84 research outputs found

    Sistem Pemajemukan Bahasa Serawai (2002)

    Get PDF

    Traditional Medicine Knowledge in the ULU Manuscripts of Bengkulu

    Get PDF
    This study aims to describe the codex, text, and social aspects of the ulu manuscripts of traditional medicine preserved in the State Museum of Bengkulu. This research is based on philology, which methodologically utilizes the principles of codicology and paleography for analysis purposes. The research results are as follows: First, there are 13 manuscripts of traditional medicine in the State Museum of Bengkulu that belong to the Serawai and Pasemah ethnic groups based on the characteristics of the codex. These texts generally contain information about (a) various diseases, (b) characteristics or symptoms of a disease, (c) medicinal plants, (d) the method of mixing medicinal ingredients, (e) treatment methods, and (f) post-treatment activities, usually in the form of sedekah (offering). Second, the ulu writing tradition plays a role in documenting and preserving cultural knowledge, including knowledge of traditional medicine. The writing of the ULU manuscripts was meant as a practice guide both for the writer and for the readers of texts, assumed to have the same cultural background. Keywords: Bengkulu, traditional medicine texts, ulu manuscript DOI: 10.7176/RHSS/13-19-01 Publication date: December 31st 202

    LITERASI DAN NASKAH ULU ABAD XX PADA BERBAGAI KELOMPOK ETNIK DI BENGKULU

    Get PDF
    AbstractThis research aims to explain the literacy Ulu and the function of the manuscripts in the context of socio-cultural communication in a variety of ethnic group in Bengkulu at the beginning oh the twentieth century.  The research based on survey of the Ulu literacy regarding a various ethnic groups in Bengkulu, and on discourse and practice of selected manuscripts preserved at the State Museum of Bengkulu, RUB (Royal Netherlands University Library) Leiden, KITLV (Royal Netherlands Institute of Southeast Asia and Caribbean Studies) Leiden, the National Library of Republic Indonesia, and the manuscripts preserved as families or villages heirlooms in several villages in Bengkulu Province as well.   The results of the research shows as follows: (1) at that time the number of literate people slightly, about 1 to 200 in Serawai ethnic group, 1 to 431 in Rejang ethnic group, and less on the others; nevertheles, the Ulu literacy amongs a variety of ethnic groups in Bengkulu at that time idicate the level of functional literacy; (2) generally they also literate in Jawi and Arabic script and mastered the cultural knowledge from the origin of Jawi and Arabic script as well; (3) the literate people are able to read and understand the text well and write texts of cultural knowledge and social practices; (4) they write texts related to social status and their role in society; in such condition, the Ulu manuscripts is a medium to represent, transform, and cunstruct the cultural knowledge and social practic

    LINGUISTICS VITALITY, LANGUAGE SHIFT AND SOCIAL CHANGE OF THE REJANG LANGUAGE OF BENGKULU: a case study of the use of term of address among the youth

    Get PDF
    Abstract: This study is intended to find out the use of the term of kinship as the term of address in speech acts among the youth of the Rejang ethnic group in Bengkulu. The research subjects were the Rejang native speakers of 15-30 years old. This research is based on sociolinguistics study. The data are utterances that contain elements of the term of address that refers to the kinship relationship between speakers and interlocutors. The data obtained from a number of selected informants through participatory observation, interview and  recording. The results of the research as follows: (1) in the speech act, the youth of the Rejang tend to use the general term to address the interlocutors without notice to the kinship relationsip between himself or herself and the addressed; (2) the youth of the Rejang didn’t recognize anymore the terms of kinship in the Rejang language which refers to kinship relationship, both from marriage relations and from blood relations; (3) the replacement of the term of kinship as a term of address with a general terms  regarded as the extinction of  those concept among the youth of the Rejang;  in other words, it was a language shift phenomenon in the specific domain of the Rejang language; (4) the phenomenon of the extinct of the concept of kinship among the youth of the Rejang shows the decline of the Rejang language vitality and social change of the Rejang ethnic group. Keywords: term of address, language  vitality, language shift, social change, Rejan

    STUDI AWAL SEBARAN BAHASA-BAHASA ETNIK DI PROVINSI BENGKULU

    Get PDF
    This preliminary study is intended to describe the distribution of languages of ethnic groups in Bengkulu Province. This research is based on geographic linguistics in the province of Bengkulu. The basic vocabulary instrument is 300 (Swadesh and Kern) and 150 cultural vocabularies. Data collection is carried out at a number of observed villlages proportionally. Data analysis was performed with lexicostatistics and dialectometry. The results show the following. With the exception of Enggano and the languages of ethnic immigrants, the Rejang, Lembak, Serawai, Pasemah, and Mukomuko languages are related to each other. The differences between these ethnic languages are mostly at the level of vowel sounds /a/, /o/ or /aw /, /é/ and /ê/, diphthong, nasal clusters such as /mp/, /nt/, /nc/, and /ngk/ on the one hand and /p/, /t/, /c/, /k/ on the other. Rejang language has 4 dialects, that are Lebong, Musi, Keban Agung and Pesisir. The distribution of Rejang ethnic languages covers Lebong District, part of Rejang Lebong, parts of Kepahiang, parts of Bengkulu Utara, and parts of Bengkulu Tengah Regency, while Mukomuko ethnic language distribution covers some areas of Mukomuko Regency. The spread of Lembak language covers Padang Ulak Tanding and Padang sub-districts in Rejang Lebong, and in some villages in Bengkulu and Bengkulu  Tengah Regency. Serawai language has distribution in  of Seluma and Bengkulu Selatan Regencies, in addition to some villages in Kepahiang Regency. Pasemah ethnic language has distribution in some areas of Kabupaten Kaur. The Lembak, Serawai, and Pasemah languages are used in the written tradition of the Ulu script. Some specimens of Ulu Lembak, Serawai, and Pasemah texts are preserved as family heirlooms or village heirlooms in the area of the ethnic language in question.Keywords: linguistics geography, ethnic language, Bengkul

    TINDAK TUTUR ASERTIF DAN DIREKTIF DALAM PROSES JUAL BELI DI PASAR UNIT 1 DESA MARGA SAKTI KECAMATAN PADANG JAYA, BENGKULU UTARA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur asertif dan direktif dalam proses jual beli di Pasar Unit 1 Desa Margasakti Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan dalam mendukung pengumpulan data dalam penelitian ini yakni dengan melakukan teknik rekam. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini yaitu: (1) Pentranskripsian data (2) Pengidentifikasian data (3) Pengklasifikasian data (4) Penganalisisan data dan (5) Penyimpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam transaksi jual beli di Pasar Unit 1 Desa Marga Sakti Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara terdapat tindak tutur ilokusi yaitu asertif dan direktif. Terdapat enam jenis tindak tutur asertif yang ditemukan dalam proses jual beli di Pasar Unit 1 Desa Marga Sakti Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara yakni: (1) Tindak tutur asertif menyatakan (2) Tindak tutur asertif  memberitahukan (3) Tindak tutur asertif  membanggakan (4) Tindak tutur asertif  menyombongkan (5) Tindak tutur asertif mengeluh (6) Tindak tutur asertif menuntut. Kemudian jenis dari tindak tutur direktif yakni: (1) Tindak tutur direktif meminta (2) Tindak tutur direktif memohon (3) Tindak tutur direktif perintah (4) Tindak tutur direktif meminta (5) Tindak tutur direktif mengajak (6) Tindak tutur direktif menyarankan dan (7) Tindak tutur direktif melarang/larangan.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur asertif dan direktif dalam proses jual beli di Pasar Unit 1 Desa Margasakti Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan dalam mendukung pengumpulan data dalam penelitian ini yakni dengan melakukan teknik rekam. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini yaitu: (1) Pentranskripsian data (2) Pengidentifikasian data (3) Pengklasifikasian data (4) Penganalisisan data dan (5) Penyimpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam transaksi jual beli di Pasar Unit 1 Desa Marga Sakti Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara terdapat tindak tutur ilokusi yaitu asertif dan direktif. Terdapat enam jenis tindak tutur asertif yang ditemukan dalam proses jual beli di Pasar Unit 1 Desa Marga Sakti Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara yakni: (1) Tindak tutur asertif menyatakan (2) Tindak tutur asertif  memberitahukan (3) Tindak tutur asertif  membanggakan (4) Tindak tutur asertif  menyombongkan (5) Tindak tutur asertif mengeluh (6) Tindak tutur asertif menuntut. Kemudian jenis dari tindak tutur direktif yakni: (1) Tindak tutur direktif meminta (2) Tindak tutur direktif memohon (3) Tindak tutur direktif perintah (4) Tindak tutur direktif meminta (5) Tindak tutur direktif mengajak (6) Tindak tutur direktif menyarankan dan (7) Tindak tutur direktif melarang/larangan

    KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DISKUSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pematuhan prinsip kesantunan berbahasa berdasarkan maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim kesimpatian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitin ini teknik dokumentasi. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung kesantunan berbahasa yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim kesimpatian dalam acara diskusi ILC di TV One tayang pada tanggal 09 Maret 2019-26 maret 2019. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini, yaitu: (1) mengidentifikasi data, (2) mengklasifikasikan data dan memberi kode data, (3) menginterpretasi data berdasarkan maksim yang telah ditentukan, (4) menyimpulkan hasil analisis. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan pematuhan prinsip kesantunan berbahasa dalam diskusi ILC yakni maksim kebijaksanaan (buatlah kerugian penutur sekecil mungkin dan buatlah keuntungan penutur sebesar mungkin), maksim kedermawanan (penutur harus membut keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan membuat kerugian diri sebesar mungkin), maksim penghargaan (kecamlah orang lain sedikit mungkin; pujilah orang lain sebanyak mungkin), maksim kesederhanaan (pujilah diri sedikit mungkin; kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin, maksim pemufakatan (peserta tutur dapat saling membina kecocokan di dalam bertutur), maksim kesimpatian (peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati

    PERSUASI DALAM DEBAT KELIMA CAPRES DAN CAWAPRES RI 2019

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini mendeskripsikan metode persuasi yang digunakan oleh peserta debat capres cawapres RI 2019, yaitu Joko Widodo dengan wakilnya Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto dengan wakilnya Sandiaga Uno. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data berupa ujaran yang menggunakan metode persuasi. Sumber data penelitian berupa ujaran dalam debat kelima. Teknik pengumpulan data ialah teknik dokumentasi dengan teknik simak dan catat. Langkah analisis data (1) transkripsi data (2) identifikasi data (3) klasifikasi data (4) interpretasi data (5) simpulan (6) validasi data. Hasil penelitian capres 01 Joko Widodo menggunakan 4 metode persuasi yaitu Asosiasi, Pay Off Idea, Icing Device, dan  Red-Herring Technique. Cawapres 01 Ma’ruf Amin menggunakan 3 metode persuasi yaitu Asosiasi, Pay Off Idea dan Icing Device. Capres 02 Prabowo Subianto menggunakan 5 metode persuasi yaitu Partisipasi, Asosiasi, Pay Off Idea, Icing Device, dan Red-Herring Technique. Cawapres 02 Sandiaga Uno menggunakan 4 metode persuasi yaitu Partisipasi, Asosiasi, Pay Off Idea, dan Icing Device. Penggunaan metode persuasi berdasarkan indikator (1) Partisipasi, adanya keikutsertaan orang lain dalam ujaran dan adanya diksi  kita atau kami (2) Asosiasi, menempelkan objek yang hangat dan menarik di masyarakat seperti game online, media sosial, teknologi dan isu/rumor, juga mengaitkan program kerja dengan teknologi komunikasi terkini  (3) Pay Off Idea, memberikan janji manis (rewarding) dan memberikan ganjaran/ancaman berupa hal negatif (punishment) (4) Icing Device, penyampaian pidato yang menimbulkan rasa yakin dan percaya kepada komunikan dan menjelaskan program kerjanya dengan memberikan pengertian yang mudah diterima oleh komunikan (5) Red-Herring Technique, komunikator mengelakkan posisi yang lemah untuk dialihkan ke posisi yang dikuasi atau posisi di mana komunikator dalam keadaan yang kuat, komunikator memberikan argumen serangan balik kepada pihak lawan. Kesimpulan penelitian adalah semua metode persuasi digunakan dalam debat, namun tidak semua peserta debat menggunakan kelima metode persuasi dan cara penggunaan metode dari setiap peserta berbeda-beda sesuai tujuan peserta tersebut.Tujuan penelitian ini mendeskripsikan metode persuasi yang digunakan oleh peserta debat capres cawapres RI 2019, yaitu Joko Widodo dengan wakilnya Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto dengan wakilnya Sandiaga Uno. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data berupa ujaran yang menggunakan metode persuasi. Sumber data penelitian berupa ujaran dalam debat kelima. Teknik pengumpulan data ialah teknik dokumentasi dengan teknik simak dan catat. Langkah analisis data (1) transkripsi data (2) identifikasi data (3) klasifikasi data (4) interpretasi data (5) simpulan (6) validasi data. Hasil penelitian capres 01 Joko Widodo menggunakan 4 metode persuasi yaitu Asosiasi, Pay Off Idea, Icing Device, dan  Red-Herring Technique. Cawapres 01 Ma’ruf Amin menggunakan 3 metode persuasi yaitu Asosiasi, Pay Off Idea dan Icing Device. Capres 02 Prabowo Subianto menggunakan 5 metode persuasi yaitu Partisipasi, Asosiasi, Pay Off Idea, Icing Device, dan Red-Herring Technique. Cawapres 02 Sandiaga Uno menggunakan 4 metode persuasi yaitu Partisipasi, Asosiasi, Pay Off Idea, dan Icing Device. Penggunaan metode persuasi berdasarkan indikator (1) Partisipasi, adanya keikutsertaan orang lain dalam ujaran dan adanya diksi  kita atau kami (2) Asosiasi, menempelkan objek yang hangat dan menarik di masyarakat seperti game online, media sosial, teknologi dan isu/rumor, juga mengaitkan program kerja dengan teknologi komunikasi terkini  (3) Pay Off Idea, memberikan janji manis (rewarding) dan memberikan ganjaran/ancaman berupa hal negatif (punishment) (4) Icing Device, penyampaian pidato yang menimbulkan rasa yakin dan percaya kepada komunikan dan menjelaskan program kerjanya dengan memberikan pengertian yang mudah diterima oleh komunikan (5) Red-Herring Technique, komunikator mengelakkan posisi yang lemah untuk dialihkan ke posisi yang dikuasi atau posisi di mana komunikator dalam keadaan yang kuat, komunikator memberikan argumen serangan balik kepada pihak lawan. Kesimpulan penelitian adalah semua metode persuasi digunakan dalam debat, namun tidak semua peserta debat menggunakan kelima metode persuasi dan cara penggunaan metode dari setiap peserta berbeda-beda sesuai tujuan peserta tersebut
    • …
    corecore