33 research outputs found

    Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in Sweet Potato\u27s Liquid Sugar

    Full text link
    To ensure the safety of food products to the consumer, required the application of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Liquid sugar is a food product which can be eaten directly or used as additives in the processing of other products. Stages in the HACCP plan includes identification of hazard analysis critical control point (CCP), the determination of the limit of danger, CCP monitoring, corrective action against danger verification, and documentation. Results of hazard identification no physical harm in the form of pebbles, hair; pesticide chemical hazards, biological hazards ants and black shank. CCP 1 was washing materials, CCP 2 was incubation, CCP 3 was Packaging. Critical limits for all hazards should be zero. Corrective measures must be of good quality raw materials. Wash in running water. Incubation at 400 C. Packaging using sterile packaging

    Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu Kabupaten Pesawaran

    Get PDF
    Berdasarkan pengamatan penulis pada objek penelitian maka terdapat beberapa Identifikasi masalah yaitu pada kemampuan yan dimiliki pegawai dalam menyelesaikan pekerjaanya tergolong masih sangat kurang baik hal ini didasarkan pada survey pendahuluan yang dilakukan penulis pada awal penelitian lalu tingkat disiplin kerja pegawai yang dilihat dari absensi tergolong tinggi yaitu sebesar 2,05% hal ini tergolong tinggi dilihat dari rata- rata absensi pertahunnya hanya 0,45%. Dengan demikian terdapat beberapa masalah pada instansi tersebut salah satunya ialah kesadaran diri dan pengaturan diri yang merupakan indikator dari kecerdasan emosional dan kedisiplinan pegawai yang merupakan dari indikator kinerja pegawai. Analisis data digunakan alat analisis yaitu : Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan analisis tabel dan histogram dan analisis kuantitatif digunakan Analsisis Regresi Linier Sederhana. Tergolong ā€sangat baikā€. 3.kreativitas pegawai yang mewakili pernyataan 6 dan 7 memiliki mean sebesar 4,55 dan 4,32 dengan standar deviasi sebesar 0,96 maka tergolong ā€sangat baikā€.4. Disiplin kerja yang mewakili pernyataan 7 dan 8 memiliki mean sebesar 4,58 dan 4,43 dengan standar deviasi sebesar 0,93 maka tergolong ā€sangat baikā€. Hasil Regresi Sederhana yang diperoleh yaitu Y=16,250+0,417x hal ini menujukkan apabila terjadi penambahan atau pengurangan sebesar satu satuan maka akan terjadi penambahan atau pengurangan sebesar 0,417 terhadap variable y (kinerja pegawai). Uji F yang didapat yaitu F-hit(10,478)>F-tab(4,098) dengan sig 0,003 tujuan perhitungan uji F adalah untuk mengetahui apakah regresi yang digunakan sesuai/linear untuk mengukur variable yang ada. Koefisien Determinasi yang didapat yaitu sebesar 0,216 atau 21,6% diaman kontribusi kecerdasan emosional terhadap kinerja sebesar 21,6% sisanya yaitu sebesar 78,4% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Sehingga pernyataan Goleman tentang Kecerdasan Emosional terbukti bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh sebesar 80% terhadap pencapaian kinerja yang baik sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Kata Kunci ā€” pegawai, variable, analisis regresi

    Identifikasi Deksametason dalam Jamu Pegal Linu Sediaan Serbuk yang Beredar di Pasar-pasar Kota Bandar Lampung secara Kromatografi Lapis Tipis

    Full text link
    A total of 26.6% of the population in Lampung Province consume traditional medicine, one of which is Jamu Pegal Linu. However, a large public interest in herbal products is often misused by herbal manufacturers that it is possible to add BKO (Medicinal Chemicals), such as dexamethasone.The purpose of this study is to identify the presence or absence of dexamethasone in the preparation of Jamu Pegal Linu. The samples are taken from the store and depot herbs contained in the Markets of Bandar Lampung, acquired three different brands. The method used is Thin Layer Chromatography using dikloretan motion: diethyl ether: methanol: water (77:15: 8: 1,2) as a mobile phase which are non-polar, and silica gel GF 254nm as a stationary phase. The result showed that the detection of three samples of Jamu Pegal Linu contained staining purple and the difference of Rf sample with reference standard on the first repetition is 0.46, 0.44, 0.47, and on the second repetition is 0.45, 0.45 and 0.48, which are ā‰„ 0.05. It can be concluded that the sample of Jamu Pegal Linu in Bandar Lampung 0% containing dexamethasone

    Investigation of Diseases in Grow-out of Spiny Lobster Panulirus Homarus Cultured in Floating Net Cages (Lombok, Pegametan and Pangandaran)

    Full text link
    Spiny lobster, Panulirus homarus is an economically important fishery product which indicated by huge demand of this species at both local and International markets. However, high mortalities were recorded during grow-out period due to infection of diseases. This study was conducted to investigate disease occurrences in grow-out of P. homarus cultured in floating net cages. The study was done throughout collection of samples, observation of parasites, isolation of fungi and bacteria, and detection of Milky Hemolymph Disease of Spiny Lobster (MHD-SL) by PCR. The samples were obtained from Lombok, Pangandaran, and Pegametan (Bali), five lobsters each. Results showed that three lobsters from Pangandaran were infected with ectoparasite Octolasmis sp. that infect mostly in the gill lamellae. One sample from Lombok was found to be infected with Fusarium sp., the causative agent of black gill disease which indicated by black coloration of the gill. Detection of milky disease showed that one lobster from Pegametan and two lobsters from Lombok were infected with the disease. Milky disease is the most devastating disease which causing in high mortalities within 5 days of the onset of symptoms of milky disease infection. Considering that MHD-SL can be transmitted rapidly, it is suggested to perform biosecurity and quarantine procedures immediately to prevent disease translocation

    Sejarah Farmasi Islam dan Hasil Karya Tokoh-Tokohnya

    Full text link
    Pada zaman global ini, orang menganggap bahwa kemajuan ilmu farmasi berasal dari Barat. Padahal kemajuan yang dicapai Barat tersebut tidak lepas dari zaman sebelumnya, yakni dunia Islam. Para ilmuwan farmasi Muslim selain menguasai riset-riset ilmiah di bidang farmasi, mereka juga berhasil membuat komposisi, dosis, tata cara penggunaan, dan efek dari obat-obatan (baik obat sederhana maupun obat campuran). Masa kejayaan Islam merupakan masa di mana ilmu farmasi mencapai puncaknya. Tokoh-tokoh ilmu farmasi seperti Jabir bin Ibnu Hayyan, Ibnu Masawayh, Al-Kindi, Sabur Ibnu Sahl, At-Tabari, Ar-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu Sina, Al-Biruni, Al-Ghafiqi, Ibnu Zuhr, Ibnu Thufayl, Ibnu Rusyd, dan Ibnu Al-Baythar menjadi orang-orang di barisan terdepan bahkan beberapa karya mereka masih dijadikan rujukan dalam ilmu farmasi dan kedokteran hingga abad modern baik di negara Timur maupun di negara Barat.Kata kunci: Sejarah, farmasi Islam, hasil karya tokoh-tokoh farmasi Islam.In this global era, people see that development of the Pharmaceutical Science has come from the West. In fact, the progress achieved by the West is closely related to the previous time, that is Islamic world. The Muslim pharmaceutical scientists not only dominated scientific research in the pharmaceutical field but also determined compositions, dosages, ways of administering, and effect of drugs (both the simple and the combination). The glorious era of Islam is the peak of pharmaceutical sciences. Some of the figures known as seperti Jabir bin Ibnu Hayyan, Ibnu Masawayh, Al-Kindi, Sabur Ibnu Sahl, At-Tabari, Ar-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu Sina, Al-Biruni, Al-Ghafiqi, Ibnu Zuhr, Ibnu Thufayl, Ibnu Rusyd, dan Ibnu Al-Baythar were frontiers and even their research pieces are still being used as references in modern pharmaceutical and medical study both in the Eastern and Western countries

    AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI KARANG LUNAK Sinularia SP. DI TELUK MANADO

    Get PDF
    ABSTRACTĀ Soft Coral Sinularia sp.has been shown to have antibacterial activity. This research aims to determine the antibacterial activity of marineĀ  organisms obtained from Manado bay. The method in this study is the diffusion method with positive control chloramphenicol and negative control of methanol in Escerichia coli and Sthaphylococcus aureus. The result showed that extracts, chloroform fraction and methanol-water fraction were obtained inhibiting category of Sthapylococcus aureus bacteria, but in the chloroform fraction and ethanol extract can inhibit Escerichia coli bacteria categorized as strong. With it can be conlueded that the extract and fraction of soft Sinularia sp. have bioactive compounds with a broth spectrum of antibacterial activity.Keywords: Sinularia sp., Chloramphenicol, Escerichia coli, Sthaphylococcus aureus, and antibacterial.Ā ABSTRAKĀ Karang lunak Sinularia sp. telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada organisme biota laut yang diperoleh dari teluk Manado. Metode dalam penelitian ini adalah metode difusi agar dengan kontrol positif kloramfenikol dan kontrol negatit metanol pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak, fraksi kloroform, dan fraksi metanol-air dapat menghambat bakteri Staphylococcus aereus dikategorikan sedang, namun pada fraksi kloroform dan ekstrak etanol dapat menghambat bakteri Escerichia coli dikategorikan kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak dan fraksi karang lunak Sinularia sp.memiliki senyawa bioaktif dengan spektrum yang luas terhadap aktivitas antibakteri.Kata kunci: Sinularia sp, Kloramfenikol, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan antibakter

    ANALISIS PEMANIS NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN JAJANAN YANG DIJUAL DI DAERAH SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

    Get PDF
    ABSTRACTĀ Snack beverages like ice cendol, young coconut ice and mixed ice are snacks that are in great demand by students in the campus area. The sweet taste makes it an example of a product that uses artificial sweetener. Sodium cyclamate is an artificial sweetener whose use is permissible, but may not exceed the limits of its use. This study aims to determine the presence of sodium cyclamate and its level in snack food sold in the Sam Ratulangi University campus area of Manado. The identification of sodium cyclamate was carried out using the TLC method by comparing the Rf value from the standard and the sample. Method validation was done by using parameters such as linearity, detection limits and quantitation, accuracy, and precision limits. The linear relationship between concentration and absorbance was indicated by the equation of ; y = 0.0029x ā€“ 1.9155 with a value of r2 = 0.9989 so that the correlation between absorbance and the concentration of cyclamate standard could be very strong. The detection limit obtained 3.724 ppm and the quantity limit was 12.414 ppm. Accuracy test is stated with percent recovery of 102.659%. Precision values are expressed with RSD of 1.1% and 2.0% which means good precision. The results showed that the quantitative analysis of sodium cyclamate content in the sample was not detected while in the quantitative analysis the samples were detected to contain sodium cyclamate but below the maximum level of use that is 1 g/Kg food and beverage ingredients so it was save for consumption.Ā Keywords: Snacks, Sodium Cyclamate, Thin Layer Chromatography, Spectrophotometry UV-Vis, Manado.Ā ABSTRAKĀ Minuman jajanan seperti es cendol, es kelapa muda dan es campur merupakan minuman jajanan yang banyak diminati mahasiswa di daerah kampus. Rasanya yang manis menjadikannya salah satu contoh produk yang menggunakan pemanis buatan. Natrium siklamat adalah pemanis buatan yang penggunaannya dibolehkan, namun tidak boleh melebihi batas penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan natrium siklamat dan kadar natrium siklamat dalam minuman jajanan yang dijual di daerah kampus Universitas Sam Ratulangi Manado. Identifikasi natrium siklamat dilakukan dengan menggunakan metode KLT dengan mebandingkan harga Rf dari baku dan sampel. Validasi metode dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter seperti linearitas, batas deteksi dan batas kuantitasi, akurasi, dan presisi. Hubungan linier antara konsentrasi dengan absorbansi ditunjukkan dengan persamaan y = 0,0029x ā€“ 1,9155 dengan nilai r = 0,9989 sehingga dapat dikatakan korelasi antara absorbansi dan konsentrasi standar siklamat sangat kuat. Batas deteksi yang didapat 3,724 ppm dan batas kuantitas adalah 12,414 ppm. Uji akurasi dinyatakan dengan persen perolehan kembali sebesar 102,659%. Nilai presisi dinyatakan dengan RSD sebesar 1,1% dan 2% yang berarti presisi baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis kualitatif kandungan natrium siklamat pada sampel tidak terdeteksi sedangkan pada analisis kuantitatif sampel terdeteksi mengandung natrium siklamat tetapi dibawah kadar maksimum penggunaannya yaitu 1 g/Kg bahan makanan dan minuman sehingga aman untuk dikonsumsi.Ā Kata Kunci : Ā Minuman Jajanan, Natrium Siklamat, Kromatografi Lapis Tipis, Spektrofotometri UV-Vis,Manado

    ANALISIS FRAKSI AKTIF EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot L.) DALAM MENANGKAL RADIKAL BEBAS DPPH

    Get PDF
    ABSTRACTĀ Gedi (Abelmoschus manihot L.) is a tropical plant of family malvaceae, traditionally known in North Sulawesi as a vegetable plant. Gren gedi leaves from Bitung are known to have activity as free radical scavenging at extract level but have not been tested at the fraction level. This study aims to determine the free radical scavenging activity of the green gedi leaf fractions in counteraction DPPH (1,1-diphenil-2-picrylhydarzyl) free radical. Extraction was done by maceration method using ethanol solvent. The preliminary test of free radical scavenging was carried out by thin layer chromatography (TLC) using the stationary phase of silica gel F254 with the mobile phase of n-hexane : chloroform (1:2) and sprayed with DPPH 0,08 mM. Then it was fractionated using vacuum liquid chromatography (VLC) with the mobile phase based on its polarity, such as combination of n-hexane and ethyl acetate. Each fraction obtained was tested for free radical scavenging activity showed whitish yellow patches on a purple background, which indicates that extracts have free radical scavenging activity. The spectrophotometer measurement results showed that each leaf of green gedi leaves had weak free radical scavenging activity, but still was a free radical scavenger, ie fraction I had an IC50 value of 169,69 Ī¼g/mL; fraction II was 826,52 Ī¼g/mL; fraction III was 311,13 Ī¼g/mL; and fraction IV was 246,80 Ī¼g/mL. Fraction V has an IC50 value of 2294,64 Ī¼g/mL, this is indicates that the fraction V has no activity as a free radical scavenging compound, because it has very large IC50 value. While vitamin C as a comparison has very strong free radical scavenging activity with IC50 of 3,22 Ī¼g/mL.Ā Keywords: Fraction, Extract, Abelmoschus manihot L., DPPH Method.Ā ABSTRAKĀ Gedi (Abelmoschus manihot L.) merupakan tumbuhan tropis family malvaceae, secara tradisional telah lama dikenal di Sulawesi Utara sebagai tanaman sayuran. Daun gedi hijau yang berasal dari Bitung diketahui memiliki aktivitas sebagai penangkap radikal bebas pada tingkat ekstrak namun belum diuji pada tingkat fraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal bebas dari fraksi-fraksi daun gedi hijau dalam menangkal radikal bebas DPPH (1,1-diphenil-2-picrylhydarzyl). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Uji pendahuluan aktivitas penangkap radikal bebas dilakukan secara kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fase diam silika gel F254 dengan fase gerak n-heksana : kloroform (1:2) dan disemprot DPPH 0,08mM. Kemudian difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum (KCV) dengan fase gerak berdasarkan kepolarannya, yakni kombinasi n-heksana dan etil asetat. Hasil uji pendahuluan aktivitas penangkap radikal bebas secara KLT menunjukkan adanya bercak kuning keputih-putihan dengan latar belakang ungu, yang menandakan ekstrak memiliki aktivitas penangkap radikal bebas. Hasil pengukuran secara spektrofotometer menunjukkan bahwa setiap fraksi daun gedi hijau memiliki aktivitas penangkap radikal bebas yang lemah, namun tetap bersifat sebagai penangkap radikal bebas, yakni fraksi I memiliki nilai IC50 sebesar 169,69 Ī¼g/mL; fraksi II 826,52 Ī¼g/mL; fraksi III 311,13 Ī¼g/mL; dan fraksi IV 246,80 Ī¼g/mL. Fraksi V memiliki nilai IC50 sebesar 2294,64 Ī¼g/mL, menandakan fraksi V tidak memiliki aktivitas sebagai senyawa penangkap radikal bebas, karena memiliki nilai IC50 yang sangat besar. Sedangkan vitamin C sebagai pembanding memiliki aktivitas penangkap radikal bebas sangat kuat dengan IC50 sebesar 3,22 Ī¼g/mL.Kata Kunci : Fraksi, Ekstrak, Abelmoschus manihot L., Metode DPPH

    ANALISIS KORELASI ANTARA FLAVONOID TOTAL DENGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot L.)

    Get PDF
    One chemichal component that is often reported to have pharmacological activity against treatment or prevention of disease is flavonoids which can be found in gedi hijau leaves. Staphylococcus aureus is the main cause of infection in humans which can cause various severe infections. This study aims to determine the total flavonoids content, minimum inhibitory concentration (MIC). To determine the correlation between total flavonoids and antibacterial activity of extract and fractions (Abelmoschus manihot L.), The method of this study was done by obtaining the results of total flavonoid content, testing the antibacterial activity by dilution using a positive control of ciprofloxacin. The results showed the highest total flavonoid content in ethyl acetate fraction, and the best antibacterial activity in ethyl acetate fraction. Correlation between total flavonoid content from extract and fraction (Abelmoschus manihot L.) with antibacterial activity against Staphylococcus aureus bacteria on ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and ethanol extract at a concentration of 1000 Āµg / mL had good values with kneeling significance values according to 0.012 (p <0.05), 0.034 (p <0.05), and 0.023 (p <0.05) with total flavonoid content affecting how much antibacterial activity is 40% for ethyl acetate fraction, 35% fraction n -heksane and 33% ethanol extract.Ā KeywordsĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā  : Antibacterial, Total Flavonoids, Staphylococcus aureus, Abelmoschus manihot L.Ā ABSTRAKĀ Salah satu komponen kimia yang sering dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi terhadap pengobatan atau pencegahan penyakit adalah flavonoid yang dapat ditemukan pada daun gedi hijau. Staphylococcus aureus merupakan kuman penyebab utama infeksi pada manusia yang dapat menyebabkan berbagai infeksi berat. Penelitian ini bertujuan menentukan kandungan flavonoid total, aktivitas antibakteri dan korelasi antara flavonoid total dengan aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi (Abelmoschus manihot L.). Metode penelitian ini dilakukan dengan mendapatkan hasil kandungan flavonoid total, uji aktivitas antibakteri dengan cara dilusi menggunakan kontrol positif ciprofloxacin. Hasil penelitian didapatkan kandungan flavonoid total tertinggi pada fraksi etil asetat, dan aktivitas antibakteri paling bagus pada fraksi etil asetat. Korelasi antara kandungan flavonoid total dari ekstrak dan fraksi (Abelmoschus manihot L.) dengan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada fraksi etil asetat, fraksi n-heksane, dan ekstrak etanol pada konsentrasi 1000 Āµg/mL memiliki nilai yang baik baik dengan nilai signifikansi bertutut-turut 0,012 (p <0,05), 0,034Ā  (p <0,05), dan 0,023 (p <0,05) dengan kandungan flavonoid total mempengaruhi seberapa besar aktivitas antibakteri yaitu 40% untuk fraksi etil asetat, 35% fraksi n-heksane dan 33% ekstrak etanol.Kata kunciĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā  : Antibakteri, Flavonoid Total, Staphylococcus aureus, Abelmoschus manihot L
    corecore