116 research outputs found

    Evaluasi Perkembangan Lahan Kritis di Kota Manado

    Get PDF
    Lahan kritis adalah suatu kondisi lahan yang berkembang ketika kemampuan lahan tidak sesuai dengan penggunaan lahan, yang menyebabkan terjadinya degradasi fisik, kimiawi, atau biologis lahan (Arsyad, 1989). Menurut Yusak Paul Kasse (2014) total keseluruhan lahan kritis di kota Manado sendiri berjumlah 9821,51 Ha yang tersebar di 9 kecamatan. Bagaimana dengan tahun 2021? Untuk itu, maka perlu diidentifikasi persebaran serta melakukan pemetaan kembali lahan kritis yang ada di Kota Manado dan membandingkan perubahan lahan kritis tahun 2014 dan 2021. Adapun metode penelitian yang di pakai pada penelitian ini ialah dengan menggunakan analisis spasial dengan pendekatan kuantitatif berjenjang tertimbang dengan 3 tahapan yaitu overlay data spasial, editing data atribut dan analisis tabular. Hasil dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebaran lahan kritis dan membandingkan perubahan lahan kritis di Kota Manado tahun 2014 dan 2021. Secara keseluruhan, sebaran lahan kritis yang ada di Kota Manado tahun 2021 tersebar di 10 kecamatan yaitu: Kecamatan Malalayang seluas 1263.27 hektar, Sario seluas 17.4 hektar, Wanea seluas 616.91 hektar, Wenang seluas 90.1 hektar, Tikala seluas 427.68 hektar, Paal Dua seluas 563.72 hektar, Singkil seluas 289.31 hektar, Mapanget seluas 4158.08 hektar, Tuminting seluas 245.52 hektar, Bunaken seluas 1733.62 hektar. Besaran luas lahan kritis teridentifikasi telah terjadinya perubahan luasan lahan kritis yang ada di Kota Manado dalam hal ini Kawasan Luar Hutan yang berada di Kecamatan Malalayang, Sario, Wanea, Wenang, Tikala, Paal Dua, Singkil, Mapanget, Tuminting serta Bunaken yakni dari 9821.51 ha di tahun 2014 menjadi 9405.6 ha di tahun 2021. Kata kunci: Lahan Kritis; Kawasan Luar Hutan; Perubahan Luas; Kota Manado. Abstract Critical land is a land condition that develops when land capability is incompatible with land use, which causes physical, chemical, or biological degradation of land (Arsyad, 1989). According to Yusak Paul Kasse (2014), the total amount of critical land in Manado city is 9821.51 hectares spread across 9 sub-districts. What about in 2021? For this reason, it is necessary to identify the distribution and remapping of critical land in Manado City and compare the changes in critical land in 2014 and 2021. The method used in this research is to use spatial analysis with a weighted tiered quantitative approach with 3 stages, including spatial data overlay, attribute data editing and tabular analysis. The results of this research are to determine the distribution of critical land and compare changes in critical land in Manado City in 2014 and 2021. Overall, the distribution of critical land in Manado City in 2021 is spread across 10 sub-districts, namely: Malalayang sub-district covering 1263.27 hectares, Sario covering 17.4 hectares, Wanea covering 616.91 hectares, Wenang covering 90.1 hectares, Tikala covering 427.68 hectares, Paal Dua covering 563.72 hectares, Singkil covering 289.31 hectares, Mapanget covering 4158.08 hectares, Tuminting covering 245.52 hectares, Bunaken covering 1733.62 hectares. The size of the critical land area identified has changed the existing critical land in Manado City. In this regard, the Outer Forest Area in Malalayang, Sario, Wanea, Wenang, Tikala, Paal Dua, Singkil, Mapanget, Tuminting and Bunaken sub-districts, namely from 9821.51 ha in 2014 to 9405.6 ha in 2021. Keyword: Critical Land; Outer Forest Area; Area Change; Manado Cit

    Faktor-Faktor Penyebab Kekumuhan Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Manado

    Get PDF
    AbstrakSuatu perkembangan kota yang pesat dan tidak terkendali dapat menimbulkan adanya masalah perkotaan,salah satunya yaitu munculnya permukiman kumuh. Kota Manado merupakan ibu kota provinsi SulawesiUtara telah menciptakan permukiman kumuh di beberapa kawasan karena perkembangannya yang pesat.Surat Keputusan Wali kota No. 30 tahun 2021 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh danPermukiman Kumuh di Kota Manado, terdapat 20 titik lokasi permukiman kumuh yang tersebar ke dalam20 kelurahan dengan total luas 196,85 Ha. Dengan demikian, perlu untuk melanjutkan penelitian tentangfaktor-faktor penyebab kekumuhan kawasan permukiman kumuh di Kota Manado. Adapun tujuan daripenelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor signifikan penyebab kekumuhan di permukimankumuh Kota Manado dan merumuskan solusi penanganan di kawasan kumuh Kota Manado. Metodeanalisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil dari analisis ditemukan bahwapermukiman kumuh di Kota Manado dipengaruhi secara signifikan pada tiga faktor yaitu bangunan,drainase lingkungan dan persampahan yang disebabkan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yangkurang memadai dan tidak sesuai kebutuhan. Berdasarkan hasil tersebut, maka diperlukan suatu solusipenanganan yang terdiri dari pemugaran dan peremajaan yang akan dilaksanakan berdasarkan tingkatkekumuhan dan permasalahan yang terjadi di kawasan kumuh tersebut.Kata kunci: Kumuh, Permukiman Kumuh , Faktor kekumuhanAbstractA rapid and uncontrolled urban development can lead to urban problems, one of which is the emergenceof slums. Manado as the capital of North Sulawesi province with its rapid development has given rise toslum settlements in several areas due to its rapid development. Mayor's Decree No. 30 of 2021 concerningDetermining the Location of Slum Housing and Slums in Manado City, there are 20 locations of slumareas spread over 20 sub-districts with a total area of 196.85 hectares. Therefore, it is necessary tocontinue research on the factors that cause slums in Manado City. The purpose of this research is toidentify the significant factors that cause slums in the slums of Manado City and formulate solutions fordealing with slum areas in Manado City. The analytical method used is multiple linear regression analysismethod. The results of the analysis, shows that the slums of Manado City are greatly affected by threefactors: buildings, environmental drainage and soild waste, which are caused by inadequate andsubstandard infrastructue facilities was found to be the cause technical requirements. Based on theseresults, it is necessary to find solutions through rapir and renewal according to the scale of the slums andthe problemsthat occur within the area.Keyword: Slums,  Setllement Area, Slum factor

    Model Harga Lahan di Koridor Jalan Raya Manado – Bitung Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara

    Get PDF
    Kecamatan Kalawat merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara yang berbatasan langsung dengan Kota Manado sehingga membuat masyarakat yang tinggal di Kecamatan Kalawat sebagian beraktivitas di Kota Manado. Kecamatan yang memiliki pertumbuhan  penduduk terbanyak di Kabupaten Minahasa Utara. Pada Jalan raya Manado – Bitung merupakan jalan yang menghubungkan 2 Kota besar yang ada di Provinsi Sulawesi Utara yaitu Kota Manado dan Kota Bitung sehingga menyebabkan padatnya aktivitas yang ada di sepanjang jalan raya Manado – Bitung. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya harga Lahan yang ada di Kecamatan Kalawat khususnya di area Koridor Jalan Raya Manado – Bitung. Penelitian ini bertujuan menganalisa dan menentukan model harga lahan di koridor jalan raya Manado – Bitung Kecamatan Kalawat dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi linear berganda menggunakan 3 variabel penelitian yaitu harga lahan, jarak ke koridor, dan harga NJOP. Hasil penelitian menunjukan parsial pertama, jarak ke koridor memiliki pengaruh negatif atau bertolak belakang terhadap nilai jual lahan, semakin tinggi jarak ke koridor semakin tinggi juga harga jual lahan, parsial kedua NJOP memiliki pengaruh positif terhadap nilai jual lahan. Secara simultan, pengaruh Jarak ke Koridor sangat mempengaruhi terhadap nilai jual lahan sedangkan NJOP pengaruh yang sangat kecil terhadap nilai jual lahan. Kata Kunci : Harga Lahan, Koridor Jalan, Analisis Regresi Sederhana, Analisis Regresi Linear Berganda Abstract Kalawat Sub-District is one of the sub-districts in North Minahasa Regency which is directly adjacent to Manado City, so that some of the people who live in Kalawat Sub-district do their activities in Manado City. The district that has the highest population growth is in North Minahasa Regency. On the Manado - Bitung highway, a road that connects 2 major cities in North Sulawesi Province( Manado City and Bitung City). This has caused an increase in land prices in Kalawat District, especially in the Manado – Bitung Highway Corridor area. This study aims to analyze and determine the model of land prices in the Manado - Bitung highway corridor, using simple regression analysis and multiple linear regression analysis using 3 research variables, namely land prices, distance to the corridor, and NJOP prices. The results showed that the first partial, the distance to the corridor has a negative or opposite effect on the selling value of land, the second partial NJOP has a positive effect on the selling value of land. Simultaneously, the effect of Distance to the Corridor greatly affects the selling value of land, while the NJOP has very little effect on the selling value of land. Keywords : Land Price, Road Corridor, Simple Regression Analysis, Multiple Linear Regression Analysi

    Analisis Perlindungan Mata Air di Kota Tomohon

    Get PDF
    AbstrakKota Tomohon sebagai kawasan yang berada di dataran tinggi/perbukitan berperan penting dalam hal penyedia air bagi daerahnya sendiri maupun untuk daerah disekitarnya. Meningkatnya kebutuhan terhadap sumber daya air disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas pembangunan. Demi menjaga kualitas air tanah dari pencemaran, langkah awal yang perlu dilakukan yaitu penentuan zona perlindungan mata air, zona perlindungan mata air merupakan kawasan di sekitar mata air yang memberikan informasi terkait potensi pencemaran pada sumber air. Untuk mencapai hasil dalam menyusun penelitian tentang perlindungan mata air digunakan pendekatan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik analisis spasial buffer pada masing-masing titik mata air yang dilakukan untuk mengetahui luas wilayah dari tiap zona perlindungan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mata air yang bisa dibuatkan zona perlindungan mata air yaitu mata air yang memiliki jarak cukup jauh dari area permukiman lebih disekitar 200 meter dari pusat mata air, dimana mata air yang memenuhi kriteria tersebut adalah : mata air Regesan, Sasalak I, Sasalak II, Patar, Wuwunongan. Dengan hasil perhitungan jarak zona I berjarak 10-15 meter dari titik mata air. Zona II merupakan hasil perhitungan menggunakan rumus kecepatan udara tanah dengan hasil : mata air Regesan (140,4 m) Sasalak I (86,4 m), Sasalak II (172,8 m), Patar (86,4 m), Wuwunongan ( 49,68 m).Kata kunci: Mata Air, Zona Perlindungan, Buffer, ZonasiAbstractTomohon City as an area located in the highlands/hills plays an important role in terms of water supply for its own area and for the surrounding areas. The increasing demand for water resources is caused by the increasing population and development activities. In order to maintain the quality of groundwater from pollution, the first step that needs to be taken is the determination of spring protection zones, spring protection zones are areas around springs that provide information related to the potential for pollution of water sources. To achieve the results in compiling research on spring protection, a quantitative descriptive method approach was used, with a spatial buffer analysis technique at each spring point conducted to determine the area of each protection zone. From the results of the research, it is known that springs that can be made spring protection zones are springs that have a considerable distance from residential areas of more than around 200 meters from the center of the spring, where springs that meet these criteria are: Regesan, Sasalak I, Sasalak II, Patar, Wuwunongan springs. With the results of the calculation of the distance zone I is 10-15 meters from the spring point. Zone II is the result of calculations using the ground air velocity formula with the results: Regesan spring (140.4 m) Sasalak I (86.4 m), Sasalak II (172.8 m), Patar (86.4 m), Wuwunongan (49.68 m).Keyword: Spring, Protection Zone, Buffer, Zonin

    Kenyamanan Termal Para Pengunjung Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Manado

    Get PDF
    AbstrakRuang publik berperan penting sebagai tempat terjadinya berbagai aktivitas sosial, rekreasi dan budaya. Taman kota merupakan salah satu ruang terbuka hijau publik yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan kenyamanan penunjung atau penggunanya. Salah satu aspek fisik nyaman di ruang luar yaitu kenyamanan termal yang merupakan hal mutlak yang dibutuhkan tubuh manusia. Namun, dampak pemanasan global dan angka kepadatan penduduk perkotaan yang meningkat mengakibatkan peningkatan suhu di perkotaan. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat kenyamanan termal di tiga taman kota Manado melalui pengukuran iklim mikro (suhu udara, kelembaban, kecepatan angin dan suhu bola hitam) dan faktor individu (berat dan tinggi badan) serta melalui kuesioner. Hasil penelitian berdasarkan hasil perhitungan dan persepsi kuesioner menunjukan bahwa taman kota dengan tingkat kenyamanan paling tinggi adalah di Taman God Bless. Tingkat kenyamanan termal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi iklim mikro, lokasi taman, vegetasi, dan fasilitas yang ada disetiap taman kota.Kata kunci: Iklim mikro, kenyamanan termal, ruang terbuka hijau publik, kota ManadoAbstractPublic space plays an important role as a venue for various social, recreational and cultural activities. City parks are one of the public green open spaces that are expected to be able to meet the needs and demands for the comfort of visitors or users. One of the physical aspects of comfort in outdoor space is thermal comfort which is absolutely necessary for the human body. However, the impact of global warming and the increasing urban population density resulted in an increase in urban temperatures. The aim of the study was to analyze the level of thermal comfort in three Manado city parks through microclimate measurements (air temperature, humidity, wind speed and black ball temperature) and individual factors (weight and height) as well as through a questionnaire. The results of the research based on the results of calculations and perceptions of the questionnaire show that the city park with the highest comfort level is God Bless Park. This level of thermal comfort can be influenced by microclimatic conditions, park location, vegetation, and existing facilities in each city park.Keyword: Microclimate, thermal comfort, public green open space, Manado cit

    Ketersediaan Prasarana dan Sarana Perkotaan di Kecamatan Tumpaan, Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

    Get PDF
    Tersedianya sarana dan prasarana di suatu daerah, masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, bagi pemerintah, sarana dan prasarana merupakan faktor terpenting dalam roda perekonomian dan pemerintahan. Ketika infrastruktur dan fasilitas suatu daerah dalam kondisi baik, kegiatan ekonomi dan transportasi juga berjalan dengan lancar. Metode penelitian bersifat kuantitatif dan kualitatif. Kebutuhan prasarana dan sarana perkotaan di Kecematan Tumpaan, Kecamatan Amurng Timur dan Kecamatan Amurang di Kabupaten Minahasa Selatan perlu adanya rencana penambahan sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dan rencana penambahan lebar jalan agar sesuai dengan SNI. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan sarana Pendidikan Kecamatan Tumpaan, Amurang Timur dan Amurang perlu adanya rencana penambahan sarana pendidikan TK, SD, SLTP (Kecamatan Amuranh Timur dan Amurang) dan SMU. Kebutuhan sarana kesehatan Kecamatan Tumpaan perlu adanya rencana penambahan sarana kesehatan berupa poskesdes, Kecamatan Amurang Timur perlu adanya rencana penambahan poskesdes dan Kecamatan Amurang pada poryeksi penduduk memiliki pertambahan penduduk yang meningkat sangat besar, perlu adanya penambahan sarana rumah bersalin. Kebutuhan sarana peribadatan Kecamatan Tumpaan, Kecamatan Amurang Timur dan Amurang perlu adanya rencana penambahan sarana masjid. Kebutuhan prasarana seperti jalan pada Kecamatan Tumpaan perlu adanya penambahan lebar jalan pada jalan lokal primer dan lingkungan, Kecamatan Amurang Timur perlu adanya pelebaran jalan local dan Jalan lingkungan dan Kecamatan Amurang Pada perlu adanya pelebaran jalan lokal primer dan Jalan lingkungan. Kata Kunci : Ketersediaan, Prasarana dan Sarana, Perkotaan Kabupaten Minahasa Selatan. Abstrak With the availability of facilities and infrastructure in an area, people can easily carry out their daily activities. In addition, for the government, facilities and infrastructure are the most important factors in the wheel of the economy and government. When the infrastructure and facilities of an area are in good condition, economic and transportation activities also run smoothly. The research method is both quantitative and qualitative. The need for urban infrastructure and facilities in the Tumpaan sub-district, Amurng Timur sub-district and Amurang sub-district in the South Minahasa regency requires a plan to add education, health, worship facilities and a plan to increase the width of the road to comply with the SNI. Based on the results of the analysis of the need for educational facilities in the Tumpaan, Amurang Timur and Amurang sub-districts, there is a need for plans to add educational facilities for kindergarten, elementary, junior high school (Amurang Timur and Amurang sub-districts) and high school. The need for health facilities in Tumpaan District needs plans to add health facilities in the form of poskesdes, Amurang Timur District needs plans to add poskesdes and Amurang District in the population projection has a very large increase in population, there is a need to add maternity facilities. The need for worship facilities in the Tumpaan District, Amurang Timur and Amurang Districts requires plans to add mosque facilities. The need for infrastructure such as roads in Tumpaan District needs to increase the width of the road on primary local roads and the environment, East Amurang District needs widening of local roads and environmental roads and Amurang District In the need for widening of local primary roads and environmental roads. Keywords: Availability, Infrastructure and Facilities, Urban District of South minahasa

    Partisipasi Masyarkat dalam Peningkatan Kualitas Lingkungan Objek Wisata Pantai di Sepanjang Jalan Trans Sulawesi Kota Manado – Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa

    Get PDF
    Partisipasi masyarakat dalam lokasi wisata pantai sepanjang Jalan Trans Sulawesi diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang masih kurang mengetahui tempat wisata pantai ini, minimnya perhatian masyakat dalam aset wisata pantai ini maka harus diperhatikan tingkat partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas objek wisata pantai. Dalam sepanjang Trans Sulawesi ini memiliki empat objek wisata pantai. Peningkatan kualitas lingkungan meliputi kebersihan pantai, kelestarian biota pantai, ketersediaan fasilitas pendukung wisata pantai serta unsur biotik yang terpelihara dengan baik unsur abiotik yang masih lestari/tidak rusak di objek wisata pantai. Tujuan penelitian ini yaitu, menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dan faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan objek wisata pantai disepanjang jalan Trans Sulawsi dengan menggunakan metode skala likert dapat melihat partisipasi masyarakat dilakukan dengan cara kuisoner dan wawancara. Hasil perhitungan tergolong dalam kategori cukup sering dan faktor yang mempengaruhi adalah tingkat kepemimpinan, kesadaran pribadi dan pekerjaan. Kata kunci: Partisipasi Masyarakat, Kualitas Lingkungan, Objek Wisata, Skala Likert Abstract The Community participation in beach tourism locations along the Trans Sulawesi Road is known that there are still many people who still lack this beach tourism spot, the lack of attention to knowing the community about this beach tourism asset means that the level of community participation in improving the quality of beach tourism objects must be considered. Along the trans Sulawesi, there are four beach attractions. Improving environmental quality includes beach cleanliness, preservation of coastal biota, availability of beach tourism supporting facilities as well as well-maintained biotic elements which are still sustainable/undamaged in beach tourism objects. The purpose of this study is to analyze the level of community participation and the factors that influence the level of community participation in improving the environmental quality of coastal tourism objects along the Trans Sulawsi road using the Likert scale method to see community participation carried out by means of questionnaires and interviews. The results of the calculation fall into the fairly frequent category and the influencing factors are the level of leadership, personal awareness and work. Keyword: Society participation, Environmental Quality, Attractions, Likert Scal

    Dampak Normalisasi Sungai Tondano Terhadap Kondisi Lingkungan, Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Kota Manado

    Get PDF
    Program Normalisasi Sungai dilakukan untuk mengembalikan fungsi sungai dan kawasan sekitar sungai. Pelaksanaan normalisasi sungai Tondano di Kota Manado dilakukan dengan pengerukan, pelebaran kemudian konstruksi tanggul. Dalam prosesnya, terjadi pembebasan lahan, interaksi masyarakat yang menjadi lebih sering, dan adanya penurunan pendapatan masyarakat maupun perubahan lainnya pada kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi pada masyarakat sekitar sungai sebagai dampak dari adanya normalisasi sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi  kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi sejak adanya normalisasi dengan observasi lapangan, menganalisis faktor dari normalisasi yang paling berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi dengan pengumpulan data penyebaran kuesioner kemudian metode analisis regresi linear berganda dan menganalisis dampak normalisasi Sungai Tondano terhadap kondisi lingkungan sosial, dan ekonomi masyarakat dengan menganalisis secara spasial yang diuraikan berdasarkan segmen. Hasil identifikasi kondisi lingkungan penggunaan lahan terbesar merupakan permukiman dengan kepadatan berskala rendah sampai tinggi serta jaringan jalan dan jaringan drainase yang mengalami penambahan maupun perbaikan. Tahapan konstruksi tanggul yang paling berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat.. Dengan adanya normalisasi membuat fasilitas pemanfaatan serbaguna, Adanya jalan inspeksi memudahkan akses masyarakat dalam beraktivitas. Kata kunci: dampak, normalisasi sungai Tondano, lingkungan, sosial-ekonomi. Abstract River Normalization Program is carried out to restore the function of the river and the area around the river. The normalization of the Tondano river in Manado City was carried out by dredging, widening and then constructing an embankment. In the process, land acquisition occurred, community interactions became more frequent, and there was a decrease in people's incomes as well as other changes in environmental, social and economic conditions in communities around the river as a result of river normalization. This study aims to identify environmental, social and economic conditions since normalization with field observations, analyze the factors of normalization that have the most influence on environmental, social and economic conditions by collecting data on distributing questionnaires then using multiple linear regression methods and analyzing the impact of river normalization Tondano on environmental, social and economic of the community by analyzing spatially. The results of the identification of the environmental conditions of the largest land use are settlements than roadand drainage networks that have experienced additions or improvements. The stages of the construction of the embankment that have the most influence and normalization makes multi-purpose utilization facilities available. Inspection roads facilitate access for the community in their activities. Keyword: impact, normalization Tondano river, environment, social-economic &nbsp

    Pengembangan Konsep Transit Oriented Development (TOD) di Kota Tomohon

    Get PDF
    Kemacetan kota dan perkembangan kawasan perkotaan tidak teratur menjadi permasalahan yang sering terjadi pada kota di Indonesia tidak terkecuali pada Kota Tomohon. Kedua permasalahan kota tersebut dapat diatasi dengan adanya Pengembangan kawasan TOD dan menjadi solusi dalam penyelesaian masalah tersebut karena sifatnya yang mengembangkan kawasan dengan transportasi berkelanjutan didukung dengan desain ramah pejalan kaki, tatanan lahan, dan pengawasan terhadap intensitas pemanfaatan ruangnya. Pengembangkan kawasan TOD membutuhkan pengidentifikasian terhadap kriteria pembangunnya, hasil identifikasi kemudian di optimalkan dengan membandingkannya dari standar kriteria kawasan TOD sebagai kebutuhan pengembangan kawasan TOD. Menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan proses analisis spasial dan optimasi dan dilakukan pada lima lokasi dalam Kota Tomohon yakni zona Terminal Beriman, zona Menara Alfa Omega, zona Alfamart Walian, zona Kantor Sinode GMIM, dan zona Alfmart Kinilow. Hasil penelitian menunjukan kriteria yang sudah di identifikasi sebelumnya masih memerlukan pengembangan. Kebutuhan pengembangan terbesar untuk jalur pejalan kaki berada pada zona Alfamart Kinilow dengan persentase 77%. Dalam intensitasnya, kebutuhan pengembangan KDB terbesar berada di zona Terminal Beriman pada blok tiga sebesar 59% dan KLB pada blok tiga dengan nilai 1.89. Dari kelima zona yang diteliti dalam kriteria penggunaan lahan campur, zona Terminal Beriman dan zona Kantor Sinode GMIM masih memiliki kebutuhan pengembangan pada kawasan residential sebesar 14% untuk zona Terminal Beriman dan 3% untuk zona Kantor Sinode GMIM dalam mencapai standar dari pengembangan kawasan TOD lingkungan di Kota Tomohon.Kata kunci: TOD; Transit Oriented Development; Transportasi; Analisis Spasial; SIG.AbstractCity congestion and the development of irregular urban areas are problems that often occur in cities in Indonesia, including the City of Tomohon. Both of these city problems can be overcome by developing TOD areas and being a solution to solving these problems because of their nature to develop areas with sustainable transportation supported by pedestrian-friendly designs, land arrangements, and monitoring of the intensity of spatial use. The development of the TOD area requires identification of the building criteria, the results of the identification are then optimized by comparing them with the standard criteria for the TOD area as the need for the development of the TOD area. Using a descriptive quantitative method with a process of spatial analysis and optimization and carried out at five locations within Tomohon City namely the Faith Terminal zone, the Alfa Omega Tower zone, the Walian Alfamart zone, the GMIM Synod Office zone, and the Alfmart Kinilow zone. The results of the research show that the criteria that have been previously identified still require development. The biggest development need for pedestrian paths is in the Alfamart Kinilow zone with a percentage of 77%. In terms of intensity, the greatest need for KDB development is in the Terminal Beriman zone in block three at 59% and KLB in block three with a value of 1.89. Of the five zones examined in the mixed land use criteria, the Beriman Terminal zone and the GMIM Synod Office zone still have development needs in residential areas of 14% for the Beriman Terminal zone and 3% for the GMIM Synod Office zone in achieving the standards of the development of the environmental TOD area in Tomohon City.Keyword: TOD; Transit Oriented Development; Transportation; Spatial Analysis; GI

    Dampak Pertambangan Emas PT MSM Bitung Minahasa Utara Terhadap Kawasan Permukiman dan Sosial Ekonomi Masyarakat

    Get PDF
    Perubahan radikal pada lanskap dan dampak lingkungan yang signifikan terjadi di wilayah tempat penambangan dilakukan. Aktivitas pertambangan dikelola oleh PT Maeres Soputan Mining (MSM). Aktivitas pertambangan tersebut bersifat terbuka, yang berpotensi melebar dan berlokasi cukup dekat dan berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi dan permukiman masyarakat. Untuk itu, maka perlu dianalisis bagaimana perubahan lahan pertambangan emas PT. MSM dan dampaknya terhadap kawasan permukiman dan sosial ekonomi masyarakat. Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah dengan menggunakan analisis spasial untuk melihat perubahan Penggunaan Lahan serta analisis skala likert untuk mengukur hasil kuesioner. Hasil penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan per 5 tahun yang terjadi pada tahun 2012, 2016, dan 2021 serta mengetahui dampak pertambangan emas PT. MSM terhadap Kawasan permukiman dan sosial ekonomi masyarakat. Secara keseluruhan, perubahan penggunaan lahan di Kelurahan Pinasungkulan untuk lahan permukiman tahun 2012 15 ha, 2016 menjadi 16 ha dan tahun 2021 menjadi 17 ha. Lahan tambang tahun 2012 5 ha, 2016 menjadi 21 ha dan tahun 2021 menjadi 36 ha. Sedangkan pada Desa Pinenek untuk lahan permukiman tahun 2012, 2016, 2021 tidak mengalami perubahan. Lahan tambang tahun 2012 332 ha, 2016 menjadi 453 ha dan tahun 2021 menjadi 585 ha. Hasil kuesioner menunjukkan berdampak positif bagi pendapatan masyarakat, kualitas air berih dan kesehatan masyarakat, negatif bagi tingkat kualitas lingkungan dan kondisi jalan. Kata kunci: Pertambangan Emas, Kawasan Permukiman, Sosial dan Ekonomi, Bitung - Minut. Abstract Radical changes to the landscape and significant environmental impacts occur in areas where mining is carried out. Mining activities are managed by PT Maeres Soputan Mining (MSM). The mining activity is open in nature, which has the potential to expand and is located quite close and affects the socio-economic conditions and community settlements. For this reason, it is necessary to analyze how changes in PT. MSM and its impact on residential areas and socio-economic communities. The research method used in this study is to use spatial analysis to see changes in land use and Likert scale analysis to measure the results of the questionnaire. The results of this study are to determine changes in land use per 5 years that occurred in 2012, 2016 and 2021 and to determine the impact of PT. MSM for Residential Areas and the socio-economic community. Overall, changes in land use in the Pinasungkulan Village for residential land in 2012 were 15 ha, 2016 became 16 ha and in 2021 became 17 ha. The mining area in 2012 was 5 ha, in 2016 it was 21 ha and in 2021 it was 36 ha. Whereas in Pinenek Village, the land for settlements in 2012, 2016, 2021 has not changed. Mining area in 2012 was 332 ha, 2016 was 453 ha and in 2021 was 585 ha. The results of the questionnaire show a positive impact on people's income, clean water quality and public health, negative for the level of environmental quality and road conditions. Keywordsx: Gold Mining, Residential Areas, Social and Economic, Bitung - Minut

    113

    full texts

    116

    metadata records
    Updated in lastΒ 30Β days.
    SABUA
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! πŸ‘‡