140 research outputs found

    PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) (Studi Kasus Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Soeselo Slawi)

    Get PDF
    Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeselo Slawi merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah yang tujuan utamanya memberikan pelayanan kesehatan kepada semua golongan masyarakat. Tuntutan masyarakat terhadap mutu rumah sakit yang semakin meningkat ini mengharuskan Rumah Sakit Umum Dr. Soeselo Slawi untuk melakukan upaya perbaikan kinerjanya secara terintegrasi. Karena selama ini pihak rumah sakit mengukur tingkat keberhasilan kinerjanya melalui pelaporan keuangan dan kinerja pelayanannya saja. Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr. Soeselo Slawi berfungsi sebagai revenue centre yang secara umum merupakan andalan pemasukan utama bagi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pengukuran kinerja organisasi yang terintegrasi (Integrated Performance Measurement System) dengan jalan: mengidentifikasikan stakeholder requirement dari IBS RSUD Dr. Soeselo Slawi, melakukan kegiatan membandingkan (benchmarking) dengan pesaing (external monitor) dari sis kebutuhan (requirement), mengidentifikasi tujuan (objevtive) dari masing-masing kebutuhan stakeholder (stakeholder requirement) IBS RSUD Dr. Soeselo Slawi, mengidentifikasikan Key Performance Indicators dari RSUD Dr. Soeselo Slawi, dan merekomendasikan sistem pengukuran kinerja berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeselo Slawi. Pengukuran kinerja dengan metode integrated Performance Measurement Systems merumuskan 32 key Performance Indicators (KPI) yang dapat menggambarkan kondisi Rumah sakit Umum Daerah Dr. Soeselo Slawi secara terintegrasi. Dimana kinerja rumah sakit (level bisnis induk) diperoleh dari hasil pengukuran kinerja tiap instalasi (level unit bisnis), kinerja instalasi hasil pengukuran dari tiap poli (level bisnis proses), dan kinerja poli diperoleh dari hasil pengukuran KPI pada level aktivitas. Secara keseluruhan, rumah sakit dalam kondisi yang lumayan baik namun perlu untuk lebih ditingkatkan lagi, hal ini dikarenakan semua poli bedah berwarna kuning. Untuk poli bedah umum, Orhopedi, THT, dan Obsetry & Ginekology, berwarna kuning pada level 7 sedangkan Poli Bedah Mata dan Manajemen berwarana kuning pada level 6. dari hasil pengukuran kinerja, didapatkan bahwa indeks produktivitas rumah sakit adalah sebesar 633.02 dengan indikator berwarna kuning, yang artinya rumah sakit harus lebih berhati-hati dan harus segera memulai penelitian untuk mengetahui penyebab terjadinya masalah. Kata Kunci : IPMS, Stakeholder, benchmarking, requirement, KPI, poli, produktivita

    ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN TRANSPORTASI DARAT ANTAR KOTA (Studi Kasus: PO. Nusantara di Kota Kudus)

    Get PDF
    ABSTRAK Alat transportasi merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan oleh manusia. Sekarang, semakin banyak perusahaan transportasi di Indonesia, hal tersebut yang membuat PO. Nusantara harus meningkatkan kualitas pelayanannya agar konsumen yang memakai jasa perusahaan tersebut tidak merasa dikecewakan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan di PO. Nusantara yaitu dengan meningkatkan kualitas kinerja PO. Nusantara. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini didukung oleh beberapa metode yaitu pembobotan dengan Analytical Hierachy Process (AHP) untuk mengetahui nilai prioritas setiap Key Performance Indicator (KPI), Scoring System dengan metode Objectives Matrix (OMAX) untuk menentukan kinerja dari masing-masing indikator, dan Traffic Light System untuk mengetahui KPI yang memerlukan perbaikan berdasarkan warna. Beberapa faktor yang menjadi dasar dari TQM yaitu organizing, system and techniques, measurement and feedback, serta culture and people. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja melalui 4 faktor tersebut diketahui bahwa kinerja PO. Nusantara Kudus bernilai 5,36 dan termasuk dalam kategori warna kuning yang artinya bahwa pencapaian dari suatu indikator kerja belum tercapai walaupun nilainya sudah mendekati target dan pihak manajemen harus berhati-hati dengan adanya berbagai macam kemungkinan yang akan terjadi. ABSTRACT Transportation is one of important things needed by human. Now, there are a lot of transportation companies in Indonesia, which makes PO. Nusantara must improve their quality of service, so customers who use their services do not feel disappointed. One way can be done to improve the quality of service at PO. Nusantara is increasing quality of performance at PO. Nusantara. Performance measurement in this study is supported by several methods such as weighting with Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine value of priority for each Key Performance Indicator (KPI), Scoring System with Objectives Matrix (OMAX) method to determine performance for each indicator, and Traffic Light System to determine KPIs that need improvement based on color. Some factors which become the basis of TQM are organizing, systems and techniques, measurement and feedback, the culture and people. Based on result of performance measurement through these four factors, known that score of performance of PO. Nusantara is 5.36 and included in yellow category, which means that achievement of an indicator has not been achieved even though the value is close to the target and the management have to be careful with the wide range of possibilities that will happen

    Risk analysis and Strategic Planning on Bridge Construction Works at The Toll Road Procurement Projects in Central Java Province

    Get PDF
    Risk is a condition caused by uncertainty. Risks will occur on any construction project, including bridge construction projects. Efforts that can be taken to minimize the impact of these risks are to engage in risk management activities. This research was conducted on bridge construction work on toll road procurement project in Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang and Salatiga-Kertasura. The purpose of this research is to analyse the risk of bridge development project in toll road project using Risk Breakdown Structure (RBS) method and then the result as database in discussing risk response strategy. The bridge construction project has 36 risks that are divided into six groups: materials and equipment, design, human resources, finance, management, nature and environmental conditions. Bad weather risks are the highest risk and seasonal risk causing temporary work stoppages. This risk-response strategy is avoidance. Short term avoidance response strategy is to add shift workers, install tents and add additives in the acceleration of the process of maturation of concrete. The long-term avoidance response strategy is to evaluate and rearrange the work schedule by considering the weather forecast repor

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBINAAN DAN KEMITRAAN ANTARA USAHA BESAR DAN USAHA KECIL

    Get PDF
    Program pembinaan dan kemitraan usaha besar dengan usaha kecil merupakan salah satu bentuk kebijakan yang diambil untuk meningkatkan kemampuan usaha dari usaha kecil. Program ini dalam pelaksanaannya sudah menelan begitu besar dana dan usaha namun masih belum ada ukuran yang mampu menilai seberapa tinggi tingkatkeberhasilan yang telah dicapai dan bagaimana bentuk pembinaan yang tepat diberikan kepada usaha kecil, Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pelaksanaan program pembinaan dan kemitraan. Dari hasil penelitian ini, usaha kecil dapat dikelompokan ke dalam 3 (tiga) kategori keberhasilan usaha yaitu usaha kecil yang berhasil, cukup berhasil dankurang berhasil, Variabel yang berhasil diidentifikasi sebagai variabel diskriminan utama yang secara signifikan membedakan ketiga kategori tersebut adalah bantuan program pelatihan di dalam bidang teknik produksi, bimbingan di dalarn bidang proses manajemen, bantuan dalam membuka peluang pasar, mengangkat kredibilitas pengusaha kecil serta orientasi eksternals dari pengusaha kecil. Oleh sebab itu program pembinaan dan kemitraan akan membawa hasil yang baik bagi perkembangan usaha kecil apabila bentuk pembinaannya lebih menekankan pada faktor-faktor tersebut di atas

    Analisis Ergonomi Dengan Ergonomi Checklist Di Workshop ME RU IV Cilacap

    Full text link
    This research is motivated because there is the potential for accidents in the area diworkshop ME RU IV Cilacap refinery. Jobs in ME workshop conducted by human operators. The workers perform static movements and uncontrolled use of PPE so this is a potential danger that should be implemented immediately. The purpose of this study was to obtain an overview of the working conditions in PT.Pertamina (Persero) RU IV Cilacap. While the specific objectives of this study adalahEvaluasi problems with methods ergoceklist ergonomics, Ergonomics Evaluation of the physical working environment in workshops ME RU IV Cilacap, evaluation of work environment factors diworkshop ME RU IV Cilacap. The method used is to use the ergonomics checklist that has been recommended in the assessment of the ILO as a model within the company. The results obtained were Ergonomic Evaluation using ergoceklist method has not been applied in PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, work environment conditions in workshops ME already signed and there are safety procedures adequate working, the lighting Visually factor in the ME workshop less good

    PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS (IPMS) Untuk Produk Mobil Tipe New Baleno (Studi Kasus PT. Indomobil Suzuki International Plant Tambun II)

    Get PDF
    PT. Indomobil Suzuki International yang merupakan pabrik komponen sepeda motor dan mobil merk suzuki. Perusahaan ini merupakan gabungan dari beberapa perusahaan dalam bentuk merger yang meleburkan diri menjadi satu perusahaan baru dengan nama PT. Indomobil Suzuki International. Salah satu pusat perakitannya adalah Plant Tambun II, merupakan proyek baru khusus untuk kendaraan roda empat Suzuki. Di sini dilakukan pengepresan, pengelasan, pengecatan, serta perakitan kendaraan roda empat dalam jajaran Suzuki, dengan menggunakan berbagai peralatan teknologi tinggi, dan yang terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini. Dalam prosesnya PT. ISI Plant Tambun II melihat perlu untuk mengetahui kinerja perusahaan sebagai tools untuk melakukan evaluasi dan perbaikan. Salah satu metode pengukuran kinerja adalah Integrated Performance Measurement Systems (IPMS), yang bertujuan untuk menggambarkan sistem pengukuran kinerja dalam arti yang tepat, dalam bentuk integrasi, seefektif dan efisien mungkin. IPMS adalah metode pengukuran kinerja yang membagi bisnis perusahaan dalam empat level, yaitu level bisnis (Business corporate), dan aktivitas-aktivitas (Activities). Proses perancangan sistem pengukuran kinerja dilakukan secara top-down atau dari jenjang manajemen teratas atau level bisnis ke seluruh aktivitas yang ada, yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari setiap stakeholders (stakeholders requirements), dan tetap memonitor posisi perusahaan terhadap pesaingnya (external monitor). Dari hasil perancangan Sistem Pengukuran Kinerja menggunakan metode IPMS diperoleh 34 Key Performance Indicators (KPI) yang digunakan sebagai tolok ukur untuk tiap level aktivitas. Proses perancangannya sendiri menggunakan AHP sebagai tools untuk menyusun hirarki, pembobotan, dan konsistensi. Sedangkan untuk pengukurannya tools yang digunakan adalah Omax (Objective Matrix). Dari hasil pengukuran diperoleh kinerja dari PT. ISI Plant Tambun II adalah 681.18 dengan indikator berwarna kuning. Sedangkan kinerja dari masing-masing departemen adalah 40.01 untuk Departemen Pressing, 42.73 untuk Departemen HRD & GA. Dan 2 KPI berwarna merah yaitu rasio kehadiran pada Departemen Final Inspection dan kecelakaan keerja pada Departemen Painting

    Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Supply Chain dengan Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard-Analytical Network Process (BSC-ANP) di PT. Madubaru Yogyakarta

    Get PDF
    Industri di bidang produksi gula merupakan industri yang menjanjikan, karena gula merupakan salah satu bahan pokok dalam kebutuhan manusia sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu semakin banyak industri penghasil gula di Indonesia. Dalam menghadapi persaingan, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang lebih baik, lebih murah dan lebih cepat dibandingkan pesaing. Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah peran supply chain perusahaan. PT. Madubaru merupakan perusahaan yang produk utamanya adalah gula. Kondisi rantai pasok di PT. Madubaru kurang efisien, ditinjau dari aspek pemasok, konsumen dan biayanya. Oleh karena itu perlu diperlukan pengukuran kinerja supply chain untuk mengetahui dan mengevaluasi sistem kinerja rantai pasok di PT. Madubaru untuk periode yang akan datang. Pengukuran kinerja rantai pasok menggunakan metode balanced scorecard yang mencakup 4 perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Pembobotan dilakukan dengan Analytical Network Process (ANP) untuk menentukan prioritas perbaikan pada rantai pasok perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa perspektif yang memiliki bobot terbesar dan menjadi fokus utama perbaikan rantai pasok adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Hasil pengukuran terhadap kinerja rantai pasok secara keseluruhan sebesar 70,266%. Pencapaian tersebut termasuk dalam kategori menengah dan belum mencapai target yang dicanangkan perusahaan
    • …
    corecore