Satya Wacana Christian University

Institutional Repository of Satya Wacana Christian University
Not a member yet
    10095 research outputs found

    Self-Forgiveness dan Kesejahteraan Psikologis pada Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas 2A Ambarawa

    Get PDF
    Dalam menjalani masa hukumannya narapidana akan ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan (LP). Di Indonesia tempat tersebut mengalami kelebihan kapasitas yang dapat mengakibatkan narapidana mengalami kesesakan. Keterbatasan ruang dan gerak tersebut juga dialami oleh narapidana pada LP kelas 2A Ambarawa yang mengakibatkan narapidana mengalami permasalahan psikologis seperti penerimaan diri rendah, adanya perasaan bersalah dan sulitnya memaafkan diri sendiri. Hal ini dapat membuat tidak tercapainya kesejahteraan psikologis pada narapidana saat menjalani masa hukuman di LP kelas 2A Ambarawa. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-forgiveness dengan kesejahteraan psikologis pada narapidana lembaga pemasyarakatan kelas 2A Ambarawa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional. Sebanyak 178 partisipan yang terlibat dengan menggunakan teknik sample random sampling. Pengukuran penelitian menggunakan self-forgiveness scale (a=0,894) dan untuk kesejahteraan psikologis diukur menggunakan Ryff Psychological Well-Being Scale (a=0,843). Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan positif signifikan antara self-forgiveness dengan kesejahteraan psikologis pada narapidana Lembaga Pemasyarakatan kelas 2A Ambarawa (r=0,618 dan signifikan 0,000). Hal ini mengindikasikan bahwa self-forgiveness menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan kesejahteraan psikologis pada narapidana Lembaga Pemasyarakatan kelas 2A Ambarawa. Hal ini mengindikasi bahwa self-forgiveness menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan meningkatkan kesejahteraan psikologis pada narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas 2A Ambarawa. Implikasi penelitian ini, diharapkan agar narapidana yang sedang menjalani masa tahanan, agar dapat meingkatkan self-forgiveness yang dimilikinya agar dapat mengatasi dan bertahan dari rasa bersalah, kecemasan dengan tetap dapat mencapai kesejahteran psikologis pada kehidupannya.While serving his sentence, the convict will be placed in a Correctional Institution (LP). In Indonesia, these places experience overcapacity which can result in overcrowding of prisoners. These limitations on space and movement are also experienced by inmates at class 2A Ambarawa prison which results in inmates experiencing psychological problems such as low self-acceptance, feelings of guilt, and difficulty forgiving themselves. This can prevent the achievement of psychological well-being in prisoners while serving their sentence in Class 2A Ambarawa Penitentiary. Therefore, this study aims to examine the relationship between self-forgiveness and the psychological well-being of class 2A Ambarawa prison inmates. This study uses a quantitative method with a correlational design. A total of 178 participants were involved using the sample random sampling technique. The research measurement used the self-forgiveness scale (a=0.894) and psychological well-being, it was measured using the Ryff Psychological Well-Being Scale (a=0.843). The results of the study proved that there was a significant positive relationship between self-forgiveness and psychological well-being in Class 2A Ambarawa Penitentiary inmates (r = 0.618 and a significant 0.000). This indicates that self-forgiveness is one of the factors related to the psychological well-being of class 2A Ambarawa Penitentiary inmates. This indicates that self-forgiveness is one of the factors related to improving the psychological well-being of inmates at Class 2A Penitentiary in Ambarawa. This research implies that it is hoped that convicts who are serving a period of detention will be able to increase their self-forgiveness so that they can overcome and survive feelings of guilt, and anxiety while still being able to achieve psychological well-being in their lives

    ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018-2021

    Get PDF
    Analisis Kinerja Keuangan pemerintah daerah dapat dilihat dari kinerja keuangan suatu daerah. Salah satu cara untuk menganalisis kinerja keuangan suatu daerah adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang telah ditetapkan serta dilaksanakan. Analisis kinerja keuangan daerah dapat dilakukan dengan berbagai rasio diantaranya rasio efektivitas, rasio efisiensi dan rasio kemandirian keuangan daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode perhitungan rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rasio efektivitas dikategorikan sangat efektif, rasio efisiensi tidak efisien dan rasio kemandirian pengelolaan keuangan daerah masih rendah. demikian kinerja pengelolaan keuangan daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan analisis rasio keuangan cukup. Diharapkan Pemerintah Sulawesi Tenggara dapat lebih meningkatkan pendapatan asli daerah dan juga melakukan prioritas dalam penentuan anggaran belanja daerah.Analysis of local government financial performance can be seen from the financial performance of a region. One way to analyse the financial performance of a region is to conduct a financial ratio analysis of the Regional Budget (APBD) that has been determined and implemented. Analysis of regional financial performance can be done with various ratios including the effectiveness ratio, efficiency ratio and regional financial independence ratio. The purpose of this study was to determine the financial performance of the Regency / City Government of Southeast Sulawesi Province. This type of research is descriptive research using the ratio calculation method. The results showed that, the effectiveness ratio was categorised as very effective, the efficiency ratio was inefficient and the regional financial management independence ratio was still low. the performance of regional financial management of the Regency / City of Southeast Sulawesi Province based on financial ratio analysis is sufficient. It is expected that the Southeast Sulawesi Government can further increase local revenue and also prioritise in determining the regional expenditure budget

    Etnobotani Tumbuhan Obat yang Dijual di Blok Bahan Jamu Pasar Raya I Salatiga

    Get PDF
    Etnobotani merupakan cabang ilmu yang mempelajari hubungan korelasi antara manusia dan tumbuhan. Umumnya, bahan dasar pembuatan jamu berasal dari jenis tumbuhan obat. Mayoritas masyarakat kota membeli tumbuhan obat dari pasar ataupun toko obat. Pasar Raya I Salatiga sebagai sumber pemenuhan kebutuhan masyarakat Kota Salatiga. Tujuan penelitian ini, mengetahui jenis tumbuhan obat yang dijual, mengetahui bagian tumbuhan obat yang dijual, mengetahui bentuk tumbuhan obat yang dijual, mengetahui cara memperoleh tumbuhan obat yang dijual, dan mengetahui tindakan rekayasa agroteknologi salah satu tumbuhan obat yang dijual. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan kepada (3) penjual bahan jamu, (3) konsumen, dan (3) petani jahe. Penelitian ini dilakukan bulan Agustus – September 2023. Pengumpulan data yaitu: wawancara semi- terstruktur, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Pengolahan data dengan statistika sederhana. Hasil penelitian ditemukan total 92 tanaman obat. Bagian tumbuhan obat yang dijual mencakup akar (4%), batang (7%), biji (19%), buah (16%), bunga (4%) ,daun (26%), daun & bunga (1%), herba (1%), kulit kayu (4%), rimpang (15%), dan umbi (3%). Bentuk tumbuhan obat dijual mencakup kering (71%), segar (17%), kering & segar (7%) dan telah diolah (5%). Seluruh tumbuhan obat diperoleh dengan cara membeli. Tindakan rekayasa agroteknologi yang dilakukan petani jahe dengan cara pemberian pupuk, penanaman musim yang tepat, dan penjadwalan penanaman

    Perancangan Ilustrasi Board Game sebagai Media Deteksi Dini ADHD pada Anak SD

    Get PDF
    Perkembangan anak usia sekolah adalah hal yang penting untuk dicermati khususnya bagi orang tua dan staf pengajar. Salah satu gangguan yang dapat menyebabkan terganggunya tumbuh kembang anak dan kemampuan nak dalam belajar adalah ADHD sehingga perlu adanya satu media untuk deteksi dini yang dapat meminimalkan dampak di masa depan anak. Kurangnya media untuk deteksi dini ADHD yang sesuai dan menarik untuk anak yang kemudian menjadi alasan pembuatan ilustrasi pada media board game A Forest Journey ini. Metode yang digunakan pada ilustrasi board game ini adalah mix method yang menggabungkan kuisioner sebagai metode kuantitatif dan wawancara dengan narasumber ahli sebagai metode kualitatif. Hasil akhir berupa ilustrasi pada media board game yang menjadi elemen penting dalam board game yang diharapkan dapat mengurangi jumlah anak dengan gangguan ADHD yang luput dari perhatian dan menanggung dampak hingga masa dewasa.The development of children is an essential thing to pay attention to, especially for parents and teaching staff. One of the disorders that can disrupt children's growth and development and also their ability to learn is ADHD, thus there is a need for an early detection medium that can minimize the impact on the child's future. The inadequacy for early detection’s medium for ADHD that is suitable and fascinating for children is the reason A Forest Journey board game was created. Illustration in this board game used a mix method which combines a questionnaire as a quantitative method and interviews with target informants as a qualitative method. The illustration as an important element in the board game uses a simple and easy-tounderstand cartoon style with bright color tones that is suitable to the children aged 10-12 years who are the target of this study. The board game A Forest Journey is expected to reduce the number of children with ADHD who go unnoticed and continue into adulthoo

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Digital Karyawan untuk UMKM Naik Kelas (Studi Kasus di Naruna Keramik Salatiga)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor adopsi teknologi memediasi faktor kompabilitas informasi, rganisasi, lingkungan serta pengaruhnya terhadap keterampilan digital karyawan untuk UMKM naik kelas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Di mana data primer yang didapatkan dengan melakukan penyebaran kuesioner melalui google form dengan sampel sebanyak 45 responden dari total karyawan tetap di Naruna Keramik Salatiga. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data outer relation atau measurement model. Hasil penelitian ini menunjukan faktor Adopsi teknologi memediasi pengaruh signifikan kompabilitas informasi terhadap keterampilan digital. Adopsi teknologi memediasi pengaruh signifikan organisasi terhadap keterampilan digital. Adopsi teknologi tidak dapat memediasi pengaruh signifikan lingkungan terhadap keterampilan digital. Kompabilitas Informasi Berpengaruh Langsung Terhadap Keterampilam Digital. Organisasi Berpengaruh Langsung Terhadap Keterampilan Digital. Lingkungan tidak Berpengaruh Langsung Terhadap Keterampilan Digital.This research aims to investigate how technology adoption factors mediate the impact of information compatibility, organization, and environment on employees' digital skills for upgrading micro, small, and medium enterprises (UMKM). The study employs a descriptive method with a quantitative approach, collecting primary data through a questionnaire distributed via Google Forms with a sample of 45 respondents among permanent employees at Naruna Keramik Salatiga. The research utilizes outer relation or measurement model data analysis techniques. The findings indicate that technology adoption factors mediate a significant influence of information compatibility on digital skills. Technology adoption factors mediate a significant influence of the organization on digital skills. However, technology adoption cannot mediate a significant influence of the environment on digital skills. Information compatibility directly influences digital skills, as does the organization, while the environment does not have a direct impact on digital skills

    Psychological Well-Being Pada Mantan Narapidana Kasus Pengguna Narkoba

    Get PDF
    Being a convict is not a desire of an individual. This is because life in a penitentiary and life in society are very different. After serving their sentence, ex-convicts hope to be accepted back into society and change for the better. Ex-convicts usually experience public pressure spontaneously or unconsciously and it is often difficult to overcome them. The purpose of this study is to provide an overview and what factors can influence the psychological well-being of ex-convicts who use drugs. The subjects of this study were 2 people selected by purposive sampling with characteristics, including: a) male ex-convicts b) cases of drug users. This study uses interview and observation methods. The results of this study are the conditions of psychological well-being in ex-convicts experienced by subjects in this study appear good self-acceptance, have good positive relationships with other people, have ways of controlling the environment in society, so that subjects are able to create conditions that are in accordance with mental condition, both subjects have life goals to improve their lives to be better and feel deterred not wanting to return to repeat the same mistakes. The two subjects also experienced personal growth to become even better regarding attitudes and emotions after leaving prison. Then the factors that influence the psychological well-being of the 2 subjects are social support from the environment and the intention from within the subject to be even better because the subject is oriented towards past events experienced by the subject. Keywords: Psychological Well-being, Ex- Convicts, Drug UserMenjadi seorang narapidana bukanlah suatu keinginan dari seorang individu. Hal ini dikarenakan kehidupan di dalam lembaga pemasyarakatan dengan kehidupan di masyarakat sangatlah berbeda. Setelah menjalani hukuman, mantan narapidana berharap untuk diterima kembali ke masyarakat dan berubah ke arah yang lebih baik. Mantan narapidana biasanya mengalami tekanan publik secara spontan atau tidak sadar seringkali sulit untuk mengatasinya. Tujuan dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keadaan kesejahteraan psikologis atau Psychological well-being pada mantan narapidana kasus pengguna narkoba. Subjek penelitian ini sebanyak 2 orang yang dipilih secara purposive sampling dengan karakteristik, antara lain: a) matan narapidana laki-laki b) kasus pengguna narkoba. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi psychological well-being pada mantan narapidana yang dialami subjek dalam penelitian ini muncul penerimaan diri yang baik, memiliki hubungan positif yang baik dengan orang lain, memiliki cara dalam penguasaan lingkungan di masyarakat, sehingga subjek mampu menciptakan keadaan yang sesuai dengan kondisi jiwanya, kedua subjek memiliki tujuan hidup untuk memperbaiki kehidupanya agar menjadi lebih baik dan merasa jera tidak ingin kembali untuk mengulangi kesalahan yang sama. Ke dua subjek juga mengalami pertumbuhan pribadi menjadi lebih baik lagi mengenai sikap dan emosi setelah keluar dari lapas. Kemudian faktor yang berpengaruh terhadap psychological well-being pada ke 2 subjek yaitu adanya dukungan sosial dari lingkungan dan niatan dari dalam diri subjek untuk menjadi lebih baik lagi karena subjek berorientasi terhadap kejadian masa lalu yang dialami subjek. Kata kunci: Kesejahteraan Psikologis, Mantan Narapidana, Pengguna Narkob

    Nilai Budaya Lokal Yang Mendukung dan Menghambat Pembangunan Daerah Sumba Barat

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai budaya lokal yang mendukung dan menghambat pembangunan daerah di Sumba Barat. Sumba Barat merupakan wilayah yang kaya akan warisan budaya yang unik, namun juga menghadapi tantangan dalam upaya pembangunan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya yang kuat seperti gotong royong, kebersamaan, dan adat istiadat memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan di Sumba Barat. Gotong royong memungkinkan masyarakat bekerja sama dalam proyek-proyek pembangunan lokal, sedangkan kebersamaan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Namun, beberapa nilai budaya juga dapat menghambat pembangunan, seperti ketertautan yang kuat pada tradisi yang mungkin menghambat inovasi, serta norma-norma yang membatasi peran perempuan dalam proses pembangunan. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang bagaimana nilai budaya dapat mempengaruhi upaya pembangunan di daerah dengan warisan budaya yang kaya. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlunya pendekatan yang berimbang antara memanfaatkan nilai-nilai budaya yang positif dan mengatasi hambatan- hambatan yang mungkin muncul akibat nilai nilai budaya tertentu. Dengan mempertimbangkan dinamika kompleks ini, pembuat kebijakan dan pengambil keputusan dapat merancang program-program pembangunan yang lebih efektif dan berkelanjutan di Sumba Barat.This research aims to analyze local cultural values that support and hinder regional development in West Sumba. West Sumba is a region rich in unique cultural heritage, but also faces challenges in development efforts. This research uses qualitative methods combined with case study methods. Data collection through in-depth interviews, participant observation, and document analysis. The research results show that strong cultural values such as mutual cooperation, togetherness and customs have an important role in supporting development in West Sumba. Gotong royong allows communities to work together on local development projects, while togetherness strengthens collaboration between government, communities and the private sector. However, some cultural values can also hinder development, such as a strong attachment to tradition which may hinder innovation, as well as norms that limit the role of women in the development process. This research contributes to the understanding of how cultural values can influence development efforts in areas with a rich cultural heritage. The practical implication of this research is the need for a balanced approach between utilizing positive cultural values and overcoming obstacles that may arise due to certain cultural values. By considering these complex dynamics, policy makers and decision makers can design more effective and sustainable development programs in West Sumba

    Strategi Komunikasi Eksternal Public Relations 'Generation Girl' dalam Mempromosikan Porgam-Program Organisasi

    Get PDF
    Bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic) merupakan sebuah bidang ilmu pengetahuan teknologi yang lebih diminati oleh laki-laki daripada perempuan. Hal ini disebabkan masih adanya beberapa pandangan mengenai stigma perempuan yang tidak diharuskan untuk mengambil pendidikan yang terlalu tinggi terutama di bidang STEM. Dengan adanya pandangan ini “Generation Girl” memiliki tujuan untuk mengubah stigma tersebut dan mengajak perempuan di Indonesia untuk mempelajari ilmu pengetahuan di dunia STEM melalui program-programnya. Untuk dapat menarik perhatian dan juga minat target audiensnya, “Generation Girl” melakukan strategi komunikasi eksternal public relationsnya yang tepat untuk menarik minat perempuan di Indonesia dalam mengikuti program-program yang diadakan oleh “Generation Girl”. “Generation Girl” merupakan sebuah organisasi nonprofit yang bertujuan untuk mengedukasi perempuan di bidang STEM melalui program-program yang inovasi dan juga seru. “Generation Girl” sudah melakukan strategi komunikasi eksternal public relations untuk menarik minat targetnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi komunikasi eksternal yang sudah dilakukan oleh “Generation Girl” untuk mempromosikan program-programnya di masyarakat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menyebarkan informasi program dan organisasinya, “Generation Girl” memanfaatkan 3 media yang terdiri dari; media online, media masssa, dan media nirmassa dengan menggunakan teori strategi komunikasi eksternal. Hal ini dapat mempermudah “Generation Girl” untuk menarik partisipan supaya dapat mengikuti program yang diadakan oleh “Generation Girl”.STEM (science, technology, engineering, and math) is a field of science and technology that is more popular with men than women. There is still a perception that women are not required to pursue higher education, particularly in STEM fields. From this perspective, “Generation Girl” aims to change these prejudices and encourage Indonesian women to study science in the STEM world through its programs. In order to attract the attention and interest of the target audience, “Generation Girl” will implement appropriate external public relations communication strategies to attract Indonesian women to participate in “Generation Girl” programs. “Generation Girl” is a non-profit organization dedicated to educating women in STEM fields through innovative and exciting programs This study aims to describe the external communication strategies that have been carried out by “Generation Girl” to promote their programs in the community. This study used descriptive qualitative research. Data collection techniques used include interviews, observation, and documentation. The results of this study show that “Generation Girl” uses three media in disseminating information about its programs and organizations: online media, mass media, and non-mass media using external communication strategy theory. This makes it easier for the organization to recruit “Generation Girl” program participant

    Pengaruh Lingkungan Keluarga, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Motivasi Kewirausahaan terhadap Minat Mendirikan Usaha Baru mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan Self Efficacy sebagai moderasi

    Get PDF
    This study aims to determine the influence of family environment, entrepreneurship knowledge, and entrepreneurship motivation on the interest in establishing a new business among students of the Faculty of Economics and Business at Satya Wacana Christian University in Salatiga, with self-efficacy as a moderator. This study used a quantitative approach with purposive sampling technique. Data were collected through questionnaires and analyzed using multiple linear regression and moderation analysis. The results showed that family environment does not have a significant effect on the interest in establishing a new business, entrepreneurship knowledge does not have a significant effect on the interest in establishing a new business, while entrepreneurship motivation have a positive and significant effect on the interest in establishing a new business among students. In addition, self-efficacy weakens the influence of family environment, entrepreneurship knowledge, and entrepreneurship motivation on the interest in establishing a new business among students. This study contributes to the development of knowledge about the factors that influence students' interest in establishing a new business and provides recommendations for students to improve their interest and ability in entrepreneurship.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga, pengetahuan kewirausahaan, dan motivasi kewirausahaan terhadap minat mendirikan usaha baru mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan self efficacy sebagai moderasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linear berganda dan analisis moderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan keluarga tidak berpengaruh terhadap minat mendirikan usaha baru, pengetahuan kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap minat mendirikan usaha baru, sedangkan motivasi kewirausahaan berpengaruh positif serta signifikan terhadap minat mendirikan usaha baru mahasiswa. Selain itu, self efficacy juga memperlemah pengaruh lingkungan keluarga, pengetahuan kewirausahaan, dan motivasi kewirausahaan terhadap minat mendirikan usaha baru mahasiswa. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk mendirikan usaha baru dan memberikan rekomendasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan minat dan kemampuan dalam berwirausaha

    Pengaruh Modal, Pengenalan Peluang, dan Kepercayaan Diri terhadap Minat Berwirausaha studi pada Mahasiswa FEB UKSW dengan Peran Keluarga sebagai Variabel Moderasi

    Get PDF
    Kesempatan berwirausaha di Indonesia masih sangat terbuka lebar apalagi bagi anak muda. Terlebih Indonesia akan segera mencapai puncak pertumbuhan demografis pada tahun 2030. Mahasiswa merupakan usia yang dituntut untuk memaksimalkan potensi diri. Mahasiswa dituntut dapat memaksimalkan peluang yang ada, terutama di bidang kewirausahaan. Perguruan tinggi berperan vital dalam mendorong mahasiswa menjadi wirausahawan untuk menciptakan peluang kerja baru. Dalam menjalankan atau memulai sebuah usaha individu memerlukan beberapa faktor yang mendukungnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh Modal, Pengenalan Peluang, dan Kepercayaan Diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa FEB UKSW dengan Peran Keluarga sebagai Variabel Moderasi. Penelitian ini menggunakan 96 responden dari mahasiswa FEB UKSW. Menggunakan metode kuantitatif dan data primer dengan melakukan penyebaran kuesioner melalui google form. Penelitian ini menggunakan teknik regresi linear dan analisis regresi moderasi (moderate regrassion analysis). Dibuktikan dengan hasil bahwa Pengenalan Peluang dan Kepercayaan Diri memberikan dampak positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa FEB UKSW. Variabel Modal memberikan hasil yaitu tidak mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa FEB UKSW. Peran keluarga dapat memoderasi atau memperkuat pengaruh modal terhadap minat berwirausaha mahasiswa FEB UKSW. Selain itu peran keluarga mampu memoderasi akan tetapi pengaruhnya memperlemah pengaruh pengenalan peluang terhadap minat berwirausaha. Sedangkan Peran Keluarga tidak dapat memoderasi pengaruh Kepercayaan diri terhadap minat berwirausaha. Kata Kunci : Modal, Pengenalan Peluang, Kepercayaan Diri, Peran KeluargaEntrepreneurship opportunities in Indonesia are still very wide open, especially for young people. Especially, Indonesia will soon reach the peak of demographic growth in 2030. Students are an age that is required to maximize their potential. Students are required to maximize existing opportunities, especially in the field of entrepreneurship. Universities play a vital role in encouraging students to become entrepreneurs to create new job opportunities. In running or starting an individual business, several factors need to be supported. Therefore, this research aims to examine how much influence Capital, Opportunity Recognition, and SelfConfidence have on SWCU FEB students' interest in entrepreneurship with the Role of Family as a Moderating Variable. This research used 96 respondents from SWCU FEB students. Using quantitative methods and primary data by distributing questionnaires via Google Form. This research uses linear regression techniques and moderate regression analysis. It is proven by the results that the Introduction to Opportunities and Self-Confidence have a positive and significant impact on the Entrepreneurial Interest of SWCU FEB Students. The Capital variable gives results that do not influence the interest in entrepreneurship of SWCU FEB students. The role of the family can moderate or strengthen the influence of capital on the interest in entrepreneurship of SWCU FEB students. Apart from that, the role of the family is able to moderate, but its influence weakens the influence of opportunity recognition on interest in entrepreneurship. Meanwhile, the role of the family cannot moderate the influence of self-confidence on interest in entrepreneurship

    8,793

    full texts

    10,095

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Institutional Repository of Satya Wacana Christian University is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇