44 research outputs found

    Islamic bank deposits during COVID-19 pandemic: a spatial finance approach

    Get PDF
    This study aims to determine factors affecting deposits in banks during COVID-19 pandemic by employing a spatial finance approach on a sample of Islamic Rural Banks in the Indonesian archipelago. The results showed that the COVID-19 pandemic, capital financing, and bank asset had a spatial influence on bank deposits. Specifically, while COVID-19 pandemic reduces bank deposits, capital financing and bank assets increase these. Using Spatial Lag Model and Local Indicator of Spatial Autocorrelation through Spatial Rate Analysis, the study further found that there is a potential spillover effect in certain provinces based on the bank deposit relationship with COVID-19, financing and bank assets. This implies that the three factors tend to spatially affect the socio-economic activities of the neighboring areas of certain provinces. This study may shed some light for the government in determining post-COVID-19 economic recovery policies using a geographical approach in providing information on financial interactions between regions

    Pemberdayaan masyarakat miskin kota yang terjerat rentenir pasca COVID-19 dalam membangun qaryah thayyibah

    Get PDF
    Kegiatan ini adalah sebuah program pemberdayaan masyarakat miskin kota di Kelurahan Merjosari, Kec, Lowokwaru, Kota Malang, yang terkena dampak pandemi Covid-19. Program ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR) untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi oleh Masyarakat Binaan, khususnya yang terjerat dalam utang kepada rentenir. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini menjelaskan profil ekonomi masyarakat binaan, proses pelaksanaan program, hasil yang dicapai, dan dampak yang timbul. Hasil Pengabdian menunjukkan bahwa program pemberdayaan dengan pendekatan PAR memberikan dampak positif, termasuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan Masyarakat binaan. Masyarakat yang sebelumnya terperangkap dalam utang rentenir berhasil membentuk koperasi ekonomi yang berkelanjutan dengan prinsip ekonomi syariah. Selain itu, Pengabdian masyarakat ini merinci rencana tindak lanjut (RTL) untuk menjaga keberlanjutan program, seperti pemantauan dan evaluasi berkelanjutan, pelatihan kompetemsi, pengembangan koperasi dan sosialisasi literasi keuangan. Rekomendasi juga diberikan, termasuk pentingnya penyelidikan awal yang mendalam, partisipasi aktif masyarakat, dan peran pemerintah dalam mendukung pemberdayaan. Program ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana pendekatan PAR dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat miskin kota yang terdampak pandemi Covid-19 sehingga menjadi masyarakat qaryah thayyiba

    Intermediary performance of Islamic banks in the disruption era: does it contribute to economic growth?

    Get PDF
    The study aims to measure the intermediary performance of Islamic banks in relation to economic growth in Indonesia in the short and long term. There are four main variables used, namely financing, fund placement in BI (Central Bank of Indonesia), investment in securities, and third-party funds in all Islamic banks from 2007 to 2019. The data were tested using vector error correction models (VECM), Granger Causality, Impulse Response Function (IRF), and Variant Decomposition (VDC) to examine causality relationships, the short- and long-term effects, shocks, and variances in Islamic bank intermediary performance to economic growth. The results show that there is a two-way causality relationship between financing and third-party funds to economic growth. While in the short term, fund placement in BI, investment in securities, and financing have a significant influence on economic growth, but in the long run, only the placement of funds in BI will affect economic growth. Also, only fund placement in BI can shock and significantly contribute to economic growth in the long term. The overall intermediary performance of Islamic banks has not contributed to Indonesia’s economic growth in the long term

    Pengembangan model akad Al-Ijarah pasca pandemi pada UMKM di Malang Raya (sertifikat hak cipta)

    Get PDF
    Pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada banyak sektor ekonomi, termasuk bisnis kecil dan mikro di industri kuliner. Dalam upaya menghentikan penyebaran virus, pembatasan sosial dan ekonomi yang diberlakukan telah menyebabkan penurunan pendapatan, penutupan bisnis, dan peningkatan ketidakpastian bagi pengusaha kuliner. Dalam keadaan seperti ini, pengusaha telah melihat sistem keuangan Al-Ijarah, yang didasarkan pada prinsip syariah, sebagai opsi yang menarik untuk memperbaiki bisnis mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa efek dan keuntungan dari sistem keuangan al-Ijarah dalam pemulihan bisnis kuliner setelah pandemi Covid-19. Ini juga membandingkannya dengan sistem konvensional yang lebih umum. Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pandangan dan pengalaman pengusaha kuliner, analisis deskriptif kualitatif digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah menurunkan pendapatan dan membuat bisnis kuliner lebih sulit. Namun, dalam pemulihan usaha, sistem keuangan al-Ijarah menawarkan beberapa keuntungan. Pengusaha dapat mengurangi beban keuangan dan meningkatkan fleksibilitas bisnis dengan menyewa aset dan peralatan yang diperlukan tanpa harus mengeluarkan modal besar. Selain itu, sistem keuangan al-Ijarah lebih stabil karena tidak terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga seperti sistem konvensional. Dibandingkan dengan sistem konvensional, al-Ijarah menunjukkan perbedaan besar dalam prinsip-prinsipnya. Al-Ijarah didasarkan pada keadilan, tanggung jawab bersama, dan pembagian risiko antara penyewa dan pemilik aset. Sebaliknya, sistem konvensional biasanya berkonsentrasi pada mendapatkan keuntungan maksimal. Studi ini menemukan bahwa sistem keuangan al-Ijarah memiliki potensi yang kuat untuk membantu pemulihan bisnis kuliner setelah pandemi Covid-19. Kesimpulannya adalah bahwa lebih banyak perusahaan dan pengusaha kuliner harus mempertimbangkan untuk menggunakan sistem ini saat mereka membiayai bisnis mereka. Ini dapat mengurangi risiko keuangan, meningkatkan akses modal, dan membantu mempercepat pemulihan bisnis

    Financial geography assessment model dalam mengukur risiko pembiayaan bank syariah di masa pandemi Covid 19

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengukur faktor Non-Performing Financing (NPF) melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tingkat pengangguran, jaringan kantor, pembiayaan konsumtif, dan kasus COVID-19. Data penampang di 34 provinsi Indonesia dianalisis menggunakan Geographically Weighted Regression (GWR) melalui global regression confirmation. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan antara GWR dan regresi global. Semua variabel eksogen memiliki variabilitas spasial terhadap variabel endogen. Hal ini mengakibatkan variasi model lokal yang mempengaruhi NPF, antara lain di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Selain itu, penelitian ini berimplikasi pada bankir dalam memitigasi risiko kredit dengan menjaga kecukupan rasio dana dan memperketat verifikasi calon debitur. Bankir juga harus merestrukturisasi pembiayaan, memantau kinerja portofolio, dan membangun infrastruktur digital di setiap kantor wilayah dengan mempertimbangkan dinamika

    Pemberdayaan masyarakat miskin kota yang terjerat rentenir pasca COVID-19 dalam membangun qaryah thayyibah

    Get PDF
    Kegiatan ini adalah sebuah program pemberdayaan masyarakat miskin kota di Kelurahan Merjosari, Kec, Lowokwaru, Kota Malang, yang terkena dampak pandemi Covid-19. Program ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR) untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi oleh Masyarakat Binaan, khususnya yang terjerat dalam utang kepada rentenir. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini menjelaskan profil ekonomi masyarakat binaan, proses pelaksanaan program, hasil yang dicapai, dan dampak yang timbul. Hasil Pengabdian menunjukkan bahwa program pemberdayaan dengan pendekatan PAR memberikan dampak positif, termasuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan Masyarakat binaan. Masyarakat yang sebelumnya terperangkap dalam utang rentenir berhasil membentuk koperasi ekonomi yang berkelanjutan dengan prinsip ekonomi syariah. Selain itu, Pengabdian masyarakat ini merinci rencana tindak lanjut (RTL) untuk menjaga keberlanjutan program, seperti pemantauan dan evaluasi berkelanjutan, pelatihan kompetemsi, pengembangan koperasi dan sosialisasi literasi keuangan. Rekomendasi juga diberikan, termasuk pentingnya penyelidikan awal yang mendalam, partisipasi aktif masyarakat, dan peran pemerintah dalam mendukung pemberdayaan. Program ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana pendekatan PAR dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat miskin kota yang terdampak pandemi Covid-19 sehingga menjadi masyarakat qaryah thayyiba

    Pengembangan model akad Al-Ijarah pasca pandemi pada UMKM di Malang Raya (sertifikat hak cipta)

    Get PDF
    Pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada banyak sektor ekonomi, termasuk bisnis kecil dan mikro di industri kuliner. Dalam upaya menghentikan penyebaran virus, pembatasan sosial dan ekonomi yang diberlakukan telah menyebabkan penurunan pendapatan, penutupan bisnis, dan peningkatan ketidakpastian bagi pengusaha kuliner. Dalam keadaan seperti ini, pengusaha telah melihat sistem keuangan Al-Ijarah, yang didasarkan pada prinsip syariah, sebagai opsi yang menarik untuk memperbaiki bisnis mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa efek dan keuntungan dari sistem keuangan al-Ijarah dalam pemulihan bisnis kuliner setelah pandemi Covid-19. Ini juga membandingkannya dengan sistem konvensional yang lebih umum. Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pandangan dan pengalaman pengusaha kuliner, analisis deskriptif kualitatif digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah menurunkan pendapatan dan membuat bisnis kuliner lebih sulit. Namun, dalam pemulihan usaha, sistem keuangan al-Ijarah menawarkan beberapa keuntungan. Pengusaha dapat mengurangi beban keuangan dan meningkatkan fleksibilitas bisnis dengan menyewa aset dan peralatan yang diperlukan tanpa harus mengeluarkan modal besar. Selain itu, sistem keuangan al-Ijarah lebih stabil karena tidak terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga seperti sistem konvensional. Dibandingkan dengan sistem konvensional, al-Ijarah menunjukkan perbedaan besar dalam prinsip-prinsipnya. Al-Ijarah didasarkan pada keadilan, tanggung jawab bersama, dan pembagian risiko antara penyewa dan pemilik aset. Sebaliknya, sistem konvensional biasanya berkonsentrasi pada mendapatkan keuntungan maksimal. Studi ini menemukan bahwa sistem keuangan al-Ijarah memiliki potensi yang kuat untuk membantu pemulihan bisnis kuliner setelah pandemi Covid-19. Kesimpulannya adalah bahwa lebih banyak perusahaan dan pengusaha kuliner harus mempertimbangkan untuk menggunakan sistem ini saat mereka membiayai bisnis mereka. Ini dapat mengurangi risiko keuangan, meningkatkan akses modal, dan membantu mempercepat pemulihan bisnis

    Financial geography assessment model dalam mengukur risiko pembiayaan bank syariah di masa pandemi Covid 19

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengukur faktor Non-Performing Financing (NPF) melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tingkat pengangguran, jaringan kantor, pembiayaan konsumtif, dan kasus COVID-19. Data penampang di 34 provinsi Indonesia dianalisis menggunakan Geographically Weighted Regression (GWR) melalui global regression confirmation. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan antara GWR dan regresi global. Semua variabel eksogen memiliki variabilitas spasial terhadap variabel endogen. Hal ini mengakibatkan variasi model lokal yang mempengaruhi NPF, antara lain di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Selain itu, penelitian ini berimplikasi pada bankir dalam memitigasi risiko kredit dengan menjaga kecukupan rasio dana dan memperketat verifikasi calon debitur. Bankir juga harus merestrukturisasi pembiayaan, memantau kinerja portofolio, dan membangun infrastruktur digital di setiap kantor wilayah dengan mempertimbangkan dinamika
    corecore