22 research outputs found

    CALON GURU SEKOLAH DASAR: SUDAHKAH MENJADI SUMBER DAYA MANUSIA YANG LITERAT?

    Get PDF
    Penyelarasan gerakan literasi sekolah ialah dengan gerakan literasi kampus. Kehidupan kampus terutama yang berperan sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan hendaknya berupaya keras menciptakan calon pendidik yang literat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai calon guru sekolah dasar apakah termasuk dalam sumber daya manusia yang literat atau bukan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh mahasiswa PGSD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang berjumlah 880 mahasiswa. Selanjutnya diambil sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling hingga diperoleh tiga kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket, wawancara, dan observasi. Instrumen yang dibutuh dalam penelitian ini antara lain angket, daftar pertanyaan wawancara, dan lembar observasi. Kemudian data yang telah dikumpulkan di analisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Adapun hasil dari penelitian ini ialah belum semua mahasiswa PGSD menjadi SDM yang literat

    SOSIALISASI DAMPAK GADGET PADA ANAK: KKN MAHASISWA UNIVERSITAS ADI BUANA DI DESA BETRO

    Get PDF
    Sosialisasi dampak gadget pada anak usia dini merupakan salah satu materi parenting yang sangat dibutuhkan orangtua saat ini. Tidak sedikit orangtua yang lebih memilih memberikan gadget pada anak dengan dalih agar mereka diam dan terkontrol dari pada menemani buah hati bermain, bercerita, bercanda, berbincang, dan belajar bersama. Sosialisasi dilaksanan di Desa Betro Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo pada bulan Januari 2023. Target sosialisasi ialah orangtua. Bukan hanya ibu, tetapi juga ayah. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengedukasi orangtua tetang pengaruh gadget bagi anak, sehingga orangtua dapat memberikan gadget pada anak sesuai kebutuhan dan tujuannya. Hasil dari sosialisasi tersebut, orangtua memberikan respons positif. Orangtua sangat terbuka atas masukan dan wawasan yang diberika, juga berkomitmen untuk mengontrol dan mendampingi penggunaan gadget pada anak

    PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL SISWA SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Study about implementation of Problem Based Learning (PBL) model to develop Higher Order Thinking Skill (HOTS) in elementary school’s student. This article was written through study literature. Problem Based Learning is a model with teaching approach at authentic issue, so the students are able to compose their knowledge own. Characterized of Problem Based Learning is using the real life problem as something to be learned students to train and improved the skills of think critically and problem solving in order to obtain concepts knowledge. HOTS or the capacity to think a high degree is one of components must be maintained in any process learning did as teachers on the application of 2013 Curriculum. Learning activities must be designed that students have skills think high level. Through a Problem Based Learning model, higher order thinking skill of students will be trained and developing, and they can gain experience directly and change mannerisms (knowledge, skills, attitude) both in terms of quality and quantityMengkaji penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk menumbuhkembangkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa Sekolah Dasar. Artikel ini ditulis melalui studi kepustakaan. PBL merupakan model dengan pendekatan belajar pada masalah autentik, sehingga siswa mampu menyusun pengetahuannya sendiri. PBL bercirikan menggunakan masalah yang riil sebagai bahan belajar siswa untuk melatih dan menumbuhkembangkan keterampilan berrpikir kritis serta pemecahan masalah guna mendapatkan konsep-konsep pengetahuan. HOTS adalah salah satu komponen yang harus dikembangkan dalam setiap pelaksanaan proses pembelajaran Kurikulum 2013. Aktivitas belajar harus dirancang agar siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan hasil kajian, sintaks pembelajaran model PBL yang terlihat pada aktivitas belajar siswa dapat melatih dan menumbuhkembangkan high order thingking skill siswa, karena siswa memperoleh pengalaman secara langsung dan dapat mengubah tingkah laku (pengetahuan, ketrampilan, sikap) baik segi kuantitas maupun kualitas

    Teknik Literasi Silang Dalam Model Problem Based Learning: Alternatif Pembelajaran di Masa Pandemi Covid19

    Get PDF
    The Covid-19 pandemic has an impact on all lines of life, one of which is the education aspect. The government's policy to implement online lectures has made the lecture process, which was originally face-to-face, also blended learning turned into a full online lecture. This is the basis for researchers to find alternative learning techniques that can be applied in the full online lecture process. In addition, it is also to describe the level of activeness of students in lecturing activities. This study uses a qualitative approach to describe the application of cross-literacy techniques in the problem-based learning model and the students' responses to the implementation of cross-literacy techniques in the problem-based learning model in Indonesian language learning subjects. The research was conducted at the PGSD Study Program at Adi Buana University. Precisely for the 4th semester students taking Indonesian language learning courses in class A. The data was collected using a non-test technique using a list of interview questions, questionnaires and observation sheets. The response to the implementation of the application of the cross literacy technique in the problem-based learning model showed that 89% of students felt that the application of the technique was interesting, made lectures less boring and it became easier to understand the material. Strongly agree with the application of cross literacy techniques in the problem based learning model. The remaining 11% responded in agreement with the application of the technique.Pandemi covid-19 memberikan dampak pada semua lini kehidupan, salah satunya pada aspek pendidikan. Kebijakan pemerintah untuk menerapkan kuliah daring menjadikan proses perkuliahan yang semula tatap muka penuh, juga blended learning berubah menjadi full online. Hal tersebut menjadi dasar peneliti untuk menemukan alternatif teknik pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses perkuliahan daring penuh. Selain itu juga untuk memaparkan tingkat keaktifan peserta didik dalam aktivitas perkuliahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif mendeskripsikan penerapan teknik literasi silang dalam model problem based learning dan respon peserta didik terhadap pelaksanaan penerapan teknik literasi silang dalam model Problem based learning pada mata kuliah pembelajaran Bahasa Indonesia. Pelaksanaan penelitian di Prodi PGSD Universitas Adi Buana. Tepatnya pada mahasiswa semester 4 yang menempuh mata kuliah pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas A. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik nontes menggunakan instrumen daftar pertanyaan wawancara, angket dan lembar observasi. Respon terhadap pelaksanaan penerapan teknik literasi silang dalam model problembased learning menunjukkan hasil 89% mahasiswa merasa penerapan teknik tersebut menarik, membuat perkuliahan tidak membosankan dan menjadi lebih mudah memahami materi. Sangat setuju dengan penerapan tenik literasi silang dalam model problem based learning. 11% sisanya memberikan respon setuju dengan penerapan teknik tersebut

    Identifikasi Karakter Kerjasama Pada Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan (1) untuk mendeskripsikan karakter kerjasama yang tampak pada proses pembelajaran siswa kelas IV SDN Sedatigede II Sidoarjo dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. (2) mendeskripsikan aktivitas siswa yang menunjukkan karakter kooperatif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Model penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data. Data hasil observasi karakter kerjasama dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, sedangkan hasil observasi aktivitas siswa dianalisis menggunakan rumus persentase. Penelitian dilakukan di kelas IV A dengan jumlah 34 siswa. Hasil penelitian tentang karakter kerjasama siswa dalam observasi aktivitas siswa menunjukkan hasil yang sangat baik. Dalam mengamati aktivitas siswa yang dilakukan peneliti, pada indikator 1 mendapatkan persentase 94%, pada indikator 2 mendapatkan persentase 93%, pada indikator 3 mendapatkan persentase 89%, pada indikator 4 dan 5 mendapatkan persentase yang sama yaitu 91%. , pada indikator 6 dan 7 mendapatkan persentase yang sama yaitu 92% dan indikator 8 mendapatkan presentase 93%. Dari hasil persentase diperoleh rata-rata karakter kerjasama siswa dalam proses pembelajaran membudaya

    ANALISIS KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN ASESMEN AUTENTIK DALAM KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

    Get PDF
    Asesmen autentik dapat digunakan seiring dengan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar. Artikel ini memaparkan tentang kesiapan guru mengimplementasikan asesmen autentik dalam Kurikulum Merdeka Belajar yang mencakup persiapan, pelaksanaan, serta analisis dan pelaporan hasil asesmen. Tujuan penulisan untuk memaparkan gambaran faktual tentang kesiapan guru dalam melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar terkait dengan asesmen autentik. Penulisan artikel dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif melalui studi kepustakaan. Artikel dibuat berdasarkan permasalahan yang dialami guru yang terungkap melalui Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan saat pelaksanaan Kerja Kelompok Guru (KKG) yang melibatkan 50 guru di kecamatan Gondang Mojokerto Jawa Timur. Hasil FGD tersebut menunjukkan bahwa guru mengalami berbagai permasalahan berkaitan dengan penerapan asesmen autentik di antaranya (1) asumsi bahwa asesmen autentik terlalu rumit karena harus membuat rubrik kemudian mengonversikan sebelum menginput dalam daftar nilai; (2) kesulitan dalam pemilahan dan pembagian nilai apabila dalam satu rubrik mencakup beberapa muatan pelajaran; (3) belum ada pelatihan yang secara khusus dilakukan untuk pembuatan perencanaan penilaian autentik. Hasil kajian yang dilakukan disertai wawancara singkat dengan beberapa guru menunjukkan bahwa secara teoretis guru cukup siap dan cukup memahami hakikat asesmen autentik. Namun, dalam penerapannya guru masih membutuhkan banyak belajar agar lebih terampil dan mudah dalam menerapkannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa guru kurang siap dalam menerapkan penilaian autentik, karena penilaian yang dilakukan masih terkesan seadanya sesuai dengan rubrik yang tersedia dalam buku guru saja. Belum dilakukan pengembangan rubrik penilaian.Assessment, authentic can be used with the application of the Free Learning Curriculum. This article describes the readiness of teachers to implement authentic assessment in the Free Learning Curriculum which includes preparation, implementation, and analysis and reporting of assessment results. The purpose of writing is to present a factual picture of the readiness of teachers in implementing the Merdeka Learning curriculum related to authentic assessment. Writing articles is done using descriptive methods through literature study. The article was made based on problems experienced by teachers as revealed through a Focus Group Discussion (FGD) conducted during the Teacher Group Work which involved 50 teachers in Gondang Mojokerto, East Java. The results of the FGD indicated that teachers experienced various problems related to the implementation of authentic assessments, including (1) the assumption that authentic assessment was too complicated because they had to make rubrics and then convert them before inputting into the list of scores; (2) difficulty in sorting and distributing scores if one rubric includes several lessons; (3) there has been no training specifically carried out for making authentic assessment plans. The results of the study carried out accompanied by short interviews with several teachers showed that theoretically the teacher was quite ready and sufficiently understood the nature of authentic assessment. However, in practice, teachers still need a lot to learn so that they are more skilled and easier to apply. So it can be said that the teacher is not ready to apply authentic assessments, because the assessments carried out still seem improper in accordance with the rubrics available in the teacher's book. There has not been any development of an assessment rubric that may be needed to assess other skills students need

    KORELASI PENERAPAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA DI SDN KEBONDALEM MOJOSARI DAN SDN KETABANG SURABAYA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa di SDN Kebondalem Mojosari dan SDN Ketabang Surabaya. Penelitian ini didasarkan atas observasi pada keminatan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita matematika yang sering kali merasa malas membaca, sehingga mengalami kesulitan memahami maksud dari bacaan yang tersaji pada soal cerita. Adapun target luaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini berupa (1) artikel ilmiah dalam jurnal nasional terakreditasi, (2) draf buku ajar. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan target tersebut adalah metode kuantitatif. Dalam proses pelaksanaannya penelitian ini melalui beberapa tahapan antara lain (1) tahap awal yaitu pengurusan ijin, penentuan populasi dan sampel, perancangan instrumen, dan perancangan soal cerita matematika, (2) tahap pelaksanaan, meliputi penentuan sampel, pemberian soal cerita, (3) tahap analisis data, dan (4) tahap pelaporan. Hasil penelitian di SDN. Ketabang Surabaya menunjukkan bahwa   dan SDN. Kebondalem Mojokerto adalah   dengan kesimpulan adanya korelasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan kemampuan siswa menyelesaikan masalah soal cerita matematika

    Peningkatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar Dalam Pengembangan Bahan Ajar Daring di SDN Margorejo I Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

    Get PDF
    Kurang lebih enam bulan, berbagai elemen masyarakat di dunia dihantam wabah Covid-19, tanpa terkecuali dunia pendidikan. Saat ini pembelajaran daring memang tepat dan dibutuhkan untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar antara guru dengan murid. Itulah satu-satunya jalan terbaik agar kehidupan akademik terus memanjang. Namun, guru kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar untuk pembelajaran daring, sehingga guru belum mampu melaksanakan pembelajaran daring secara maksimal. Hal ini karena pembelajaran daring merupakan pola pembelajaran yang baru sehingga guru belum menguasai dengan baik. Oleh sebab itu tim dosen PGSD Adi Buana Surabaya melakukan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat untuk mengenalkan dan memahamkan Pengembangan Bahan Ajar Daring. Metode pelaksanaan workshop adalah dengan presentasi secara daring, pemodelan dan simulasi disertai tugas. Hasilnya, guru-guru yang mendapatkan pelatihan dapat mengembangkan bahan ajar daring

    PENGEMBANGAN KEGIATAN PRAKTIK LAB SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI CAPAIAN TUJUAN KETERAMPILAN DI SD

    Get PDF
    (Bahasa Indonesia) Permasalahan yang ditemukan di sekolah mitra SDN Kepuh Kiriman I Sidoarjo yaitu pengembangan kegiatan praktik laboratorium masih belum dikembangkan dengan baik dan dilakukan secara optimal. Oleh karena itu, tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melakukan kegiatan workshop pengembangan kegiatan praktik laboratorium sebagai upaya optimalisasi capaian tujuan keterampilan di SDN Kepuh Kiriman I Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian adalah presentasi, pemodelan, simulasi disertai penugasan. Materi yang disampaikan dalam workshop adalah pengertian kegiatan praktik laboratorium SD, tujuan kegiatan praktik laboratorium SD, fungsi kegiatan praktik laboratorium SD, dan bentuk kegiatan praktik laboratorium SD. Evaluasi hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat di SDN Kepuh Kiriman I Sidoarjo dilakukan melalui penyebaran angket secara online menggunakan google form. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan keterampilan guru dalam pengembangan kegiatan praktik laboratorium di SD bervariasi yaitu sangat baik, baik, dan cukup baik.  Abstract (Bahasa Inggris) The problem found in partner schools at SDN Kepuh Kiriman I Sidoarjo is that the development of laboratory practice activities is still not well developed and carried out optimally. Therefore, the purpose of this community service is to carry out workshop activities for the development of laboratory practice activities as an effort to optimize the achievement of the skills objectives at SDN Kepuh Kiriman I Sidoarjo. The methods used in community service activities are presentations, modeling, simulations accompanied by assignments. The material presented in the workshop is the definition of elementary laboratory practical activities, the objectives of elementary laboratory practical activities, the functions of elementary laboratory practical activities, and the forms of elementary laboratory practical activities. Evaluation of the results of the implementation of community service at SDN Kepuh Kiriman I Sidoarjo is carried out through online questionnaires using the google form. The results of the evaluation of the implementation of these activities show that the level of understanding and skill of teachers in developing practical laboratory activities in elementary schools varies, namely very good, good, and quite good

    PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Banyak ditemui masyarakat membuang sampah di sungai, menggunakan plastik, penebangan hutan secara liar, dan lain-lain. Dengan adanya kondisi tersebut, maka tugas pendidikan membentuk karakter peduli lingkungan sejak usia dini. Tujuan penelitian ialah (1) Mendeskripsikan karakter peduli lingkungan program adiwiyata pada peserta didik kelas IV-A di SDN Tenggilis Mejoyo I Surabaya. (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pembentukan karakter peduli lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data yang dicari dalam penelitian ini peserta didik kelas IV-A dan faktor yang mendukung serta menghambat. Teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara semi struktur, dan dokumentasi. Subjek yang diteliti ialah kelas IV-A sebanyak 29 peserta didik. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian terdapat 2 peserta didik yang memiliki karakter dalam kriteria sudah membudaya, 3 peserta didik termasuk kriteria mulai berkembang. Karakter peduli lingkungan melalui program sekolah adiwiyata peserta didik kelas IV-A sebesar 89% kategori sudah membudaya. Faktor yang mendukung yaitu membawa tempat makan, botol minuman tumblr, jum’at bersih, hidroponik, dan 3R. Faktor penghambat yaitu kurangnya kesadaran beberapa peserta didik dan kurangnya pembiasaan di rumah.This research is motivated by the lack of public awareness of the environment. Many people found throwing garbage in the river, using plastic, illegal logging, and others. Given these conditions, the educational task of forming the character of caring for the environment from an early age. The objectives of the study are (1) To describe the environmental care character of the adiwiyata program for grade IV-A students at Tenggilis Mejoyo I Elementary School, Surabaya. (2) Identifying factors that support and hinder the formation of environmental care characters. This research uses a descriptive qualitative approach. The data sought in this study are class IV-A students and factors that support and inhibit. Data collection techniques through participatory observation, semi-structured interviews, and documentation. Subjects studied were class IV-A as many as 29 students. Data analysis uses data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study there are 2 students who have the character in the criteria already entrenched, 3 students including the criteria began to develop. The character of caring for the environment through the adiwiyata school program for grade IV-A students by 89% of the category is already entrenched. Supporting factors are bringing food containers, tumblr bottles, clean Friday, hydroponics, 3R, and others. Inhibiting factors are lack of awareness of some students and lack of habituation at home
    corecore