18 research outputs found

    ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERDASARKAN KRITERIA WATSON DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan kriteria Watson ditinjau dari kemampuan matematika dan untuk mendeskripsikan faktor-faktor siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan kriteria Watson. Penelitian ini merupakan penelitan kepustakaan (library research) dengan menggunakan sumber-sumber sekunder berupa skripsi,jurnal ilmiah. Data-data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan 3 tahap penelitian yakni organize, synthesize dan identify. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada siswa yang berkemampuan matematika tinggi adalah jenis kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate prosedur), kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate prosedur) siswa ini menggunakan cara yang tidak tepat untuk menyelesaikan soal yang diberikan, kesalahan tersebut terjadi dikarenakan siswa tidak mengerti akan maksud yang diberikan dan siswa tidak memahami langkah-langkah dalam menyelesaikan soal tersebut. Sedangkan jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada siswa yang berkemampuan matematika sedang adalah Kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate prosedur) dan kesalahan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation). Pada kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate prosedur) siswa ini menggunakan cara yang tidak tepat untuk menyelesaikan soal yang diberikan, untuk kesalahan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation) siswa mendapatkan jawaban tanpa didasari alasan atau menggunakan cara yang tidak logis dalam melakukan penyelesaian dikarenakan siswa terburu-buru dalam mengerjakan. Kemudian jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada siswa yang berkemampuan matematika rendah adalah jenis kesalahan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation) siswa mendapatkan jawaban tanpa didasari alasan atau menggunakan cara yang tidak logis yang digunakan siswa untuk yang disebabkan karena subjek terburu-buru dalam mengerjakan soal dengan kata lain siswa tidak teliti. (2) Faktor penyebab terjadinya kesalahan berdasarkan kriteria watson yang dilakukan peserta didik dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut pertama, kesalahan data tidak tepat (innappropriate data) penyebab melakukan kesalahan tersebut antara lain siswa kurang teliti dalam menuliskan data pada penyelesaian soal dan siswa salah dalam memasukkan data ke dalam suatu rumus. Kedua, kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure) penyebab melakukan kesalahan tersebut antara lain siswa kurang memahami cara untuk menyelesaikan soal tersebut, siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal tersebut dan Tidak bisa memahami soal yang diberikan. Ketiga, kesalahan data tidak disebutkan (ommited data), penyebab melakukan kesalahan tersebut antara lain kurang lengkap dalam memasukkan data dan siswa kurang teliti dalam menyajikan data. Keempat, kesimpulan tidak disebutkan (ommited conclusion) penyebab melakukan kesalahan tersebut antara lain siswa lupa untuk membuat kesimpulan dan kurang lengkap dalam memasukkan data Kelima, konflik level respon (response level conflict) penyebab melakukan kesalahan tersebut antara lain Kurang teliti dalam menuliskan jawaban siswa kurang memahami maksud dari soal dan Kurang kesiapan yang maksimal dalam menyelesaikan soal. Keenam, manipulasi tidak langsung (undirected manipulation) penyebab melakukan kesalahan tersebut antara lain siswa bingung dalam menyelesaikan soal dan siswa kurang teliti dalam menggunakan cara untuk menyelesaikan soal. Ketujuh, masalah hirarki keterampilan (skills hierarchy problem), penyebab melakukan kesalahan tersebut antara lain Kurang teliti dalam melakukan perhitungan dan kurangnya keterampilan peserta didik mengenai perhitungan. Selain ketujuh kategori di atas (above other) penyebab melakukan kesalahan tersebut antara lain kehabisan waktu untuk menjawab, Bingung cara menjawab soal dan tidak tahu cara menjawab soal sehingga soal tidak mempunyai jawaban

    PROFIL BERPIKIR METAFORIS SISWA SMK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

    Get PDF
    ABSTRAK Ningrum, Zanitya. 2020. Profil Berpikir Metaforis Siswa SMK dalam Menyelesaikan Masalah Barisan dan Deret Aritmatika Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Program Sarjana Universitas Islam Majapahit. Pembimbing: (I) Feriyanto, M.Pd dan (II) Rizky Oktaviana Eko P., M.Pd. Kata Kunci : Berpikir Metaforis, Penyelesaian Masalah, Kemampuan Matematika Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir metaforis siswa SMK yang berkemampuan matematika tinggi, sedang atau rendah dalam menyelesaikan masalah barisan dan deret aritmatika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif denagn pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di kelas X MM 1 SMK Negeri 1 Mojoanyar. Subjek Penelitian terdiri dari satu siswa dengan kemampuan matematika tinggi, satu siswa dengan kemampuan matematika sedang dan satu siswa dengan kemampuan matematika rendah. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari Tes Penyelesaian Masalah Barisan dan Deret Aritmatika (TPMBDA) dan Pedoman Wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan Tes Penyelesaian Masalah Barisan dan Deret Aritmatika (TPMBDA) dan wawancara semi terstruktur. Triangulasi waktu digunakan untuk menguji keabsahan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 4 tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, validasi data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil yang berupa dekripsi dari berpikir metaforis yang meliputi connect, relate, explore, analyze, transform, experience dari masing-masing subjek penelitian. Subjek dengan kemampuan matematika tinggi mampu mengidentifikasi metafora, mampu menentukan keterkaitan masalah dan materi matematika, mampu menyusun prosedur penyelesaian dengan baik, mampu menyebutkan kesamaan antara masalah, metafora dan materi terkait, mampu menjelaskan alasan memilih metafora yang digunakan, mampu menyimpulkan hasil akhir. Sedangkan subjek dengan kemampuan matematika sedang dapat memenuhi semua indikator berpikir metaforis hanya saja terkadang masing bingung menentukan metafora dengan objek lain. Subjek dengan kemampuan matematika rendah juga cenderung memenuhi seluruh indikator, akan tetapi sering melewatkan perosesi menggali metafora-nya

    Analisis Kemampuan Spasial Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam menyelesaikan soal PISA Matematika

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan spasial siswa SMP dengan kemampuan matematika rendah,sedang, tinggi dalam menyelesaikan soal PISA matematika. Metode Penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Mojokerto tahun 2021/2022. Subjek penelitian mengambil 3 subjek dengan kemampuan matematika rendah, sedang ,tinggi.Teknik pengumpulan data yaitu tes dan wawancara. Analisis data dilakukan tiga tahap yaitu reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkann bahwa siswa kemampuan Tinggi dalam membayangkan suatu bangun ruang ketika ada perubahan tepat, siswa mengerti langkah sebelum memotong bangun ruang menjadi jaring-jaring, melihat bangun ruang dari arah berbeda tetapi sulit saat membayangkan bangun ruang diputar. Sedangkan siswa kemampuan sedang dalam membayangkan bangun ruang ketika terjadi perubahan atau perpindahan, memiliki kemampuan ketika melihat bangun ruang dari arah yang berbeda, mengalami kesulitan saat melakukan proses memutar bangun ruang sisi tersebut karena terjadi manipulasi objek. Selanjutnya Siswa kemampuan rendah dalam indikator yang peneliti gunakan yaitu siswa belum bisa memvisualisasikan bentuk ruang ruang ketika terjadi perubahan yaitu menjadi jaring jaring, siswa sudah memenuhi indikator persepsi terlihat bahwa siswa melihat bangun ruang dari arah yang berbeda, dan memilikii kemampuan untuk memutarkan suatu benda

    STUDI LITERATUR MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MENURUT TAHAPAN POLYA

    Get PDF
    Kurniawan, Okta. W. 2020. Studi Literatur Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Tahapan Polya. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Program Sarjana Universitas Islam Majapahit. Pembimbing : (I) Deka Anjariyah,S.Si., M.Pd dan (II) Rizky Oktaviana E.P, M. Pd Kata Kunci : Model pembelajaran Problem Based Learning, kemampuan pemecahan masalah Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan kemampuaan masalah setelah diberikan penerapan model pembelajaran Probem Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan sumber-sumber sekunder berupa skripsi, jurnal ilmiah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Setelah data terkumpul maka dilakukan tahap analisis denga mneggunakan tiga tahapan yaitu organize, syinthesize, identify. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : (1) Tahapan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang mendukung kemampuan pemecahan masalah adalah tahapan membimbing penyelidikan. Pada tahapan ini siswa siswa setelah diberikan LKS yang berisikan masalah akan dituntut untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kegiatan pertama yang dilakukan siswa adalah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Setelah informasi terkumpul siswa akan melakukan perencanaan strategi dari hasil pengumpulan informasi untuk menyelesaiakan masalah. Jika perencanaan strategi sudah dilakukan, siswa mengaplikasikan strategi untuk melakukan penyelesaian. Setelah melakukan penyelesaian, siswa memeriksa kembali proses pemecahan masalah yang telah dilakukan. (2) Kemampuan pemecahan setelah diberikan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu kemampuan siswa dalam memahami masalah berada pada kategori baik dengan mengidentifikasi informasi yang diketahui dan informasi yang ditanyakan dengan lengkap dan tepat. Kemampuan pemecahan masalah pada tahapan merencanakan penyelesaian berada pada kategori baik karena siswa membuat strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan tepat dan benar. Kemampuan pemecahan masalah pada tahapan melakukan penyelesaian berada pada kategori baik karena siswa mengaplikasikan strategi yang digunakan dengan tepat dan sesuai dengan langkah – langkah strategi. Kemampuan pemecahan masalah pada tahapan memeriksa kembali berada pada kategori sedang karena siswa membuat kesimpulan dari proses pemecahan masalah dengan tepat dan lengkap

    EFEKTIFIVAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENDUKUNG KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII DI MTs ASY-SYAAFI’IYAH

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifivas model pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk mendukung kemampuan komunikasi matematis pada materi sistem persamaan linier dua variable siswa kelas VIII di MTs Asy Syaafi’iyah yang dilihat dari ketuntasan hasil tes kemampuan komunikasi matematis, aktivitas guru dalam proses pembelajaran dan respon siswa terhadap model pembelajaran. Ketuntasan hasil tes kemampuan komunikasi matematis secara tertulis adalah efektif karena hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa memperoleh kategori Tinggi yaitu dengan hasil yang diperoleh adalah 79%. Hasil analisis data observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dikatakan efektif karena setiap aspek yang dinilai berada pada kategori Sangat Baik dengan perolehan hasil adalah 0,92. respon siswa terhadap model pembelajaran dapat dikatakan efektif karena memperoleh hasil 94% yang berarti hasil tersebut kurang dari sama dengan 100 dan lebih dari sama dengan 76. Untuk kriteria respon siswa nilai yang diperoleh dalam kriteria positif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dari penelitian ini adalah kelas VIII MTs Asy-Syaafi’iyah Ngoro, kabupaten mojokerto tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 34 siswa

    KAJIAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan pemahaman konsep siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD).Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan metode analisis deskriptif. Dengan subjek penelitian yaitu siswa SMP yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal dan skripsi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 tahapan yaitu: organize, synthesize dan identify. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: Pemahaman konsep siswa Field Independent dalam memecahkan masalah pada indikator menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, siswa yang memiliki gaya kognitif FI menyatakan makna dari persoalan yang diberikan dengan bahasanya sendiri. Pada indikator mengklasifikasikan objek – objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut siswa FI mengklasifikasikan apa saja yang digunakan dalam menyelesaikan persoalan. Pada indikator mengidentifikasi sifat – sifat operasi atau konsep siswa FI menjawab persoalan secara lengkap dan benar. Sedangkan pada indikator menerapkan konsep secara logis siswa FI menjawab soal dengan menggunakan perhitungan secara terurut. Setelah itu pada indikator memberikan contoh dan contoh kontra siswa FI dalam memecahkan persoalan siswa FI mengidentifikasi karakteristik khusus dari suatu materi. Pada indikator menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika siswa FI mengubah atau memanipulasi ide – ide terkait dengan menggunakan berbagai macam representasi serta menuliskan informasi yang terdapat dalam soal langsung dalam model matematika. Sedangkan pada indikator mengaitkan berbagai konsep dalam matematika siswa FI menuliskan informasi yang tertera pada soal dan mengaplikasikan rumus dengan baik dan benar. Setelah itu pada indikator mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep siswa FI menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan dengan teliti. Pemahaman konsep siswa Field Dependent dalam memecahkan masalah pada indikator menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, siswa menuliskan informasi yang tertera pada soal namun belum lengkap. Pada indikator mengklasifikasikan objek – objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut siswa FD mengklasifikasikan suatu nilai kedalam rumus yang dicari. Pada indikator mengidentifikasi sifat – sifat operasi atau konsep siswa FD pada proses penghitungan kurang memperhatikan simbol dengan teliti. pada indikator memberikan contoh dan contoh kontra siswa FD dalam memecahkan persoalan siswa FD kurang memahami mana contoh dan mana yang bukan contoh disebabkan karena belum paham betul dengan materi

    Studi Literatur Model Pembelajaran Kooperatif tipe Rotating Trio Exchange Mendukung Minat Belajar Matematika Siswa

    Get PDF
    Pramiftha Widy Novelia.2020. Studi Literatur Model Pembelajaran kooperatif tipe Rotating/ Trio Exchange mendukung Minat Belajar Siswa. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Program Sarjana Universitas Islam Majapahit. Pembimbing: (I) Deka Anjariyah, S.Si, M.Pd., dan (II) Rizky Oktaviana E.P, M.Pd. Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange, Minat belajar siswa Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange pada pembelajaran matematika yang mendukung minat belajar siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi keperpustakaan (Library Researh), penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari peneliti terdahulu untuk dilakukan analisis kembali. Dalam penelitian ini terdapat 4 sumber data yang akan dianalisis kembali oleh peneliti. Berdasakan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : Model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange yang mendukung minat belajar siswa adalah pada kegiatan pendahuluan guru membagi siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 3 orang siswa, setelah selesai berilah nomor atau tanda untuk setiap anggota trio tersebut, contohnya 0,1,2.Pada kegiatan inti, guru membimbing siswa melakukan perputaran sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh guru, contoh dengan kelompok trio dengan penggunaan tanda nomor 0,1,2, yaitu untuk nomor 1 memutar searah jarum jam, nomr 2 melakukan sebaliknya (memutar berlawanan jarum jam), sedangkan nomor 0 tetap berada ditempat. Kemudian guru memberikan siswa diberikan permasalahan (soal) untuk dikerjakan dalam tingkatan yang berbeda dalam setiap putaran. Setelah melakukan putaran, siswa mengerjakan permasalahan (soal) sebanyak permasalahan yang dibuat oleh guru.Pada kegiatan penutup, guru mengisntruksikan siswa melakukan presentasi untuk menunjukkan hasil pekerjaan dengan kelompoknya didepan kelas. Tahapan pada model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange yang mendukung minat belajar siswa yaitu pada tahapan siswa dibagi menjadi bebrapa kelompok kecilyang beranggotakan 3 orang siswa, setelah selesai berilah nomor atau tanda untuk setiap anggota trio tersebut, contohnya 0,1,2, tahap selanjutnya adalah saat guru membimbing siswa melakukan perputaran sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh guru, contoh dengan kelompok trio dengan penggunaan tanda nomor 0,1,2, yaitu untuk nomor 1 memutar searah jarum jam, nomr 2 melakukan sebaliknya (memutar berlawanan jarum jam), sedangkan nomor 0 tetap berada ditempat, tahap berikutnya adalah guru memberikan siswa diberikan permasalahan (soal) untuk dikerjakan dalam tingkatan yang berbeda dalam setiap putaran, kemudian melakukan putaran, siswa mengerjakan permasalahan (soal) sebanyak permasalahan yang dibuat oleh guru, dan yang terakhir adalah saat guru mengisntruksikan siswa melakukan presentasi untuk menunjukkan hasil pekerjaan dengan kelompoknya didepan kelas. Dan untuk Minat belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange adalah terdapat 4 indikator minat belajar siswa yaitu, indikator persaaan senang, indikator perhatian, indikator keinginan yang kuat,indikator ketekunan dan partisipasi. Berdasarkan analisis data minat belajar siswa dengan rata-rata presentasi kemunculan tertinggi adalah indikator perasaan senang, indikator perhatian, indikator ketekuanan dan partisispasi, dan yang paling rendah adalah indikator keinginan yang kuat

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF-ORGANIZED LEARNING ENVIRONMENT (SOLE) PADA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG SISWA KELAS VII MTS NEGERI 4 MOJOKERTO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: Mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran berbasis Self-Organized Learning Environment (Sole),Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam model pembelajaran Self-Organized Learning Environment (Sole) dan mengetahui hasil belajar siswa kelas VII di MTs Negeri 4 Mojokerto setelah mengikuti pembelajaran dengen model pembelajaran Self-Organized Learning Environment (Sole). Peneliti mengunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini 25 siswa kelas VII MTs Negeri 4 Mojokerto. Instrumen dalam penelitian ini antara lain: Lembar observasi pengelolaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar validasi soal tes hasil belajar. Teknik analisis Data yang digunakan adalah: Analisis data pengelolaan Pembelajaran, analisis data aktivitas siswa dan analisis data hasil belajar. Hasil penelitian ini adalah: Keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tergolong Sangat baik, pada kriteria pengelolaan pembelajaran nilai presentase sebesar 87%, Aktivitas siswa pada pembelajaran tergolong aktif dengan perolehan skor sangat baik, pada kriteria ke aktif dengan nilai presentase sebesar 88% dan Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model Self-Organized Learning Environment (Sole) belum memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 75%. hasil belajar sisawa yang mencapai nilai KKM (tuntas) sebesar 68

    Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Materi Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang di kelas VII Smp puri swasta

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan respon siswa pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada hasil belajar siswa kelas VII pada materi keliling dan luas persegi dan persegi panjang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desaign one-shot case study. Berdasarkan hasil dan analisis data yang diperoleh, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai presentase 3,53, ketuntasan belajar klasikal mencapai sebesar 91,6 %, dan angket respon siswa mencapai presentase 86,3 % dalam kategori sangat baik. Kata Kunci: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap respon siswa dan Hasil Belajar, Keliling dan Luas persegi dan persegi panjang

    KAJIAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Jenis penelitian ini ialah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan analisis isi (content analysis) dalam menganalisis data, peneliti menggunakan tiga tahapan yakni organize, synthesis, dan identify. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa subjek kemampuan matematika tinggi dikatakan sudah melaksanakan indikator pemahamam konsep yakni menyatakan ulang konsep, mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep, memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, dan menyajikan konsep dalam berbagai untuk representasi matematika, begitupula pada subjek kemampuan matematika sedang, sudah melaksanakan indikator pemahaman konsep yakni, menyatakan ulang konsep, mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep, memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, dan menyajikan konsep dalam berbagai untuk representasi matematika, sedang subjek kemampuan matematika rendah cukup dalam melaksanakan indikator pemahaman konsep yakni menyatakan ulang konsep, dan mengklasifikasi objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut
    corecore