5 research outputs found

    Description of Dental and Oral Hygiene and Extrinsic Dental Stain Among E-Cigarette Smokers in the Vaper Community in Tasikmalaya City

    Get PDF
    Smoking behavior can have a negative effect on health. It not only causes a systemic effect, but can also cause pathological conditions in the oral cavity. The World Health Organization is pursuing a strategy by replacing the use of conventional cigarettes with electric cigarettes, because they do not contain tar and carbon monoxide compounds, although some evidence says that vaping or e-cigarettes have not been proven safe. This study aims to determine the description of dental and oral hygiene and extrinsic dental stain among e-cigarette smokers in the vaper community in Tasikmalaya City. This was a descriptive study which presents a complete description of the problem under study. The study samples involved 43 respondents. The study used the assessment instruments of OHIS Green and Vermillion index and the extrinsic stain index according to Shaw and Murray. 43 respondents were willing to be examined for the mouth condition. The results of the study showed that 58% of respondents had moderate dental and oral hygiene status. 61% of respondents had moderate level of extrinsic dental stain. It can be concluded that the Vaper community in Tasikmalaya City had a moderate status of oral hygiene and extrinsic dental stain. It is recommended that future researchers can observe a comparison of oral and dental hygiene between conventional smokers and e-cigarette smokers so that it is expected to increase public knowledge about the impact of cigarettes and e-cigarettes on dental hygiene and stain

    Music, Dance and Song About Tooth Brushing in The Improvement of Knowledge, Teaching Practices and Dental Cleaning Status Mouth in Children Down Syndrom in SLB Kota Tasikmalaya

    Get PDF
    Music, dance and tooth brushing songs (MUTALAGI) given to children with Down syndrome is a modified dental and oral health education effort that aims to increase knowledge, practice brushing and dental and oral hygiene status. Dental health education using music, dance and songs can provide a deeper message and provide a better learning experience for children with Down syndrome. This study uses a mixed method design with a Sequential Exploratory strategy where researchers use two stages, namely qualitative research to conduct group interviews focused on parents of down syndrome children as the basis for making instruments. Media made by researchers was assessed by 12 experts consists of two music and dance experts, two media experts, two dental health education experts, two child dental health experts and two experts with special needs children. Quantitative research was conducted to test the media for 26 down syndrome children using the one group pretest and posttest approach and tested statistically using the Wilcoxon test, Marginal Homogeneity test and Binomial test.The results showed that music, dance and tooth brushing songs for Down Syndromic children were suitable for use in dental health education, and the results of statistical analysis showed a significant increase in knowledge scores, teeth brushing practices and oral and dental hygiene status before and after treatment, i.e. p 0.001

    GAMBARAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SERTA MINAT KUNJUNGAN PASIEN DI BALAI PENGOBATAN GIGI

    No full text
    Pendahuluan: Tingginya masalah kesehatan terutama kesehatan gigi umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor terjadinya suatu penyakit dan pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut yaitu perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya yaitu pengetahuan. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (indera penglihatan, indera penciuman, indera pendengaran, indera peraba, indera perasa). Pengetahuan yang dimiliki individu merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencari dan meminta upaya pelayanan kesehatan. Semakin tinggi pengetahuan individu tentang akibat yang ditimbulkan oleh penyakit, maka semakin tinggi minat untuk mengunjungi fasilitas kesehatan serta upaya pencegahan yang dilakukan. Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik dalam bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat seseorang terhadap pelayanan kesehatan gigi akan meningkatkan kunjungan ke puskesmas dalam hal pengobatan. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan minat kunjungan pasien di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya Tahun 2022. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Jumlah populasi sebanyak 109 orang dengan teknik pegambilan sampel adalah accidental sampling sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada paien balai pengobatan gigi puskesmas cibeureum mayoritas baik sejumlah 18 orang (53%). Minat kunjungan pasien balai pengobatan gigi puskesmas cibeureum mayoritas baik sejumlah 20 orang (58,9%). Kesimpulan: pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta mnat kunjungan pasien Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya pada tahun 2022 adalah baik

    DENTAL HEALTH EDUCATION (DHE) MENGGUNAKAN MEDIA POWTOON DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

    No full text
    Tindakan preventif seperti menyikat gigi dinilai masih kurang baik pada anak-anak. Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, menyatakan bahwa perilaku menyikat gigi berdasarkan kelompok usia di Indonesia yaitu perilaku menyikat gigi setiap hari pada anak-anak usia 10-14 tahun memiliki persentase sebesar 96,5% dengan persentase waktu menyikat gigi yang benar sebesar 2,1%. Berdasarkan tingkat pendidikan di Indonesia tahun 2018, semakin tinggi tingkat pendidikannya maka perilaku menyikat gigi semakin baik. Persentase menyikat gigi setiap hari pada kelompok lulusan SD/MI sebesar 91,8% dengan persentase waktu menyikat yang benar sebesar 2,5%. Riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2018) menyatakan bahwa persentase mengenai cara menyikat gigi dengan benar yaitu sebesar 2,8%. Salah satu cara untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatkan pengetahuan tentang Kesehatan gigi perilaku cara menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dengan tindakan promotif berupa penyuluhan. Penyuluhan dapat dilakukan dengan media karena daya ingat seseorang dapat menyimpan hanya 20 % dari apa yang mereka baca, 30% dari apa yang mereka dengar, 40% dari apa yang mereka lihat, 50% dari apa yang mereka sebut, 60% dari apa yang mereka buat, 90 % dari apa yang mereka baca, dengar, lihat, sebut, dan buat secara bersamaan. Pengguna Multimedia Interaktif dapat memenuhi seseorang untuk menyimpan 90% apa yang dia baca, dengar, lihat, sebut, dan buat. Hal ini dikarenakan multimedia Interaktif mempunya elemen-elemen teks, grafik, video, audio, dan animasi yang ditampilkan secara bersamaan. Powtoon sebagai salah satu aplikasi multimedia yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu memiliki fitur animasi yang sangat menarik seperti animasi tulisan tangan, animasi kartun dan efek transisi yang terlihat hidup serta pengaturan lini masa yang mudah. Selain itu, powtoon juga tidak perlu diinstal di komputer atau handphone karena aplikasi ini tersedia secara online di www.powtoon.com. Meskipun tersedia secara online, hasilnya dapat digunakan secara offline dalam bentuk presentasi. Kegiatan PKM yang akan dilaksanakan yaitu Tindakan promotif berupa penyuluhan menggunakan media powtoon untuk meningkatkan pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas 5 SDN Condong

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ORANGTUA DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK TUNAGRAHITA

    No full text
    Masalah kesehatan gigi dan mulut yang mempunyai resiko paling tinggi salah satunya adalah anak tunagrahita, mereka memiliki kekurangan untuk melakukan pembersihan gigi sendiri yang optimal. Kebersihan gigi dan mulut pada anak tunagrahita dan didapat 10% dengan kriteria baik, 40% kriteria sedang dan 50% kriteria buruk. Tujuan : Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Kebersihan Gigi Orangtua Dengan Status Kebersihan Gigi Anak Tunagrahita Di Slb Negeri Cineam Kabupaten Tasikmalaya. Metode :  Penelitian observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional dan dilaksanakan di SLB Negeri Cineam Kabupaten Tasikmalaya,  dengan responden 30 anak tunagrahita dan 30 orang tua  dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan pemeriksaan OHI-S. Teknik analisa menggunakan uji korelasi gamma. Hasil : Pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut sebagian besar berada pada kategori sedang 73,3%, dan hasil obervasi pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) pada anak tunagrahita sebagian besar pada kategori sedang 66,7%. Hasil uji statistik korelasi gamma diperoleh nilai probabilitas (ρ value) = 0,020, dan nilai korelasi sebesar 0,426 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi moderat (cukup kuat). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara antara tingkat pengetahuan kebersihan gigi orangtua dengan status kebersihan gigi anak tunagrahita di SLB Negeri Cineam Kabupaten Tasikmalay
    corecore