141 research outputs found

    Keterampilan Berbicara Melalui Praktik Berpidato Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Bengkulu

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan keterampilan berbicara melalui praktik berpidato Siswa kelas XI-E MIPA SMA Negeri 2 Kota Bengkulu. Ruang lingkup penelitian praktik berpidato ini mencakup penguasaan aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25-27 September 2022 semester ganjil 2022/2023. Populasi penelitian seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kota Bengkulu yang terdiri dari 7 kelas atau sebanyak 245 orang. Sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling (berdasarkan tujuan khusus), siswa kelas XI-E MIPA sebanyak 30 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik tes praktik berpidato. Instrumen penelitian berupa rubrik penilaian keterampilan berpidato siswa meliputi aspek (1) kebahasaan mencakup lima unsur dan (2) nonkebahasaan mencakup lima unsur. Teknik analisis data menggunakan rumus rerata dan hasil akhir secara kualitatif. Hasil penelitian diperoleh bahwa keterampilan berbicara melalui praktik berpidato Siswa Kelas XI-E MIPA SMAN 2 Kota Bengkulu berkategori baik dengan skor rerata 78,3. Hal ini didasarkan pada pencapaian (1) aspek kebahasaan berkategori baik dengan skor rerata 7,97 yang terdiri atas lima unsur (a) kesesuaian isi dengan tema berpidato, (b) ketepatan lafal, intonasi, dan jeda dalam berpidato, (c) kesesuaian struktur teks (pendahuluan, isi, dan penutup) berpidato, (d) diksi dan kalimat dalam berpidato, dan (e) penguasaan gaya berbicara formal dalam berpidato dan (2) aspek nonkebahasaan berkategori baik dengan skor rerata 7,68, juga terdiri atas lima unsur meliputi (a) kelancaran berpidato, (b) kepercayaan diri dan keberanian dalam berpidato, (c) konsentrasi dan pengembangan wawasan, (d) penampilan mimik, pandangan mata, gerakan badan, dan cara berdiri, dan (e) cara berpakaian formal dan kerapian. Hasil pencapaian maksimal diperoleh hanya pada unsur kesesuaian isi dengan tema. Saran untuk peningkatan keterampilan praktik berpidato siswa perlu mendatangkan juara nasional berpidato sebagai motivator dan inspirator

    Peningkatan Kemahiran Berbahasa Indonesia Bidang Paragraf Tenaga Administrasi Sekolah Kota Bengkulu

    Get PDF
    Tujuan PkM ini untuk meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia bidang Paragraf bagi Tenaga Administrasi Sekolah di Kota Bengkulu. Tempat pelaksanaan kegiatan di Aula Hotel Nala Sea Side, Kota Bengkulu dan waktu pelaksanaan hari Jumat, 31 Maret 2023, Pukul 11.00 s.d 17.30 WIB. Sasaran kegiatan, terjadinya perubahan (minset) sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam menyusun paragraf bahasa Indonesia enaga administrasi sekolah di Kota Bengkulu, sebagai upaya peningkatan kemahiran berbahasa Indonesia. Peserta kegiatan sebanyak 50 orang yang berasal dari 50 sekolah. Kegiatan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi terpimpin secara partisipasi intensif. Kegiatan dilakukan  narasumber melalui presentasi materi paragraf dan dilanjutkan latihan menulis paragraf bahasa Indonesia yang baik. Target Capaian kegiatan ini adalah tersusunnya laporan hasil kegiatan PkM Peningkatan KBI bidang paragraf, khususnya perubahan pola pikir (mindset) sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam menggunakan paragraf bahasa Indonesia. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dikemukakan bahwa terjadi peningkatan secara baik, khususnya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam Kemahiran Berbahasa Indonesia bidang paragraf pada tenaga administrasi sekolah di Kota Bengkulu. Hal ini dapat dilihat dari (1) perubahan aktivitas peserta secara lebih baik, khususnya pola pikir (mindset) sikap tenaga administrasi sekolah kota Bengkulu dalam mengikuti kegiatan. Aktivitas peserta menunjukkan antusiasme, bersemangat, termotivasi, dan bekerjasama serta dalam mewujudkan paragraf melalui bertanya dan mendiskusikan dengan narasumber melalui partisipasi aktif, (2) perubahan pengetahuan dalam memahami konsep dan persyaratan paragraf yang benar—dari tidak mengetahui menjadi mengetahui—khususnya unsur persyaratan paragraf; tema, kalimat utama, kalimat penjelas, dan penanda kebahasaan dan (3) perubahan keterampilan dalam mempraktikkan cara menulis paragraf sesuai ketentuan sehingga dapat mewujudkan paragraf bahasa Indonesia yang benar. Saran hasil PkM, diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan pelatihan menulis surat resmi dan laporan kegiatan sekolah menggunakan bahasa Indonesia yang benar.&nbsp

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DALAM MENYAMPAIKAN LAPORAN HASIL PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATORI DI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 4 KOTA BENGKULU TAHUN AJARAN 2013/2014

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode partisipatori di kelas XI IPS 2 SMA negeri 4 kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Kota Bengkulu. Tempat dan waktu penelitian tindakan kelas (PTK) ini di kelas siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik observasi untuk mengetahui nilai rata-rata, daya serap, dan ketuntasan belajar klasikal. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata meningkat, yaitu pada siklus I nilai rata-rata 65,44, daya serap siswa 65,44%, ketuntasan belajar siswa 47,05%. Siklus II nilai rata-rata 80,23, daya serap siswa 80,23%, ketuntasan belajar siswa 88,23%. Metode partisipatori dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, semangat siswa yang tinggi, minat belajar siswa yang baik, dan memotivasi besar yang timbul pada siswa ketika mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan berbicara siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Kota Bengkulu

    FOLKLORE ETNIK SERAWAI DI PROVINSI BENGKI]LU SEBAGAI BATIAN PEMBELAJARAN PENIDIDIKAN KARAKTER BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Kelompok etnik Serawai merupakan salah satu etnik yang terdapat di Provinsi Bengkulu. Kelompok etnik lainnya adalah Pasemah, Nasal, Mukomuko, Rejang, Lembak, dan Enggano. Kelompok etnik Serawai mendiami desa-desa dalam wilayah Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Dewasa ini kelompok etnik Serawai mendiami wilayah Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Selatan, serta sebagian wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah. Selan itu sebagai pendatang, kelompok etnik Serawai dewasa ini mendiami beberapa desa di Kabupaten Kepahiang. Bahasa kelompok etnik Serawai termasuk ke dalam kelompok bahasa Melayu Tengah. Bahasa Serawai memiliki varian subdialek (atau beda wicara), yang ditandai dengan perbedaan bunyi /o/ dan /au/ pada akhir kata-kata dari etimon yang sama. Pembagian secara garis besar menunjukkan bahwa wilayah pemakaian dialek /o/ tersebar di desa-desa dalam kabupaten Seluma, sedangkan wilayah pemakaian dialek /au/ meliputi desa-desa dalam kabupaten Bengkulu Selatan. Sebagaimana etnik lainya di Indonesia, etnik Serawai memiliki folklore dalam berbagai tipe, seperti lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan. Pertama-tama adalah yang termasuk ke dalam kelompok folklore lisan, dikenal antara lain nandai atau andai-andai, guritan, serdundum atau kisah kejadian, sedingan, teka-teki, pantun, dan rejung. Nandai atau andai-nadai dapat diartikan cerita pada umumnya yang berbentuk prosa. Sementara itu guritan (kadang disebut juga nandai) berbeda dari cerita prosa umumnya (andai-andai) antara lain karena bentuknya. Guritan berbentuk prosa lirik, memiliki irama ketika dibawakan atau dikisahkan oleh tukang guritan dengan alat bantu gerigiak untuk menopang dagunya. Guritan mengisahkan lingkaran hidup. Prosa rakyat lainnya nandai Kancil, Biyawak Nebat baik dalam varian lisan maupun tulis, yakni dalam naskah beraksara Ulu, koleksi Museum Negeri Bengkulu bernomor MNB 07. 32 dan MNB 07.72 dan Buaya Kuning untuk kelompok fabel. Selanjutnya adalah puisi rakyat, mencakup antara lain teka-teki, pantun, dan rejung. Pantun mencakup berbagai macam jenis menurut isinya. Pantun biasanya disampaikan dalam berbagai kesempatan. Misalnya dalam pertunjukan seni dendang, yaitu pertunjukan berupa tarian yang dimainkan oleh laki-laki dewasa dalam jumlah banyak diringi musik rebana dan biola. Para penari mengenakan peralatan kain panjang, selendang, piring porselein, dan sapu tangan. Seni dendang biasanya dipentaskan dalam acara pernikahan. Selain pantun, ada rejung. Bentuk rejung mirip pantun, tetapi berbeda jumlah satuan sintaktiknya. Jika pantun terdiri dari 4 satuan sintaktik (baris), rejung terdiri dari 5 sampai 8 satuan sintaktik. Selain itu, rejung merupakan komposisi berpasangan: ada pernyataan dan ada jawaban yang merupakan satu kesatuan semantik. Perlu diketahui bahwa rejung merupakan bagian tidak terpisahkan dari pertunjukan tari adat. Adapun folklore sebagian lisan bisa kita dapati antara lain pantun dan rejung sebagaimana dicontohkan di atas karena selain ada unsur bahasa verbal ada juga unsur bunyi instrumen musik dan gerak tari sebagai satu kesatuan. Sebab, pantun lazim juga dilantunkan dalam seni dendang. Dalam konteks ini, ada unsur gerak (tarian) dan unsur bunyi lainnya (musik biola dan rebana) yang menyertai pengucapan pantun dalam irama atau lagu tertentu, di samping perlengkapan lain seperti sapu tangan dan selendang. Rejung dilantunkan secara bersahutan atau berbalasan oleh para penari dalam kesatuannya dengan tari setelah gerakan tertentu, yaitu gerakan nyengkeling. Di sini ada unsur-unsur gerak dan bunyi instrumen kelintang, gong, dan redab, dan juga ada perlengkapan lain berupa kipas. Pertunjukan sekujang termasuk ke dalam folklore sebagian lisan. Sekujang dipertunjukan untuk meradai atau meminta sesuatu dengan cara berkunjung dari rumah ke rumah, pada malam hari, hari kedua bulan Syawal. Rombongan, salah satu di antaranya adalah dukun, mengenakan kebaya dan topeng yang menye-rupai elang, beruang, harimau, babi, atau yang menyerupai hantu, bertongkat, membawa perlengkapan keranjang berisi tumbuhan obat dan sekapur sirih serta dilengkapi obor. Tetapi ada juga pantun-pantun yang hanya diucapkan menurut keadaan atau situasi tertentu, khususnya berkaitan dengan sikap tuan rumah terhadap mereka. Pantun-pantun jenis ini biasanya merupakan respon atau tanggapan atas sikap tuam rumah. Misalnya, jika tuan rumah pelit atau kikir, tidak memberi sedekah apa pun kepada rombongan sekujang, atau benda pemberian itu adalah benda-benda kurang berharga, maka rombongan akan mengucapkan pantun yang berisi sindiran kepada tuan rumah yang kikir itu. Termasuk ke dalam folklore sebagian lisan adalah ritus atau upacara tradisional, antara lain ngindun padi, kayiak beterang, nutup lubang, serta nyialang (mengambil madu lebah pada pohon sialang), mengingat adanya campuran unsur lisan dan bukan lisan. Dalam ritus tradisional yang dimaksud terdapat unsur bahasa lisan yang berupa doa-doa atau jampi atau pernyataan-pernyataan verbal, di samping adanya unsur benda-benda untuk sesaji dan peralatan ritus maupun adanya unsur gerak, misalnya mengelilingi pohon kelapa, atau memukul-mukul batang sialang. Rumah tradisional etnik Serawai dengan arsitekturnya merupakan folklore bukan lisan yang material. Ada bagian ruang yang disebut luan, ada bagian ru-mah yang disebut berugo, ada kamar (bilik) untuk gadis tetapi tidak untuk bujang, dan bagian-bagian lain dengan fungsi sosial yang tertentu, memperlihatkan bahwa rumah mengandung ciri-ciri folklore. Ada tengkiyang (lumbung padi) yang posi- sinya tertentu terhadap rumah tinggal, dan ada juga langgar (tempat menyimpan pusaka) yang tempatnya juga tertentu, biasanya hanya terdapat dalam desa induk dan letaknya di tengah-tengah desa. Luan biasanya digunakan untuk tempat belangsungnya perhelatan penting, seperti melamar, dan mempertunjukan guritan. Dalam perhelatan penting itu, hanya orang yang memiliki hubungan kekerabatan tertentu dengan tuan rumah dan status sosial tertentu dalam masyarakatnya yang boleh duduk di ruang luan itu, sementara yang lainya di ruangan lain. Juga ada ruang yang otoritas perempuan lebih dominan dibanding laki-laki. Semua itu berkaitan dengan fungsi sosial rumah dan bagian-bagiannya dan memperlihatkan ciri folklore. Naskah (manuscripts) beraksara Ulu termasuk ke dalam folklore bukan lisan. Naskah-naskah Ulu Serawai umumnya tidak berkolofon yang memuat identitas penulisnya, dan dengan demikian bersifat anonim. Sejauh yang kami ketahui, teksteks tulis Ulu bersumber dari teks-teks lisan. Terdapat cukup banyak bukti yang memperlihatkan bahwa naskah-naskah Ulu diturunkan dari sumber lisan. Teks rejung yang tertulis dalam naskah MNB 07.18 (Museum Negeri Bengkulu) dapat dipastikan diturunkan dari sumber lisan, sebagai satu varian dari teks rejung. Contoh lain yang memperlihatkan bahwa teks-teks yang tertulis dalam naskah Ulu juga teks-teks yang terdapat dalam tradisi lisan dan/atau dalam ritus tradisional, dapat disimak dari teks serdundum. Teks serdundum adalah teks yang dibacakan atau dibawakan oleh dukun ketika mempertemukan mempelai pria dan wanita dalam rangkaian pernikahan menurut adat etnik Serawai. Sementara itu, naskah L.Or. 5447 (Perpustakaan Universitas Leiden) juga teks serdundum yang mengisahkan terjadinya alam semesta (bumi langit, laut, angin, gunung, tumbuhan, hewan), termasuk terjadinya manusia (Adam). Dalam L.Or. 5447 dikisahkan bahwa semesta dan isinya terjadi dari telur sembilan ruang yang dierami burung. Selama penelitian ini, terkumpul sekitar 40 (empat puluh) folklore lisan, yang mencakupi berbagai kategori atau kelompok, yaitu puisi rakyat dan prosa rakyat. Yang tergolong puisi rakyat antara lain rejung, pantun, rimbaian, dan teka-teki. Adapun yang termasuk ke dalam prosa rakyat, meliputi cerita binatang (misalnya Sang Kancil, Buaya Kuning, dan Biawak Nebat, Nandai Kucing Keciak, sera Kugho ngan Beghuak, di samping dongeng (seperti Gak Gerugak, Sang Beteri dan Degenam Enam), legenda (seperti Puyang Alun Segaro), dan Mite (seperti Asal Mulo Medu dan Rajo Bujang). Dari sejumlah folklore lisan yang terkumpul itu, kami akan memilih dengan mempertimbangkannya berdasarkan aspek ukuran teks, bahasa, da topik atau tema folklore agar memiliki kesesuaian dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Berdasarkankriteria tersebut, kami menetapkan 14 (empat belas) prosa rakyat yang mencakup kisah mite, legenda, dan dongeng, serta cerita binatang. Selanjutnya terpilih 35 (tiga puluh lima) bait pantun dan 20 (dua puluh) pasang rejung. Keseluruhannya akan kami satukan dan kami sajikan dalam buku kumpulan folklore kelompok etnik Serawai

    KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA TEKS NONFIKSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan kecepatan efektif membaca teks nonfiksi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 32 orang yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, dan instrumen penelitian yang digunakan adalah instrument tes. Validitas dan reabilitas diakukan dengan cara validitas isi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif. Berdasarkan deskripsi penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil tes kecepatan efektif membaca teks nonfiksi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu termasuk ke dalam kategori sedang, dan rata-rata hasil tes kecepatan efektif membaca teks nonfiksi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kota Bengkulu menunjukkan hasil kecepatan efektif membaca dengan skor tertinggi yang dicapai oleh responden dengan persentase pemahaman 79% dan rata-rata waktu yang digunakan adalah 1.89 menit. Data tersebut merupakan hasil tes responden siswa sebanyak 32 orang

    Pelatihan Penulisan Proposal PTK Bagi Guru SMKN 3 Kota Bengkulu

    Get PDF
    This PPM activity was carried out with the aim of providing experiential knowledge and skills in writing Classroom Action Research (CAR) proposals for SMKN 3 Bengkulu City teachers, in particular, in an effort to improve the pedagogic and academic competences of subject teachers. This activity is carried out virtually (online). Activities planned for the end of December 2020 can take place virtually on Saturday, January 9, 2021, 16.00 to 18.00 WIB, which will be attended by 30 participants. The activity uses the training method through lectures, discussions, and practical assignments, with the presentation of material for writing a CAR proposal submitted by a resource person, a lecturer at the Indonesian Language Education Study Program, FKIP, University of Bengkulu. The activity is carried out in three stages, namely the planning stage, the implementation stage, and the evaluation stage, and the results reporting. Based on the results of the activity, the training for writing CAR proposals for subject teachers at SMKN 3 Bengkulu City has provided good and meaningful experience of knowledge and skills as well as changes in attitudes or mindsets. This was evident from the participants who were very enthusiastic about participating in the activity stages, especially when they were given practical assignments in formulating the titles and problems of the CAR. Participants are able to formulate the initial part of the research problem, which includes the title CAR, problem formulation, research objectives, scope, ways of solving problems, and the benefits of research as well as definitions of terms related to the CAR topic. Until the end of the activity, the participants were very excited about the practice of writing CAR problems and stating their usefulness. However, due to time constraints, confirmation of the title formulation and research problems was continued online via WhatsApp. At the end of the activity, participants asked for further activities, specifically the theoretical study and research methodology section so that the proposal was ready to be implemented in class.Keywords: Writing, Problems, Proposal, CAR, Teach

    Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Kota Bengkulu

    Get PDF
    Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kota Bengkulu yang berjumlah 326 siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling yaitu sampel acak sebanyak 16% dari jumlah populasi sebesar 53 orang siswa. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kota Bengkulu termasuk kategori tinggi dan nilai rata-rata 71,003. Hasil kemampuan menulis teks eksplanasi siswa secara khusus berdasarkan masing-masing aspek yaitu aspek kesesuaian isi dengan tema termasuk kategori sangat tinggi dan nilai rata-rata 17,016. Aspek struktur teks eksplanasi termasuk kategori tinggi dan nilai rata-rata 19,084. Aspek diksi termasuk kategori tinggi dan nilai rata-rata 15,637. Aspek kalimat efektif termasuk kategori tinggi dan nilai rata-rata 15,392. Aspek EBI termasuk kategori cukup dan nilai rata-rata 4,913.AbstrakTujuan Penelitian ini untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kota Bengkulu yang berjumlah 326 siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling yaitu sampel acak sebanyak 16% dari jumlah populasi sebesar 53 orang siswa. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kota Bengkulu termasuk kategori tinggi dan nilai rata-rata 71,003. Hasil kemampuan menulis teks eksplanasi siswa secara khusus berdasarkan masing-masing aspek yaitu aspek kesesuaian isi dengan tema termasuk kategori sangat tinggi dan nilai rata-rata 17,016. Aspek struktur teks eksplanasi termasuk kategori tinggi dan nilai rata-rata 19,084. Aspek diksi termasuk kategori tinggi dan nilai rata-rata 15,637. Aspek kalimat efektif termasuk kategori tinggi dan nilai rata-rata 15,392. Aspek EBI termasuk kategori cukup dan nilai rata-rata 4,913

    Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Siswa Kelas X MIPA SMA Negeri 6 Kota Bengkulu

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis kreatif puisi siswa kelas X MIPA SMA Negeri 6 Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang sedang melaksanakan pelaksanaan pembelajaran dan siswa yang sedang mengikuti pembelajaran menulis kreatif puisi siswa kelas X MIPA SMA Negeri 6 Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Uji keabsahan data yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis kreatif puisi siswa kelas X MIPA SMA Negeri 6 Kota Bengkulu menggunakan pendekatan saintifik dan komponen pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh guru. Guru memberikan materi pembelajaran dan memberikan  petunjuk mengerjakan tugasmenulis puisi, siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas dan kemudian guru menilai hasil menulis kretaif puisi yang dikerjakan siswa berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaraan menulis kreatif puisi pada siswa kelas X MIPA SMA Negeri 6 Kota Bengkulu sudah dilaksanakan sesuai dengan kurikulum 2013, yaitu terdapat tahap pelaksanaan pembelajaran yang terdri dari kegiantan pendahuluan, inti dan penutup. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran juga diterapkan dengan pendekatan saintifik, dengan model pembelajaran discovery learning dan project based learning beserta komponen pelaksaaan pembelajaran yang terdiri dari tujuan pembelajaran, bahan atau materi pembelajaran, metode pembelajaran, alat pembelajaran, sumber pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, hal ini sejalan dengan pendapat (Djamarah & Zain, 2014:42-48).Pada kegiatan pendahuluan guru memulai pembelajarrn dengan mengucapkan salam, menyapa siswa, mengecek kehadiran, memberi motivasi, mengaitkan pembelajaran dengan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan pendahuluan ini, hal yang tidak guru terapkan adalah penyampaian apersepsi. Selanjutnya, kegiatan inti. Pada setiap pertemuan guru  sudah melaksanakn kegiatan inti dengan menerapkan komponen pelaksanaan mpembelajaran, pendekatan pembelajaran dan model  pembelajaran. Selain itu, guru  sudah  mampu melibatkan siswa aktif dalam proses pembalajaran, walaupun jam pembelajaran hanya terbatas, namun pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan, sehingga siswa memperoleh ilmu pengetahuan.Selajutnya kegiatan penutup. Pada kegiatan penutup, guru langsung mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam saja, guru tidak melakukan refleksi terhadap pembelajaran, melainkan langsung megakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salamJurnal ini dapat diselesaikan berkat dukungan, doa, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi kontribusi dalam menyelesaikan jurnal ini. Secara khusus pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Drs. Agus Joko Purwadi, M.Pd. selaku Pembimbing Utama, Dr. Ria Ariesta, M.Pd. selaku Pembimbing Pendamping, Fitra Youpika, M.Pd. Pembimbing Jurnal, serta seluruh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu Angkatan 2017

    Pelatihan Penyusunan Rencana Pembelajaran Di Masa Pandemi Dan Digitalisasi Sekolah Di SD Negeri 58 Rejang Lebong

    Get PDF
    Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman pengetahuan dan keterampilan serta sikap dalam menyusun rencana pembelajaran di masa pandemi dan digitalisasi sekolah bagi guru SD Negeri 58 Rejang Lebong. Khususnya, dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik dan akademik guru kelas di Sekolah dasar Negeri 58 Rejang Lebong. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual (daring) melalui video conference yakni google meet. Pelaksanaan kegiatan hari Kamis, 23 Desember 2021, Pukul 08.00 sampai dengan Pukul 11.30 WIB. Kegiatan secara virtual ini diikuti peserta sebanyak 12 orang. Kegiatan menggunakan metode penyuluhan dan pelatihan melalui ceramah dan diskusi serta penugasan praktik, dengan penyajian materi, yakni (1) konseptual permasalahan Pendidikan di masa Pandemi, (2) konseptual kajian teoretis masalah penerapan TIK dalam Pembelajaran, dan (3) konseptual digitalisasi sekolah. Hasil kegiatan PPM ini dapat dikemukakan, bahwa upaya pemberian penyuluhan/pelatihan telah mengubah dan memberikan pengalaman pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap atau pola pikir (mindset) secara baik dan bermakna kepada peserta. Hal ini terlihat dari antusias peserta yang sangat tinggi dalam mengikuti tahapan kegiatan, khususnya ketika mendapat penugasan praktik penyusunan rencana pembelajaran di masa pandemi melalui pemanfaatan ICT dan digitalisasi sekolah. Namun, karena keterbatasan waktu maka narasumber memberi kesempatan untuk melanjutkan konfirmasi dan pemecahan permasalahan praktik dari peserta secara daring melalui whatsApp. Di akhir kegiatan, peserta mengharapkan agar dimasa mendatang ada kegiatan lanjutan dalam bentuk bimtek khusus kajian praktik digitalisasi sekolah. Luaran Kegiatan berupa artikel hasil pengabdian kepada masyarakat yang ditulis pada jurnal nasional. Kata kunci: Pelatihan, Perencanaan Pembelajaran, di Masa Pandemi, Digitalisasi Sekola

    PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MENULIS CERITA FANTASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KOTA BENGKULU

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine how the implementation of learning to write fantasy story texts was carried out. The method used in this study was a descriptive method with a qualitative approach. The population in this study were students of class VII G and class VIII H students of SMP N 2 Bengkulu City. The data collection techniques used observation and documentation techniques. The data analysis technique used in this study was to use qualitative data analysis. data, presentation of data and drawing conclusions. The results showed that the implementation of learning was carried out in two meetings with an allocation of 45 minutes, where in the first meeting the students observed a fantasy story text and the second meeting the students watched a fantasy story video. The implementation of learning is carried out in three stages of learning, namely preliminary activities, namely attracting the attention of students by greeting and greeting students, teachers checking student attendance, raising students' learning motivation, asking questions related to the material, which core activities are in the implementation of learning. writing fantasy story texts using a scientific approach which has several stages, namely observing fantasy story texts, collecting information from what is observed, processing information based on tasks given by the teacher and conclusions carried out by Indonesian language teachers and class VII students of SMP N 2 Bengkulu City, and activities Closing is done only by saying greetings due to time constraints. At the end of the lesson the teacher gives an assessment of the learning outcomes based on the assessment criteria contained in the lesson plan made by the teacher. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaiman pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerita fantasi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII G dan siswa kelasVII H SMP N 2 Kota Bengkulu. Penelitian ini teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis data kualitatif ada empat tahap yaitu, pengumpulan data, merangkum data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 45 menit, yang mana pada pertemuan pertama siswa mengamati sebuah teks cerita fantasi dan pertemuan kedua siswa mengamati video cerita fantasi. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan tiga tahap pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan yaitu menarik perhatian peserta didik dengan mengucapkan salam dan menyapa peserta didik, guru mengecek kehadiran siswa, menimbulkan motivasi belajar peserta didik, mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang, kegiatan inti yang mana di dalam pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerita fantasi menggunakan pendekatan saintifik yang mempunyai beberapa tahap yaitu mengamati teks cerita fantasi, mengumpulkan informasi dari apa yang diamati, mengolah informasi berdasarkan tugas yang diberikan guru dan kesimpulan dilaksanakan oleh guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas VII SMP N 2 Kota Bengkulu, dan kegiatan penutup yang dilakukan hanya dengan mengucapkan salam dikarenakan keterbatasan waktu. Diakhir pembelajaran guru memberi penilaian pada hasil pembelajaran berdasarkan krtiteria penilaian yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Kata kunci:  Pelaksanaan pembelajaran, Menulis, Cerita fantas
    • …
    corecore