86 research outputs found

    Analisis Kawasan Pariwisata Bahari Di Kabupaten Minahasa Tenggara

    Get PDF
    Southeast Minahasa has growing tourism potential, however, several tourism objects need attention, such as the marine tourism area. Cooperation between the government, the private sector and the community is urgently needed. The purpose of this research is to identify the potential of marine tourism areas in Southeast Minahasa Regency, to map the zoning of marine tourism areas in Southeast Minahasa Regency. The research was conducted using secondary data analysis methods obtained in several related institutions and equipped with survey methods then assisted by field observations, data analysis including potential objects was carried out by observation and identification. Potential objects are obtained from the tourism object assessment criteria and the assessed assessment technique, then the total score found is classified as applying the interval class method in the low, medium and high categories. The results showed that Lakban Beach was included in a high combined potential. Lumintang Beach, Bentenan Beach, Punten Island and Naga Island (Dakokayu) belong to the mixed potential class. Meanwhile, Baling-Baling Island, Hais Beach and Pasir Panjang Beach are included in the low combined potential class. There are three marine tourism zones, namely the coastal zone, the sea level zone, the underwater zone, the distributionzone for the location of marine tourism areas which are implemented in the form of a Geographical Information System in the form of a thematic map. Keywords: Potential, Maritime Tourism, Zoning

    EVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN HALMAHERA UTARA BERDASARKAN RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

    Get PDF
    Kawasan  pesisir merupakan pusat yang didalamnya ada kegiatan ekonomi nasional dengan berbagai kegiatan regional misalnya perikanan laut, perdagangan, budidaya, transportasi, pariwisata, pengeboran minyak dan banyak lagi. Pembangunan Permukiman Pesisir Mempengaruhi Kondisi Lokal. Rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP-3-K) yang mana adalah bagian penting dalam pengendalian pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi pemanfaatan ruang di kawasan pesisir Kabupaten Halmahera Utara serta dilanjutkan untuk mengevaluasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir di Kabupaten Halmahera Utara berdasarkan RZWP-3-K Provinsi Maluku Utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teknik analisis data memakai metode deskriptif untuk mengidentifikasi pemanfaatan ruang kemudian dilanjutkan Analisis spasial yang adalah sekumpulan dari teknik yang bisa digunakan untuk melakukan pengolahan data SIG untuk mengevaluasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir di Kabupaten Halmahera Utara berdasarkan RZWP-3-K, berdasarkan identifikasi ditemui pemanfaatan ruang dengan beberapa zonasi yaitu zona permukiman, zona perikanan tangkap, zona perikanan budidaya, zona pelabuhan, kawasan konservasi, alur pelayaran, alur pipa dan kabel bawah laut, alur migrasi biota laut,  berdasarkan analisis yang dilakukan dengan hasil evaluasi didapatkan bahwa pemanfaatan ruang kawasan pesisir di Kabupaten Halmahera Utara berdasarkan RZWP-3-K Provinsi Maluku Utara  dalam aspek struktur ruang hanya memiliki bobot 24,09 % dan untuk pola ruang hanya memiliki 24 % dengan keseluruhan nilai bobot 48,09 % yang diklasifikasikan yaitu tingkat kesesuaian sedang (>25%-50%), artinya pemanfaatan ruang masih belum sepenuhnya sesuai dengan rencana tata ruang atau aturan yang berlaku. Kata Kunci: Evaluasi, Observasi, Pemanfaatan Ruang, Pesisir, Spasial, SI

    Potensi Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Desa Holtekamp Kecamatan Muara Tami Kota Jayapura Provinsi Papua

    Get PDF
    AbstrakKecamatan Muara Tami tepatnya Desa Holtekamp merupakan destinasi wisata yang pengembangannya diprakarsai oleh Peraturan Daerah Kota Jayapura No. 9 Tahun 2002 tentang Kepariwisataan dan Rencana Wilayah Kota Jayapura (RTRW) 2013-2033. maka dari itu perlu penelitian bagaimana mengembangkan potensi wisata yang ada di Kecamtan Muara Tami ini. Tujuan penelitian ini yaitu Mengindentifikasi Potensi Kawasan Wisata Pantai Desa Holtekamp di Kecamatan Muara Tami Kota Jayapura dan Menganalisis Pengembangan Potensi Kawasan Wisata Pantai Desa Holtekamp di Kecamatan Muara Tami Kota Jayapura.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan kualitatif, dengan menggunakan teknik analisis SWOT. Dari hasil kajian bermakna bahwa potensi wisata yang dikembangkan di kawasan ini adalah Pantai Pasir Putih, Panorama Alam dan Batuan Unik. Selain itu, proyek pengembangan yang layak dilakukan antara lain pengembangan wisata yang menarik khususnya pariwisata dan wisata pariwisata, membuat website khusus untuk destinasi pariwisata di sub wilayah Muara Tami, serta peningkatan kerjasama promosi pariwisata, kemudahan akses. antara berbagai tujuan dan meningkatkan kesadaran tentang tujuan wisata. manajemen tujuan yang berkelanjutan.Kata Kunci: Potensi Pengembangan, Kawasan Wisata, Holtekamp.Abstract (10 pt)Muara Tami District, precisely Holtekamp Village, is a tourist destination whose development was initiated by Jayapura City Regional Regulation No. 9 of 2002 concerning Tourism and the Jayapura City Regional Plan (RTRW) 2013-2033. therefore it is necessary to research how to develop the existing tourism potential in Muara Tami District. The purpose of this study is to identify the potential for beach tourism in Holtekamp village in Muara Tami sub-district, Jayapura city and to analyze the development of potential for beach tourism in Holtekamp village in Muara Tami sub-district, Jayapura city. The method used in this research is descriptive and qualitative, using SWOT analysis techniques. From the results of the study it means that the tourism potential developed in this area is White Sand Beach, Natural Panorama and Unique Rocks. In addition, development projects that are feasible include developing attractive tourism, especially tourism and tourism, creating a special website for tourism destinations in the Muara Tami sub-region, as well as increasing cooperation in tourism promotion, ease of access. between various destinations and raise awareness about tourist destinations. sustainable goal management.Keyword: Development Potential, Tourism Area, Holtekam

    Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kerawanan Banjir Di Perkotaan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan

    Get PDF
    AbstrakYang dimaksud dengan “banjir” adalah suatu peristiwa atau keadaan dimana suatu daratan atau daerah terendam oleh peningkatan volume air. Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba dan memiliki debit air yang besar akibat tersumbatnya aliran air. Saat hujan deras setiap tahunnya, Kota Masamba sering menimbulkan banjir. Maka dari itu, dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Kerentanan Banjir di Kelurahan Masamba Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan”. Studi ini mengkaji hubungan antara perubahan penggunaan lahan dengan tingkat kerentanan terhadap banjir di kawasan perkotaan Masamba antara tahun 2010 hingga 2020. Dari tahun 2010 hingga 2020 yang didominasi oleh perubahan tata guna lahan, terjadi peningkatan hutan sebesar 1,4%. luas, peningkatan luas lahan pemukiman sebesar 0,79 persen, dan penurunan luas penggunaan lahan perkebunan dan semak belukar sebesar 9,32 persen. Daerah perkotaan Masamba telah hancur akibat banjir akibat penggunaan lahan yang signifikan ini.Kata kunci: Perubahan Tata Guna Lahan, Kerawanan Banjir, Perkotaan Masamba AbstractWhat is meant by "flood" is an event or situation in which a land or area is submerged by an increase in the volume of water. Flash floods are floods that occur suddenly and have a large water discharge due to blockage of the water flow. When it rains heavily every year, Masamba City often causes flooding. Therefore, a study was conducted with the title "The Influence of Changes in Land Use on Flood Vulnerability in Masamba Village, North Luwu Regency, South Sulawesi Province". This study examines the relationship between changes in land use and the level of vulnerability to flooding in the urban area of Masamba between 2010 and 2020. From 2010 to 2020, which was dominated by changes in land use, there was an increase in forests of 1.4%. area, an increase in the area of residential land by 0.79 percent, and a decrease in the area of land use for plantations and shrubs by 9.32 percent. The urban area of Masamba has been devastated by flooding due to this significant land use.Keyword: Land Use Change, Flood Vulnerability, Masamba Tow

    Ketersediaan Prasarana dan Sarana Perkotaan di Kecamatan Tumpaan, Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

    Get PDF
    Tersedianya sarana dan prasarana di suatu daerah, masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, bagi pemerintah, sarana dan prasarana merupakan faktor terpenting dalam roda perekonomian dan pemerintahan. Ketika infrastruktur dan fasilitas suatu daerah dalam kondisi baik, kegiatan ekonomi dan transportasi juga berjalan dengan lancar. Metode penelitian bersifat kuantitatif dan kualitatif. Kebutuhan prasarana dan sarana perkotaan di Kecematan Tumpaan, Kecamatan Amurng Timur dan Kecamatan Amurang di Kabupaten Minahasa Selatan perlu adanya rencana penambahan sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dan rencana penambahan lebar jalan agar sesuai dengan SNI. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan sarana Pendidikan Kecamatan Tumpaan, Amurang Timur dan Amurang perlu adanya rencana penambahan sarana pendidikan TK, SD, SLTP (Kecamatan Amuranh Timur dan Amurang) dan SMU. Kebutuhan sarana kesehatan Kecamatan Tumpaan perlu adanya rencana penambahan sarana kesehatan berupa poskesdes, Kecamatan Amurang Timur perlu adanya rencana penambahan poskesdes dan Kecamatan Amurang pada poryeksi penduduk memiliki pertambahan penduduk yang meningkat sangat besar, perlu adanya penambahan sarana rumah bersalin. Kebutuhan sarana peribadatan Kecamatan Tumpaan, Kecamatan Amurang Timur dan Amurang perlu adanya rencana penambahan sarana masjid. Kebutuhan prasarana seperti jalan pada Kecamatan Tumpaan perlu adanya penambahan lebar jalan pada jalan lokal primer dan lingkungan, Kecamatan Amurang Timur perlu adanya pelebaran jalan local dan Jalan lingkungan dan Kecamatan Amurang Pada perlu adanya pelebaran jalan lokal primer dan Jalan lingkungan. Kata Kunci : Ketersediaan, Prasarana dan Sarana, Perkotaan Kabupaten Minahasa Selatan. Abstrak With the availability of facilities and infrastructure in an area, people can easily carry out their daily activities. In addition, for the government, facilities and infrastructure are the most important factors in the wheel of the economy and government. When the infrastructure and facilities of an area are in good condition, economic and transportation activities also run smoothly. The research method is both quantitative and qualitative. The need for urban infrastructure and facilities in the Tumpaan sub-district, Amurng Timur sub-district and Amurang sub-district in the South Minahasa regency requires a plan to add education, health, worship facilities and a plan to increase the width of the road to comply with the SNI. Based on the results of the analysis of the need for educational facilities in the Tumpaan, Amurang Timur and Amurang sub-districts, there is a need for plans to add educational facilities for kindergarten, elementary, junior high school (Amurang Timur and Amurang sub-districts) and high school. The need for health facilities in Tumpaan District needs plans to add health facilities in the form of poskesdes, Amurang Timur District needs plans to add poskesdes and Amurang District in the population projection has a very large increase in population, there is a need to add maternity facilities. The need for worship facilities in the Tumpaan District, Amurang Timur and Amurang Districts requires plans to add mosque facilities. The need for infrastructure such as roads in Tumpaan District needs to increase the width of the road on primary local roads and the environment, East Amurang District needs widening of local roads and environmental roads and Amurang District In the need for widening of local primary roads and environmental roads. Keywords: Availability, Infrastructure and Facilities, Urban District of South minahasa

    EVALUASI PRASARANA DASAR PERMUKIMAN DI KELURAHAN KIMA ATAS DAN KELURAHAN KAIRAGI II DI KECAMATAN MAPANGET

    Get PDF
    Pembangunan disuatu daerah sangat berkaitan erat dengan adanya fasilitas pendukung yang dapat memudahkan aktivitas masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi atau sosial, untuk itu perlu kiranya dibahas mengenai prasarana. Prasarana salah satu fasilitas utama atau fasilitas dasar dalam suatu kegiatan dalam permukiman. Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan menurut Sumaatmadja (1988). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi lingkungan dan membadingkan prasarana yang ada. Analisis dilakukan pada setiap prasarana yang menghasilkan rekomemdasi sesuai dengan kebutuhan. Hasil analisis yang di dapat dari jaringan jalan yang terdapat di kelurahan Kima Atas memiliki panjang 3786 meter dan tidak terdapat jalan untuk diperbaiki sedangkan di kelurahan Kairagi II memiliki 5,091,707 meter dan memerlukan perbaikan jalan sepanjang 1,625,8 meter. Hasil analisis drainase di kelurahan Kima Atas memiliki panjang drainase 17.452 meter dan tidak terdapat drainase untuk diperbaiki sedangkan di kelurahan Kairagi II memliki panjang drainase 890.579 meter dan memerlukan perbaikan drainase sepanjang 9.833 meter. Hasil analisis air bersih di dapatkan bahwa kebutuhan penambahan sambungan PDAM di kelurahan Kima Atas yaitu 189 sambungan dan kelurahan Kairagi II 1761 sambungan, dan 237 sambungan untuk sumur bor/pompa untuk kelurahan Kima Atas dan untuk kelurahan Kairagi II tidak memerlukan sambunga, dan juga untuk bak penampungan air bersih dibutuhkan 237 sambungan untuk bak penampungan di kelurahan Kima Atas sedangkan untuk kelurahan Kairagi II tidak membutuhkan sambungan. Hasil analisis persampahan yang terdapat di kelurahan Kima Atas dan Kairagi II diperlukan pembuatan TPS dengan menggabungkan beberapa lingkungan dengan menyesuaikan dengan banyaknya penduduk yang ada. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat digunakan sebagai rekomendasi dalam pengembangan penelitian.Kata Kunci : Prasarana Dasar Permukiman, Kondisi, Kebutuha

    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA SALAK DI PULAU TAGULANDANG KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO

    Get PDF
    Kabupaten kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan daerah yang memiliki komoditas unggul buah salak dan merupakan satu hal penting dalam sektor pertanian. Pengembangan agrowisata kebun salak yang menjadi lokasi penelitian di kecamatan Tagulandang Utara di 5 desa yaitu desa Bawo, Bawoleu, Lumbo, Minanga, dan Wo. Perkebunan salak dikelola oleh masyarakat lokal, hasil produksinya dipasarkan berupa panen mentah dan belum ada pengelolaan pasca panen serta pengembangan partisipatif untuk kegiatan wisata, hal ini sangat diharapkan oleh masyarakat sebagai pendorong kelestarian budidaya salak dan promosi potensi pariwisata. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi bentuk partisipasi dan prinsip-prinsip agrowisata dalam pengembangan agrowisata salak dan menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan agrowisata salak. Metode penelitian adalah analisis deskriptif dan kuantitatif dengan melakukan analisis Skala likert. Hasil penelitian mengidentifikasi bentuk partisipasi hasilnya adalah berpartisipasi memberikan pikiran, dan terdapat di desa Minanga, untuk hasil mengidentifikasi prinsip-prinsip agrowisata adalah berpartisipasi menekan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan, dan terdapat di desa Bawoleu. Hasil analisis tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan agrowisata salak berada pada tingkat kedua yaitu cukup berpartisipasi. Kata Kunci : Agrowisata Salak, Partisipasi Masyarakat, Skala Liker

    MANIFESTASI COMPACT CITY DI KOTA KOTAMOBAGU

    Get PDF
    Seiring berkembangnya zaman pada saat ini menimbulkan banyak permasalahan diantaranya urban sprawl. Peningkatan penduduk yang bermukim di kota Kotamobagu setiap tahunnya tentu akan semakin menambah kebutuhan ruang untuk pemenuhan kebutuhan penduduk yang semakin meningkat dan beragam, salah satu solusi mencegah meluasnya urban sprawl adalah dengan konsep compact city karena konsep ini merupakan salah satu model konsep pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini melakukan kajian di 4 Kecamatan yang berada di Kota Kotamobagu menggunakan metode penelitian kualitatif-kuantitatif dengan cara observasi langsung, pengambilan data melalui instansi dan dokumentasi. Pengelolahan data terbagi atas 3 bentuk yaitu editing, tabulating dan mapping. Analisis data menggunakan analisis statistik kuantitatif dan kemudian di uji variabel menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan metode stepwise sehingga didapat 2 variabel bebas yang mempengaruhi implemetasi compact city di Kota Kotamobagu yaitu faktor lahan terbangun dan indeks aksesibilitas perkotaan. faktor yang didapat kemudian dianalisis menggunakan analisis kategori metode sturges untuk mengukur tinggi rendahnya kekompakkan yang ada di masing-masing kecamatan, sehingga berdasarkan hasil analisis di dapat 2 wilayah Kecamatan yang sudah termasuk kategori compact yaitu Kecamamatan Kotamobagu Barat dan Kotamobagu Utara, sedangkan untuk kategori middle terdapat di Kecamatan Kotamobagu Timur dan kategori sprawl terdapat di Kecamatan Kotamobagu Selatan.   Kata Kunci : kota kompak, perluasan kota, pembangunan berkelanjutan.   As time goes by, it has created many problems, including Urban Sprawl. The increase in population living in the city of Kotamobagu every year will certainly increase the need for space to meet the needs of an increasingly diverse and increasing population. One solution to prevent the spread of urban sprawl is the compact city concept because this concept is one of the models of sustainable development. This research conducted a study in 4 sub-districts in Kotamobagu City using qualitative-quantitative research methods by direct observation, data collection through agencies and documentation. Data processing is divided into 3 forms editing, tabulating and mapping. Data analysis used quantitative statistical analysis and then variables were tested using multiple linear regression analysis using the stepwise method to obtain 2 independent variables that influence compact city implementation in Kotamobagu City, namely the builtup land factor and the urban accessibility index. The factors obtained were then analyzed using the Sturges method category analysis to measure the level of compactness in each sub-district, so that based on the results of the analysis it was found that 2 sub-districts were included in the compact category, namely West Kotamobagu and North Kotamobagu sub-districts, while for the middle category there were in East Kotamobagu District and the sprawl category is in South Kotamobagu District.   Keywords : compact city, urban sprawl, sustainable developmen
    • …
    corecore