4,700,514 research outputs found

    Breast Cancer in Art Painting

    Get PDF
    Breast cancer is an emotive cancer. It is a disease that affects a visible sexual organ and it is the commonest single cause of death of women between 40 and 60 years of age. Nevertheless, this type of cancer was infrequently depicted in art paintings. In this article the themes from the breast cancer in famous art paintings are discussed

    ANALISIS DAMPAK PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA DI SINGKAWANG TENGAH

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembatasan kegiatan masyarakat terhadap penjualanpara Pedagang Kaki Lima (PKL) di Singkawang Tengah dan untuk menganalisis startegi yang dilakukan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) dalam mengatasi pembatasan kegiatan masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan data primer. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah berkurangnya penjualan sehingga menyebabkan turunnya jumlah permintaan, pengunjung, jumlah pendapatan, berkurangnya modal yang harus dikeluarkan serta berkurangnya jam operasional. Dan dengan melakukan strategi promosi seperti melalui media sosial, menitipkan barang kepada UMKM serta memberikan diskon kepada pembeli untuk meningkatkan penjualan selama masa PPKM

    RT-PCR Analysis of TOPBP1 Gene Expression in Hereditary Breast Cancer

    Get PDF
    Hereditary predisposition to breast cancer determined in large part by loss of function mutations in one of two genes BRCA1 and BRCA2. Besides BRCA1 and BRCA2 other genes are also likely to be involved in hereditary predisposition to breast cancer. TopBP1 protein is involved in DNA replication, DNA damage checkpoint response and transcriptional regulation. Expression of TopBP1 gene at the mRNA level was analyzed by semiquantitative reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) in 94 samples of hereditary breast cancer. Analysis of TopBP1 mRNA level showed that expression of TopBP1 is significantly downregulated in poorly differentiated breast cancer (grade III according Bloom-Richardson system (P<0.05)

    Taxation—Unconstitutional License Fees Recoverable in Absence of Formal Protest

    Get PDF
    Five Boros Elec. Contractors Ass\u27n Inc. v. City of New York, 12 N.Y.2d 146, 187 N.E.2d 774, 237 N.Y.S.2d 315 (1963)

    The Evolution of the Durham Rule in the District of Columbia (1954-1963)

    Get PDF

    Criminal Law and Procedure—Coram Nobis—Proper Remedy Where Defendant Has Been Wrongfully Prevented from Taking of Perfecting an Appeal

    Get PDF
    People v. Adams, 12 N.Y.2d 417, 190 N.E.2d 529, 240 N.Y.S.2d 155 (1963)

    Characterizing and Predicting Outcomes of Communication Delays in Infants and Toddlers: Implications for Clinical Practice

    Get PDF
    Purpose: This article focuses on using currently available data to assist speech-language pathologists (SLPs) in making decisions regarding a child\u27s eligibility and considerations for recommended dosage of early intervention (El) services. Method: Literature describing the characteristics of infants and toddlers who are likely recipients of El services was reviewed. Results: Current literature provides information that can be used to inform clinical decisions for infants and toddlers with established medical conditions, as well as those with risk factors, for oral language, communication, and subsequent literacy disabilities. This information is summarized. Conclusion: Extant literature suggests that El makes a critical difference in the developmental course of communication as well as in other learning domains for children with a variety of established conditions. The literature also provides guidance to SLPs who must evaluate and weigh risk factors for children with less clear eligibility for services

    Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi SD Negeri Wirosaban

    Get PDF
    Sekolah inklusi memiliki layanan pendidikan yang sama dengan sekolah regular pada umumnya yaitu antara anak normal dan ABK ditampung dalam kelas yang sama. Sehingga perlu adanya karakter yang bagi ABK. Tujuan penelitian adalah a) mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter percaya diri dan mandiri pada ABK di sekolah inklusi SD Negeri Wirosaban. b) mengetahui faktor pengambat dan pendukung pelaksanaan pendidikan karakter pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di sekolah inklusi SD Negeri Wirosaban. Jenis penelian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru kelas, Guru Pendamping Khusus (GPK), dan waka kurikulum. Objek penelitian yaitu peran sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter bagi  Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dilihat dari kurikulum, sarana dan prasarana serta peran guru, strategi yang digunakan guru, faktor pendukung dan penghambat implementasi karakter percaya diri dan mandiri kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, dokumentasi, dan observasi.  Data yang terkumpul dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter pada  Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yaitu menggunakan kurikulum regular yang telah di modifikasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sarana dan prasarana dalam menanamkan karakter pada  Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di sekolah inklusi cukup baik. Latar belakang pendidikan guru pun sesuai dengan bidangnya masing-masing. Adapun strategi pelaksanaan karakter percaya diri dan mandiri yaitu melalui kegiatan pembelajaran, pemberian motivasi, bimbingan langsung, pembiasan, dan keteladanan. Faktor pendukung dalam melaksanakan karakter percaya diri dan mandiri yaitu kurikulum atau RPP yang digunakan guru kelas, tenaga pendidik, sarana dan prasarana, interaksi, serta lingkungan sekolah. Faktor penghambat yaitu Guru Pendamping Khusus (GPK) tidak memiliki kemampuan dalam membuat RPP, karakateristik  Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan normal yang bermacam-macam. Sekolah inklusi memiliki layanan pendidikan yang sama dengan sekolah regular pada umumnya yaitu antara anak normal dan ABK ditampung dalam kelas yang sama. Sehingga perlu adanya karakter yang bagi ABK. Tujuan penelitian adalah a) mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter percaya diri dan mandiri pada ABK di sekolah inklusi SD Negeri Wirosaban. b) mengetahui faktor pengambat dan pendukung pelaksanaan pendidikan karakter pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di sekolah inklusi SD Negeri Wirosaban. Jenis penelian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru kelas, Guru Pendamping Khusus (GPK), dan waka kurikulum. Objek penelitian yaitu peran sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter bagi  Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dilihat dari kurikulum, sarana dan prasarana serta peran guru, strategi yang digunakan guru, faktor pendukung dan penghambat implementasi karakter percaya diri dan mandiri kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, dokumentasi, dan observasi.  Data yang terkumpul dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter pada  Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yaitu menggunakan kurikulum regular yang telah di modifikasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sarana dan prasarana dalam menanamkan karakter pada  Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di sekolah inklusi cukup baik. Latar belakang pendidikan guru pun sesuai dengan bidangnya masing-masing. Adapun strategi pelaksanaan karakter percaya diri dan mandiri yaitu melalui kegiatan pembelajaran, pemberian motivasi, bimbingan langsung, pembiasan, dan keteladanan. Faktor pendukung dalam melaksanakan karakter percaya diri dan mandiri yaitu kurikulum atau RPP yang digunakan guru kelas, tenaga pendidik, sarana dan prasarana, interaksi, serta lingkungan sekolah. Faktor penghambat yaitu Guru Pendamping Khusus (GPK) tidak memiliki kemampuan dalam membuat RPP, karakateristik  Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan normal yang bermacam-macam

    PDB48 LOST PRODUCTIVITY ASSOCIATED WITH TYPE I AND TYPE 2 DIABETES IN A COMMERCIALLY-INSURED POPULATION

    Get PDF

    TopBP1 in DNA Damage Response

    Get PDF
    corecore