54 research outputs found
Konteks dan Kohesi pada Lirik Lagu “Poda Ni Dainang” Ciptaan Tagor Tampubolon Cover Charles Simbolon
Penelitian ini berfokus pada lirik lagu Poda Ni Dainang dari Charles Simbolon. Pendekatan mikrostruktur yang menitikberatkan pada aspek leksikal dan gramatikal adalah salah satu yang digunakan.Lagu-lagu dari masa lalu Sumatera Utara Investigasi berpusat pada bagian kesatuan sintaksis dan leksikal yang dapat menjelaskan keterpercayaan sebuah pembicaraan. Penggunaan aspek gramatikal dan leksikal yang membangun bahasa dalam lirik lagu merupakan permasalahan umum penelitian ini, dimana masalah yang diangkat yakni kohesi Leksikal dan Gramatikal yang terdapat pada lirik lagu Poda Ni Dainang. Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif, subjek penelitiannya adalah lirik lagu, data berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat, dan album musik Charles Simbolon menjadi sumber data dalam penelitian ini.Studi mengungkapkan bahwa wacana lirik daerah Poda Ni Dainang lengkap dan menyatukan karena adanya perangkat kohesif yang membangun wacana. Peneliti masa depan harus fokus pada aspek gramatikal, leksikal, dan konteks yang lebih luas daripada hanya satu lirik lagu
Socialization of Efforts to Increase Environmental Awareness in Pangambatan Village as A Tourist Attraction in Karo Regency
This service aims to provide environmental care socialization in Pangambat village. As a tourist village, Pangambaten village has problems in dealing with environmental challenges related to environmental cleanliness, so there is a need to educate and inform the community about environmental problems. One of the commitments of the international community and government in protecting the earth from pollution and damage is through the implementation of Environmental Education, which is the key to preparing people with knowledge, expertise, values ​​and a caring attitude so that they can actively participate in solving environmental problems. The counseling on environmental care in this service program is intended as an initial step in building a character that cares about the environment in the community. This service was carried out in Pangambaten, Tanah Karo Regency, North Sumatra Province. This service is carried out in two methods, namely the interactive presentation method. This service activity is carried out in the following stages: 1) Equalization of Community Group Perceptions, 2) Group coaching, 3) Counseling on understanding about fostering environmental concern for environmental cleanliness by reviving the tradition of mutual cooperation
Konteks Upacara Erdemu Bayu dalam Etnik Batak Karo
Upacara adat Erdemu Bayu merupakan bagian penting dari tradisi etnik Batak Karo di Indonesia. Erdemu Bayu merupakan upacara perkawinan dalam suku batak karo. Upacara ini memiliki nilai yang mendalam dan menjadi landasan bagi sistem sosial di kehidupan masyarakat Batak Karo dan mencerminkan kekayaan budaya mereka. Studi analisis wacana Batak terhadap upacara ini memberikan pemahaman yang dalam tentang makna simbolik, nilai budaya, dan peran sosial dari upacara adat ini. Melalui analisis wacana, dapat dipelajari bagaimana simbol-simbol dalam upacara ini menggambarkan hubungan antara manusia, alam, dan roh leluhur. Simbol-simbol seperti tarian, pakaian adat, dan persembahan memiliki makna mendalam yang menghubungkan masyarakat Batak Karo dengan warisan leluhur dan alam sekitar. Analisis wacana Batak juga mengungkapkan nilai budaya yang terkandung dalam upacara Erdemu Bayu. Nilai-nilai seperti kebersamaan, kejujuran, dan keterhubungan dengan alam menjadi bagian integral dari upacara ini. Seperti pengendesen luah yang melibatkan sistem kekerabatan yang terdiri dari 3 kelompok yaitu senina,kalimbubu, dan anak beru . Selain itu, dimensi spiritualitas dalam upacara ini juga tercermin melalui doa, mantra, dan praktik keagamaan yang dilakukan selama acara
Kain Tenun Tradisional: Warisan Budaya dan Industri Kreatif
Kebudayaan nasional menjadi pilar identitas bangsa Indonesia, menopang budi daya rakyat, dan meningkatkan derajat kemanusiaan. Kain tenun tradisional, seperti Kain Tenun Ikat Sumba NTT, Kain Tenun Bali, dan Kain Tenun Sutera Wajo, mencerminkan kekayaan budaya dari berbagai daerah. Penelitian ini mengeksplorasi keberlanjutan industri kain tenun, mengidentifikasi tantangan pengrajin terkait pelestarian budaya, globalisasi, peran generasi muda, dan tren desain modern. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan studi literatur sebagai sumber data utama. Hasil penelitian mengungkapkan dinamika produksi, distribusi, dan nilai budaya yang membedakan setiap jenis kain tenun. Tantangan globalisasi, perubahan tren, dan keterlibatan generasi muda diidentifikasi, namun strategi pengembangan, seperti diversifikasi produk dan kolaborasi industri, terbukti efektif. Rekomendasi kebijakan meliputi penguatan perlindungan hak kekayaan intelektual, insentif pemerintah, dan pengembangan pusat pelatihan. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemahaman dan mendukung keberlanjutan industri kain tenun sebagai bagian integral dari warisan budaya dan ekonomi kreatif Indonesia
Upacara Mangongkal Holi pada Masyarakat Batak Toba : Kajian Wacana Struktural
Adapun permasalahan yang di bahas adalah tentang upacara mangokal holi dalam tradisi batak toba. mangongkal holi adalah proses menggali kembali tulang belulang dari kubur yang sifatnya sementara dan selanjutnya akan ditempatkan kedalam ketempat yang baru ,biasanya terbuat dari semen yang dikenal dengan istilah batu napir atau tugu marga . Mangongkal holi berlangsung dalam rangkaian upacara adat, baik sebelum, saat, dan setelah makam digali dan tulang belulang dikumpulkan. Upacara Holi Mangokal ini selain berfungsi sebagai ritual penghormatan kepada leluhur, juga berfungsi sebagai integrasi sosial antar keluarga yang mengadakan upacara. Penggunaan kerbau dalam ritual ini karena memberikan kesan religius yang magis kerbau telah dikenal sebagai hewan pembawa berkah kesuburan dan kemakmuran masyarakat serta sebagai simbol status Indonesia. Orang Kerbau yang sedang melakukan upacara Mangokal Holi. Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui nilai nilai yang terkandung dalam tradisi mangokal holi suku Batak Toba , mengetahui prosesi dari tradisi mangongkal holi suku Batak Toba
PARJAMBARAN DALAM UPACARA SAUR MATUA ETNIK BATAK TOBA: KAJIAN FOLKLOR
Karya ilmiah ini yang berjudul Parjambaran Dalam Upacara Saur Matua Etnik Batak Toba: kajian folklor. masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah tahapan parjambaran, pesan parjambaran, dan makna pada parjambaran dalam upacara saur matua, pelaksanaan parjambaran masih dilakukan di Desa Sigumpar Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang parjambaran, pesan dan makna dalam upacara kematian saur matua, susunan adat parjambaran yang terdapat dalam skripsi ini sangatlah terstruktur dan dapat sebuah acuan untuk pemahaman parjambaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggunakan teknik penelitian lapangan. 1). Adapun tahap-tahap parjambaran dalam upacara saur matua ialah a). Marhusip-husip b). tonggo raja c). Maralaman horja dan sebagainya 2). Makna parjambaran ialah sebagai penghormatan atau kedudukan seseorang 3).pesan parjambaran adalah penting mengetahui memahami silsilah (Tarombo marga) supaya kita memahmai atau mengetahu kedudukan kita dalam paradatan khususnya upacara saur matua. Parjambaran merupakan salah satu adata istiadat yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Batak Toba di Desa Sigumpar Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba
Kohesi Leksikal dalam Upacara Marhata Sinamot Etnik Batak Toba
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan kohesi leksikal yang terdapat dalam upacara marhata sinamot dalam etnik batak toba. Teori kohesi leksikal ini dikemukakan oleh halliday dan hasan yang pertama kali dikemukakan dalam buku terkenal yaitu yang berjudul,” cohesion in english” (1976). Teori ini menggambarkan bagaimana kata-kata dalam sebuah teks saling terkait dan membentuk kesatuan makna. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan mendokumentasikan dan study literature. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tradisi upacara marhata sinamot dalam batak toba ini yaitu salah satu tradisi penting dalam budaya suku batak toba yang dimana tradisi ini dapat mencerminkan nilai-nilai dan keyakinan masyarakatnya. Upacara ini kaya akan penggunaan bahasa, khususnya dalam hal penggunaan kohesi leksikal. Yang dimana kohesi leksikal ini mengacu pada hubungan makna antara kata-kata salam teks, yang membantu menciptakan koherensi dan pemahaman yang lebih baik bagi pembaca atau pendengar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kohesi leksikal dalam teks upacara marhata sinamot terwujud dalam berbagai bentuk, seperti repetisi, sinonim, hiponim, antonim dan kolokasi. Penggunaan sinonim dan hiponim memperkaya makna teks dan membantu pembaca atau pendengar memahami konsep-konsep tersebut dengan lebih baik. Antonim digunakan untuk membedakan antara konsep yang berlawanan, seperti “ baik” dan “ buruk”, “ benar” dan “ salah “, “ hidup” dan “mati”. Kolokasi membantu pendengar atau pembaca memahami makna kata-kata tertentu dengan lebih baik dengan melihat kata-kata yang sering muncul. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kohei leksikal memainkan peran penting dalam menciptakan koherensi dan pemahaman yang lebih baik bagi pembaca teks upacara marhata sinamot.
 
Mangongkal Holi dalam Etnik Batak Toba : Kajian Wacana Struktural
Penelitian ini mendalami upacara Mangongkal Holi dalam masyarakat Batak Toba dengan pendekatan wacana struktural untuk mengungkap makna simbolis dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Pendekatan kualitatif digunakan dalam metode penelitian untuk mengumpulkan data melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan informan kunci dari komunitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara tersebut terdiri dari tahapan-tahapan yang terorganisir dengan baik, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan ritual, serta prosesi pemindahan tulang-belulang dan penyelenggaraan pesta adat. Setiap tahap memiliki makna simbolis yang dalam, mencerminkan nilai-nilai gotong royong, penghormatan terhadap leluhur, dan penegasan identitas budaya. Implikasi sosial dan budaya dari upacara Mangongkal Holi menegaskan pentingnya menjaga dan memperkuat warisan budaya dalam komunitas Batak Toba. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang nilai-nilai budaya dan spiritual dalam konteks upacara adat Batak Toba dan menyoroti relevansinya dalam menjaga keberlanjutan tradisi leluhur.
 
Kajian Masakan Khas Batak Toba Naniura dari Sudut Pandang Semiotik Sosial
Penelitian ini berjudul kajian masakan khas batak toba naniura dari sudut pandang semiotik sosial. Naniura, yang popular sebegai hidangan ikan mentah yang dimarinasi dengan asam dan bumbu-bumbu tradisional tanpa proses memasak dengan panas, mempunyai makna dan simbolisme yang mendalam dalam budaya batak toba. Penelitian ini merumuskan apa saja bahan yang digunakan dalam memasak naniura, apa saja fungsi bahan tersebut, apa saja makan ikan naniura dalam acara adat batak toba, dan apa saja fungsi ikan naniura. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan semiotik sosial, yaitu Ferdinand Se Sausure. Teori f.d sausure membahas tentang tanda- tanda. Metodologi penelitian ini juga melibatkan analisis deskriptif kualitatif terhadap berbagai sumber, termasuk literatur, observasi, wawancara dengan para ahli kuliner tradisi batak, dan pengamatan langsung dalam acara-acara adat dan ritual di mana naniura disajikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naniura tidak hanya merupakan bagian integral dari budaya kuliner budaya batak toba, tetapi juga berperan dalam memperkuat ikatan sosial dan tradisi komunitas. Simbolis untuk penggunaaan bahan-bahan seperti andaliman, asam, dan rempah-rempah tradisional serta metode persiapan yang melibatkan ritus tertentu, menjelaskan hubungan yang mendalam antara masakan dan nilai dari budya. Dalam penelitian ini menjelaskan pemahaman tentang bagaimana makanan tradisional dapat digunakan sebagai wadah untuk mempertahankan warisan budaya dan bagaimana simbolisme yang ada di dalam masakan dapat merefleksikan struktur sosial dan dinamika komunitas. Hasil dari penelitian ini semoga dapat meningkatkan wawasan bagi orang-orang, terlebih bagi studi lintas budaya
Keunikan Rumah Bolon pada Etnik Batak Toba : Kajian Semiotika
Rumah Bolon adalah penamaan bagi rumah adat yang berasal dari Sumatera Utara,tepatnya dari sub-etnik Batak Toba.Rumah adat ini mencerminkan nilai-nilai kebudayaan dan ciri khas dari masyarakat.Keunikan tersebut bisa ditemukan pada ornamen dan simbol yang ada pada rumah bolon.Hal ini menandakan bahwa rumah bolon bukan sekadar bangunan fisik,tapi juga menunjukkan struktur sosial,identitas masyarakat,dan norma-norma yang terdapat dalam masyarakat Batak Toba.Tangga,ornamen dan ukiran khas atau disebut gorga menjadi visual yang menandakan kekayaan kebudayaan pada masyarakat Batak Toba.Jenis-jenis rumah yang ada dalam satu perkampungan juga tidak sama semuanya,masing-masing memiliki makna tersendiri.Data dalam jurnal ini didapatkan dengan observasi,melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat dan juga melakukan analisa mendalam terhadap dokumen yang relevan dengan topik.Hasil yang diperoleh adalah setiap bagian dari Rumah Bolon memiliki makna yang mendalam,seperti bagaimana kedudukan seseorang di suatu wilayah dan bagaimana setiap anggota di rumah tersebut saling berkomunikasi.Penelitian ini adalah untuk memberikan pernyataan bahwa Rumah Bolon adalah salah satu peninggalan kebudayaan yang kaya nilai-nilai kebudayaan dan berperan penting dalam menjaga identitas suku Batak di era sekarang.
 
- …