42 research outputs found

    Konsep Manusia Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam

    Get PDF
    Manusia merupakan satu hakekat yang mempunyai dua dimensi,yaitu dimensi material dan dimensi immaterial. Ungkapan al-Qur’anuntuk menunjukkan konsep manusia terdiri atas tiga kategori,yaitu: (1) al-insan, al-ins, dan al-nas, atau unas, (2) al-basyar dan (3)bany Adam.Meskipun ketiga kata tersebut menunjukkan pada maknamanusia, namun secara khusus memiliki penekanan pengertianyang berbeda. Allah yang telah menciptakan segala sesuatu dengansebaik-baiknya, dan memulai menciptakan manusia dari segumpaltanah, dan Dia ciptakan keturunannya dari jenis saripati berupaair yang hina, lalu Dia sempurnakan penciptaannya. Unsur jasadakan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetapdan bangkit kembali pada hari kiamat. Dia tersusun dari perpaduandua unsur; segenggam tanah bumi, dan ruh Allah, maka siapa yanghanya mengenal aspek tanahnya dan melalaikan aspek tiupanruh Allah, maka dia tidak akan mengenal lebih jauh hakikat manusia

    Studi naskah kitab terjemah ”bi kifāyat al-Muĥtāj fi al-Isrā’ wa al-Mi’rāj”

    Get PDF
    Naskah klasik keagamaan merupakan warisan intelektual dari generasi terdahulu. Hal ini tentunya sangat berharga, karena melalui naskah ini, kita bisa melakukan penggalian materi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Salah satu naskah yang masih tersimpan di rumah masyarakat adalah kitab terjemah Bi Kifāyat Al-Muĥtāj Fi Al-Isrā’ Wa Al-Mi’rāj. Kitab yang terdiri atas 51 halaman ini merupakan karya Najm ad-Dīn al-Gaiţi dan diterjemahkan oleh Dāud bin ’Abdullah Faţānī pada tahun 1224 H. Melalui naskah ini kita mengetahui kisah perjalanan israk mi’rajnya Nabi Muhammad saw. dari Mekkah ke Bait al-Muqaddas, kemudian dilanjutkan ke mustawā. Kitab ini di mulai al-Gaiţi dengan mengutip al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 1 dan surat an-Najm ayat 1 s/d 18. Sebelum dilakukan israk, Jibril dan Mika’il terlebih dahulu melakukan pembelahan terhadap dada Rasul, kemudian mencuci jantungnya dengan air zamzam. Dengan mengenderai burak, Rasul diisrakkan dan dalam perjalanannya Nabi melakukan shalat di beberapa tempat. Selanjutnya Rasul dimi’rajkan, naik dari langit dunia sampai ke langit ke tujuh, ke sidrat al-muntahā dan terus ke mustawā. Di sinilah Rasul menerima perintah shalat dari Allah SWT. Setelah itu Rasul bersama Jibril kembali ke bumi dan sampai sebelum waktu subuh. Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan bermanfaat bagi pemerintah, filolog, sejarawan maupun bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan. Penelitian ini memfokuskan kepada naskah klasik beraksara Jawi sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan para pengambil kebijakan di Kementerian Agama, Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

    Dinamika lembaga pendidikan islam di sumatera timur pada tahun 1892-1942

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika lembaga pendidikan Islam di Sumatera Timur pada tahun 1892-1942 dengan rumusan masalah: bagaimana faktor yang melatarbelakangi berdirinya lembaga pendidikan Islam di Sumatera Timur pada tahun 1892-1942; bagaimana pertumbuhan lembaga pendidikan Islam di Sumatera Timur pada tahun 1892-1942; bagaimana hambatan yang dihadapi lembaga pendidikan Islam di Sumatera Timur pada tahun 1892-1942; dan siapa saja tokoh agama yang pernah belajar di lembaga pendidikan Islam Sumatera Timur pada tahun 1892-1942. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah pendidikan Islam. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini kebendaan (material sources) dan sumber lisan yang sesuai dengan obyek penelitian. Sumber tersebut tersebar dalam bentuk catatan, foto, kesaksian dan fakta-fakta lain tentang lembaga pendidikan Islam di Sumatera Timur. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa awal abad ke-20 terjadi pertumbuhan dan pembaruan lembaga pendidikan Islam di Sumatera Timur. Latar belakang terjadinya pertumbuhan lembaga pendidikan tersebut adalah munculnya kesadaran umat Islam atas ketertinggalannya di berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Selain itu terjadi perubahan situasi sosial, politik dan intelektual di Sumatera Timur. Perubahan situasi sosial terlihat dengan pertambahan penduduk yang cukup pesat di Sumatera Timur. Perubahan sosial dan terlihat pada kemajuan yang dialami oleh kerajaan-kerajaan yang ada di Sumatera Timur. Sedangkan perubahan di bidang intelektual terlihat pada pertumbuhan lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Sumatera Timur. Pada tahun 1892-1942 banyak lembaga pendidikan Islam yang berdiri di Sumatera Timur. Pada masa itu beberapa tantangan dialami oleh pengelola lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut, antara lain minimnya fasilitas yang dimiliki, peraturan pemerintah yang mempersulit guru, dan situasi keamanan yang tidak kondusif. Meskipun demikian, lembaga pendidikan Islam tersebut telah melahirkan tokoh-tokoh agama baik di daerahnya sendiri, maupun di tingkat nasional

    Syaikh Mahmud Syihabuddin: Pernah mengajar di masjid al-Haram

    Get PDF

    Form of Social Emotional Guidance Method for Children with Intellectual Disability in Improving Social Skills at SLB Mutiara Hati Medan Tembung

    Get PDF
    This research is motivated by the condition of mentally retarded children, which needs to be discussed in the process of developing social skills. This research uses this type of research, which is qualitative research. Qualitative data is data in the form of words, sentences, gestures, facial expressions, charts, images and photos. The aim of this research is to determine the forms of social emotional guidance for mentally retarded children in improving social skills at SLB Mutiara Hati Medan Tembung and to find out the supporting and inhibiting factors in developing the social skills of mentally retarded children at SLB Mutiara Hati Medan Tembung. This writing uses a qualitative descriptive method which is useful for providing information, facts and data regarding the mentor's efforts in developing the social skills of mentally retarded children at SLB Pearl Hati Medan Tembung. The research results are (1) Guidance methods in developing the social skills of mentally retarded children (a) Methods for developing questioning skills. (b) Efforts to develop skills in establishing and maintaining friendships. (c) Methods for developing collaboration skills. (d) Methods for developing sharing skills. (e) Skills methods in religion. (2) Supporting and inhibiting factors in developing the social skills of mentally retarded children

    Some Islamic Education Institutions in Deli Kingdom in 1912-1942, Medan, Indonesia

    Get PDF
    In East Sumatra, in the beginning of 20th century Islamic School (madrasah) is established. The islamic is established both by sultan and society. In 1912 Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmatsyah finds an organization called Jam'iyah Maḥmudiyah li Ṭalabil Khairiyah. In that year also the board establishes Islamic school on level of kindergarten (tajhiziyah) ,primary school (ibtidaiyah), junior high school (ṡanawiyah), and senior high school (al-qismul 'ali) in Tanjung Pura. In 1918, the Mandailing community in Medan establishes an Islamic school (madrasah) named Maktab Islamiyah Tapanuli where this education also manages kindergarten (tajhiziyah) until senior high school (al-qismul 'ali). The Moslem in Medan in 1930 finds an organization called Al Jam'iyatul Washliyah, and in 1935 the Al Ittihadiyah organization is established. Organizations founded by Moslems in Medan in the beginning of the 20th century also establishe Islamic school (madrasah). The Al Jam'iyatul Washliyah organization begins opening the Islamic school in 1932. Al Ittihadiyah begins to open the Islamic school in 1935. Meanwhile Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah who rules in Serdang Sultanate also finds a school named Sairus Sulaiman. In Tanjung Balai in the beginning of the 20th century there is also an Islamic school established by H.M. Isa, Arabiyah Islamic school while Sheikh Ismail bin Abdul Wahab finds the Islamic school of Gubahan Islam. Regarding education in the Japanese era called "Hakko Ichiu", invites the Indonesian people to work together to achieve prosperity with Asia Raya. The schools that exists in the Dutch period are replaced by the Japanese system. Therefore the students every day especially in the morning must always swear allegiance to the Emperor of Japan, and they are trained military. The school system of the Japanese era is quite different of the Dutch. There is a fundamental change in the field of education for the Indonesian nation at the time, which is the elimination of the dualism of teaching and use of Indonesian language. Nevertheless, the attitude of the Japanese colonist to Islamic education is softer, so the space for Islamic education is more free. Japan is not so concerned about religious interests, what is important to them is how to win the war. Japan even gives freedom for religious leaders to develop their education. At the time of the Japanese occupation there is a privilege in the field of education found by the Indonesian nation, ie schools have been uniformed and legal. Although private schools like Muhammadiyah, Taman Siswa and other schools are allowed to continue to be developed with the regulation and implementation undertaken by the Japanese. Islamic school is built countinually, this case can be seen in Sumatra that is famous for Madrasah Awaliyah inspired by Majelis Islam Tingg

    Village Goverment Programs in Developing Qur'an Reading in Bulungihit Village, Marbau Sub-district

    Get PDF
    Al-Qur'an is a way of life for Muslims, if it is abandoned then it will get lost, so it is a must for Muslims to learn and read Al-Qur'an. However, it is very unfortunate that children's interest in learning to read the Qur'an is very much this has resulted in very many adults who are still unable to read the Qur'an (illiterate). To deal with this problem, a Koran Reading Development Program was held, which is a program held by the Bulungihit Village Government through reciting activities with Ustadz/Ustadzah and teaching and learning at Madrasah Ibtidaiyah. Children can get the most out of learning how to read the Al-Qur'an properly and correctly. . This study uses a qualitative method with interview techniques where the research conducts questions and answers to several community leaders such as the village head, hamlet head, MDA school head, and Ustadz/ustadzah to collect data. Based on the results of the study, it is explained that the Village Government Program is running well and experiencing developments in each period, this is enough to explain that the role played by the government is very real and sustainable. Supervision continues to be carried out routinely through reports that are made every month. With this, the program can be declared a success and the children's interest in learning to read the Qur'an is increasing and printing the recitations of the Qur'an
    corecore