39,886 research outputs found
PLURALISME SEBAGAI KENISCAYAAN DALAM MEMBANGUN KEHARMONISAN BANGSA
Era sekarang terkadang disebut sebagai era postmodern, bahkan sebagian besar kalangan futurology menyebut sebagai zaman post-tradisional. Pengistilahan atas periodesasi zaman tersebut dilatarbelakangi oleh heterogenitas dan pluralitas pandangan manusia modern yang sementara mengalami kegelisahan dan keresahan jiwa dan pikirannya mengenai ātrans-eksistensiā manusia modern. Tantangan besar bagi masyarakat sekarang adalah isu globalisasi, demokratisasi, pluralisme, danādalam keadaan tertentuāberbagai benturan kebudayaan diramalkan akan terjadi. Agama sesungguhnya mempunyai peran-peran strategis dan teleologis di era global tersebut dan agama (al-Islam)1 mempunyai cita moral dalam pembangunan peradaban umat manusia
QUO VADIS FILSAFAT ISLAM (Menelusuri dan Merumuskan Format Keilmuan Filsafat Islam)
Tulisan ini bermula dari sebuah sesi perkuliahan mata kuliah Filsafat Islam Tematik tentang Manusia yang penulis ampu di Jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin Studi Agama dan Pemikiran Islam. Ketika membahas topik tentang hakikat penciptaan manusia, penulis merasa perlu untuk mencari āalat peragaā dalam bentuk video yang menggambarkan tahap-tahap embrionik penciptaan manusia, terutama ketika manusia berada di dalam kandungan sampai dilahirkan ke muka bumi. Di sesi pertemuan kelas, penulis mengajak mahasiswa untuk menonton video tersebut. Seusai itu, penulis meminta komentar dari mereka tentang video yang baru saja ditonton bersama itu
PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TENTANGALAM DAN LINGKUNGAN
"Alam" or universe is everything except Allah. According to the
philosophical view of Islamic education, from its very first creation,
it has been being in the equilibrium. The human being who is
part of the universe is also in accordance with its equibrium. God
has given the human being the gauide in the form of religion in
order that people in general can live in such good life that they
can conform with the universe equilibrium With religion, people
can do their double function, as bondsmen and caliph.
This writing will try to let readers know that many verses of the
Holy Koran talk about people's must to conserve and to preserve
the universe. Such attitude is needed and related to God but ""'
people's attention to the universe preservation is less and this
will cause the sorrounding to be in dangerous for them. The
readers are hoped to read this article on the universe in the
philosophical view of Islamic education
Implementing Multiple Intellegences Theory in the Classroom
Multiple Intellegences theory has stimulated teachers to find more ways to help all of student in the class. It is very important that the teacher take individual differences among the student very seriously. Everyone is born possessing the eight intelligences. Nevertheless, all students will come into the classroom with different sets of developed intelligences. This means that each child will have his own unique set of intellectual strengths and weaknesses. These sets determine how easy (or difficult) it is for a student to learn information when it is presented in a particular manner. This is commonly referred to as a learning style. Many learning styles can be found within one classroom. Therefore, it is impossible, as well as impractical, for a teacher to accommodate every lesson to all of the learning styles found within the classroom. Nevertheless the teacher can show students how to use their more developed intelligences to assist in the understanding of a subject which normally employs their weaker intelligences.
Keyword: Multiple intelegences, implementation, classroo
A Model of Preservation in Managing Old Collection at the Library of Kolese St. Ignatius Yogyakarta, Indonesia
This paper is aimed at finding out a preservation model in managing old collection at the library of Kolese St. Ignatius
Yogyakarta. It is believed that the model has become important in the way to approach the old collection. Besides, the
library is regarded as one of the oldest in Yogyakarta that has been established in 1972. This means that it has a lot
of old collection which need preservation and conservation. Object of this research is activities of preservation and
its subject is the staffs who are responsible for the preservation. The research uses a qualitative method. The result
shows that the model of preservation is based on three approaches: namely preventive, curative, and restorative.
Those approaches have been used and implemented systematically and regularly.
Keywords: Preservation Model, Preservation Management, Library of Kolese St. Ignatius Yogyakart
KONTESTASI POLITIK BUDAYA ANTARA WENGKER DAN KADIRI: FRAGMENTASI GENEALOGI KESENIAN JARANAN
Kesenian Jaranan sangat vital bagi masyarakat Kediri. Diuri-uri sebagai ikon budaya dan identitas daerah. Banyak versi kisah latar genealogis Jaranan, hal ini mengimbas pada samarnya makna sesungguhnya atas keberadaannya secara hakiki. Padahal mewujudnya kesenian, apalagi ketika telah menjadi ritus tentu dilatarbelakangi oleh suatu proses pergulatan baik pada ranah politik dan budaya yang dahsyat antara berbagai pihak.
Kajian ini termasuk penelitian kualitatif di bidang filsafat sejarah kebudayaan. Menelaah peristiwa dan bentuk-bentuk kebudayaan dalam batasan ruang dan waktu; mendekati hakikat sebagai sifat esensi manusia untuk mengatasi ruang dan waktu empiris, dimensi sejarah dan setempat, memandang kebudayaan dari segi realisasi kemanusiaan. Metode yang digunakan adalah pendekatan sejarah spekulatif. Menindaklanjuti temuan-temuan penelitian sejarah yang terkait dengan keberadaan serta relasi antara kerajaan Wengker dan Kadiri terutama dalam konteks kontestasi politik keduanya pada masa Jawa Kuno di Jawa Timur, kemudian merenungkannya untuk menemukan hikmah Hikmah kajian ini adalah bahwa kapanpun dan dimanapun
manusia selalu harus berani bertarung melawan kejahatan, meski
kejahatan mewujud dalam bentuk penguasa yang sangat mengerikan
sekalipun. Dan nilai yang paling urgen dari kesenian Jaranan
adalah lahirnya tradisi untuk selalu sadar dalam menjaga dan menjalin
kedekatan yang intens dengan alam, manusia dan Tuhan. Artinya,
melalui tradisi ini, manusia diharapkan mampu mencerminkan
kehidupan keseharian yang ulet, sederhana dan penuh kearifan
baik dalam konteks vertikal (ketuhanan) dan horizontal (alam dan
manusia).
Kata Kunci: Kontestasi, Jaranan, Fragmentasi, Genealogi,
Wengker, Kediri
- ā¦