26 research outputs found

    STUDI LITERATUR KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mendeskripsikan model pembelajaran Learning Cycle 7E dalam pembelajaran matematika yang mendukung kemampuan komunikasi matematis, 2) mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan analisis isi (Content Analysis) dalam menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Setiap tahapan pada model pembelajaran Learning Cycle 7E mampu mendukung kemampuan komunikasi matematis siswa. Tahapan dari model pembelajaran Learning Cycle 7E yaitu : a. Elicit. Fase ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari kepada peserta didik, peserta didik dapat mengajukan pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. b.Engagement. Fase dimana peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan jawaban atas pertanyaan pada fase elicit.Guru dapat menyajikan demonstrasi yang berhubungan dengan materi yang dipelajari untuk membangkitkan motivasi dan keingintahuan peserta didik. c.Exploration Fase ini peserta didik merancang kegiatan eksperimen, melakukan pengumpulan data yang didapatkan saat eksperimen, serta menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh. d.Explaination Fase ini peserta didik melakukan presentasi untuk menjelaskan hasil eksperimen yang diperoleh dan melakukan diskusi untuk mengungkapkan argumen masing-masing kelompok. e.Elaboration. Fase ini peserta didik menerapkan pengetahuan baru untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru terkait materi yang telah dipelajari. f. Evaluation. Fase ini guru memberikan evaluasi formatif atau sumatif terhadap konsep yang telah dipelajari, peserta didik dapat menjawab pertanyaan lisan yang diajukan guru. g.Extend. Fase ini dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan untuk membantu peserta didik menghubungkan konsep yang dipelajari dengan konsep yang lain serta mengajukan pertanyaan tambahan yang sesuai dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi konsep dari materi yang dipelajari 2) Kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional, model pembelajaran PBL maupun model pembelajaran langsung

    ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM NUMERASI KONTEN DATA DAN KETIDAKPASTIAN MENGGUNAKAN THREE TIER TEST

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami siswa dan penyebab miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal asesmen kompetensi minimum numerasi konten data dan ketidakpastian menggunakan Three Tier Test. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B SMPN 1 Gedeg. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah Three Tier Test dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi dalam menyelesaikan soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) numerasi konten data dan ketidakpastian sebesar 55,36% dari 30 siswa yang tergolong dalam kategori sedang. Miskonsepsi mayoritas terjadi pada semua sub domain dengan persentase data dan representasinya sebesar 57,8% yang terdiri dari 3 butir soal yakni soal nomor 2, nomor 3, dan nomor 5. Sedangkan persentase ketidakpastian sebesar 51,7% yang terdiri dari 2 butir soal yakni soal nomor 1 dan nomor 4. Miskonsepsi terjadi pada soal nomor 1 sampai 5 dengan letak miskonsepsi berturut-turut yaitu konsep peluang, rumus mean, konsep penyajian data, rumus peluang, dan konsep mean. Penyebab miskonsepsi tersebut terjadi yaitu karena siswa itu sendiri, konteks dan cara mengajar. Kata Kunci : Miskonsepsi, Asesmen Kompetensi Minimum, Numerasi, Data dan Ketidakpastian, Three Tier Tes

    ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI DALAM MENYELESAIKAN SOAL PROGRAM LINEAR DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematika siswa SMA dalam menyelesaikan soal program linear ditinjau dari perbedaan gender. Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di kelas XI MIPA 5 SMA 2 Kota Mojokerto. Subjek penelitian terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan yang ditentukan oleh angket gender BSRI. Intrumen penelitian terdiri dari Tes Kemampuan Komunikasi Matematika (TKKM) dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh hasil sebegai berikut: subjek laki-laki pada indikator mathematical expression subjek menuliskan model matematika yang subjek kerjakan dan subjek menjelaskan makna simbol atau model matematika yang dikerjakan di lembar jawaban subjek menulis secara terinci ada penulisan keterangan simbol. Tapi pada menjelaskan subjek menjelaskan secara terinci makna simbol dan model matematika yang dikerjakan. Pada indikator drawing subjek menggambar grafik dengan lengkap yang meliputi daerah hasil, tiik-titik ekstrem, dan simbol pada diagram kartesius. Subjek juga menjelaskan bagaimana cara menggambar dan menentukan jawaban. Pada indikator written text subjek tidak memberikan alasan, tetapi menjelaskan solusi menemukan jawaban. Subjek perempuan Pada indikator mathematical expression subjek mengerjakan tidak terinci seperti tidak adanya keterangan untuk permisalan. Subjek masih mengalami kesulitan dalam menentukan tanda kurang dan lebih dari yang mengakibatkan soal yang dikerjakan tidak selesai. Pada indikator drawing subjek menggambar grafik dengan lengkap yang meliputi daerah hasil, titik-titik ekstrem, dan simbol pada diagram kartesius. Subjek juga menuliskan cara menemukan gambar grafik yang ditentukan. Pada written text subjek tidak memberikan alasan. Namun hanya menuliskan ide bagaimana menemukan jawaban

    PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU GENDER

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis pada siswa laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library reseacrh) dengan metode analisis deskriptif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP sederajat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data sekunder yang dimaksud adalah jurnal ilmiah nasional dan skripsi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi 3 tahapan yaitu organize, synthesis, dan identify. Metode analisis data yang digunakan dalam pembahasan adalah metode induktif. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah matematika relatif sama. Pada indikator kategori klarifikasi, siswa laki-laki dan siswa perempuan menganalisis ruang lingkup permasalahan dengan merumuskan pokok permasalahan terkait dengan soal yang digunakan dalam penyelesaian masalah, mengidentifikasi asumsi pokok dari permasalahan dengan mengumpulkan informasi-informasi yang diketahui dan ditanyakan dalam permasalahan yang digunakan dalam penyelesaian masalah, mendefinisikan istilah-istilah yang relevan dengan mendefinisikan kata-kata kunci yang terkait dengan permasalahan, serta mengidentifikasi hubungan bagian permasalahan dengan mengaitkan informasi-informasi yang saling berhubungan dan mengaitkan permasalahan dengan materi lain yang akan digunakan dalam penyelesaian. Pada Indikator kategori asesmen, siswa laki-laki dan siswa perempuan mengumpulkan informasi yang relevan dengan mengidentifikasi informasi-informasi yang relevan dan tidak relevan dalam permasalahan yang digunakan dalam penyelesaian masalah, memberikan alasan relevan dengan mempertimbangkan alasan-alasan terkait dengan informasi-informasi relevan dan tidak relevan yang telah ditemukan yang digunakan dalam penyelesaian masalah, serta membuat keputusan pada argumen dengan memilih dan menentukan informasi relevan yang tepat digunakan dalam penyelesaian masalah. Pada indikator kategori strategi, siswa laki-laki dan siswa perempuan mengusulkan langkah spesifik mengarah pada solusi dengan menyusun langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan, mendiskusikan langkah yang mungkin dengan menemukan langkah lain yang sesuai sehingga dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan selain langkah yang digunakan sebelumnya, memprediksi hasil dari langkah yang dibuat dengan membuat dugaan sementara terkait hasil penyelesaian masalah yang akan dilakukan, serta mengevaluasi langkah penyelesaian yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan dan menilai dengan cara memeriksa kembali langkah-langkah yang telah dilakukan dalam penyelesaian masalah. Namun, pada indikator kategori strategi siswa perempuan tidak mendiskusikan langkah yang mungkin dengan tidak menemukan langkah lain yang sesuai sehingga tidak dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan selain langkah yang digunakan sebelumnya. Pada indikator kategori inferensi, siswa laki-laki dan siswa perempuan menyusun hubungan antara bagian berbeda dari permasalahan dengan melaksanakan pemecahan masalah dengan menggunakan informasi-informasi yang telah dikumpulkan sesuai dengan langkah yang telah direncanakan, membuat kesimpulan sesuai hasil diskusi dengan membuat kesimpulan dari langkah-langkah penyelesaian masalah yang telah dilakukan, serta memikirkan kesimpulan dengan benar dengan membuat alasan yang tepat terkait kesimpulan dari penyelesaian masalah yang dibuat

    ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X MAN 1 MOJOKERTO DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DITINJAU DARI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK) PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

    Get PDF
    Rahayu, Intan Setya. 2019. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X MAN 1 Mojokerto dalam Menyelesaikan Masalah Ditinjau dari Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) padaMateri Fungsi Kuadrat.Skripsi, Program StudiPendidikanMatematika, Program SarjanaUniversitas Islam Majapahit. Pembimbing: (I) Hari Joko Wiyono, S.Si., M.Sc., dan (II) Feriyanto, S.Pd.,M.Pd. Kata kunci: Berpikir Kreatif, Gaya Belajar, Fungsi Kuadrat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan bepikir kreatif siswa kelas X MAN 1 Mojokerto dalam menyelesaikan masalah tipe gaya belajar visual, mendeskripsikan kemampuan bepikir kreatif siswa kelas X MAN 1 Mojokerto dalam menyelesaikan masalah tipe gaya belajar auditori, dan mendeskripsikan kemampuan bepikir kreatif siswa kelas X MAN 1 Mojokerto dalam menyelesaikan masalah tipe gaya belajar kinestetik pada materi fungsi kuadrat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di kelas X MIPA 3 MAN 1 Mojokerto. Pemilihan subjek didapatkan dari hasil pemberian angket gaya belajar kepada siswa kelas X MIPA 3 dengan memperhatikan kemampuan matematika yang setara dan komunikatif. Subjek penelitian terdiri dari satu siswa dengan gaya belajar visual, satu siswa dengan gaya belajar auditori, dan satu siswa dengan gaya belajar kinestetik. Instrumen penelitian terdiri dari angket belajar, tes penyelesaian masalah dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: subjek SV pada indikator kefasihan ditunjukkan dengan subjek SV menyelesaikan masalah dengan lancar dan benar serta menyelesaikan masalah kurang dari waktu yang telah ditentukan. Pada indikator fleksibilitas, ditunjukkan dengan subjek SV memberikan dua cara berbeda dalam menyelesaikan masalah. Pada indikator kebaruan, subjek SV tidak menunjukkan cara baru untuk menyelesaikan masalah. Subjek SA pada indikator kefasihan ditunjukkan dengan subjek SA menyelesaikan masalah dengan lancar dan benar, serta menyelesaikan masalahkurang dari waktu yang telah ditentukan. Pada indikator fleksibilitas, ditunjukkan dengan subjek SAmemberikan dua cara berbeda dalam menyelesaikan masalah. Pada indikator kebaruan, subjek SA tidak menunjukkan cara baru untuk menyelesaikan. Subjek SK pada indikator kefasihan ditunjukkan dengan subjek SKmenyelesaikan masalah dengan lancar dan benar, serta menyelesaikan masalahkurang dari waktu yang telah ditentukan. Pada indikator fleksibilitas, ditunjukkan dengan subjek SKmemberikan dua cara berbeda dalam menyelesaikan masalah. Pada indikator kebaruan, subjek SK tidak menunjukkan cara baru untuk menyelesaikan masalah

    Analisis Kemampuan Pemodelan Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLTV Kelas X Ditinjau Dari Gender

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemodelan matematis siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan menyelesaikan soal cerita pada materi SPLTV ditinjau dari gender. penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Persatuan, Tulangan. penelitian ini mengambil 2 subjek penelitian yang terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes pemodelan matematis dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Kemampuan pemodelan matematis siswa SMA laki-laki dalam menyelesaikan soal cerita mengetahui informasi, Memahami permasalahan, memecahkan masalah, Memilih informasi, menggunakan cara eliminasi, tetapi laki-laki kurang dalam ketetapan, ketelitian, kecermatan, dan keseksamaan berpikir. sedangkan siswa SMA perempuan dalam menyelesaikan soal cerita mengetahui informasi, Memahami permasalahan, memecahkan masalah, Memilih informasi, menggunakan cara subtitusi, akan tetapi perempuan lebih unggul dalam ketetapan, ketelitian, kecermatan, dan keseksamaan berpikir. Kata Kunci : Kemampuan Pemodelan matematis, Soal Cerita, Gender

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI TRIGONOMETRI SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 KUTOREJO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi Trigonometri Siswa kelas X SMK Muhammadiyah 2 Kutorejo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif yang dilaksanakan di kelas X Akuntansi dan kelas X TSM SMK Muhammadiyah 2 Kutorejo. Dengan menggunakan desain penelitian Posttest Only Control Group Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes. Berdasarkan hasil analisi data penelitian menunjukan bahwa posttest pada materi trigonometri diperoleh dari kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai variansi dan rata-rata yang berbeda secara statistik. Setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dan kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran langsung, dan kedua kelompok diberi tes maka diperoleh nilai hasil posttest dari kedua kelompok. Berdasarkan hasil posttest pada kedua kelompok, diperoleh rata-rata nilai kelompok eksperimen adalah 81 ,dan rata-rata kelompok kontrol adalah 70,4 Berdasarkan uji statistik diperoleh thitung sebesar 2,24 sedangkan ttabel sebesar 1,69 jadi nilai thitung > t tabel sehingga nilai Ho ditolak. Artinya ada pengaruh model pembelajaran two stay two stray terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi trigonometri siswa kelas X SMK Muhammadiyah 2 kutorejo

    ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU GENDER

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library Research) dengan menggunakan sumber-sumber sekunder berupa skripsi dan jurnal ilmiah. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP sederajat.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dokumentasi, mengidentifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, jurnal, koran, internet, ataupun informasi lainnya. Teknik analisis data digunakan meliputi 3 tahapan yaitu organize, synthesize, identify. Metode analisis data yang digunakan dalam pembahasan adalah metode induktif. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, Proses berpikir siswa laki-laki dalam memecahkan masalah matematika termasuk dalam kategori proses berpikir konseptual. Pada indikator 1) Menyatakan apa yang diketahui dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika yaitu siswa menyatakan apa yang diketahui dengan benar. 2) Menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika yaitu siswa menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan tepat. 3) Membuat rencana penyelesaian dengan lengkap yaitu siswa membuat hubungan antara data yang ada dengan masalah yang ditanyakan. 4) Menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan konsep yang pernah dipelajari yaitu siswa menyatakan langkah-langkah dengan cara menjelaskan langkah-langkah memecahkan masalah yang telah dilakukan dengan tepat dan benar 5) Memperbaiki kekeliruan jawaban yaitu siswa mencari kesesuaian antara penyelesaian dengan hal yang diketahui yaitu mengembalikan hasil yang peroleh ke hal yang diketahui.Proses berpikir siswa perempuan dalam memecahkan masalah matematika bukan termasuk dalam kategori proses berpikir konseptual hal ini dikarenakan ada satu indikator yang tidak dipenuhi oleh siswa perempuan yaitu memperbaiki kekeliruan jawaban. Sedangkan indikator yang dipenuhi oleh siswa yaitu 1) Menyatakan apa yang diketahui dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika yaitu siswa menyatakan apa yang diketahui dengan benar tepat . 2) Menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan bahasa sendiri atau mengubah dalam kalimat matematika yaitu siswa menyatakan apa yang ditanya dalam soal dengan tepat. 3) Membuat rencana penyelesaian dengan lengkap yaitu siswa membuat hubungan antara data yang ada dengan masalah yang ditanyakan. 4) Menyatakan langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan soal menggunakan konsep yang pernah dipelajari yaitu siswa menjelaskan langkah-langkah dalam memecahkan masalah yang telah dilakukan dengan tepat dan bena

    PENGGUNAAN MEDIA MUSIK KLASIK MOZART UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN SISWA SMP DALAM MENGHADAPI PELAJARAN MATEMATIKA

    Get PDF
    ABSTRAK Sania, Miftakul. 2020. Penggunaan Media Musik Klasik Mozart Untuk Menurunkan Kecemasan Siswa SMP Dalam Menghadapi Pelajaran Matematika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Majapahit. Pembimbing : (I) Hari Joko Wiyono, S.Pd.,M.Sc. Dan (II) Rizky Oktaviana Eko Putri, S.Pd., M.Pd. Kata Kunci : Media Musik Klasik Mozart, Kecemasan Matematika, Siswa SMP. Kecemasan matematika (Mathematics Anxiety) dapat terjadi ketika siswa merasa takut,tegang dan gelisah ketika mengikuti pembelajaran matematika. Jika kondisi tersebut dibiarkan maka akan berdampak pada hasil belajar matematika yang rendah. Musik klasik Mozart merupakan sebuah media yang dapat digunakan oleh siswa untuk menurunkan kecemasan matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana cara penggunaan media musik klasik Mozart untuk menurunkan kecemasan siswa SMP dalam menghadapi pelajaran matematika dan bagaimana pengaruh dari media musik klasik Mozart terhadap kecemasan siswa SMP dalam menghadapi pelajaran matematika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan (Library Research).Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari buku, jurnal, skripsi dan sumber lain yang dianggap relevan dengan kajian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dengan menelaah atau mengkaji dari beberapa sumber data yang diperoleh. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (Content Analysis) dengan melalui tiga tahapan yaitu kondensasi data(data condensation), penyajian data(data display) dan penarikan kesimpulan(conclusiondrawing). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara penggunaan media musik klasik Mozart dapat menurunkan kecemasan pada siswa SMP dalam menghadapi pelajaran matematika adalah pada saat proses pembelajaran matematika, guru dapat memutarkan musik pada kegiatan inti pembelajaran yaitu pada saat siswa mengerjakan tugas matematika, berdiskusi kelompok dan mengerjakan ulangan matematika. Karena pada kegiatan tersebut, gejala - gelaja kecemasan matematika dapat terdeteksi pada diri siswa secara kognitif, afektif dan fisiologis.Pada aspek gejala – gejala kecemasan tersebutlah dapat dirubah dan dikurangi dengan mendengarkan musik klasik Mozart selama 20 - 30 menit pada jenis Symphony no.40 in G Minor dan Canon in-D Pachelbel’s. Sedangkan pengaruh dari penggunaan media musik klasik Mozart terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika yaitu dapat membuat siswa menjadi lebih relaks, memberikan ketenangan, meningkatkan intelegensi/konsentrasi, dan memunculkan rasa semangat. Hal ini dapat terjadi disebakan karena efek dari mendengarkan musik klasik Mozart yang memiliki frekuensi 5000 – 8000 Hz dapat menghasilkan hormon endorphin dan serotonin dalam tubuh yang dapat memberikan efek stimulasi gelombang alfa pada otak, sehingga dari pengaruh hormon tersebut membuat keadaan siswa menjadi lebih relaks dan kecemasan mereka dapat menurun

    PROFIL BERPIKIR METAFORIS (METAPHORICAL THINKING) SISWA KELAS XI SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATRIKS DITINJAU DARI SELF EFFICACY

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir metaforis(metaphorical thinking) siswa kelas XI SMA dalam menyelesaikan masalah matriks dintinjau dari self efficacy. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di kelas XI MIA3 SMA Negeri 1 Pacet. Pemilihan subjek dilakukan dengan memberikan angket self efficacy. Subjek penelitian terdiri dari satu siswa yang memiliki self efficacy tinggi dan satu siswa yang memiliki self efficacy rendah dengan kemampuan matematika yang setara serta memiliki komunikasi yang baik. Instrumen penelitian terdiri dari angket self efficacy, tes penyelesaian masalah, dan pedoman wawancara. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: subjek yang memiliki self efficacy tinggi menggambarkan setiap indikator berpikir metaforis. Subjek membuat perumpamaan metafora dari permasalahan serta mengaitkan dan menjelaskan hubungan antara masalah yang diberikan. Subjek dapat menjelaskan materi lain dalam matematika yang ia gunakan untuk membantu menyelesaikan masalah. Dalam menyusun metafora, ia menjelaskan secara detail dan lengkap. Subjek mendeskripsikan kesamaan antara metafora dengan permasalahan serta membuat model matematika. Subjek menganalisis jawaban keseluruhan. Subjek menyelesaikan permasalahan dengan baik dan benar dan membuat permasalahan baru yang sesuai dengan tahapan sebelumnya. Subjek juga membuat model matematika yang sesuai dengan permasalahan baru serta menyelesaikannya dan membuat kesimpulan. Sedangkan subjek yang memiliki self efficacy rendah menggambarkan beberapa indikator berpikir metaforis. Subjek membuat perumpamaan metafora dari permasalahan serta mengaitkan dan menjelaskan hubungan antara masalah yang diberikan. Subjek menjelaskan materi lain dalam matematika yang ia gunakan untuk membantu menyelesaikan masalah. Dalam menyusun metafora, ia menjelaskan secara detail dan lengkap. Subjek mendeskripsikan kesamaan antara metafora dengan permasalahan serta membuat model matematika. Subjek menganalisis jawaban keseluruhan. Subjek dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik dan membuat permasalahan baru, namun kurang sesuai dengan tahapan sebelumnya. Subjek juga tidak membuat model matematika yang sesuai dengan permasalahan baru dan subjek dapat menyelesaikannya serta membuat kesimpulan
    corecore