50 research outputs found

    Perubahan Karakteristik Biokimia Fermentasi Tempoyak Menggunakan Pediococcus Acidilactici Pada Tiga Tingkat Konsentrasi Gula

    Full text link
    This study was carried out to evaluate the biochemical characteristics of tempoyak inoculated with Pediococcus acidilactici as starter culture at three levels of sugar concentrations (0%, 2.5% and 5%). Results revealed that addition of sugar until 5 % did not influenced the microbe total, pH, acidity and reducing sugar of tempoyak. The length of fermentation mostly influenced these characterisitics. Nevertheles, number of individual organic acid expressed as lactic and acetic acid was influenced by addition of sugar

    PENGOLAHAN DURIAN (Durio zibethinus) FERMENTASI (TEMPOYAK)

    Get PDF
    Tempoyak is fermented durian that is popular as a side dish and condiment prepared by placing durian pulp in jars to which salt is added, carefully mixed and tightly closed and kept for seven to ten days to let fermentation take place. Based on salt content, tempoyak can be categorized as tempoyak with low salt content (less than 5%) that result in sour tempoyak and tempoyak that has high salt content more than 5% (salty tempoyak). Law salt content is more favor for lactic acid bacteria (LAB) growth so the final acidity of tempoyak is higher than those with hight salt content. Durian fermentation process can be carried out trhough spontaneous fermentation or in under controlled fermentation with LAB starter addition, wet or dry starter. This last mean will shorthen the fermentation length to be 2-4 days with better microbiology quality.  Tempoyak inoculated with wet starter has caharecterisitc watery concistency. Mean while, dry Pediococcus acidilactici application give tempoyak with more prefered sensory, less watery consistency and less acid taste as well as easier fermentation control. However, its adaptation time is longer than that in wet starter application. To enhance the sensory, some cane sugar can be added before tempoyak being fermented and the level of sugar added should consider the balance of the sour taste and sweet sensory of the final tempoyak. Keywords : pengolahan tempoyak, kultur cair, kultur kering, tempoyak asam dan tempoyak asin

    Perubahan Karakteristik Biokimia Fermentasi Tempoyak Menggunakan Pediococcus acidilactici pada Tiga Tingkat Konsentrasi Gula

    Get PDF
    This study was carried out to evaluate the biochemical characteristics of tempoyak inoculated with Pediococcus acidilactici as starter culture at three levels of sugar concentrations (0%, 2.5% and 5%). Results revealed that addition of sugar until 5 % did not influenced the microbe total, pH, acidity and reducing sugar of tempoyak. The length of fermentation mostly influenced these characterisitics. Nevertheles, number of individual organic acid expressed as lactic and acetic acid was influenced by addition of sugar.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perubahan karakterisitik biokimia fermentasi tempoyak dengan Pediococcus acidilactici sebagai kultur starter pada tiga tingkat konsentrasi gula (0%; 2,5% dan 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi gula sampai dengan 5% belum mempengaruhi perubahan karakterisitk biokimia tempoyak (pH, total asam, total gula reduksi). Namun demikian konsentrasi gula berpengaruh terhadap total individu komponen asam organik (asam laktat dan asam asetat). Sebaliknya, perubahan karakterisitik biokimia (pH, total asam, total gula reduksi) tempoyak sangat dipengaruhi oleh lama fermentasi, yaitu semakin lama fermentasi, pH dan gula reduksi semakin menurun, sedangkan total asam meningkat

    KINETIKA PERTUMBUHAN BAKTERI ASAM LAKTAT ISOLAT T5 YANG BERASAL DARI TEMPOYAK

    Get PDF
    The objective of this research was to study the growth kinetic of Lactic Acid Bacteria    (isolate T5) originated from tempoyak. The results revealed that isolate T5 yielded a maximum OD value of  1,434 g/l, and biomass concentration of 2,553 g/g, while optimal growth kinetic of  isolate T5 were  9 hours. Keywords: Growth kinetic, lactic acid bacteria, tempoya

    SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) PADA USAHA KERIPIK PISANG DUSUN KARANG TURI, LAMPUNG SELATAN

    Get PDF
    Sosialisasi dan pendampingan pelaksanaan Good Manufacturing Practices (GMP) telah dilakukan pada usaha keripik pisang dusun Karang Turi, Lampung Selatan. Pengabdian menggunakan metode observasional deskriptif dengan tahapan wawancara, ceramah dan diskusi, serta penilaian GMP sebelum dan setelah penerapan GMP (CPPB-IRT). Observasi awal menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian terhadap persyaratan GMP (CPPB-IRT) sebanyak 46,15% dari total keseluruhan 31 elemen pemeriksaan. Ketidaksesuaian mayor terdapat pada elemen fasilitas dan kegiatan hygiene dan sanitasi, kesehatan dan hygiene karyawan, pemeliharaan dan program sanitasi dan higiene. Sosialisasi dan pendampingan penerapan GMP pada usaha keripik pak Sumaji secara bertahap mampu memperbaiki sistem proses produksi dan perilaku hidup sehat dan bersih sesuai CPPB dengan kriteria cukup baik (65%)

    Diseminasi Hasil Riset Antimikroba Alami Berbasis Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Menjadi Soft Soap Herbal di Sentra Industri Keripik Pisang Lampung

    Get PDF
    Sentra Industri Rumah Tangga (IRT) Keripik yang beralamat di Jalan Pagar Alam merupakan salah satu sentra wisata kuliner yang cukup populer. IRT keripik ini menghasilkan limbah buangan seperti kulit buah, daun, tangkai buah, bonggol yang belum dikelola dengan baik, dan bahkan pembuangan yang masih dilakukan di tepi badan sungai. Limbah buangan IRT keripik tersebut sangat berpotensi untuk dibuat antimikroba alami yang bernilai jual tinggi, misalnya produk diversifikasi berupa sabun. Tujuan pengabdian ini adalah melakukan transfer teknologi hasil riset dan memecahkan masalah limbah buangan sentra IRT Keripik sebagai mitra pengabdian. Transfer teknologi hasil riset berupa: (1) teknologi pengolahan limbah buangan menjadi antimikroba alami; (2) teknologi diversifikasi produk antimikroba alami; dan (3) teknologi pengolahan produk sabun. Metode pengabdian dilakukan dengan cara ceramah dan diskusi hasil riset serta pendampingan pengolahan limbah buangan menjadi produk antimikroba alami berupa sabun. Kebutuhan mitra pada informasi teknologi adalah sebagai berikut: pembuatan sabun padat herbal 26%, diikuti sabun cair 24%, hand sanitizer 17%, antimikroba alami 12%, pembuatan pakan 10%, serta pembuatan kompos dan pupuk cair 8%. Kegiatan diseminasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman materi setelah kegiatan pengabdian, yaitu tentang pemanfaatan limbah buangan (40%) dan pembuatan soft soap (80%)

    SENSORI PIKEL UBIJALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) YANG DIFERMENTASI SPONTAN PADA BERBAGAI TINGKAT KONSENTRASI GARAM

    Get PDF
    This research was aimed to determine the sensory properties of purple sweet potato pickles which was spontaneously fermented for12 days at various salt concentrations (1%, 2%, 3%, 4%, 5% and 6%).  The results showed that the increase of salt concentrations from 1% to 6% significantly increased sensory acceptability of  purple sweet potato pickles. The best sensory  properties were obtained from  pickle with salt concentrations of 5% - 6%. The score of the color approaching 5 (somewhat like, and described as pink). The score of the texture was close to 3 (somewhat like, and described as hard). The score of the taste close to 4 (moderate, and described as salty). The score of the aroma close to 4 (moderate, and described as slightly acid to acid. The score of the overall acceptance was close to 4 (moderate). Keywords :  pickles, purple sweet potat

    Karakteristik Minuman Laktat Sari Buah Durian Lay (Durio Kutejensis) yang Disuplementasi dengan Kultur Lactobacillus Selama Penyimpanan pada Suhu Rendah

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mengkaji karakteristik minuman laktat sari durian lay yang disuplementasi dengan kultur bakteri asam laktat (BAL) selama penyimpanan pada suhu rendah. Kultur BAL terdiri dari Lactobacillus plantarum FNCC-0265, Lactobacillus acidophillus FNCC-0051, dan campuran keduanya. Sari buah durian lay diinokulasi dengan kultur berumur 24 jam lalu diinkubasi pada suhu 37 °C selama 2 jam dan kemudian disimpan selama 0, 1, 2, 3, dan 4 minggu. Perubahan pH, total asam, gula, total sel BAL. Total padatan terlarut, viabilitas BAL, dan sensori selama penyimpanan dingin diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi Perubahan pH dari 4,79 ke 4,20; kandungan gula dari 4,52 ke 0,75%; total padatan terlarut dari 8,93 ke 7.97 °Bx, viabilitas BAL dari 100 % menjadi 95,90 %, dan skor sensori dari 3,71 suka ke 3,40 (agak suka); sementara pada total asam terjadi peningkatan dari 0,33 ke 0,69 %; dan sel hidup BAL meningkat dari 8,86 menjadi 9,14 log CFU/mL. Berdasarkan parameter sensori, perlakuan kultur campuran Lactobacillus plantarum FNCC-0265 dan Lactobacillus acidophillus FNCC-0051 yang disimpan selama 2 minggu merupakan perlakuan terbaik. Sari buah durian lay ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: pH 4,45, total asam laktat 0,83 %, gula 2,20%, sel hidup BAL 9,33 log CFU/mL, total padatan terlarut 9,16 °Bx, dan karbohidrat 35,04 %. Asam organik yang terkandung pada jus durian lay ini adalah asam oksalat (108 mg/L), malat (528 mg/L), laktat (4382 mg/L) dan sitrat (351 mg/L)

    Penambahan Asam Asetat dan Fumarat untuk Mempertahankan Kualitas Pikel Ubi Jalar Kuning Pasca Fermentasi

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan kemampuan asam fumarat, asam asetat dan kombinasinya sebagai pengawet untuk mempertahan kualitas pikel ubi jalar kuning pasca fermentasi yang disimpan pada suhu ruang selama 6 minggu; dan juga membandingkannya dengan pengawet asam benzoat. Perlakuan terdiri dari konsentrasi asam asetat 1; 1,5 dan 2%; konsentrasi asam fumarat 0,1; 0,15 dan 0,2%, dan kombinasi keduanya. Perlakuan dengan asam benzoat dan tanpa pengawet juga disiapkan sebagai kontrol. Perlakuan terbaik diperoleh dari kombinasai asam asetat 1% dan fumarat 0,2%, dengan karakteristik kualitas sebagai berikut: total kapang, khamir, bakteri bukan asam laktat, dan bakteri asam laktat masing masing <30 koloni/ml, total asam 1,35%, pH 3,18 dan total padatan terlarut 2,07o brix, warna orange pucat, beraroma asam dengan tingkat penerimaan panelis 87%. Berdasarkan penerimaan sensoris, perlakuan asam fumarat lebih baik daripada asam asetat ataupun kombinasai asam asetat-fumarat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam asetat, fumarat dan kombinasi keduanya dapat mempertahankan kualitas pikel ubi jalar kuning yang berpotensi menjadi alternatif pengganti pengawet benzoat

    Modification of Casava Starch Properties by Spontanesous Fermentation

    Get PDF
    The impact of spontaneous fermentation on the physical and chemical characteristics of fluidized cassava starch treated in a sedimentation tank were examined. Tapioka, aci puter, and elot are three types of casava starch products that were made from starch slurry collected at various periods of spontaneous fermentation. &nbsp;By different spontaneous fermentation time, the appearance of granules was significantly changed. Besides, there was diffrent response color to iodine test indicating a different amylopectin chain-length distribution pattern. Among them, there were significant differences in moisture content, swelling power, water absorption ratio, gel formation ability and pH value. These studies showed that spontaneous fermentation might be used to modify casava starch products
    corecore