5 research outputs found

    BENTUK KALIMAT DAN FUNGSI TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL CRTITICAL ELEVEN

    Get PDF
    This study aims to describe the form and function of expressive speech acts in Novel Critical Eleven by using expressive speech act theory. The object of this research is the form of expressive speech contained in the novel Critical Eleven and classified by type and function based on the context of the speech. The method in this study used a qualitative descriptive approach with the free-involved-talk (SLBC) technique. The results showed that there were 40 (forty) data regarding expressive speech acts in the novel Critical Eleven. The function of speech acts contained in this novel is a function that is adapted to the context of the ongoing speech, namely the function to express apologies, complain, praise, regret, congratulations, thank you, disappointed, ask, longing, ask for help, attention, request, invites, jokes, hopes, commands, and sympathy

    Kombinasi Hot Water Treatment (HWT) dan Paparan Ozone dalam Mempertahankan Mutu Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Selama Penyimpanan

    Get PDF
    KOMBINASI HOT WATER TREATMENT (HWT) DAN PAPARAN OZONE DALAM MEMPERTAHANKAN MUTU CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) SELAMA PENYIMPANAN Reisti Fhadilla, Khandra Fahmy, Ifmalinda ABSTRAK Cabai merah merupakan salah satu produk pertanian yang sering dikonsumsi masyarakat dan menjadi salah satu komoditas utama di daerah Sumatera Barat. Cabai merah mudah terkena penyakit yang membuat cabai menjadi cepat busuk sehingga menyebabkan kualitas produk maupun umur simpan menjadi singkat. Kombinasi Hot Water Treatment (HWT) dan paparan ozon pada cabai merupakan salah satu penanganan pascapanen yang dapat mempertahankan mutu cabai. Penelitian dilakukan pada bulan Februari - Mei 2019 di Laboratorium Station In Postharvest Technology Program Studi Teknik Pertanian, dan Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas, Padang. Cabai diberi perlakuan HWT 53°C + paparan ozon udara 0,83 mg/L, HWT 53°C + paparan ozon dalam air 0,83 mg/L, HWT 45°C + paparan ozon udara 0,83 mg/L, HWT 45°C + paparan ozon dalam air 0,83 mg/L, dan tanpa perlakuan (kontrol). Cabai yang telah diberikan perlakuan dan tanpa perlakuan dikemas dalam kemasan LDPE lalu disimpan pada penyimpanan suhu dingin yaitu suhu 15°C (suhu terbaik untuk penyimpanan produk cabai). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cabai yang diberi perlakuan HWT dan paparan ozon lebih baik dibandingkan cabai tanpa perlakuan (kontrol) karena dapat mempertahankan mutu cabai merah selama penyimpanan pada suhu 15°C. Perlakuan HWT 53°C + paparan ozon dalam air 0,83 mg/L dapat menurunkan tingkat kerusakan, susut bobot, kandungan MDA dan total mikroba, meningkatkan vitamin C serta mempertahankan nilai kekerasan, pH dan warna cabai lebih baik daripada perlakuan lainnya. Semua perlakuan dapat mempertahankan umur simpan hingga 28 hari dan bisa mempertahankan mutu cabai selama penyimpanan suhu 15°C dibandingkan perlakuan kontrol. Kata Kunci - Cabai Merah, HWT, Ozon, Mutu, Suhu 15°

    Expressive Speech Acts at Ages 18+ in Auction Place (TPI) Community

    Get PDF
    This study aims to describe the  forms of expressive speech act uttered by adults in TPI in Pesisir Selatan Regency, Sumatera Barat. This  is a descriptive qualitative research. The data are any  utterances which contain expressive speech acts of adult in TPI Pesisir Selatan.  The analysis is done by using speech acts theory proposed by Searle. Data source of this research is Adult in TPI. In this research, the researcher used observational method because the data are in the form of spoken language that obtained in a Adult in TPI. Thus this research used notetaking technique in collecting expressive speech act. The research findings show that there are ten kinds of expressive speech act in adults in TPI, namely apology, thanks, sympathy, attitudes, expressing greeting, wishing, expressing joy, expressing pain, expressing like, and expressing dislikes

    MAKNA SOLIDARITAS DALAM HUBUNGAN KELOMPOK PERTEMANAN SEBAYA (Studi Kasus : Siswa kelas XI IS di SMA SULUH Jakarta)

    No full text
    Penelitian ini mengkaji tentang makna solidaritas dalam hubungan kelompok pertemanan kelompok sebaya (peer group). Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh data atau informasi mengenai bentuk – bentuk kelompok pertemanan sebaya pada pelajar kelas XI IS serta mengetahui makna solidaritas bagi pelajar dalam menjalin hubungan pertemanan dengan teman sebayanya di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah 10 orang siswa kelas XI IS sebagai informan inti. Untuk memperoleh data penelitian dilakukan observasi dan wawancara yang mendalam dengan informan guna mendapatkan sumber data utama, sedangkan sumber data pendukung didapatkan melalui studi literatur dari berbagai sumber buku, jurnal dan dokumentasi berupa foto selama proses pengambilan data sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, terbentuk empat kelompok pertemanan sebaya dalam hubungan pertemanan pelajar kelas XI IS yaitu kelompok hobbi, kelompok karakter, kelompok kepentingan dan kelompok pelajar marginal. Kedua, hubungan kelompok perteman sebaya pelajar kelas XI IS didasari oleh pola hubungan yang tidak terstruktur akan tetapi mencerminkan suatu proses interaksi yang memberikan pengaruh bagi perilaku siswa sebagai anggota kelompok pertemanan sebaya (peer group). Ketiga, terdapat peran kelompok, komunikasi kelompok, dan fungsi hubungan pertemanan dalam kelompok sebagai acuan anggota kelompok dalam berperilaku, sehingga muncul suatu nilai sikap yakni aturan tidak mengikat yang dapat mempererat hubungan kelompok dan dipahami sebagai makna solidaritas

    TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL CRITICAL ELEVEN

    Get PDF
    Tindak tutur (speech act) merupakan tuturan yang di dalamnya terdapat tindakan. Ketika mengucapkan sesuatu, penutur sebenarnya juga melakukan sesuatu. Melalui tuturannya, penutur memiliki tujuan yang ingin dicapai dari mitra tuturnya. Austin (1962) dalam bukunya yang berjudul How To Do Things With Words menyebutkan bahwa pada dasarnya dalam menyampaikan sesuatu, penutur juga melakukan tindakan melalui ujaran yang disampaikannya. Pernyataan tersebut kemudian mendasari lahirnya teori tindak tutur. Yule (1996) mendefinisikan tindak tutur sebagai tindakan yang dilakukan melalui ujaran. Hal senada juga disampaikan oleh Revita (2018) bahwa bertutur tidak semata memberi informasi, tetapi terkadang sebuah aksi yang dapat dimaknai berdasarkan konteks. Selanjutnya, Revita (2013) juga mengemukakan bahwa tindak tutur artinya dalam melakukan komunikasi linguistik seseorang bukan hanya menyampaikan proposisi atau informasi, tetapi juga melakukan tindakan (action). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk, faktor, dan fungsi Tindak Tutur Ekspresif dalam novel Critical Eleven. Teori yang digunakan dalam menganalisis bentuk,struktur dan fungsi Tindak Tutur Ekspresif dalam novel Critical Eleven adalah teori Alwi (2003), Revita (2013), Leech (1993), dan Tarigan (1986). jika dilihat dari segi tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, bukan penelitian lapangan dan penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitati. Data penelitian ini berupa kalimat Tindak Tutur Ekspresif dalam novel Critical Eleven. Sumber data dalam penelitian ini adalan Novel Critical Eleven. Metode dan teknik dalam pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini adalah metode simak bebas libat cakap. Untuk menganalisis data digunakan metode agih dan teknik bagi unsur langsung. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan interogatif merupakan kalimat yang dominan dalam novel Critical Eleven
    corecore