11 research outputs found

    Peningkatan Sulforafan Brokoli (Brassica Oleraceae L. Var Italica) Dengan Modifikasi Media Pada Kultur Jaringan

    Get PDF
    Penelitian ini menggunakan metode percobaan rancangan faktorial dalam rancangan acak lengkap dengan perlakuan metionin 3 taraf, yaitu 0 ppm (M0), 10 ppm (M10), 20 ppm (M20), dan ekstrak benih brokoli dengan 4 taraf, yaitu 0 g/l (E0), 1 g/l (E1), 2 g/l (E2), 3 g/l (E3), yang diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati terdiri dari jumlah tunas, berat basah tunas, tinggi tunas, jumlah daun, dan kandungan sulforafan. Data diuji dengan analisis sidik ragam, dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan metionin memberi pengaruh yang nyata untuk variabel jumlah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun; dan berpengaruh yang sangat nyata untuk variabel berat basah tunas dan kandungan sulforafan. Perlakuan ekstrak benih brokoli tidak memberi pengaruh yang nyata pada variabel jumlah tunas, berat basah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun; berpengaruh yang sangat nyata untuk variabel kandungan sulforafan. Kombinasi perlakuan metionin dan ekstrak benih brokoli berpengaruh yang nyata pada variabel jumlah tunas, berpengaruh yang sangat nyata pada variabel kandungan sulforafan, dan tidak berpengaruh yang nyata pada variabel berat basah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun. Kandungan sulforafan tertinggi dicapai pada kombinasi perlakuan metionin 10 ppm dengan 3 gram ekstrak benih (M10E3).This research was using factorial design in complete random design with three level methionine there was 0 ppm (M0), 10 ppm (M10), 20 ppm (M20) and four level extract brocoli seeds, was 0 g/l (E0), 1 g/l (E1), 2 g/l (E2), and 3 g/l (E3), become 12 treatment combinations with 3 replicated. The variable that was observed are the total of shoot, wet weight of shoot, the shoot length, total leave, and the sulphoraphane content. The data was examine with analyze of varians and continue with LSD (Least Significant Difference). The result of this research shown that application of methionine have significance to the total shoot, shoot length, and total leave; more significance to wet weight shoot and sulphoraphane content. Application of extract seeds was non significant to the total shoot, wet weight shoot, shoot length, an total leave; more significant to sulphoraphane content. Application combination of methionine and extract seeds of brocoli was significant to the total shoot, more significant to sulphoraphane content, and non significant to wet weight shoot, shoot length, and total leave. The high sulphoraphane amount was in the application of methionine 10 ppm and 3 g/l seed extract (M10E3)

    Intensitas Serangan Akibat Hama Pemakan Daun Setelah Aplikasi Ekstrak Daun Babadotan (Ageratum Conyzoides L.) pada Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian untuk mengevaluasi intensitas serangan akibat hama pemakan daun setelah aplikasi ekstrak daun Babadotan (Ageratum conyzoides L.), pada tanaman sawi (Brassica juncea L.). Penelitian bertempat di lahan percobaan Kelurahan Lansot, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Penelitian menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Konsentrasi ekstrak daun babadotan dengan empat taraf perlakuan yaitu: P0=kontrol, P1=100 g/L, P2= 200 g/L dan P3= 300 g/L. Aplikasi ekstrak daun babadotan dilakukan pada 16 hari setelah tanam (HST), 26 HST dan 36 HST. Parameter yang diamati yaitu luas intensitas serangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada p=0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak daun babadotan menurunkan intensitas serangan hama pemakan daun pada tanaman sawi. Aplikasi ekstrak daun babadotan sebesar 300 gr/L dapat menekan serangan hama pemakan daun pada tanaman sawi.Kata kunci: Ekstrak daun babadotan (Ageratum conyzoides L.), Tanaman sawi (Brassica juncea L.), Intensitas serangan hama. INTENSITY OF ATTACK DUE TO LEAF EATER PESTS AFTER APPLICATION OF BABADOTAN LEAF EXTRACT (Ageratum conyzoides l.). IN MUSTARD PLANTS (Brassica juncea L.

    Pengukuran Panjang Dan Lebar Pori Stomata Daun Beberapa Varietas Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)

    Full text link
    Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman pangan bernilai ekonomi tinggi, dan sebagai tanaman kacang-kacangan terpenting kedua setelah kedelai.Pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan sistem ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis.Setiap varietas tanaman kacang tanah memiliki respon terhadap faktor lingkungan yang berbeda seperti ketahanan terhadap cekaman fisilogis termasuk kemampuan membuka dan menutupnya stomata.Penelitian ini bertujuan untuk mengukur panjang dan lebar pori stomata daun beberapa varietas kacang tanah (Arachis hypogaeaL.). Penelitian dilaksanakan di rumah plastikFakultas MIPA Unsrat selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat varietas memiliki panjang dan lebar stomata yang lebih panjang adalah varietas Gajah 81,80 ± 28,72 µm, varietas Lokal 79,81 ± 24,85 µm, varietas Jerapah 69,28 ± 22,60 µm dan varietas Kelinci 57,22 ± 25,02 µm. Lebar pori stomata yang membuka lebih besar adalah varietas Lokal 31,13 ± 9,77 µm, varietas Gajah 29,22 ± 3,71 µm, varietas Jerapah 27,72 ± 11,65 µm dan varietas Kelinci 21,32 ± 12,78 µm.Peanut are one of the high value food plants and as the second highest bean crop after soybeans. The Pore of Stomata plays was a place of gas and water exchange between the atmosphere and the intercellular space located in the mesophyll tissue beneath the epidermis. Each variety of peanut crops has responses to different environmental factors such as resistance to physical stress, including the ability to open and close the stomata. This study aims to measure the length and width of stomata pores of several peanut varieties (Arachis hypogaea L.). The research was conducted in plastic house of Faculty of Mathematics and Natural Sciences Unsrat for 30 days. The results showed that the four varieties had length and stomatal length 81,80 ± 28,72 μm, followed by local varieties 79,81 ± 24,85 μm, giraffe varieties 69,28 ± 22,60 μm and 57,22 ± rabbit varieties 25.02 μm. Stomatal pore 31.13 ± 9.77 μm, followed by elephant varieties 29.22 ± 3.71 μm, giraffe varieties 27.72 ± 11.65 μm and rabbit varieties 21.32 ± 12.78 μm

    Uji Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sisik Naga (Drymoglossum Piloselloides Presl.) Terhadap Sel Leukemia P388

    Get PDF
    Penelitian mengenai uji sitotoksisitas ekstrak metanol daun sisik naga (Drymoglossum piloselloides Presl.) terhadap sel leukemia P388 telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sitotoksisitas ekstrak metanol daun sisik naga terhadap sel leukemia P388 berdasarkan penghambatan pertumbuhan sel 50% (IC50). Metoda yang dilakukan menggunakan uji MTT (Microculture Tetrazolium Technique) pada sel kanker leukemia P388. Sel dikultur menggunakan media RPMI (Roswell Park Memorial Institute). Pertumbuhan sel diukur melalui absorbansi formazan pada panjang gelombang 540 nm pada berbagai konsentrasi dari 0,1 µg/mL sampai 100 µg/mL ekstrak sampel. IC50 ditentukan dengan persamaan logaritma antara nilai absorbansi dengan konsentrasi ekstrak. Pengolahan data digunakan program Originlab 9.0 32-bit (Originlab Corporation USA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sisik naga memiliki efek sitotoksik terhadap sel leukemia P388 yang ditunjukkan dengan penghambatan pertumbuhan sel leukemia sebanyak 50% adalah 19,32 µg/mL.The research about cytotoxicity assay of sisik naga (Drymoglossum piloselloides Presl.) leaf methanol extract on leukemia cells P388 has been done. This study aimed to determine the cytotoxicity of the methanol extract of sisik naga leaf against leukemia cells P388 based on the inhibition of 50% growth (IC50). The MTT (Microculture Tetrazolium Technique) test was used in this experiment. Leukemia cells were cultured on RPMI (Roswell Park Memorial Institute) medium. The cell growth was determined by measuring the formazan absorbance in variation of concentration 0,1 µg/mL to 100 µg/mL of sample extract at 540 nm. IC50 determined by logarithmic equation of absorbance values with concentration of extract. Data analysis used the program Originlab 9.0 32-bit (Originlab Corporation USA). The result showed that methanol extract of sisik naga leaf had cytotoxic effects against leukemia cells and inhibition of 50% leukemia cell growth was 19.32 µg/mL
    corecore