32 research outputs found

    Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Gumbang Modifikasi Di Muara Selat Panjang Provinsi Riau

    Full text link
    Kelompok udang Penaidae sp. dan ikan teri (Stolephorus dubiosus) merupakan komoditas unggulan dan target tangkapan utama pada aktivitas penangkapan yang menggunakan alat tangkap trap net dengan nama lokal “gumbang”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan jaring gumbang yang telah dimodifikasi. Penelitian telah dilakukan dengan metode observasi lapangan, percobaan penangkapan, dan wawancara. Pengambilan sampel dilakukan pada 8 stasiun yang ditentukan secara porposive sampling pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan Oktober tahun 2013. Percobaan penangkapan dilakukan menggunakan jaring gumbang (trap net) yang telah dimodifikasi dan ditarik dengan kapal. Hasil tangkapan terdiri dari 36 jenis yang meliputi 25 jenis kelompok ikan, 5 jenis kelompok udang, dan 6 jenis lainnya. Persentase hasil tangkapan kelompok ikan sebesar 56,03 % yang didominasi oleh ikan teri (Stolephorus dubiosus) sebesar 25,38%, kelompok udang sebesar 11,18% didominasi udang duri (Alphases sp.) sebesar 11,2%, dan jenis lainnya sebesar 28,87% yang didominasi oleh ubur-ubur dan ikan buntal. Berdasarkan bulan pengamatan dan jumlah total hasil tangkapan, hasil tangkapan tertinggi terjadi pada bulan Oktober (27,6%) di mana bertepatan dengan musim kemarau dan hasil tangkapan terendah terjadi pada bulan Mei (23,2%,) bertepatan dengan musim hujan

    POTENSI UBUR UBUR (Jellyfish) DI PERAIRAN ESTUARI PANTAI TIMUR SUMATERA YANG BELUM TERMANFAATKAN DENGAN BAIK.

    Get PDF
    Potensi sumberdaya alam hayati khususnya sumberdaya ikan dan sumberdaya alam non hayati di perairan pesisir telah banyak dimanfaatkan dan memberikan sumbangan yang berarti untuk kehidupan masyarakat khususnya masyarakat nelayan pesisir. Aktivitas penangkapan sangat berkembang menggunakan bermacam jenis alat tangkap, metoda penangkapan dan hasil tangkapan yang bervariasi. Selain spesies target tangkapan seperti udang dan ikan ekonomis lainnya,  juga tertangkap hasil tangkapan sampingan (bycath) seperti ubur-ubur (Jellyfish). Ubur-ubur pada umumnya dihindari dan bila tertangkap sebagai hasil  tangkapan sampingan yang dibuang (discard). Di perairan estuari sungai Kampar Riau hasil tangkapan ubur-ubur tidak dibuang, setelah diolah secara khusus dengan  teknologi yang sederhana dan murah  dapat menjadi komoditi yang bernilai ekonomi tinggi . Bahan baku untuk diproses lebih lanjut sebagai bahan makanan  yang menyajikan menu masakan China. Jepang dan Korea yang berbahan baku ubur-ubur, serta  camilan lezat yang biasa dijumpai di mal-mal yang sangat digemari para remaja di Jepang. Dari perairan estuari sungai  Kampar Riau  eksport ke Malaysia dan Singapora mencapai 24 ton berat kering pertahun atau setara dengan 342 ton berat segar, nilai tambah akan lebih besar lagi bila potensi ubur-ubur dari perairan estuari sungai lainnya yang bermuara  ke pantai timur sumatera dapat di kelola dan dimanfaatkan  dengan bai

    HASIL TANGKAPAN DAN LAJU TANGKAP TUGUK (TRAP NET) DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BARITO KALIMANTAN SELATAN

    Get PDF
    Alat tangkap tuguk (trap net) merupakan salah satu jenis  alat tangkap yang ditujukan untuk menangkap udang. Permasalahan pada perikanan tuguk adalah rendahnya selektivitas alat tangkap ini terhadap hasil tangkapan. Kondisi ini mengakibatkan hasil tangkapan didominasi ukuran kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan dan laju tangkap tuguk. Peneltian dilakukan dengan metode observasi lapangan melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap hasil tangkapan tuguk yang beroperasi di muara sungai Barito. Pengamatan lapangan dilakukan bulan  Maret , Mei, Agustus  dan Oktober  serta data enumerator bulan Maret   sampai Oktober 2014. Kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap tuguk berdemensi ukuran bukaan mulut jaring 6 x 7 meter,  panjang 13 meter, meshsize 1,0 ; 0,75 dan 0,25 inci sebagai  kantong hasil. Hasil penelitian menunjukan bahwa  kisaran laju tangkap tuguk  26,4 – 48,6 kg/hari, rata-rata 36,97 kg/hari. Hasil tangkapan udang memiliki laju tangkap lebih tinggi dibanding laju tangkap ikan. Rata-rata laju tangkap udang  23,28 kg/hari atau 63 %, laju tangkap  ikan 12,94 kg/hari atau 35 %, dan laju tangkap sampingan yang dibuang ( buntal, ular, anak kepiting laut dan teripang) 0,92 kg atau 2,48 % dari total laju tangkap. Proporsi biomas hasil tangkapan kelompok udang didominasi udang bajang (Metapenaeus lysianassa) 25,9 %, kelompok ikan didominasi ikan panting famili (Ariidae,sp) 7,10 % dan ikan gulama  family (Sciaenidae, sp)  7,53%

    PENGARUH BENTUK HAMPANG DAN PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, DAN KONVERSI PAKAN IKAN PATIN (Pangasius djambal)

    Get PDF
    Effect of cage construction and stocking densites on the growth, production and feed conversion was evaluated for catfish (Pangasius djambal) for 6 months experimental period. Fingerlings with initial mean weight of 31,53 gram were reared in rectangular and circle pen at density of 50, 75 And 100 fish/pen/m3. The fingerlings were fed on commercial feed containing 27% protein at 3% of body weight a day. The result showed that interaction effect of pen shape and stocking density on fish growth, production, survival rate and feed conversion was not significant difference (P>0,05). Stocking densities difference were significant effect on growth and production. Low stocking density resulted fast growth, edlow production and high stocking density result slow growth and hight production. Growth ranging from 369,99-430,64 g, production 58.970-91.050 g, survival rate 75-88% and feed conversion 2,71-2,85.Keywords: Pangasius djambal, pen culture, densit

    Pengaruh Bentuk Hampang dan Padat Tebar terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Konversi Pakan Ikan Patin (Pangasius Djambal)

    Full text link
    Effect of cage construction and stocking densites on the growth, production and feed conversion was evaluated for catfish (Pangasius djambal) for 6 months experimental period. Fingerlings with initial mean weight of 31,53 gram were reared in rectangular and circle pen at density of 50, 75 And 100 fish/pen/m3. The fingerlings were fed on commercial feed containing 27% protein at 3% of body weight a day. The result showed that interaction effect of pen shape and stocking density on fish growth, production, survival rate and feed conversion was not significant difference (P>0,05). Stocking densities difference were significant effect on growth and production. Low stocking density resulted fast growth, edlow production and high stocking density result slow growth and hight production. Growth ranging from 369,99-430,64 g, production 58.970-91.050 g, survival rate 75-88% and feed conversion 2,71-2,85

    PERTAMBAHAN BOBOT DAN TINGKAT SINTASAN IKAN BETUTU (Oxyeleotris marnxorata Blkr) DENGAN PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan pakan terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr) yang dipelihara clalam hampang.Benih ikan betutu dengan bobot rata-raLa 176,2 gram dipelihara selama 180 hari dengan padat tebar 8 ekor per meter persegi. Sebagai perlakuan adalah 3 macam pakan; ikan hidup, rucah segar dan gondang segar. Pakan diberikan sekali setiap hari sebanyak 3% bobot biomasa dan diberikan pada waktu sore hari

    UPAYA, LAJU TANGKAP, DAN ANALISIS USAHA PENANGKAPAN UDANG PEPEH (Metapenaeus ensis) DENGAN TUGUK BARIS (FILTERING DIVICE) DI PERAIRAN ESTUARIA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

    Get PDF
    Perairan estuaria merupakan daerah pertemuan air tawar dan laut. Secara ekologi, mempunyai karakteristik yang khas dan dinamis. Estuaria sebagai daerah perangkap unsur hara yang menjadikan perairan ini relatif lebih subur. Di pantai timur Sumatera Selatan yang menghadap Selat Bangka, perairan estuaria dibentuk oleh muara Sungai Upang, Sungai Musi, Sungai Banyuasin, dan Sungai Sembilang. Di perairan ini aktivitas penangkapan ikan sangat berkembang. Tuguk baris merupakan salah satu alat tangkap yang sangat berkembang dari 13 jenis alat tangkap yang ada diperairan ini. Penelitian ini untuk mengetahui laju tangkap dan analisis usaha penangkapan udang pepeh (Metapenaeus ensis) dengan alat tangkap tuguk baris (filtering divice) telah dilakukan pada tahun2006 di perairan estuaria Sungai Banyuasin. Data diperoleh dengan cara pengamatan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya penangkapan berdasarkan pada jumlah hari operasi berkisar antara 8-19 hari per bulan atau 160 hari per tahun. Laju tangkap udang pepeh rata-rata 4,84±2,49 kg per unit jaring tuguk atau upaya, setara dengan 774,40 kg per jaring per tahun. Komposisi bobot hasil tangkapan adalah udang 90,46% dan ikan 9,54%. Analisis operasional terhadap 34 buah jaring tuguk selama 1 tahun sebagai berikut biaya investasi awal Rp.80.240.000, total biaya tetap dan biaya operasional Rp.53.780.000, pendapatan bersih antara Rp.10.140.000-145.596.000, atau ratarata Rp.77.868.000 atau Rp.1.622.000 per kepala keluarga per bulan. B/C ratio 2,44. Ditinjau dari analisis usaha, penangkapan udang pepeh dengan alat tangkap tuguk baris menguntungkan

    KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING GUMBANG MODIFIKASI DI MUARA SELAT PANJANG PROVINSI RIAU

    Get PDF
    Kelompok udang Penaidae sp. dan ikan teri (Stolephorus  dubiosus) merupakan komoditas unggulan dan target tangkapan utama pada aktivitas penangkapan yang menggunakan alat tangkap trap net dengan nama lokal “gumbangâ€. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan jaring gumbang yang telah dimodifikasi. Penelitian telah dilakukan dengan metode observasi lapangan, percobaan penangkapan, dan wawancara. Pengambilan sampel dilakukan pada 8 stasiun yang ditentukan secara porposive sampling pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan Oktober tahun 2013. Percobaan penangkapan dilakukan menggunakan jaring gumbang (trap net)  yang telah dimodifikasi dan ditarik dengan kapal. Hasil tangkapan terdiri dari 36 jenis yang meliputi  25 jenis kelompok ikan, 5 jenis kelompok udang, dan  6 jenis lainnya. Persentase hasil tangkapan kelompok ikan sebesar 56,03 % yang didominasi oleh ikan teri (Stolephorus  dubiosus) sebesar 25,38%, kelompok udang sebesar 11,18% didominasi udang duri (Alphases sp.) sebesar 11,2%, dan jenis lainnya sebesar 28,87% yang didominasi  oleh ubur-ubur dan ikan buntal. Berdasarkan bulan pengamatan dan jumlah total hasil tangkapan, hasil tangkapan tertinggi terjadi pada bulan Oktober (27,6%) di mana bertepatan dengan musim kemarau dan hasil tangkapan terendah terjadi pada bulan Mei (23,2%,) bertepatan dengan musim hujan.KATA KUNCI: Ikan teri, komposisi hasil tangkapan, Selat Panjang, udang penaidae

    ANALISIS FINANSIAL PEMBESARAN IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata Blkr) DALAM HAMPANG DI LAHAN RAWA LEBAK SUMATBRA SELATAN

    Get PDF
    peningkatan pemanfaatan lahan rawa lebak untuk budidaya ikan harus didukung oleh keragaan aspek teknis dan aspek ekonomi. Untuk mengetahui analisis finansial pembesaran ikan betulu dengan pemberian jenis pakan berbeda telah dilakukan penelitian selama 6 bulan menggunakan hampang di kolam lahan rawa Kertamulia Sumatera Selatan

    Karakteristik Penangkapan dan Produksi Ikan di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah

    Get PDF
    ABSTRAK  Kabupaten Barito Selatan di Provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi dan produksi perikanan yang besar dari perairan umum daratan. Wilayah rawa banjiran yang luas, jumlah alat tangkap yang bervariasi dan kegiatan penangkapan yang tinggi menjadi salah satu sumber potensi dan penopang perekonomian di wilayah ini. Tulisan ini menguraikan sebaran penggunaan alat tangkap berdasarkan lokasi dan musim penangkapan dan menganalisis pengaruh curah hujan terhadap laju tangkap dan komposisi hasil tangkapan pada beberapa alat tangkap di wilayah perairan Kabupaten Barito Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan bantuan 12 orang nelayan enumerator di empat lokasi berbeda. Lokasi tersebut yaitu Danau Palui, Danau Pamait, Desa Jelapat, dan Danau Ganting. Terdapat tujuh jenis alat tangkap yaitu rawai (long line), tampirai (stage trap), lunta (cash net), banjur (stake line), rengge (gill net), lukah (pot trap) dan selambau (seine net). Data curah hujan diperoleh dari stasiun BMKG Kabupaten Barito Selatan. Data dikumpulkan selama sembilan bulan dari Februari hingga Oktober 2015. Nilai produksi dan laju tangkap dikorelasikan dengan curah hujan menggunakan uji-t, sedangkan hasil tangkapan di tabulasi sesuai jenis alat tangkap dan waktu penangkapan. Diperoleh nilai korelasi signifikan antara produksi, laju tangkap terhadap curah hujan. Sebaran alat tangkap banyak diperoleh bervariasi pada wilayah rawa banjiran yang dangkal. Sebanyak 43 spesies ikan yang tertangkap menggunakan tujuh jenis alat tangkap. Alat tangkap selambau (seine net) memiliki variasi hasil tangkapan tertinggi. The South Barito Regency has high potential and production of inland fisheries in Central Kalimantan Province. The large area of flood plain, various of fishing gears and intensive fishing. This paper describes the distribution of fishing gear utilization based on location and fishing season and, analyzes  the effect of rainfall on the fishing rate and fish composition of several kind of fishing gears in South Barito Regency waters. Samples collection were done by 12 enumerators fishermen at four different locations. The locations include Palui lake, Pamait lake, Jelapat village, and Ganting lake. Fish production was tabulated based on fishing gear and fishing periode. Rainfall rate data were obtained from BMKG (Agency for Meterology, Climatology and Geophysic) of South Barito Regency. Data were collected during nine months from February to October 2015. Production and fishing rate were significantly correlated to rainfall rate with t-test.Results show that there were about 7 fishing gears such as: rawai (long line), tampirai (stage trap), lunta (cash net), banjur (stake line), rengge (gill net), lukah (pot trap) and selambau (seine net). There is a significant corellation between production and fishing rate to the rainfall rate. The distribution of fishing gear is more varied in shallow flood plain area. About 43 species of fish were caught using 7 different fishing gears. Selambau (seine net) caught the highest variation of fish species.
    corecore