53,326 research outputs found

    Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Gizi Terhadap Asupan Kalium Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Rawat Jalan Di Rsud Sukoharjo

    Get PDF
    Latar Belakang: Pengaturan pola konsumsi pangan penderita gagal ginjal kronik termasuk diet rendah kalium dilakukan untuk membantu mengurangi kerja ginjal. Perilaku diet kalium pasien gagal ginjal dipengaruhi oleh pemahaman pasien tentang diet kalium. Tingkat pendidikan pasien gagal ginjal berhubungan dengan kemampuan pasien memahami manfaat diet kalium. Tujuan: mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi terhadap asupan kalium pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa rawat jalan Di RSUD Sukoharjo. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan korelasi Rank Spearman. Hasil: Dalam penelitian ini terdapat 33 responden. Sebagian besar responden merupakan lulusan SD (36%) dan SMA (36%). Terdapat (58%) responden yang memiliki pengetahuan gizi cukup, dan (42%) yang memiliki pengetahuan gizi yang baik. Terdapat responden (58%) yang memiliki asupan kalium normal, dan (42%) yang memiliki asupan kalium tinggi. Hasil uji Rank Spearman hubungan pendidikan dengan asupan kalium diperoleh nilai r sebesar -0,352 (p-value) 0,045, sedangkan hasil uji Rank Spearman hubungan pengetahuan dengan asupan kalium diperoleh nilai r sebesar -0,567 (p-value) 0,001. Kesimpulan Penelitian: Ada hubungan yang negatif antara tingkat pendidikan terhadap asupan kalium dan pengetahuan terhadap asupan kalium pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa rawat jalan di RSUD Sukoharjo yaitu semakin tinggi pendidikan dan pengetahuan gizi maka semakin rendah asupan kalium. Saran Penelitian: Bagi penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa hendaknya senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang perawatan kesehatan mandiri, salah satunya mengenai diet rendah kalium. Bagi ahli gizi hendaknya senantiasa berusaha meningkatkan pengetahuan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa

    Pengaruh Kombinasi Aplikasi Kalium dan Beauveria bassiana pada Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Varietas Cilembu di Lahan Kering, Jatikerto

    Get PDF
    Ubi jalar cilembu adalah tanaman umbi yang saat ini mempunyai peran penting tidak hanya sebagai bahan pangan pengganti, tetapi juga sebagai sumber bahan baku industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi pupuk kalium dan waktu aplikasi B. bassiana yang tepat agar diperoleh pertumbuhan, hasil dan kualitas umbi ubi jalar varietas Cilembu yang terbaik di dataran rendah Jatikerto. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 hingga Maret 2019 di Agrotechno park Jatikerto. Penelitan menggunakan Rancangan Acak kelompok yang terdiri dari 12 perlakuan yaitu (P1) 75% kalium + B. bassiana 20 hst, (P2) 75% kalium + B. bassiana 35 hst, (P3) 75% kalium + B. bassiana 50 hst, (P4) 100% kalium + B. bassiana 20 hst, (P5) 100% kalium + B. bassiana 35 hst, (P6) 100% kalium + B. bassiana 50 hst, (P7) 125% kalium + B. bassiana 20 hst, (P8) 125% kalium + B. bassiana 35 hst, (P9) 125% kalium + B. bassiana 50 hst, (P10) 75% kalium + tanpa B. bassiana, (P11) 100% kalium + tanpa B. bassiana dan (P12) 125% kalium + tanpa B. bassiana dengan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Analisis data yang digunakan adalah uji F taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji BNJ taraf 5% jika ada pengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kalium dan B. bassiana memberikan pengaruh yang nyata pada parameter jumlah daun, bobot kering total tanaman, jumlah umbi per tanaman, bobot umbi per tanaman, hasil panen per hektar, jumlah umbi mulus dan kandungan gula terlarut

    Penentuan Kadar Kalium Pada Kulit Pisang (Musa paradisiaca L.) dan Kulit Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Sebagai Sumber Mikronutrien

    Get PDF
    Pisang dan nanas merupakan buah yang banyak diolah oleh masyarakat Indonesia. Pengolahan pisang dan nanas yang banyak akan menghasilkan limbah berupa kulit. Diketahui bahwa kulit pisang dan kulit nanas mengandung mineral kalium yang dapat menunjang kebutuhan kalium di dalam tubuh. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat kadar kalium kulit pisang dan kulit nanas dalam bentuk simplisia. Metode: simplisia kulit pisang dan kulit nanas dianalisis menggunakan alat spektrofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 766,5 nm. Penentuan kadar kalium dilakukan di laboratorium SUCOFINDO. Hasil: Hasil memunjukkan bahwa kadar kalium simplisia kulit pisang sebesar 0.514 mg/g dan kalium pada kulit nanas sebesar 0.134 mg/g. Kesimpulan: simplisia kulit pisang dan kulit nanas dapat berpotensi sebagai sumber kalium yang dapat bermanfaat dalam menunjang kebutuhan kalium tubuh

    Kinetika Reaksi Pembentukan Kalium Sulfat Dari Ekstrak Abu Jerami Padi Dengan Asam Sulfat

    Full text link
    Kalium sulfat merupakan salah satu senyawa kimia yang penting bagi perindustrian di Indonesia, umumnya untukindustri pupuk. Hal ini terbukti dengan tingginya kalium sulfat yang diimpor dari luar negeri untuk mencukupikekurangan kalium sulfat yang ada di Indonesia. Dengan keadaan seperti ini dicoba untuk mencari alternatif laindalam pembuatan kalium sulfat. Salah satu cara pembuatan dari kalium sulfat adalah dengan mereaksikan H2SO4dengan K2CO3 yang terdapat dalam ekstrak abu merang. Tujuan penelitian adalah, meneliti besarnya pengaruhvariabel suhu dan waktu. Variabel yang digunakan adalah waktu (15, 20, 25, 30 dan 35 menit) dan suhu (40, 50, 60, 70dan 80 °C). Dari hasil penelitian ini diperoleh reaksi pembentukan kalium sulfat dari kalium karbonat mengikuti ordesatu semu. Harga konstanta laju reaksi atau (k) yang diperoleh sebesar: k = -1,577 x 10-3 . e-126,173 / R /

    Efisiensi Penggunaan Pupuk Kalium pada Kedelai di Lahan Sawah

    Full text link
    Di lahan sawah, program intensifikasi tanaman padi telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun dan akhir-akhir ini telah dilaporkan tentang kemunduran tingkat kesuburan tanah sawah yang cukup parah (kadar C-organik tanah, kadar NPKS yang rendah). Oleh karena kedelai di lahan sawah ditanam mengikuti pola tanam setelah padi, maka secara langsung maupun tidak langsung kondisi lahan sawah tersebut berpengaruh terhadap penampilan tanaman kedelai. Gejala kahat kalium sudah diindentifikasi sejak awal tahun 1980 pada lahan sawah Vertisol. Akhir-akhir ini gejala tersebut terlihat juga pada jenis tanah Entisol dan Alfisol. Penggunaan pupuk kalium untuk kalangan petani tidak sepopuler dibanding unsur hara Nitrogen sehingga aplikasi pupuk Kalium oleh petani masih minim. Disisi lain anjuran teknologi produksi kedelai khususnya aplikasi pupuk masih bersifat umum. Ada dua aspek yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pupuk kalium tersebut yaitu : pada aspek tanaman itu sendiri dan aspek tanah. Pada aspek tanaman diupayakan dengan pendekatan membuat varietas kedelai unggul baru yang efisien dalam menggunakan unsur hara. Untuk aspek tanah, salah satu melalui metode aplikasi dengan cara pupuk Kalium disebar pada permukaan lahan sebelum tanam. Takaran pupuk kalium anjuran berkisar antara 50–150 kg KCl/ha, tergantung tingkat kekahatan kalium. Pada kondisi tertentu aplikasi pupuk Kalium perlu dikombinasi dengan waktu irigasi dan penggunaan pupuk sulfur dan pupuk kandang (20 t/ha) dan pembakaran jerami karena dapat menambah ketersediaan hara kalium

    PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA DAN KALIUM IODAT TERHADAP SIFAT KIMIA, PERTUMBUHAN, HASIL DAN KANDUNGAN IODIUM DALAM BIJI JAGUNG MANIS (ZEA MAYS L. VAR. SACCHARATA)

    Get PDF
    MINARNI, 2014. Pengaruh Pemberian Air Kelapa dan Kalium Iodat Terhadap Sifat Kimia, Pertumbuhan, Hasil dan Kandungan Iodium Dalam Biji Jagung Manis (Zea mays L. Var. Saccharata). Tesis Magister, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, dibawah bimbingan Sufardi dan MuyassirABSTRAKPeranan hara kalium sangat urgen dalam pertanian jagung manis. Senyawa kalium iodat dan air kelapa diduga dapat menjadi alternatif solusi terbaik.Penelitian yang bertujuan untuk mengamati pengaruh interaksi antara dosis kalium iodat dan air kelapa terhadap sifat kimia tanah, kandungan iodium dalam biji dan hasil tanaman jagung (Zea mays L. Var. Saccharata) yang berlangsung dari bulan September sampai Desember 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan tiga ulangan. Ada dua faktor yang diteliti yaitu faktor dosis kalium iodat dan air kelapa yang terdiri atas tiga taraf kalium iodat (0, 60, 90 kg ha-1) dan tiga taraf air kelapa (0, 5500, 11000 liter ha-1). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada efek interaksi antara dosis kalium iodat dan air kelapa terhadap tinggi tanaman umur 45 HST, pH tanah , N-total tanah dan K-dd. Terjadi efek interaksi antara dosis kalium iodat dan air kelapa terhadap tinggi tanaman umur 30 HST, bobot kering berangkasan, bobot segar tongkol per batang, bobot segar tongkol pertama, bobot segar tongkol kedua, bobot segar tongkol per hektar, panjang tongkol pertama, panjang tongkol kedua, kadar iodium dalam biji jagung dan P-tersedia. Pemberian kalium iodat dan air kelapa dapat meningkatkan kadar iodium dalam biji jagung 2,58 % bila dibandingkan dengan kadar iodium dengan pemberian 0 kg ha-1 kalium iodat dan air kelapa sebesar 0,36 %.Kata Kunci : Kalium iodat, air kelapa, kandungan iodium dan jagung mani

    Kinetika Pertumbuhan Mikrobia dan Kemunduran Mutu Bakso Daging Terlapisi Pati Umbi Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium) yang Diinkorporasi Kalium Sorbat

    Full text link
    Kecepatan pertumbuhan mikrobia sebagai agen kerusakan dapat mengindikasikan kemunduran mutupangan sebagai substratnya. Adanya pelapis aktif pada permukaan bahan makanan akan mempengaruhi keduanya.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kinetika pertumbuhan mikrobia, dan kemunduran mutu bakso terlapisi pati umbi kimpul (X. sagittifolium) yang diinkorporasi kalium sorbat. Perlakuan yang dicoba dalam penelitian ini adalah konsentrasi kalium sorbat yang berbeda pada pelapis edible. Parameter pengamatan meliputi jumlah mikrobia, kadar protein, TVB-N, susut berat, dan tekstur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kalium sorbat berpengaruh nyata terhadap jumlah mikrobia, TVB-N, dan tekstur, serta berpengaruh tidak nyata terhadap kadar protein dan susut berat bakso. Jumlah mikrobia meningkat secara eksponensial dengan laju penghambatan 0,101 kali konsentrasi kalium sorbat, sementara TVB-N, dan tekstur bakso berubah secara linier dengan laju penghambatan masing-masing sebesar 0,584 dan 0,036 kali konsentrasi kalium sorbat. Pelapis edible aktif berbasis pati X. sagittifolium yang diinkorporasi kalium sorbat 0,6% dapat meningkatkan umur simpan bakso sampai 4 hari, sementara bakso tanpa pelapis hanya bertahan kurang dari 1 hari
    • …
    corecore