yang sesuai pada tingkat perusahaan. Dalam tugas akhir ini, dilakukan perbandingan antar berbagai FOS ERP dengan kriteria pembanding berdasarkan arsitektur penyusun, fungsionalitas, serta komunitas. Perbandingan untuk aspek arsitektur meninjau pada struktur, kelengkapan, dan gambaran arsitektur penyusun sistem ERP. Pada aspek fungsionalitas, fokus perbandingan hanya pada modul sales, accounting, dan purchase. Sedangkan untuk aspek komunitas, perbandingan adalah berdasarkan penilaian keaktifan komunitas yang ditinjau dari dua indikator, yakni jumlah anggota dan jumlah knowledge shared. Seluruh kriteria pembanding tersebut memiliki indikator penilaiannya masing-masing guna mengetahui FOS ERP yang sesuai untuk digunakan perusahaan berdasarkan tiap aspek tersebut. Setelah melalui hasil penilaian dan perbandingan, maka diperoleh hasil bahwa perbandingan antar sistem FOS ERP dapat memberikan rekomendasi FOS ERP yang sesuai di tingkat perusahaan. Perbandingan yang diberikan adalah berdasarkan beberapa kriteria/ aspek pembanding. Tiap aspek memiliki rekomendasi satu atau beberapa FOS ERP yang sesuai untuk diterapkan perusahaan. Jadi, hasil penilaian ini dapat menjadi acuan perusahaan mengenai rencana implementasinya terhadap ERP, dimana FOS ERP yang dipilih tersebut bergantung pada kriteria dan penilaian tertentu yang difokuskan oleh tiap perusahaan. ====================================================================================================== ERP as part of the enterprise system which integrates between data has an important role in the exchange of information between departments within the organization. This ERP roles in providing integrated information system in organization, now is not only required by large enterprises, but also medium and small enterprises. But the high cost of ERP implementation is a major problem for most enterprises, especially those operating with limited economic. Therefore, many ERP vendors have developed a free license ERP. This ERP is known as Free/ Open Source ERP (FOS ERP). FOS ERP is a better type of ERP to be applied to enterprises with limited financial. However, the rapid development of FOS ERP led to selection of FOS ERP into a vast and varied. Enterprises can't choose the right ERP yet in accordance with their conditions and needs. Therefore, it is necessary to analyze the comparison between FOS ERP as a comprehensive reference for determining the appropriate ERP at the enterprises level. In this thesis, comparisons between various ERP FOS is developed with comparative criteria based on architecture, functionality, and community. Comparison on architecture aspects is reviewed to structure, completeness, and picture of ERP system composer architectural. In the aspect of functionality, comparative focus only on sales, accounting, and purchase module. As for community aspect, comparison is based on an assessment of community activity in terms of the two indicators, namely total of members and total of knowledged shared. All the comparative criteria have each indicator of assessment to determine the appropriate FOS ERP for enterprises use based on each of these perspectives. After going through the assessment and comparison, then obtained results that comparison between FOS ERP systems can provide recommendations of appropriate FOS ERP at the enterprise level. That given comparison is based on multiple comparative criterias/ perspectives. Each perspective has one or several FOS ERP that appropriate to be applied in enterprises. Therefore, the results of this assessment can be a reference for enterprises on ERP implementation plan, which is the selected FOS ERP depends on the specific assessments and criterias that are focused by each enterprises

    Pengembangan Model Penilaian Kesiapan Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) Pada Usaha Kecil Menengah (UKM)

    Get PDF
    Pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan adanya kompetisi yang ketat di masa depan antara UKM dan perusahaan besar, UKM harus memiliki nilai-nilai yang bermanfaat yang memungkinkan mereka untuk meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan. Salah satu pilihan untuk kasus ini adalah dengan menerapkan ERP, namun dalam mengadopsi ERP sangatlah rawan terhadap kegagalan, sehingga diperlukan persiapan yang matang terutama dalam fase pre-implementation. Oleh karena itu, diperlukan untuk melakukan penilaian kesiapan terhadap organisasi sebelum mengimplementasikan ERP, sehingga nantinya dapat mengetahui kondisi terkini dari organisasi tersebut dan dapat menjadi patokan sebelum pengambilan keputusan untuk mengimplementasikan ERP di organisasinya. Penelitian ini mengembangkan model penilaian kesiapan dari implementasi Enterprise Resource Planning dengan menggunakan dimensi dari McKinsey 7s yang divalidasi langsung oleh implementator ERP yang menghilangkan tiga sub factor yang tidak diperlukan yaitu vision and mission, CIO position, dan human resource management. Model yang dibangun kemudian dilakukan pengujian kepada UKM yang telah memiliki tujuan untuk implementasi ERP. Setelah dilakukan proses penilaian dari dua perusahaan didapatkan hasil bahwa kedua perusahaan menerapkan prosedur dan aturan beserta proses bisnis yang sangat baik, namun keduanya lemah pada area training and education, dimana kedua perusahaan belum menetapkan perencanaan dan kebutuhan terhadap pelatihan yang diperlukan. ======================================================================================= The growth of small and medium enterprises (SMEs) in Indonesia continues to increase every year. Given the tight business competition in the future, SMEs must have useful values that enable them to minimize costs and maximize profits. One of the options for this case is to apply ERP. However, ERP implementing is very prone to failure, so a good preparation especially is needed. It is necessary to conduct an organizational readiness assessment before implementing ERP, so the current condition of the organization ais known and can become a guideline before the decision to implement ERP in the organization, is taken. This study develops a readiness assessment model of Enterprise Resource Planning implementation using the dimensions of McKinsey 7s. the model is validated directly by the ERP implementer, that eliminates three unnecessary sub factors ie vision and mission, CIO position, and human resource management. The model that was built then tested to two SMEs that have a goal for ERP implementation. After the assessment process of the two companies it was found that both companies implemented procedures and rules along with excellent business processes, but both were weak in the training and education area, where the two companies had not set the planning and requirement for the required training
    corecore