19 research outputs found

    Corrosion Rate of Copper and Iron in Seawater Based on Resistance Measurement

    Full text link
    Copper and iron metal wire corrosion in artificial sea water have been investigated in three corrosion systems, in the (i) closed bath, (ii) opened or air exposed bath, and (iii) aerated bath. The aim of our investigation is to determine the effect of oxygen contained in the air to the metals' corrosivity. Artificial sea water was prepared by dissolving 173.59 g sodium chloride and 4.91 g potassium chloride in 7.00 kg of water at 230C.The corrosion experiment was carried out under the constant temperature of 32 0C. Decrease of metal masses during corrosion was monitored by measuring the metal resistance change. Our experiment provided the corrosion rate in g.cm-2.s-1 as 4.01 x 10-7 (in closed bath), 4.01 x 10-6 (in opened bath) and 9.43 x 10-6 (in aerated bath) of copper metal, and 2.12 x 10-6 (in closed bath), 5.99 x 10-6 (in opened bath), and 1.07 x 10-5 (in aerated bath) of iron metal. Experimental results show that air oxygen give strong effect on the corrosion of copper and iron meta

    Biological functions of selenium and its potential influence on Parkinson's disease

    Full text link

    KAJIAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKOSISTEM LENTIK DANAU RAWA PENING MENGGUNAKAN DIATOM SEBAGAI BIOINDIKATOR

    Get PDF
    Rawapening merupakan danau alami yang dikelilingi oleh empat kecamatan dan melingkupi 17 desa. Problem utama yang terjadi adalah tidak terkontrolnya tumbuhan air, khususnya eceng gondok (Eichomia crassipes) sehingga mempercepat proses pendangkalannya. Bagi masyarakat sekitar, danau ini mempunyai banyak manfaat antara lain irigasi pertanian, perikanan, pusat listrik tenaga air dan pariwisata. Untuk menjaga kelestariannya,. sesuai dengan kesepakatan World Water Forum ke-3 di Tokyo Maret 2003, maka perlu dilakukan penelitian limnologi, khususnya untuk mengkaji perubahan lingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan diatom sebagai bioindikator. Berdasarkan kualitas airnya Danau Rawapening terrnasuk kategori eutrofik cenderung ke hipereutrofik. Kandungan logam berat d, Cr, Cu dan Pb sangat tinggi, melebihi ambang batas maksimal yang ditetapkan ANZECC. Penelitian untuk menetapkan baku mutu kualitas sedimen harus segera dilaksanakan agar Indonesia segera mempunyai Standar Baku Mutu Sedimen. Berdasarkan diatom epipeliknya, maka Danau Rawapening dan daerah tangkapannya dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu daerah ekosistem sungai dengan daerah pertanian di sekitarnya, daerah ekosisitem campuran, dan daerah ekosistem danau. Spesies diatom yang berperan dalam pengelompokan tersebut antara lain Synedra ulna, Cymballa tumida, Nitzschie palea, Gomphonema lanceolatum, Fragillaria virescens, Melosira vadans, Pinnulada gibba. Eunotia serpentiana dan P. viridis Rawapening is a natural lake surrounded by four districts that consist of 27 villages. The main problem of this lake is uncontrol of aquatic plant growth, particularly water hyacinth (Eichomia crassipes) that induce lake shallowness. For people who live around Rawapening, this lake had been used for agricultural irrigation, fisheries, electricity power and tourism. To conserve this lake, as 3th World Water Forum in Tokyo, March 2003, there is a need of limnological research on environmental changes. This could be done using diatom as bioindicator. Based on Total Nitrogen and Total Phosphorous of water body, Rawapening is eutrophic that tend to hipereutrophic lake. Weather based on sediment quality the concentration of heavy metals cadmium, cromium, copper and lead are very high. However, the government of Indonesia has not yet set up sediment quality criteria. This following research would be proposed on this matter. Based on epipelic diatom, Rawapening Lake and its catchment area might be divided into 3 groups: agricultural lotic ecosystem, inlet ecosystem and lothic ecosystem. Species that responsible to that grouping and may promote as bioindicator are Synedra ulna, Cymballa tumida, Nitzschia palea, Gomphonema lanceolatum, Fragillaria virescens, Melosira varians, Pinnulatia gibba, Eunotia serpentiana and P. viridis

    KAJIAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKOSISTEM LENTIK DANAU RAWA PENING MENGGUNAKAN DIATOM SEBAGAI BIOINDIKATOR I. Diatom dan kondisi ekologis Danau Rawa Pening sekarang

    Get PDF
    Rawapening merupakan danau alami yang dikelilingi oleh empat kecamatan dan melingkupl 17 desa. Problem utama yang terJadi adalah tidak terkontrolnya tumbuhan air, khususnya eceng gondok (Elchornia crasslpes) sehingga mempercepat prosesi, pendangkatannya. Bagi masyarakat sekitar, danau Ini mempunyai banyak manfaat antara lain idgasi pertanian, perikanan, pusat lista tenaga air dan pariwisata. Untuk menjagal, kelestarlannya, sesual dengan kesepakatan World Water Forum ke-3 di Tokyo Maret 2003, maka perlu dilakukan penelitian limnologi, khususnya untuk mengkaji perubahan• lirtgkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan diatom sebagai bioindikator. Tahun pertama dad penelitian ini menelaah diatom dan kondisi ekologis danau, Rawapening. Berdasarkan diatom epipeliknya, maka Danau Rawapening dan daerah: .tangkapannya dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu daerah ekosistem sungai dengan daerah pertanian di sekitamya; daerah ekosisitem campuran, dan daerah ekosistem. danau. Spesies diatom yang berperan dalam pengelompokan tersebut antara %Synedra ulna, Cymbella Wanda, Nitzschia palea, Gomphonema lanceolatum,, Fragillaria virescens, Melosira %tartans, Plnnularia gibba, Eunotia serpentiana dan P. viridis

    PRESERVASI PEPAYA (CARICA PAPAYA) DALAM SISTEM TERTUTUP BERSUHU 273,53 K DENGAN PENGUKURAN PERUBAHAN MASSA DAN KADAR VITAMIN C

    Get PDF
    Telah dilakukan preservasi pepaya (Carica papaya) dalam sistem tertutup bersuhu 273,53 K dengan pengukuran perubahan massa dan kadar vitamin C. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan dalam sistem tertutup berlaku (dmpepaya/dt)273,53K = 0 dan (dCaskorbat/dt)273,53K = 0, sedangkan dalam sistem terbuka berlaku (dmpepaya/dt)273,53K ≠ 0dan (dCaskorbat/dt)273,53K ≠ 0. Perubahan massa buah pepaya diperoleh dari pengukuran selama 0-4 minggu pada sistem terbuka maupun tertutup bersuhu 273,53 K dan kadar vitamin C yang didapatkan adalah dengan spektrofotometri UV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tertutup bersuhu 273,53 K (0,380C) tidak terjadi perubahan massa dengan bernilai konstan (dmpepaya/dt)273,53K = 0, sedangkan pada sistem terbuka mengalami perubahan massa dengan bernilai tidak konstan dalam kurun waktu 0-4 minggu (dmpepaya/dt)273,53K ≠ 0. Kadar vitamin C melalui pengukuran spektrofotometri UV preservasi buah pepaya pada sitstem tertutup menunjukkan tidak ada perubahan kadar vitamin C (dCaskorbat/dt)273,53K = 0, sedangkan pada sistem terbuka mengalami perubahan kadar vitamin C selama penyimpanan 0-4 minggu (dCaskorbat/dt)273,53K ≠

    EFEK ANODE ALUMINIUM DAN KONSENTRASI KCl TERHADAP RENDEMEN Mg(OH)2 PADA ELEKTROLISIS SISTEM Al|MgSO4,KCl||H2O|C

    No full text
    Penelitian tentang elektrolisis model air laut dengan sistem Al|MgSO4,KCl||H2O|C telah dilakukan yang bertujuan untuk menentukan pengaruh K+ dan anode aluminium pada berbagai voltase terpasang untuk mendapatkan Mg(OH)2. Proses elektrolisis dilakukan dengan sistem 2-kompartemen untuk menentukan kondisi konversi elektrolitik ion Mg2+ menjadi Mg(OH)2. Metode yang digunakan adalah pemisahan selektif magnesium dengan pengendapan Mg(OH)2 melalui proses elektrolisis yang dilakukan selama 4 jam. Endapan Mg(OH)2 hasil elektrolisis ditentukan rendemen dan dianalisis menggunakan spektroskopi FTIR, AAS dan spektrofotometer UV-Vis. Spektra IR yang membuktikan bahwa endapan hasil elektrolisis merupakan Mg(OH)2 adalah munculnya bilangan gelombang 3695,61 cm–1 dan 3425,58 cm–1 yang menunjukkan adanya gugus –OH dan bilangan gelombang 871,82 cm–1 yang menunjukkan adanya ikatan Mg-O. Hasil penelitian didapatkan bahwa endapan Mg(OH)2 yang terbentuk berwarna putih dengan rendemen sebesar 97,14 % dan kadar magnesium berdasarkan hasil analisis AAS sebesar 79 % dengan voltase tertinggi yang dapat digunakan adalah 7,5 volt dengan penambahan KCl tertinggi sebesar 0,5 M
    corecore