2,547 research outputs found
Extension and applications of the GVVPT2 method to the study of transition metals
The ground and low-lying excited electronic states of molecules of the first ( 2 Sc , 2 Cr , 2 Mn , and 2 Ni ) and second ( 2 Y , 2 Mo , and 2 Tc ) row of transition elements have been investigated for the first time with the generalized Van Vleck second order multireference perturbation theory (GVVPT2) method, a variant of MRPT. All potential energy curves (PECs) obtained in these studies were smooth and continuous; that is, they are free from wiggles or inflexion points. In order to account for relativistic effects, which become important in heavy elements, the GVVPT2 method was extended to include scalar relativistic effects through the spin-free exact two component (sf-X2C) method and used in the studies of all molecules of second row transition elements and some of those of the first row considered in this present work. GVVPT2 studies of triatomic lithium and beryllium were also done as a first step to studies of small clusters of transition metals. The spectroscopic constants (bond lengths, harmonic frequencies, bond energies, and adiabatic transition energies) obtained for all PECs at the GVVPT2 level were in good agreement with experimental data, where available, and with results from previous studies using other high level ab initio methods. Optimized geometries of the triatomics were also in good agreement with previous findings. The studies included electronic states (e.g., the g 1 g 1 2 ÎŁ and 3 ÎŁ states of 2 Y as well as the g 5 1 ÎŁ and g 9 1 ÎŁ states of 2 Tc ) not previously discussed in the literature.
As a first step to applying GVVPT2 to the study of relatively larger systems, the present work includes the results of efforts on improving DFT-in-DFT embedding theory. New equations were determined which involved an additional constraint of orthogonality of the orbitals of one subsystem to those of the complementary subsystem as warranted by formal arguments based on the formulation of DFT-in-DFT embedding. A computer program was realized using the new embedding equations and test calculations performed. Analyses of electron density deformations in embedding theory, in comparison with conventional Kohn-Sham (KS)-DFT densities, were performed using the new embedding program and a computer code that was also written to compute electron densities of molecules in real space, given reduced one particle density matrices. The results revealed that whereas the current formulation of DFT-in-DFT embedding theory generally underestimates electron density, at the interface between subsystems in comparison with conventional KS-DFT calculations of the supermolecule, the new DFT-in-DFT embedding scheme with the external orthogonality constraint was found to remedy the situation. Worthy of special note in this new embedding protocol is the fact that the nonadditive kinetic potential ( T v ), thought to be a major cause of weaknesses in DFT-in-DFT embedding and to which many previous research efforts have been devoted, can be set exactly to zero. The present work therefore realized, for the first time, a new DFT-in-DFT embedding theory that neither relies on kinetic functionals nor requires a supermolecular DFT calculation. Test calculations using the new embedding theory and supermolecular basis set expansion of KS orbitals reproduced conventional KS-DFT energies to at least the 7th decimal place (and even exactly at many geometries). A new way of expanding KS orbitals was also employed in the new embedding protocol, which is intermediate between the usual supermolecular and monomer basis expansions, referred to as the “extended monomer expansion”. The monomer basis expansion scheme was inadequate for the new DFT-in-DFT embedding protocol. Test calculations found this novel, computationally cheaper, extended monomer approach to give results quite close to those from supermolecular basis expansions
PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL
INTISARI
Latar Belakang: Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan daya ingat dan daya pikir yang dapat menimbulkan gangguan terhadap fungsi
kehidupan sehari-hari. Diperlukan terapi untuk mengantisipasi demensia menjadi semakin
buruk. Senam otak adalah gerakan tubuh sederhana yang digunakan untuk jalan keluar
bagi bagian-bagian otak yang terhambat agar dapat berfungsi maksimal.
Tujuan: Diketahui pengaruh senam otak (brain gym) terhadap kejadian demensia pada
lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Wredha Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan
Bantul.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre-experiment dengan rancangan one group
pretest posttest. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 Mei 2016 sampai dengan 2 Juni
2016 di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta. Populasi sebanyak 28 orang.
Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Uji normalitas data
menggunakan shapirow wilk. Analisis data menggunakan uji paired t-test.
Hasil: Hasil uji statistik dengan paired t-test yaitu p value untuk kejadian demensia pretest
dan posttest sebesar p (0,000) < 0,05.
Kesimpulan: Ada pengaruh senam otak (brain gym) terhadap kejadian demensia pada
lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan
Bantul.
Saran: Diharapkan lansia dapat menggunakan senam otak (brain gym) untuk interpretasi
pencegahan dan memperlambat kejadian demensianya
HUBUNGAN IBU HAMIL ANEMIA DENGAN STUNTING PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN 2016
Latar Belakang : Kadar hemoglobin ibu hamil berhubungan dengan panjang
bayi yang nantinya akan dilahirkan, semakin tinggi kadar Hb semakin panjang
ukuran bayi yang akan dilahirkan. Pada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan
pen
yaluran oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang
mempengaruhi fungsi plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan
gangguan tumbuh kembang janin. Gunungkidul menjadi kabupaten dengan jumlah
bayi baru lahir stunting
tertinggi di DIY yaitu 11,08%.
Tujuan penelitian: mengetahui hubungan ibu hamil anemia dengan stunting
pada bayi baru lahir di RSUD Wonosari Gunungkidul tahun 2016.
Metode Penelitian: Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Case
control dengan metode analitik observasional .Pendekatan waktu yang digunakan
adalah retros pektive study. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 616 bayi baru
lahir, teknik sampel yang digunakan adalah random sampling. Analisa yang
digunakan
adalah uji statistic chi square.
Hasil penelitian: sebagian besar responden stunting dengan anemia sebanyak 27
responden (43,5%),tidak stunting dengan anemia sebanyak 15 responden (24,2%).
Uji statistik chi square didapatkan hasil hasil x
2
hi
tung 51.85 dan p=0,023 (p<0,05).
Simpulan dan Saran: Ada hubungan ibu hamil anemia dengan stunting pada
bayi baru lahir di RSUD Wonosari Gunungkidul 2016. Bagi ibu hamil yang memiliki
kadar hemoglobin rendah agar memperbaiki status gizinya sehingga kadar
hemoglobin dapat meningkat dan dapat mencegah terjadinya bayi lahir stunting
dengan memperhatikan ketersediaan pangan yang ada. Bagi ibu hamil yang memiliki
kadar hemoglobin ≥ 11gr% agar dapat menjaga nutrisinya sehingga kadar
hemoglobin tetap tinggi
Hubungan Penerapan Komunikasi Terapeutik dengan Persepsi Pasien terhadap Mutu Asuhan Keperawatan di RSU At-Turots Al-Islamy Yogyakarta
INTISARI
Latar belakang: Persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan akan berdampak
pada keputusan membeli ulang pasien serta citra rumah sakit. Persepsi pasien terhadap
mutu asuhan keperawatan dipengaruhi oleh faktor penerapan komunikasi terapeutik
perawat yang belum optimal baik dari orientasi, tahap kerja, dan tahap terminasi.
Tujian Penelitian: Mengetahui hubungan penerapan komunikasi terapeutik dengan
persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan di RSU At-Turots Al-Islamy
Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan
pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik Quota Sampling dengan
jumlah sampel berjumlah 79 pasien dirawat inap di RSU At-Turots Al Islamy
Yogyakarta. Analisis data penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment.
Hasil penelitian: Hasil uji statistik Pearson Product Moment didapatkan nilai korelasi
sebesar r 0,581 dengan taraf signifikan p sebesar 0.000 (p<0,05).
Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara penerapan komunikasi terapeutik
dengan persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan di RSU At-Turots Al-Islamy
Yogyakarta
Saran: Diharapkan kepada bidang keperawatan RSU At-Turots Al Islamy Yogyakarta
untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan tentang penerapan komunikasi terapeutik
kepada semua perawat pelaksana sehingga persepsi pasien terhadap mutu asuhan
keperawatan akan meningkat.
Kata kunci : Komunikasi Terapeutik, Persepsi Pasien, Mutu Asuhan Keperawatan
Kepustakaan : 37 buku (2004-2013), 5 skripsi, 5 jurnal, 5 website
Halaman : xiii. 100 halaman, 9 tabel, 2 gambar, 15 lampira
Pengaruh Penyuluhan tentang Aborsi pada Remaja terhadap Persepsi Siswi Kelas X tentang Aborsi di Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta II
Latar Belakang: Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2010), tercatat 4,9% remaja melakukan aborsi pada usia 15-19 tahun dan remaja usia 20-24 tahun. Tercatat bahwa insiden aborsi lebih tinggi di perkotaan 3,8% dibandingkan di pedesaan 3,3%. Angka yang tinggi ini bisa menjadi indikasi adanya perubahan persepsi remaja terhadap masalah seks. Aborsi di kalangan remaja bisa terjadi karena rasa takut pada orang tua dan masyarakat sekelilingnya serta peraturan sekolah. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang aborsi pada remaja terhadap persepsi siswi kelas X tentang aborsi di Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta II tahun 2015. Metode: Desain penelitian ini adalah “Pre Experiment” dengan rancangan penelitian “The One Group Pre Test-Post Test Design”. Hasil: Hasil uji statistik nonparametris dengan “uji Wilcoxon” diperoleh nilai Z sebesar -6,022 dan Asymp.Sig. 0,000. Simpulan: Kesimpulannya terdapat pengaruh penyuluhan tentang aborsi pada remaja terhadap persepsi siswi kelas X tentang aborsi di Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta II tahun 2015. Saran: Saran bagi siswi kelas X Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta II tahun 2015 Meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang aborsi sehingga terbentuk persepsi positif mengenai aborsi
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PEER EDUCATION TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VII DAN VIII DI MTS ASSALAAM TEMANGGUNG
INTISARI
Latar Belakang: Menarche merupakan menstruasi pertama yang terjadi dalam
rentang usia 10-16 tahun. Menarche dapat menimbulkan kecemasan, ini disebabkan
oleh kesiapan mental, kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang cukup baik
tentang perubahan saat menstruasi. Peran pendidikan teman sebaya akan lebih
diterima oleh remaja karena sifat teman sebaya yang cenderung lebih dekat dan
memiliki resiko yang sama.
Tujuan: Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan melalui peer education
terhadap kesiapan menghadapi menarche pada siswi kelas VII dan VIII di MTS
Assalaam Temanggung.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan Pre-Eksperimen dengan desain
One Group Pretest Posttest. Teknik pengambilan sample menggunakan purposive
sampling berjumlah 40 siswi. Uji statististik menggunakan Wilcoxson Pairs Test.
Hasil: Terdapat perbedaan kesiapan menghadapi menarche sebelum diberikan
pendidikan kesehatan melalui peer education dan setelah diberikan pendidikan
kesehatan melalui peer education. Dari analisis data diketahui p value sebesar
0,000.
Simpulan dan Saran: Ada pengaruh pendidikan melalui peer education terhadap
kesiapan menghadapi menarche pada siswi kelas VII dan VIII di MTS Assalaam
Temanggung. Diharapkan siswi MTS Assalaam Temanggung dapat mencari
informasi tentang kesehatan reproduksi dan rutin berdiskusi dengan teman, orang
tua, maupun guru tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi khususnya tentang
menarche
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Peer Educator, Menarche
Kepustakaan : 22 buku (2006-2014), 11 Jurnal, 1 Al-Quran, 8 Website, 6
Skripsi
Jumlah Halaman : i-x halaman, 58 halaman, 8 tabel, 2 gambar, 17 lampira
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Manajemen Laktasi dengan Pemberian ASI EKsklusif di Desa Bligo Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang
Latar Belakang : Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat, baik pada
tatanan provinsi maupun nasional. Kematian bayi bisa diturunkan dengan
pemberian ASI Eksklusif. Salah satu faktor yang mendominasi pemberian ASI
Eksklusif yaitu pengetahuan ibu khususnya tentang manajemen laktasi.
Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang manajemen
laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar,
Kabupaten Magelang .
Metode : Metode yang digunakan kuantitatif korelasional dengan pendekatan
cross sectional, pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh dan analisa
data menggunakan Chi Square.
Hasil : Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan tentang manajemen
laktasi yang masuk ke dalam kategori cukup 22 orang (50%). Sebagian besar ibu
tidak memberikan ASI Eksklusif 24 orang (54.5%). Ada hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif,
hubungan dengan tingkat sedang. Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai X2
hitung sebesar 23.467 dan signifikan pada 0.000 (p-value < 0.05).
Simpulan : Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang manajemen
laktasi dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar,
Kabupaten Magelang.
Saran : Diharapkan orang tua dapat membuka wawasan tentang manajemen
laktasi pada ibu menyusui dan dapat mempraktekkan pengetahuannya dalam
bentuk pemberian ASI Eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan
Pengaruh Latihan Hatha Yoga terhadap Tingkat Stres pada Wanita di Dusun Karang Tengah Sleman Yogyakarta
Latar belakang: Stres adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi
secara mental, fisik, emosional, dan spiritual, yang pada suatu saat dapat
mempengaruhui kesehatan fisik manusia. Latihan Hatha Yoga adalah salah satu cara
yang dapat digunakan untuk mencegah atau minimal menguranggi stres.
Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan hatha yoga terhadap tingkat stres pada wanita di
Dusun Karang Tengah Sleman Yogyakarta.
Metodologi penelitian: Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan
yang digunakan Pretest-Posttest with Control Grup. Teknik pengambilan sampel dengan
random sampling dan didapat 34 responden. Terbagi dalam 2 kelompok, 17 kelompok
intervensi dan 17 kelompok kontrol. Cara pembagian responden antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol dengan Accidental Sampling. Analisa data yang
digunakan adalah Wilcoxon Math Pairs Test.
Hasil penelitian: Berdasarkan uji statistuk didapatkan penurunan tingkat stres pada
kelompok intervensi dengan nilai p = 0,02. Hal ini menunjukkan ada pengaruh latihan
hatha yoga terhadap tingkat stres pada kelompok intervensi.
Saran: Diharapkan wanita melakukan latihan hatha yoga sebagai salah satu upaya
mencegah atau mengurangi stres
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNMET NEED PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KELURAHAN SOROSUTAN RW 11 YOGYAKARTA
LatarBelakang :
Konsep
“unmet need”
mendeskripsikan kondisi perempuan
pada usia reproduksi yang ti
dak menginginkan anak dalam
waktu dekat atau tidak
menginginkan anak lagi tetapi tidak mengguna
kan kontrasepsi. Pada tahun 2015 mencapai
7,73% meningkat pada tahun 2016
unmet need
sebanyak 8,27% yang
terdiri dari ingin
anak tunda (IAT) sebanyak 21,3% dan
tidak ingin anak lagi (TIAL) 23,89%.
Tujuan :
Penelitian ini mengidentifikasi
gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi
unmet need
pada pasangan usia subur (PUS
) di Kelurahan Sorosutan RW 11
Kecamatan Umbulharjo Daerah Istimewa Yogyakarta.
Metode :
Metode deskriptif dengan pendekatan
cross sectional.
Responden
terdiri dari 56 orang dan di
ambil dengan menggunakan teknik
total sampling
. Data diambil
dengan kuesioner dan lembar identitas kemudi
an dianalisis dengan analisis univariat.
Hasil :
Sebagian besar pada penelitian ini
berada pada usia tidak beresiko
sebanyak 30 (53,6%) dan 26 (46,4%) responde
n dengan usia beresiko, sebagian besar
responden pada penelitian ini memiliki latar belakang pendidikan tinggi yaitu sebanyak 44
(78,5%) responden dan sebanya
k 12 (21,4%) responden memilki latar belakang
pendidikan rendah, sebagian
besar responden pada peneli
tian ini berstatus bekerja
sebanyak 31 (55,3%) responden dan 25 (44,6%)
responden yang bersetatus tidak memiliki
pekerjaan, sebagian besar responden pada penelit
ian ini memiliki status riwayat persalinan
multipara sebanyak 35 (62,5%) responden dan 21 (37,5%) responden memiliki status
riwayat persalinan primipara, sebagian be
sar responden pada penelitian ini mendapatkan
dukungan suamisebanyak 30 (53,5%) responden
dan sebanyak 26 (46,4%
) responden tidak
mendapatkan dukungan suami.
Simpulan dan saran :
sebagian besar responden pada penelitian ini usia tidak
beresiko sebanyak 30 (53,6%) responde
n, pendidikan tinggi sebanyak 44 (78,5%)
responden, dan berstatus bekerja sebanyak
31 (55,3%) responden, riwayat persalinan
multipara sebanyak 35 (62,5%) responden dan dukungan suami sebanyak 30 (53,6%)
responden. Pasangan usia subur disaranka
n untuk menggunakan kontrasepsi baik untuk
tujuan menjarangkan kelahiran
maupun menghentikan kelahiran
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN FISIK AEROBIC DAN LAND-BASED AEROBIC EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PADA REMAJA
Latar Belakang
-
Di
era
modern
ini,
begitu banyak teknologi dan fasilitas yang
memudahkan kita dalam berkegiatan. Dengan ketergantungan
tersebut, kebanyakan
mahasiswa memiliki kebugaran jasmani (
VO
2
Max
) yang kurang baik. Studi literature
yang didapatkan dari beberapa negara menunjukkan status tingkat
VO
2
Max
orang
Indonesia merupakan yang terendah.
Tujuan
–
Untuk mengetahui adanya perbedaan
pengaruh latihan fisik
aerobic
dan
land
-
based aerobi
exercise
terhadap peningkatan
VO
2
Max
pada
remaja.
Metode
–
Jenis penelitian
quasi
eksperimen dengan
pre
-
test
dan
post
-
test control group
design
. Penelitian dilaksanak
an di Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta dengan sampel 8 mahasiswa yang mengalami penurunan
VO
2
Max
.
Jumlah subyek dikelompok secara acak dalam dua kelompok. Kelompok I diberi
perlakuan latihan fisik
aerobic
tiga kali seminggu dan kelompok II diberi perlakuan
land
-
based
aerobic
tiga kali seminggu selama 8 minggu. Alat ukur nilai
VO
2
Max
dengan
6 minute walking test.
Uji normalitas dengan
shapiro
-
wilk
test
dan
homogenitas menggunakan
levene’s test
. Uji kelompok perlakuan 1 & 2 dengan
paired sample t
-
test
dan
uji beda menggunakan
indepen
dent
sample
t
-
test
.
Hasil
–
Uji kel I & II nilai p=0.000 (p<0.05) dan nilai p=0.001 (p<0.05). Hasil uji beda nilai
p=0.007 (p<0.05).
Kesimpulan
–
Ada perbedaan pengaruh latihan fisik
aerobic
dan
land
-
based aerobic exercise
terh
adap peningkatan
VO
2
Max
pada remaja.
Saran
–
Peneliti selanjutnya dapat meng
kontrol
aktivitas sampel selama penelitia
- …