44 research outputs found

    SEGMENTASI PASAR BUAH JERUK KEPROK LOKAL (Citrus Nobilis L) DI KOTA MALANG

    Get PDF
    Citrus fruit is one of the most popular types of fruit by people in Indonesia, citrus fruit is a fruit that is always available throughout the year because citrus plants do not know a special flowering season. The purpose of this study was to determine the market segmentation of local tangerines in Malang City based on a SWOT analysis. The determination of the area is carried out purposively or intentionally at the Blimbing Market, Malang City, based on the consideration that this area is an area that has various marketing locations, ranging from traditional markets to modern markets (supermarkets) and between the two marketing places there is no very significant quantitative difference. The method of collecting data is utilizing interviews, questionnaires, or questionnaires and observations, while the data analysis method used is descriptive quantitative-qualitative SWOT analysis. The result showed that ideal market segmentation after a SWOT analysis adapted to a matrix analysis of internal-external strategic factors for the marketing of local tangerines is the SO (strengths-opportunities) and WO (weaknesses - opportunities) strategies. The SO strategy is to maintain taste quality, increase production, increase supply to all fruit markets (outlets, fruit shops, traditional markets), and improve sales quality and marketing areas. The WO strategy is to improve the quality of production, improve packaging, expand market share, increase post-harvest anticipation, shorten marketing channels, and dominate market share

    ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN BABI DI KABUPATEN MALANG

    Get PDF
    This study aimed to determine the income of farmers and analyze the financial feasibility of a pig farming business in Malang Regency. The method used in this research is a case study or case study method. The technique used in sampling is purposive sampling. Analyzing the data is by calculating the amount of income, R/C Ratio, Break Event Point (BEP), and Payback Period (PP). The results show that the average amount received from pig farming is Rp. 3.812.500.000 each year. Financial analysis shows the value of the R/C Ratio is 2.07, BEP production is 1.168.6 Kg, and BEP at Rp. 1.095.562, PP value is one year 29 days

    Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Susu Formula Anak (Balita) di Kota Malang

    Get PDF
    Penggunaan susu formula sebagai pendamping dan pengganti ASI menjadi salah satu alternatif yang tidak dapat dihindarkan oleh orang tua. Meningkatnya angka kelahiran di Kota Malang diasumsikan berdampak kepada meningkatnya permintaan susu formula untuk anak balita. Tentunya hal ini menjadi peluang bagi banyak perusahaan untuk memperluas pasar. Dengan banyaknya perusahaan yang menawarkan berbagai merek susu formula, maka ibu-ibu dihadapkan dengan berbagai macam pilihan. Pilihan tersebut mempersulit mereka untuk mengambil sebuah keputusan pembelian karena banyaknya faktor yang mempengaruhi. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan perilaku konsumen yang terdiri atas budaya, sosial, pribadi, psikologis, produk dan harga. Tujuan Penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis pengaruh variabel budaya, sosial, pribadi, psikologis, produk dan harga secara bersama-sama terhadap proses keputusan pembelian susu formula anak (balita) di Kota Malang, (2) untuk menganalisis pengaruh variabel budaya, sosial, pribadi, psikologis, produk dan harga secara parsial terhadap proses keputusan pembelian susu formula anak (balita) di Kota Malang dan (3) untuk menganalisis variabel-variabel mana saja yang memiliki pengaruh dominan terhadap proses keputusan pembelian susu formula anak (balita) di Kota Malang. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Malang yang memiliki 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Lowokwaru, Kedungkandang, Sukun, Blimbing dan Klojen, pada bulan Nopember-Desember 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yang bersifat explanatory research (penelitian penjelasan). Dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumen khususnya para ibu-ibu rumah tangga baik bekerja maupun tidak bekerja, yang memiliki anak dalam pengambilan proses keputusan pembelian susu formula bagi buah hatinya di Kota Malang. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan kepada responden, yakni ibu-ibu yang memiliki anak balita usia 0-5 tahun. Untuk pengukuran data responden digunakan skala likert. Skala likert ( summeted-ratings scale ) adalah teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset. Skala ini memungkinkan untuk mengekspresikan intensitas perasaan responden. Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup, pilihan jawaban dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai paling tinggi (Simamora, 2004). Pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut ada lima, yakni: Sangat tidak setuju (skor = 1), Tidak setuju (skor = 2), Netral (skor = 3), Setuju (skor = 4) dan Sangat setuju (skor = 5). Data sekunder diperoleh dari laporan ilmiah, catatan atau dokumen dari instansi terkait maupun literatur atau referensi yang relevan dengan penelitian. Sampel yang diteliti sebanyak 120 orang (responden), yakni Ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun dan menggunakan susu formula di posyandu-posyandu yang ada di 5 Kecamatan di Kota Malang. Pengambilan sampel dilakukan secara accidential sampling . Untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian ini dapat dipercaya, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu dengan analisis program SPSS 18.0 for Windows Evaluation Version . Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besarnya pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri atas budaya (X 1 ), sosial (X 2 ), pribadi (X 3 ), psikologis (X 4 ), produk (X 5 ) dan harga (X 6 ), terhadap variabel terikat (Y) yaitu proses keputusan pembelian susu formula anak di Kota Malang. Rumusnya adalah: Y = a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis, produk dan harga secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian susu formula anak di Kota Malang. Namun demikian, enam faktor tersebut memberikan kontribusi 83,5% terhadap variasi keputusan pembelian susu formula, sedangkan sisanya 16,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dilibatkan di dalam model analisis. Secara parsial, faktor budaya, sosial dan psikologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian susu, sedangkan faktor pribadi, produk dan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian susu formula. Faktor budaya merupakan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian susu formula

    Analisa pendapatan peternakan sapi potong Di Kabupaten Lamongan (studi kasus pada koperasi kelompok peternak gunungrejo makmur Di Desa Gunungrejo Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan)

    Get PDF
    Penelitian dilaksanakan di Desa Gunungrejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Penelitian ini akan dilakukan selama satu bulan yaitu mulai pada tanggal 01 Juli - 01 Agustus 2019. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan mengetahui pendapatan usaha ternak sapi potong pada Kelompok Peternak Gunung Rejo Makmur di Desa Gunungrejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara langsung terhadap peternak sapi potong yang tergabung dalam Kelompok Peternak Koperasi Gunung Rejo Makmur, Kedungpring, Kabupaten Lamongan sejumlah 93 orang dengan metode Purposive Sampling. Analisa data menggunakan analisa laba rugi, return cost ratio, break even point, dan payback period. Hasil analisa perhitungan 3 tahun terakhir yakni tahun 2017, tahun 2018, sampai dengan tahun 2019 menyatakan bahwa rataan pendapatan usaha penggemukan Koperasi Peternak Gunung Rejo Makmur sebesar Rp. 1.983.157.500 per tahun dengan hasil return cost ratio > 1 sebesar 2,50 pada tahun 2017, 1,72 tahun 2018, dan 1,8 pada tahun 2019. Perhitungan break even point pada tahun 2017 menghasilkan nilai sebesar 226,19/kg untuk produksi dan Rp. Rp 11.674.688/tahun untuk harga. Tahun 2018 didapatkan nilai sebesar 209,5 kg untuk break even point produksi, dan Rp 16.024.500/tahun untuk break even point harga. Break even point produksi dan harga pada tahun 2019 secara berurutan yaitu 275,45 kg serta besaran harga senilai Rp. 2.014.068/tahun. Analisa payback period pada tahun 2017 menghasilkan nilai sebesar 3,15, tahun 2018 sebesar 1,28, dan pada tahun 2019 senilai 4,2. Kesimpulan dapat ditarik berdasarkan hasil analisa perhitungan yang semua memenuhi kriteria. Sehingga usaha penggemukan peternakan sapi potong Koperasi Peternak Gunung Rejo Makmur dinyatakan layak untuk dijalankan dan dikembangkan lebih lanjut, dan diimbangi dengan pencatatan laporan keuangan yang lebih baik. Agar dapat mengetahui perputaran arus kas keuangan yang lebih akurat

    Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Minat Usaha Penggemukan Kelinci Pedaging Di Kota Wisata Batu

    Get PDF
    Penelitian dilakukan terhadap peternak kelinci pedaging yang berada di Desa Bumiaji Kota Batu sejumlah 20 peternak. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2019 sampai Januari 2020. Lokasi sengaja dipilih dengan alasan Desa Bumiaji memiliki jumlah peternak kelinci cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan daging kelinci sebagai komoditas unggulan Kota Wisata Batu. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui minat usaha peternak dalam penggemukan kelinci. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, dengan menggunakan total sampling. Variabel yang diteliti yaitu bibit kelinci, pakan, lahan dan kandang, nilai ekonomi, dan peran pemerintah. Analisa data menggunakan pendekatan regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu faktor produksi bibit kelinci, pakan, lahan dan kandang, nilai ekonomi dan peran pemerintah di dalam penelitian berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu minat usaha peternak penggemukan kelinci Di Desa Bumiaji Kota Wisata Batu sebesar 0,503. Angka tersebut menggambarkan bahwa faktor produksi mempunyai korelasi sebesar 50% terhadap minat usaha peternak kelinci sisanya adalah variabel lain diluar indikator di dalam penelitian sebesar 50%. Kesimpulan dalam penelitian adalah variabel lahan kandang, dan nilai ekonomi merupakan faktor yang dominan mempengaruhi minat peternak dalam usaha penggemukan kelinci dengan besaran koefisien regresi secara berurutan sebesar 0,482 dan 0,238 dengan batas toleransi 0,05%. Dikutip dari kesimpulan, sebaiknya penting adanya peran pemerintah untuk penyediaan lahan untuk mendukung produktifitas dan minat usaha penggemukan peternak kelinci di Kota Wisata Batu

    KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING AYAM BROILER DAN PRODUK OLAHAN DAGING AYAM BROILER DI PASAR BESAR KOTA WISATA BATU

    Get PDF
    Broiler chicken meat consumption continues to increase per capita/year consumption of broiler chicken meat by the Indonesian people in 2016 was 5.68 kg per capita/year, an increase of 573 grams (11.2%) in 2017. The decision to buy chicken meat can be influenced by several factors such as product, price, place, promotion, and service. This study aims to determine the factors that influence consumers in buying fresh or processed chicken meat in the big market of Batu City. The type of this research is quantitative research. The sampling technique used purposive sampling with a total sample of 110 respondents. Data collection techniques through the dissemination of questionnaires, interviews, and documentation. The data analysis techniques consist of validity tests, reliability tests, classical assumption tests, and multiple linear regression analysis tests. The results showed that the factors that influence consumers' purchasing decisions in buying fresh chicken meat products and processed products in the big market of Batu Tourism City are product, price, and service factors. Then the factor that has a dominant influence on consumers' purchasing decisions on fresh chicken meat products and processed products in the big market of Batu Tourism City is the product factor

    ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DAGING SAPI DAN IMPLIKASI STRATEGI PEMASARAN DI HYPERMART KOTA MALANG

    Get PDF
    This research is attempt to bring out marketing mix that dominate the consumer behavior in purchasing beef, to know marketing factors model that recognized by consumer to purchase the beef and to know what marketing strategy implemented by Hypermart MATOS. The research conducted from May to July 2018 involving 100 respondents. A purposive sampling methods was carefully used in determining respondents. Research is conducted by gathering data from primary source that is questionnaire and secondary source directly collected from the firm. Primary data analysis processed in order to highlight factor model that considered by consumer and SWOT analysis to describe company’s condition in specifying marketing strategy. The result shows that marketing mix most considered by consumer to purchase the beef including the product it self, place and promotions influences 26,414 percent, 26,165 percent and 22,778 percent, respectively. Factor model we considered including: factor 1 : competitive price and product it self such variable X5 (flavor), X7 (color), X8 (expiration date), X11 (price changes); factor 2 : the package involving variable X1 (packaging form), X2 (the package easy to open), and X3 (packaging materials); factor 3 : display product on show case as variable X4 (product display). Each factor model has their impacts 33,474 percent, 14,948 percent and 11,413 percent, respectively. Marketing strategy growth and build consists of market penetration by selling product in lower price to market segment which is sensitive to price, product development (diversification) referred to product factor model and price comparison, packaging and displays by giving recipes information from each type of beef and market development in order to fit demography condition and beef consumer characteristics in Malang

    Penggunaan Mesin Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Pembuatan Enting Jahe dan Enting Kacang di Kampung Kungkuk Kota Wisata Batu Provinsi Jawa Timur

    Get PDF
    This Community Service raises the business of Enting Ginger and Enting Kacang, Dusun Kungkuk, Punten Village, Bumiaji District, Batu City. The village is famous for its apple farming, one of which is Punten Village. With cold weather conditions, making apples thrive in the area and as one of the livelihoods of the residents of Kungkuk hamlet. For five years (2005-2010), there was a decline in the production of apple commodities which brought social impacts such as the children of apple farmers who went to school unable to continue their education and were forced to stop their education at the junior high or high school level, because there was no more money to continue their education. This kind of phenomenon spurred Mrs. Yayuk Murniwati to establish a non-apple product processing business in the form of enting, namely ginger and peanut enting. However, this business is still not developed due to limited capital and machines owned. The method to be applied is the method of community empowerment for homemakers to increase the productivity and independence of partners economically and socially through counseling and mentoring efforts. Assistance or introduction of tools in ginger and peanut grinding machines for making entings and packaging machines helped them advance and develop their business.ABSTRAKPengabdian Masyarakat ini mengangkat Usaha Enting Jahe dan Enting Kacang Dusun Kungkuk Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Desa yang terkenal dengan pertanian apel, salah satunya Desa Punten. Dengan kondisi cuaca yang dingin, membuat apel tumbuh subur di daerah tersebut dan sebagai salah satu mata pencaharian warga dusun Kungkuk. Selama 5 tahun (2005-2010) terjadi penurunan produksi komoditas apel yang membawa dampak sosial seperti para anak petani apel yang sekolah tidak dapat melanjutkan pendidikan dan terpaksa menghentikan jenjang pendidikannya pada tingkat SMP ataupun SMA, karena sudah tidak ada lagi biaya untuk melanjutkan pendidikan. Fenomena semacam ini memacu ibu Yayuk Murniwati untuk mendirikan usaha olahan produk non-apel berupa enting yaitu enting jahe dan enting kacang. Namun, usaha ini masih belum berkembang dikarenakan keterbatasan modal dan mesin yang dimiliki. Metode yang akan diterapkan yaitu metode pemberdayaan masyarakat kelompok ibu rumah tangga dalam upaya peningkatan produktivitas dan kemandirian mitra secara ekonomi, sosial melalui usaha penyuluhan dan pendampingan. Bantuan ataupun perkenalan alat berupa mesin penggiling jahe dan kacang untuk proses pembuatan enting serta mesin pengemasan sangat membantu mereka dalam memajukan  dan mengembangkan usaha
    corecore