33 research outputs found

    Implementasi Asas Equality Before the Law Dalam Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Di Pengadilan Hubungan Industrial (Phi)

    Full text link
    Negara Indonesia adalah Negara hukum. Salah satu prinsip Negara hukum adalah adanya jaminan penyelenggaraan kekuasaan lembaga peradilan yang merdeka, bebas dari segala campur tangan pihak kekusaan ekstra yudisial.. Kekuasaan kehakiman sendiri merupakan kekuasaan yang merdeka, yang salah satunya melalui Asas Objektivitas yang menghendaki bahwa penyelesaian sengketa akan baik dan dapat diterima oleh semua pihak, jika dilakukan secara imparsial (tidak memihak), objektif dan adil. Harapan- harapan di atas, muncul dari adanya Asas Equality Before The Law yang merupakan salah satu dari tiga arti dari Rule of Law (Negara Hukium). Asas Equality Before The Law timbul dari sistem hukum modern yang diilhami oleh paradigma Positivisme yang beranggapan bahwa hukum itu harus objektif dan steril dari pengaruh apapun di luar hukum. Implementasi Asas Equality Before The Law dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial di PHI ini menarik untuk diteliti lebih lanjut, karena Pihak yang berselisih dalam hubungan industrial adalah pengusaha dan pekerja/buruh yang secara sosial maupun ekonomi jelaslah “tidak sederajat”. Metode Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan Sosio-legal (Socio-legal approach), yaitu metode penelitian hukum yang disamping menganalisa implementasi asas Equality Before The Law dalam hukum normative yang diberlakukan yaitu UU.No. 2 tahun 2004. Melalui penelitian ini dapat menemukan konsep peradilan hubungan industrial yang mampu menerapkan asas Equality Before The Law yang ideal

    Abundance and Diversity of Echinoderm in Pari Island, Seribu Islands

    Get PDF
    Pari Island is one of the island in the Seribu Islands region. Abundance of echinoderms in Pari Island waters has been observed since 1969. In this research, data of echinoderms was collected on March 2011 applying quadratic transect method 1 x 1 m2, as well as freely collection methods using snorkel and scuba equipment. Thirteen individuals of echinoderms were collected during the study, one species (Archaster typicus) was found by quadratic transect method and 12 species of echinoderms by freely collection methods. The density of starfish Archaster typicus at the sites was between 2.1 to 4.3 individual/m2

    Pemanfaatan Tepung Spirulina SP. untuk Meningkatkan Kecerahan Warna Ikan Sumatra (Puntius Tetrazona)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh penambahan tepung Spirulina sp. dalam pakan terhadap peningkatan kecerahan warna ikan Sumatra. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima perlakuan (penambahan tepung Spirulina sp. sebanyak 0%, 0,3%, 0,6%, 0,9%, dan 1,2% dalam pakan) dan tiga kali ulangan. Pakan diujikan pada ikan sumatra berukuran panjang ± 3 - 5 cm yang dipelihara di akuarium berukuran 50x40x40 cm3. Parameter yang diukur meliputi peningkatan kecerahanwarna, pertumbuhan panjang, pH, suhu dan DO. Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung Spirulina sp. dalam pakan berpengaruh terhadap peningkatan kecerahan warna ikan Sumatra (Puntius tetrazona). Parameter kualitas air dalam penelitian menunjukan perkembangan yang normal dengan berkisar DO 3-5 mg/L, suhu 25-29 0 C, dan pH 6-8

    Studi Performa Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) yang Dipelihara dengan Sistem Semi Intensif pada Kondisi Air Tambak dengan Kelimpahan Plankton yang Berbeda pada Saat Penebaran

    Get PDF
    Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dilakukan dengan sistem semi intensif ditekankan pada pengolahan kualitas air untuk menumbuhkan plankton di tambak budidaya dan menjaga parameter kualitas air lainnya agar tetap berada pada nilai optimum untuk kegiatan budidaya. Ketersediaan plankton di tambak memegang peranan penting dalam menyuplai oksigen terlarut (Disolved Oxygen) bagi udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang dipelihara dengan sistem semi intensif dengan kelimpahan plankton yang berbeda pada saat penebaran yang meliputi pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, biomassa, dan konversi pakan. Tipe penelitian ini merupakan studi kasus pada tambak udang vaname semi intensif dengan padat tebar 66 ekor/m2. Metode yang dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan data-data primer dan sekunder di lapangan kemudian di analisis menggunakan metode Descriptive test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambak udang dengan kelimpahan plankton yang tinggi pada saat penebaran memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik, yaitu sebesar 92,5 % dengan nilai konversi pakan 1,3, dan biomass udang mencapai 1050 kg. Sedangkan perkembangan udang pada tambak yang dipelihara dengan kelimpahan plankton rendah memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah, yaitu sebesar 40,13% dengan nilai konversi pakan 1,9, dan biomassa udang mencapai 550 kg

    Produksi Dan Pengujian Aktivitas Amilase Burkholderia Cepacia Terhadap Substrat Yang Berbeda

    Get PDF
    Pati atau amilum merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa sebagai produk fotosintesis. Burkholderia cepaciamerupakan bakteri yang mampu menghidrolisis pati, karena bakteri tersebutmemiliki enzim amilase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian substrat yang berbeda terhadap pertumbuhan, indeks amilolitik danaktivitas enzim amilase bakteri B. cepacia. Penelitian ini menggunakan rancanganacak lengkap dengan 3 perlakuan (substrat daun singkong, daun pepaya dan sente)dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri B. cepacia mampuhidup dengan baik pada substrat daun pepaya. Pemberian substrat daun sente memberikan pengaruh terhadap indeks amilolitik yang ditunjukkan dengan adanyazona Bening sebesar 9,8 mm. Aktivitas enzim amilase pada penelitan ini adalah101,8 unit dan konsentrasi protein sebesar 0,094 mg/ml

    Efektivitas Penggunaan Beberapa Sumber Bakteri Dalam Sistem Bioflok Terhadap Keragaan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

    Full text link
    Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi, sehingga nila banyak dibudidayakan secara intensif untuk meningkatkan nilai produksi. Pakan buatan berupa pelet menjadi sumber nutrisi utama bagi ikan untuk mempercepat laju pertumbuhan. Pelet yang tidak dimanfaatkan oleh ikan menjadi limbah ammonia di perairan yang dapat menurunkan kualitas air. Teknologi bioflok diaplikasikan untuk mengubah limbah ammonia menjadi biomassa mikroba yang dapat dijadikan sebagai pakan alami di perairan dengan bantuan bakteri heterotrof. Setiap spesies bakteri memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam membentuk flok dan mensintesis senyawa PHB (polyhidroksibutirat). Kecepatan aktivitas bioflokulasi dalam teknologi bioflok ditentukan oleh penggunaan inokulasi bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penggunaan sumber bakteri berbeda dalam budidaya sistem bioflok terhadap keragaan ikan nila seperti laju pertumbuhan, survival rate (SR) dan feed conversion ratio (FCR). Penelitian menggunakan RAL dengan 4 perlakuan (Tanpa BFT, BFT limbah lele, BFT Lactobacillus casei, BFT Bacillus sp) dan 3 ulangan. Perlakuan diberikan pada ikan nila berukuran 3-5 cm yang dipelihara pada kolam terpal berukuran 0,5x0,5x0,5m selama 40 hari dengan FR 3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sumber bakteri yang berbeda dalam sistem bioflok memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan harian ikan nila (P>0,5) namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap FCR dan SR (P<0,5). Penggunaan bakteri Lactobacillus casei dalam pembentukan bioflok memberikan hasil yang terbaik dengan pertumbuhan berat mutlak tertinggi (3,89 gr±0,19), FCR (1,05± 0,11) dan SR (88%± 0,05)
    corecore