8 research outputs found

    Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division dan Think Pair Share untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar Peserta Didik di Mts Negeri Gondang Sragen Tahun 2014

    Full text link
    This research is aimed to: (1) Examine whether there is difference between Student Teams Achievement Division and Think Pair Share model to the students\u27 achievement. (2) Examine whether there is difference between high, medium, and low level motivation to the students\u27 achievement. (3) Examine whether there is interaction between teaching model and level of motivation to the students\u27 achievement. This research belonged to a true-experimental research with a 3x3 factorial design. The population of this research was all IX grade students of MTsN Gondang Sragen in the first semester of 2014 which consisted of 8 classes. The sample was taken by using purposive sampling. The research sample were IX A, IX C and IX G. From those 3 classes, one class used Student Teams Achievement Division, one class used Think Pair Share, and one class used direct teaching. The total sample consisted of 101 students. The test of instrument used was validity, reliability, item discrimination, and levels of distress. Normality test used Liliefors, Homogeneity test used Barlett and the balance test used F-test. The hypothesis testing used two-way anava with different cell.Based on the hypothesis testing of this research can be concluded that (1) There was difference between Student Teams Achievement Division and Think Pair Share model to the students\u27 achievement. (2) There was difference between the students\u27 high, medium, and low level of motivation to the student\u27s achievement. (3) There was interaction between teaching model and level of motivation to the students\u27 achievement

    Kualitas Pakan Fermentatif Berbahan Kulit Ubi Kayu Dengan Inokulan Mep+ Untuk Kultur Ikan Nila Gesit (Oreochromis Niloticus L.)

    Get PDF
    Feed is a major component in fish farming. However, the relatively high price of feed is very burdensome for fish farmers. Therefore a relatively low-cost solution is needed to address that problem. The use of local materials such as bran, waste mushroom, tofu, onggok starch, and skin cassava can be utilized as an alternative to reduce the needs of imported materials. However, the local materials have constraints regarding nutrition and digestibility, so an appropriate technology is required to overcome this. Improving the quality of the feed can be done by fermentation. Fermentation works by breaking macromolecules such as carbohydrates and amino acids into micromolecules, so the absorption of feed nutrients in the fish intestines become more efficient. The use of inoculants MEP+ aimed to improve the digestibility of feed, detoxification and increased the productivity of tilapia GESIT (Oreochromis niloticus). This study aimed to determine the effect of fermentation on enhancing the quality of feed nutrients made from cassava skin chips by the application of inoculant MEP+. The study was carried out experimentally using a complete randomized design. The independent variable in this study was the type of feed. Observed dependent variable was feed quality. The main parameter measured was the proximate level. Supporting parameter was the growth of tilapia GESIT. The results showed a progressive increase in the levels of nutrients of feed fermented in each treatment. The increments were recorded in treatment A from 16.15 became 21.64, in B from 13.21 became 15.46, in C from 9.66 became 11.53, and in D from 8.34 became 9.87. This result implies that the use of MEP+ fermentation inoculants could boost the nutritional content of food, with an average of the increment value of 11-15%. The increment of nutrient contents in each treatment was also affected the weight gain of fish although no significant difference were observed

    Konsep Arsitektur Jawa dan Sunda pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon

    Full text link
    Salah satu alasan Cirebon dikenal sebagai kota Wali, adalah dengan melihat sejarah Cirebon sebagai pusat pengembangan Islam ditanah Jawa Barat termasuk Banten, dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa sebagai pusat kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan mempunyai peran stategis dan penting. lokasi Cirebon yang berada di perbatasan Jawa dan Sunda, memungkinkan terjadinya akulturasi budaya dan pengaruh lokal mempengaruhi wujud arsitektur Masjid Agung tersebut, pengaruh Sunda dikarenakan Sunan Gunung Jati adalah cucu dari Prabu Siliwangi Raja kerajaan Pajajaran yang menguasai tanah Sunda, memberikan pengaruh yang cukup besar, disisi lain Sunan Gunung Jati merupakan anggota Dewan Wali Sanga yang berpusat di Jawa, juga mempunyai salah satu istrinya dari pembesar Majapahit. Dua arsiektur tradisonal ini memberikan pengaruh yang cukup besar pada perwujudan konsep arsitektur pada Masjid Agung sang Cipta Rasa. Penelitian ini dengan metode penelitian Kualitatif bertujuan mengkaji dugaan pengaruh dua arsitektur tradisional yaitu arsitektur Sunda dan arsitektur Jawa terjadi pada konsep arsitektur yang digunakan. Sasarannya mengkaji tata letak Masjid Agung Sang Cipta Rasa terhadap kawasan Keraton, Bentuk dan Ruang Arsitektur serta ragam hias. Dari hasil penelitian dapat dilihat perpaduan dua konsep Arsitektur Jawa dan Sunda ada pada Konsep Arsitektur Masjid Agung Sang Cipta Rasa

    Jalur Evakuasi Bencana di Kawasan Perkotaan (Study Kasus : Gunung Sahari Jakarta Pusat)

    Full text link
    Jalur pedestrian adalah jalur untuk pejalan kaki yang menghubungkan satu tempt ke tempat lainnya. Jalur pedestrian sangat dibutuhkan dalam sebuah kawasan kota. Jalur pedestrian dapat dikatakan juga sebagai ruang terbuka publik, karena pada jalur pedestrian ini dapat digunakan juga sebagai fasilitas untuk bersosialisasi antar individu. Selain itu juga pada jalur pedestrian yang aman dan nyaman bagi penggunanya, elemen-elemen pendukung juga harus disediakan. Berbagai fasilitas yang ada di jalur pedestrian dapat melengkapi fungsi jalur pedestrian sebagai ruang publik (maulani,dkk, 2013). Kawasan Gunung sahari Jakarta pusat merupakan jalan utama dikota Jakarta yang memiliki jalur pedestrian, Jalur pedestrian pada Koridor Gunung Sahari mengalami peningkatan kegiatan yang cukup pesat menyusul meningkatnya perkembangan aktivitas dikoridor jalan tersebut (Rohman, 2015) . Namun, peningkatan hanya disalah satu sisi saja, beberapa faktor menjadi penyebabnya. Melihat fenomena tersebut muncul pertanyaan mengapa tidak difungsikan kembali jalur tersebut?. Bencana merupakan salah satu hal yang dapat terjadi dimana, kapan, dan kepada siapa saja. Bencana dapat berupa bencana alam dan human eror. Penanggulangan bencana belum terlalu diperhatikan oleh masyarakat. Salah satunya jalur evakuasi bencana di kawasan kota. Tidak berfungsinya pedestrian di koridor gunung sahari layak untuk diteliti dan ditinjau apakah layak untuk difungsikan sebagai jalur evakuasi

    Post Office and Traditional City Center Square As City Linkage in Java

    No full text
    Dutch Colonial built a circulation path that connected cities on the North coast of Java. How was the city linkage? The methods used are historical and grounded research methods. The explanation of the city linkages has not reached the knowledge about the city layout. The postal road passed the traditional city center through the traditional square and built the post office near it to shown its existence in the traditional city center. The existence of the post office, traditional square, and postal road until now characterize the city landscape in Java so it should be a unity in the city's conservation efforts.Keywords:  Postal road; Post; Java; Conservation; Dutch.eISSN: 2398-4287 © 2019. The Authors. Published for AMER ABRA cE-Bs by e-International Publishing House, Ltd., UK. This is an open- access article under the CC BYNC-ND license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/). Peer–review under responsibility of AMER (Association of Malaysian Environment-Behaviour Researchers), ABRA (Association of Behavioural Researchers on Asians) and cE-Bs (Centre for Environment-Behaviour Studies), Faculty of Architecture, Planning & Surveying, Universiti Teknologi MARA, Malaysia.DOI: https://doi.org/10.21834/e-bpj.v4i10.162

    Penguatan Kapasitas Pembudidaya Ikan Binaan BBI Majenang melalui Pelatihan Pemijahan Induksi pada Ikan Nilem

    Full text link
    Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) binaan Balai Benih Ikan (BBI) Majenang Kabupaten Cilacap, belum memiliki pengetahuan dan keterampilan pembenihan ikan dengan teknik pijah induksi, sehingga perlu dilatih agar mampu mengelola pembenihannya secara optimal. Penguatan kapasitas individu dan kelompok dapat dikembangkan dengan penerapan strategi yang tepat dan terencana. Salah satu konsep yang dapat diterapkan adalah penyuluhan yang dikemas dalam bentuk pelatihan. Terkait dengan hal itu, telah dilakukan pelatihan terhadap Pokdakan binaan BBI Majengan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pembenihan ikan nilem (Osteochilus hasselti Valencienes, 1842) dengan pemijahan induksi. Metode yang digunakan adalah partisipatif, yang meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi, dan pendampingan. Kegiatan berlangsung pada periode Maret-Juni 2021. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa anggota Pokdakan mampu mengelola dan melakukan pembenihan ikan nilem dengan pijah induksi menggunakan wadah serbaguna. Keberhasilan dalam memproduksi benih ikan nilem tersebut mengindikasikan telah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan, yang sekaligus juga menunjukkan telah terjadi penguatan kapasitas individu serta kelompok
    corecore