13 research outputs found

    Respon Pemberian Hormon Tumbuh Dan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan Stek Ramin (Gonystylus Bancanus (Miq.) Kurz)

    Get PDF
    This study was conducted to determine the effect of growth hormones and mycorhyza application on the growth of ramin cuttings. A Completely Randomized Design with 5 replicates was used in this study. The experiment consisted of two stages i.e hormon treatments (control, Rapid root, Root Up, IBA 250 mg/l, IBA 500 mg/l, IBA 1000 mg/l), Fusarium and mycorhyza applications. The result showed that the highest number of root was obtained from Root Up (12,83 cm), while the lowest was from Fusarium treatments (4,67 cm). IBA 250 mg/l enhanced the number of roots and the length of root significantly but not stimulate the development of new leaf. While mycorhyza application improving the growth of the new leaf and the root development of ramin

    Respon Pertumbuhan Dan Produksi 4 Varian Ganyong (Canna Edulis) Terhadap Intensitas Naungan Dan Umur Panen Yang Berbeda

    Full text link
    Ganyong merupakan tanaman yang sederhana dan potensial sebagai sumber karbohidrat, sehingga sangat layak untuk dikembangkan. Kandungan kabohidratganyong dibandingkan kandungankabohidrat lebih tinggi dari umbi kentang. Ganyong memiliki variasi morfologi yang luas dalam bentuk tanaman tinggi, warna daun, panjangdan lebar, warna dan bentuk ubi variasi kandungan kimia dalam umbi ganyong, sehingga diperlukan seleksi berdasarkan fenotipe untuk memperoleh varian dari ganyong dengan produktivitas tinggi. Ganyong adalah tanaman yang biasanya tumbuh pada daerahnaungan seperti di bawah pohon namun di sisi lain kemampuan pertumbuhannya belum diteliti . Penelitian respons pertumbuhan ganyong 4 varian dalam kondisi iklimmikro yang berbeda telah dilakukan di Laboratorium Macropropagation, Botani Divisi, CSC. Penelitian dilakukan dalam Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari3 faktor di mana faktor 1 adalah shading intensitas: 0% (tanpa naungan), 50% dan intensitas varian ganyong 70%), faktor 2 adalah ganyong varian (merah, pink, hijaudan putih) sedangkan faktor ke-3 adalah waktu panen (9 dan 11 bulan).Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap faktor yang merupakan bayangan intensitas, varian danwaktu panen berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi ganyong. Intensitas naungan terbaik adalah 50% yang secara signifikan berbeda dari 0% dan 70% intensitas naungan dalam hal jumlah tunas, berat segar dan berat kering daun dan berat batang, panjang umbi, bobot segar dan kering umbi. Putih varian dari ganyong prodused terpanjang ukuran umbi, bobot segar tertinggi daun dan batang, highst berat segar dan kering umbi dibandingkan dengan varian lain, bahkan dengan 11 bulan waktu panen mengakibatkan umbi tertinggi, berat kering tertinggi umbi, dibandingkan dengan 9 mounths panen. Kombinasi terbaik dari pengobatan adalah putih ganyong varian, 50% perlakuan yang diberikan adalah pada varian ganyong putih dengan intensitas.naungan 50% dan waktu perlu 9 bulan mengakibatkan produksi siknifikan seperti diameter umbi terbesar (4,8 cm), berat segar dan kering umbi highst dari 8454 g dan 1134 g / tanaman masing-masing. Kandungan kimia umbi dipengaruhi oleh varian dari ganyong dan waktu panen. Kandungan karbohidrat paling tinggi ditemukan pada9 waktu panen mounth, sedangkan kandungan serat, lemak dan protein paling tinggi ditemukan pada waktu panen 11 bulan

    Pola Perkecambahan Ramin (Gonystylus Bancanus) Dan Efektifitas Komposisi Media Tanam [Seed Germination Pattern of Ramin (Gonystylus Bancanus) and Effectivity of Planting Media Composition]

    Full text link
    A research work on seed germination of ramin (Gonystylus bancanus (Miq. Kurz) was conducted to study germination pattern and the effectivity of some composition of planting medias contained compost, cocopeat, organic manure, carbonic sekam and soil.The result showed that the seed germination pattern of ramin at least consist of six stages based on one or more morfological change or an organ formation occured. A growing period needed by the juvenil ramin to grow from a stage to next stage and the seedling plant heigh were taken as parameters to pursued the effectivity of planting media composition. Generally, media contained compost, cocopeat, carbonic sekam and organic manure were much more effective than medium contains soil only. Medium contained compost only was the most effective as planting media based on the two parameters. Cocopeat and carbonic sekam was also recommended as alternative planting media for seed germination and juvenil plant growth of ramin

    Morfologi Semai Beberapa Jenis Palem Hias Seedling Morphology of Some Ornamental Palms

    Full text link
    The results of 18 palms species studied showed that there were three species (Livistona chinensis (Jack) R.Br.ex Mart,Thrinax sp.and Sabal meeacarpg Small) which their cotyledone growth under ground level (group I), their first leaf did not cleave, these had two types of germination i.e. remote tubular (L. chinensis and Thrinax sp.)and remote ligular (S. meeacarpa).Thirthteen species (Heterosphate elata Scheff, Archonthophoenic alexandrae Wendl.& Drude, Areca triandra Roxb., Bentinckia nicobarica (Kurz.) Becc, Chrvsalidocarpus sp., C. lutescens H. Wendl.,Cvrtostachvs eleeans Burret, C.renda Blume, Drvmoploeus pachvcladus H.E.Moore, Neodypsis decarvi Jumelle,Oenocarpus Panamanus L.H.Bailey, Pthvchosperma eleeans (R.Br.) Blume and Pritchardia pacifica Seem. & H.Wendl.) produce their cotyledone near ground level (group H), their first leaf cleft into two parts except on the species O. Panamanus cleft into four parts, all of these species had adjacent ligular type of germination. There was large variability on the germination.The range of first germination was 12105 days after sowing, last germination was in the range of 78-212 days and the germinationpersentage was 1.3-94.0%

    Efektivitas Pupuk Organik Dan Pupuk N Pada Pertumbuhan Bibit Eboni (Diospyros Celebica Bakh.)

    Full text link
    Eboni (Diospyros celebica Bakh.) merupakan tanaman keras dan termasuk jenis kayu mewah yang tumbuh alami di Sulawesi.Masalah yang dihadapi adalah pertumbuhan bibit yang lamban sehingga diperlukan percobaan tentang media pertumbuhan bibit yang sesuai. Bahan yang digunakan adalah bibit eboni berumur 6 bulan dengan pertumbuhan seragam.Percobaan I: Bibit ditanam pada polybag berkapasitas 5 kg yang masing-masing berisi campuran media tanam yakni A (tanah); B (tanah:kompos = 1:1); C (tanah:pupuk kandang = 1:1); D (tanah:kompos:pupuk kandang = 1:1:1); E (tanah:kompos:pupuk kandang = 2:1:1) dan F (tanah:kompos:pupuk kandang = 4:1:1).Percobaan II. Bibit ditanam pada polybag berkapasitas 5 kg tanah, dan dilakukan penambahan pupuk N yaitu urea dan ZA masing-masing 1,2, 3,4 dan 5 %rlpolybag. Pupuk diberikan dengan interval 2 minggu (2 kali pemupukan) dan 4 minggu (satu kali pemupukan).Hasil penelitian menunjukkan bahwa Percobaan I, bibit yang diperlakukan dengan media tanam berisi tanah:pupuk kandang = 1:1(C) memberikan hasil yang paling baik. Enam bulan setelah perlakuan, rata-rata tinggi tanaman 32,80 cm, jumlah daun 25 dan diameter batang 4,10 cm, sedangkan pada bibit yang tidak mengalami perlakuan (Percobaan I.A) hasilnya masing-masing adalah 22,60 cm, 19 dan 3,3 cm. Percobaan II, pemberian pupuk interval 2 minggu lebih baik daripada 4 minggu. Bibit lebih responsif terhadap pupuk urea. Perlakuan urea 3 gc/polybag memberikan hasil tertinggi yaitu tinggi tanaman mencapai 31,58 cm, jumlah daun 27 dan diameter batang 4,20 cm

    Pengaruh Mikoriza, Media Tanam Dan Fase Transplant Terhadap Pertumbuhan Bibit Jelutung (Dyera Costulata (Miq.) Hook.f)

    Full text link
    Dyera costulata, usually called as jelutung is belonging into Apocynaceae family.This plant is a potential plant species that has good prospect, especially for timberand latex production. However the seedling grows slowly. The experiment wascarried out in greenhouse, Treub Laboratory, Botani Division, Centre Research forBiology-LIPI, Bogor, using a Factorial Completely Randomized Design with treemain factors in five replications. The first factor is phase of transplant i.e. seedlingwith closed cotyledon, seedling with opened cotyledon, seedling with two firstleaves. The second factor is growth medias i.e. soil, soil+compost (1:1), soil+huskof rice (1:1), soil+compost+ soil+husk of rice (1:1:1), compost+ soil+husk of rice(1:1). The third factor is mycorrhiza i.e. 0, 2, 4 and 6 g/pot The result showed thatthe transplant phase had significant effect on the seedling growth. The best oftransplant phase is seedling with two leaves which has 100% survival, seedlingheight 8.57 cm and number of leaves 5.07 . Mycorrhiza treatment no significanteffect on the seedling growth until 5 months after planting. Growth medias hadsignificant effect at number of leaves. Therefore it is recommended the best mediafor seedling growth are are of soil+ soil+husk of rice (1:1) , or soil+compost + huskof rice = 1:1:1. There was no interaction effect of transplant phase, mycorrhizaand growth media

    Peningkatan Produksi Dan Perbaikan Ukuran Umbi Kentang Hitam (Plectranthus Rotundifolius (Poir.) Spreng) Melalui Teknik Budidaya Sebagai Upaya Konservasi

    Full text link
    Penurunan peranan suatu spesies dalam budaya masyarakat dapat menyebabkan kelangkaan bahkan kepunahan spesies tersebut. Seiring dengan program pemerintah untuk melakukan diversifikasi pangan, tanaman minor yang potensial sebagai sumber karbohidrat dapat dipopulerkan kembali dengan tujuan sebagai upaya konservasi tanaman tersebut. Terkait hal tersebut, kentang hitam (Plectranthus rotundifolius) dapat menjadi sumber pangan alternatif bagi masyarakat yang menempati daerah kering. Kentang hitam tidak hanya berperan sebagai sumber karbohidrat dengan indeks glikemik rendah, tetapi juga kaya vitamin dan sejumlah mineral penting. Informasi mengenai teknik budidaya menjadi hal penting yang perlu dipersiapkan dalam rangka pengembangannya. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengenai teknik budidaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil panen kentang hitam di pasaran. Penelitian dirancang berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor, yaitu aksesi dan teknik budidaya. Empat aksesi kentang hitam yang digunakan: Nganjuk, Sangian, klon 6G dan O3; dan empat jenis teknik budidaya: bumbun, pangkas, jerami, and pengangkatan tajuk) Setiap perlakuan terdiri dari empat ulangan, dengan tiga tanaman/ulangan. Pengamatan dilakukan pada parameter pertumbuhan dan hasil. Hasil penelitian menunjukkan aksesi kentang hitam yang berbeda memerlukan teknik budidaya berbeda untuk meningkatkan hasil dan ukuran umbi. Penggunaan mulsa jerami padi pada budidaya kentang hitam dapat meningkatkan ukuran umbi kentang hitam di musim hujan

    Perbanyakan Ulin (Eusideroxylon Zwageri T.et.b) Dengan Bui Dan Setek [Propagation of Ulin by Seed and Cutting]

    Full text link
    The ulin or so called vernacular name kayu besi (Eusideroxylon zwageri T.et.B.) is one of the the important timber in East Kalimantan (East Borneo).However, there are some problems in the regeneration of this species. The research on propagation of ulin was carried out in Treub Laboratory, Research Center for Biology. The research consist of two experiments The research consisted of two experiments.The first experiment seeds which was treated in order to stimulate the germination and the second experiment by treating the mixture between 1BA and vitamin C for stimulating root cutting.The best result of seeds germination was recorded 90%,which the seeds were treated by removing the whole seedcoat and then by exposing to the sunlight for 5 hours The seed itself began to germinate 7 weeks after sowing.Meanwhile, the control no germination et all until 28 weeks.The best result on cutting was indicated by treating with the combination of IBA 10 mg/1 and vitamin C 50 mg/1 which was achieved the highest rooting 100%,although without hormone treatment only resulted 33.3% rooting
    corecore