27 research outputs found

    Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

    Full text link
    Perkembangan teknologi energi baru dan terbarukan menjadi persoalan yang mendunia saat ini. Berbagai cara seperti kecerdasan buatan, algoritma peramalan dan optimasi kontrol dilakukan untuk mendapatkan hasil yang stabil dan dapat diaplikasikan pada masa yang akan datang. Pada buku tugas akhir ini akan dibahas mengenai implementasi Maximum Power Point Tracking (MPPT) pada sistem turbin angin skala kecil yang dikontrol menggunakan metode Modified Perturb & Observe (P&O) pada kontrol konverter buck berdasarkan nilai arus dan tegangan yang dihasilkan pada keluaran Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG). P&O merupakan metode yang paling banyak digunakan pada MPPT. Dengan modifikasi pada hal mendasar dari algoritma P&O, MPPT dapat menghasilkan daya optimal dan kecepatan yang lebih baik dalam pencarian nilai daya maksimum. Modifikasi pada metode P&O dapat dilakukan dengan cara menambahkan strategi kontrol dalam Perubahan besarnya step dari duty cyle (βˆ†D). Seiring dengan Perubahan besarnya tegangan dan arus masukan pada MPPT, keluaran daya yang dihasilkan juga akan berubah-ubah. Perubahan daya tersebut akan memengaruhi Perubahan βˆ†D. Dengan modifikasi metode P&O pada MPPT ini, osilasi daya keluaran pada turbin angin dapat diredam dengan baik. Hasil akhir dari penelitian ini adalah turbin angin skala kecil menggunakan sistem MPPT berdasarkan metode Modified P&O dapat menghasilkan daya maksimum yang optimal dengan kecapatan tracking yang cepat. Efesiensi daya yang dihasilkan mencapai 97.3% dan waktu yang dibutuhkan kurang dari 20.3 detik

    Optimasi TIME Dial Setting (TDS) Relay Arus Lebih Menggunakan Adaptive Modified Firefly Algorithm pada Sistem Kelistrikan PT. Pupuk Kalimantan Timur

    Full text link
    Penggunaan relay arus lebih (over current relay) pada industri memerlukan pengaturan beberapa parameter seperti arus pickup (Ip), time dial setting (TDS), serta waktu operasi (top). Dalam standard acuan dicantumkan batasan-batasan dan formulasi dalam menentukan parameter tersebut. Salah satu permasalahan adalah penentuan TDS pada relay inverse (Kode ANSI 51). Umumnya penentuan nilai TDS dilakukan dengan metode trial and error, hal ini dirasa kurang efektif sehingga diusulkan suatu metode baru dalam menentukan TDS pada sistem kelistrikan eksisting PT. Pupuk Kalimantan Timur. Digunakan algoritma adaptive firefly yang dimodifikasi dalam menyelesaikan permasalahan dengan mempertimbangkan kurva starting motor dan perbedaan tipe kurva antar rela

    Evaluasi Koordinasi Proteksi Akibat Penambahan Pembangkit dan Rekonfigurasi Jaringan di Joint Operation Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ), Tuban

    Full text link
    Joint Operation Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java adalah sebuah kerjasama dua Perusahaan besar berskala Internasional yang sedang melakukan eksplorasi di Indonesia Untuk meningkatkan produksi pada Central Processing Area (CPA) ditambahkan dua pembangkit dengan daya 4X600HP, 4.16kV. Dengan penambahan beban dan pembangkit muncul permasalahan pada sistem kelistrikannya, yaitu sering terjadi padam total (blackout) pada saat terjadi gangguan, sehingga kontinuitas daya terganggu. Melalui tugas akhir ini dilaksanakan evaluasi koordinasi proteksi pada Joint Operation Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java yang tepat dalam mendeteksi dan mengisolir gangguan sehingga tidak mengganggu sistem yang berjalan dan mencegah kerusakan peralatan listrik. Dari hasil plot koordinasi kurva arus waktu kondisi existing dapat diketahui bahwa terdapat misscoordination dan overlaping. Melalui hasil analisis dan perhitungan manual direkomendasikan penyetelan pick up rele arus lebih dan penyetelan grading time rele. Rele yang perlu disetel ulang adalah rele arus lebih gangguan fasa (overcurrent relay) dan rele arus lebih gangguan tanah (ground fault relay). Setting rele dengan penambahan pengaman pada rele 88. Dengan memakai konfigurasi stand alone harus ditambahkan trafo sebesar 4 MVA pada sisi outgoing generator centaur 2 sehingga dapat digunakan data Load Flow & Short Circui

    Studi Skema Proteksi Adaptive Over Current pada Jaringan Distribusi dengan Pembangkit Tersebar Menggunakan Genetic Algorithm

    Full text link
    Dengan berkembangnya renewable energy, seperti energi matahari , energi angin dan air untuk kedepannya akan menjadi sumber energi yang bersih yang mampu menambah daya listrik. Saat ini pembangkit tenaga listrik pada umumnya menggunakan sumber energi batu bara, gas dan minyak bumi sebagai sumber energi utama untuk menghasilkan listrik. Pembangkit-pembangkit tersebut ditinjau dari segi lokasi mempunyai jarak yang sangat jauh dengan pusat beban sehingga biaya untuk membangun sistem distribusi memerlukan biaya yang cukup mahal. Oleh karena di perlukan suatu pembangkit yang tersebar yang lokasinya dekat dengan pusat beban yaitu dengan menambah pembangkit dari renewable energy. Penambahan pembangkit pada jaringan distribusi akan mempengaruhi koordinasi proteksi pada rele arus lebih sehingga diperlukan adanya suatu sistem yang adaptif untuk menangani permasalahn tersebut. Dengan adanya sistem yang adaptif tersebut diharapkan mampu mendeteksi keadaan pembangkit tersebar (distributed generator) apakah tersambung dengan jaringan ataupun tidak. Dengan terdeteksinya distributed generator ke sistem jaringan distribusi pengaturan koordinasi rele akan otomatis berubah sesuai dengan setting rele yang diharapkan

    Analisa Arc Flash pada Sistem Tegangan Menengah di PT. Semen Padang dengan Menggunakan Metode Perhitungan yang Dimodifikasi

    Full text link
    Bahaya arc flash (busur api) yang terjadi pada sistem kelistrikan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Insiden energi yang dilepaskan dapat merusak peralatan dan terutama dapat membahayakan pekerja yang bekerja di lingkungan tersebut. Sehingga diperlukan batas aman bagi pekerja, salah satunya dengan menggunakan standar IEEE 1584-2002 yang mengatur tentang analisa bahaya arc flash pada sistem tegangan rendah dan menengah. Besar kecilnya insiden energi arc flash dapat dihitung dengan menggunakan bolted three-phase fault ataupun arc-clearing time yang didapat dari waktu dimana arus gangguan saat itu terjadi akan menghasilkan nilai insiden energi arc flash yang lebih rendah. Hal ini memunculkan metode perhitungan modifikasi yang didasarkan pada perhitungan kontribusi arus hubung singkat dan waktu pemadaman busur api (arc-clearing time).Dari hasil simulasi untuk analisa bahaya arc flash di sistem kelistrikan tegangan 6,3 kV PT. Semen Padang, Sumatera Barat, dengan menggunakan perhitungan metode modifikasi, diperoleh nilai insiden energi arc flash lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan standar IEEE 1584-2002

    Analisa Arc Flash pada Sistem Kelistrikan di PT. Asahimas Flat Glass Tbk. Sidoarjo

    Get PDF
    Arc Flash adalah total energi yang dilepaskan ketika terjadi gangguan hubung singkat. Energi akan dilepaskan melalui udara mengalir ke fasa lain, netral atau mengalir ke tanah. Ketika pekerja yang tidak dilengkapi alat pelindung diri berada di dekat dengan Arc Flash, maka akan menyebabkan cedera serius dan bahkan kematian. Berdasarkan standar IEEE 1584-2002 yang mengatur tentang analisa bahaya busur api pada sistem tegangan rendah dan menengah, pengguna dapat dengan mudah menentukan batas keamanan untuk para pekerja. Menurut rekomendasi standar IEEE perhitungan arus hubung singkat selalu memperhatikan kontribusi arus gangguan dari generator, motor induksi dan sinkron. Besar kecilnya energi arc flash dapat ditentukan dari beberapa sudut pandang. Diantaranya ialah nilai energi arc flash akan besar apabila dihitung dengan menggunakan arus bolted three phase fault, sedangkan dari sudut arc clearing time yang didapat dari waktu dimana arus gangguan saat itu terjadi akan menghasilkan nilai energi busur api yang lebih rendah. Untuk mengurangi atau menurunkan nilai dari arc clearing time ini banyak metode yang digunakan, diantaranya adalah melakukan resetting koordinasi proteksinya seperti yang dilakukan dalam tugas akhir ini. Untuk hasil yang didapat pada tugas akhir ini adalah pada tipikal 1 nilai insiden energi tertinggi 31.576 cal/cm2 turun menjadi 10.764 cal/cm2 , pada tipikal 2 nilai insiden energi tertinggi 30.387 cal/cm2 turun menjadi 16.8 cal/cm2, pada tipikal 3 nilai insiden energi nya mengalami penurunan yaitu dari 30.513 cal/cm2 menjadi 15.94 cal/cm2

    Analisa Arc Flash pada Sistem Kelistrikan di PT. Asahimas Flat Glass Tbk. Sidoarjo

    Full text link
    Arc Flash adalah total energi yang dilepaskan ketika terjadi gangguan hubung singkat. Energi akan dilepaskan melalui udara mengalir ke fasa lain, netral atau mengalir ke tanah. Ketika pekerja yang tidak dilengkapi alat pelindung diri berada di dekat dengan Arc Flash, maka akan menyebabkan cedera serius dan bahkan kematian. Berdasarkan standar IEEE 1584-2002 yang mengatur tentang analisa bahaya busur api pada sistem tegangan rendah dan menengah, pengguna dapat dengan mudah menentukan batas keamanan untuk para pekerja. Menurut rekomendasi standar IEEE perhitungan arus hubung singkat selalu memperhatikan kontribusi arus gangguan dari generator, motor induksi dan sinkron. Besar kecilnya energi arc flash dapat ditentukan dari beberapa sudut pandang. Diantaranya ialah nilai energi arc flash akan besar apabila dihitung dengan menggunakan arus bolted three phase fault, sedangkan dari sudut arc clearing time yang didapat dari waktu dimana arus gangguan saat itu terjadi akan menghasilkan nilai energi busur api yang lebih rendah. Untuk mengurangi atau menurunkan nilai dari arc clearing time ini banyak metode yang digunakan, diantaranya adalah melakukan resetting koordinasi proteksinya seperti yang dilakukan dalam tugas akhir ini. Untuk hasil yang didapat pada tugas akhir ini adalah pada tipikal 1 nilai insiden energi tertinggi 31.576 cal/cm2 turun menjadi 10.764 cal/cm2 , pada tipikal 2 nilai insiden energi tertinggi 30.387 cal/cm2 turun menjadi 16.8 cal/cm2, pada tipikal 3 nilai insiden energi nya mengalami penurunan yaitu dari 30.513 cal/cm2 menjadi 15.94 cal/cm2

    Koordinasi Proteksi Saluran Udara Tegangan Tinggi pada Gardu Induk Mliwang – Tuban Akibat Penambahan Penghantar Pltu Tanjung Awar-Awar

    Full text link
    Dengan pertumbuhan penduduk, Perumahan, dan industry, dan juga untuk meningkatkan kapasitas penyediaan energi litrik dimasa mendatang maka perlu ditambah adanya pembangkit baru untuk mengatasi kebutuhan listrik tersebut. Karena alasan tersebut maka di bangunlah PLTU Tanjung Awar-Awar sebagai unit pembangkit baru di PLN-APP Madiun. Pembangunan PLTU Tanjung Awar-Awar menyebabkan Perubahan konfigurasi jaringan tenaga listrik, khususnya dalam jaringan transmisi tegangan tinggi. Konfigurasi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang berubah akibat adanya PLTU ini salah satunya adalah SUTT Mliwang - Tuban. Umumnya setiap Perubahan konfigurasi jaringan tentunya akan disertai dengan Perubahan setting pengamannya. Untuk itu perlu di adakan re-setting ulang koordinasi pengaman pada jaringan yang baru. Hasil dari resetting dan analisa di dapat bahwa setting pada zona 1 dan zona 2 hampir sama dengan setting existing PLN, namun di zona 3 berbeda, maka dari itu perlu di lakukan pengkajian ulang system proteksi transmisi yang ada
    corecore