671 research outputs found
Responsibility and blame: a structural-model approach
Causality is typically treated an all-or-nothing concept; either A is a cause
of B or it is not. We extend the definition of causality introduced by Halpern
and Pearl [2001] to take into account the degree of responsibility of A for B.
For example, if someone wins an election 11--0, then each person who votes for
him is less responsible for the victory than if he had won 6--5. We then define
a notion of degree of blame, which takes into account an agent's epistemic
state. Roughly speaking, the degree of blame of A for B is the expected degree
of responsibility of A for B, taken over the epistemic state of an agent
The 2020 Tokyo Olympics and The Myth of Japanese Homogeneity
The Olympics opening and closing ceremonies are full of culturally symbolic messages about the host country’s identity including their national myths, values, and character. Promoted under the title of “Unity in Diversity”, Japan’s Tokyo 2020 olympics challenged the popular myth of Japanese homogeneity through its intentional representation of multiracial athletes and performers throughout the opening ceremony events, and the subtle nod to the Ainu and Ryukyuan indigenous communities within Japan
Hubungan Kejadian Karies Gigi dengan Konsumsi Makanan Kariogenik dan Status Gizi pada Anak Sekolah Dasar (Studi pada Anak Kelas III dan IV Sdn Kadipaten I dan II Bojonegoro)
Latar Belakang : Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai di masyarakat, dimana diantaranya adalah golongan anak. Mengkonsumsi makanan kariogenik berlebih dapat meningkatkan risiko karies gigi. Anak yang mengalami karies gigi dalam kurun waktu yang lama akan berpengaruh terhadap asupan zat gizi dan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan kariogenik dan status gizi pada anak sekolah dasar Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Besar subjek yang dibutuhkan sebanyak 63 responden. Subjek diambil secara random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi tingkat karies gigi menggunakan indeks DMF-T, asupan makanan kariogenik diperoleh menggunakan Food Frekuensi Question (FFQ) dan kuesioner, dan status gizi dengan cara antropometri. Analisis data menggunakan uji korelasi rank Spearman.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan tingkat karies gigi sedang 23.8% dengan indeks DMF-T rata-rata 4.0 . Frekuensi konsumsi makanan kariogenik sebanyak 73% mengkonsumsi 3-6x sehari. Terdapat 15.8% anak memiliki status gizi sangat kurang. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa: ada hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan karieogenik (p=0.009 ; r=0.298) ,ada hubungan antara karies gigi dengan status gizi (p=0.008 ; r=0.303).Simpulan : Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan karieogenik, dan ada hubungan antara karies gigi dengan status giz
Pendidikan Berbasis Ekopedagogik dalam Menumbuhkan Kesadaran Ekologis dan Mengembangkan Karakter Siswa Sekolah Dasar
Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan dampak signifikan pada seluruh aspek konstelasi kehidupan, tak terkecuali kompleksitas pada alam sebagai ruang bagi kehidupan manusia. Alam sebagai ruang kehidupan manusia, telah dianggap sebagai objek, sehingga didominasi dan dieksploitasi manusia secara radikal. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya pemahaman manusia akan hakikatnya sebagai makhluk multidimensional yang salah satunya ialah memiliki relasi dalam ruang dan waktu dengan alam, sehingga hal ini berimbas pada kesadaran manusia yang memiliki kewajiban untuk senantiasa menjaga keselarasan, keharmonisan alam yang terabaikan. Berkaitan dengan kondisi tersebut, perlu adanya sebuah upaya strategis untuk membangun paradigma baru guna menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga alam melalui proses pendidikan berbasis ekopedagogik dalam menumbuhkan kesadaran ekologis dan karakter
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Peningkatan Berat Badan Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Suntik Dmpa (Depo Medroksi Progesteron Esetat) Di Puskesmas Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif utama bagi wanita. Penambahan berat badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan akseptor KB suntik. Tujuan penelitian ini menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan berat badan ibu pengguna alat kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat) di Puskesmas Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan. Metode penelitian survey analitik dengan design cross sectional dan uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square. Sampel yaitu akseptor yang aktif menggunakan kontrasepsi suntik DMPA yakni 33 ibu. Hasil penelitian ini menunjukan nilai p dari jangka waktu penggunaan dengan peningkatan berat badan adalah α 0,05 (p = 0,072). Kesimpulan Terdapat hubungan antara jangka waktu penggunaan dan aktivitas fisik dengan peningkatan berat badan ibu pengguna alat kontrasepsi suntik DMPA. Tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan peningkatan berat badan ibu pengguna alat kontrasepsi suntik DMPA. Saran memberikan sosialisasi terlebidahulu mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan berat badan dalam penggunaan alat kontrasepsi suntik DMPA dan diharapkan akseptor dapat memahami dan menerapkannya
Optimalisasi Implementasi Alat Permainan Edukatif Berbasis Kearifan Tradisi Loka
Bermain pada dasarnya adalah aktivitas yang sangat menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak-anak tanpa harus ada paksaan. Bermain dapat dinikmati dan membantu anak dalam mencapai perkembangan dan pertumbuhan, baik secara fisik, psikologis, intelektual, sosial, moral, dan emosional anak. Di sisi lain, bermain adalah aktivitas pengasah kreativitas sekaligus sarana untuk mengembangkan berbagai dimensi perkembangan pada anak. Agar kegiatan bermain lebih bermakna bagi perkembangan anak, kegiatan bermain memerlukan berbagai alat permainan edukatif. Salah satu alat permainan tersebut adalah alat permainan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tidak alat permainan tradisional sehingga diperoleh bentuk yang paling tepat dalam rangka mengembangkan tugas-tugas perkembangan anak. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa alatalat permainan tradisional yang dikembangkan mampu mengembangkan standar perkembangan anak
The computational complexity of structure-based causality
Halpern and Pearl introduced a definition of actual causality; Eiter and
Lukasiewicz showed that computing whether X=x is a cause of Y=y is NP-complete
in binary models (where all variables can take on only two values) and\
Sigma_2^P-complete in general models. In the final version of their paper,
Halpern and Pearl slightly modified the definition of actual cause, in order to
deal with problems pointed by Hopkins and Pearl. As we show, this modification
has a nontrivial impact on the complexity of computing actual cause. To
characterize the complexity, a new family D_k^P, k= 1, 2, 3, ..., of complexity
classes is introduced, which generalizes the class DP introduced by
Papadimitriou and Yannakakis (DP is just D_1^P). %joe2 %We show that the
complexity of computing causality is \D_2-complete %under the new definition.
Chockler and Halpern \citeyear{CH04} extended the We show that the complexity
of computing causality under the updated definition is -complete.
Chockler and Halpern extended the definition of causality by introducing
notions of responsibility and blame. The complexity of determining the degree
of responsibility and blame using the original definition of causality was
completely characterized. Again, we show that changing the definition of
causality affects the complexity, and completely characterize it using the
updated definition.Comment: Appears in AAAI 201
Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan Menurut Persepsi Perawat Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Instalasi Rawat Inap F Blu Rsup Prof. Dr. R.d. Kandou Manado
: Leadership is the ability to provide a constructive influence others to do the business of the cooperative achieve the planned objectives. Motivation to work an employee is usually indicated by a continuous activity, and goal oriented. The purpose of this study is on the analysis of the relationship to the head of the room under the leadership of the nurse's perception of the motivation of nurses in the inpatient department Prof.Dr.R.D. Kandou F BLU Manado. Analytic survey research design using a cross-sectional approach. Popolasi that all nurses in the inpatient space F BLU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Total sampling using sampling. Data processed through univariate and bivariate analysis using Chi square with Fisher's exact test alternatives. Results obtained by analysis of the probability (p) = 0.003 <α (0.05), which means that Ho is rejected. Conclusion, an association under the leadership of head room nurse perceptions of the work motivation of nurses in the inpatient department Prof.Dr.RDKandou F BLU Manado. Suggestions, for a head irina F would increase the motivation to work more room nurses, and for nurses would be to maintain and further enhance the motivation to work better
- …